• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

C. Interpretasi Data

Dari beberapa data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan gambaran masing-masing dimensi berdasarkan tanggapan responden.

Berikut ini data hasil dari penyebaran angket terhadap 36 siswa untuk mengukur kepuasan siswa terhadap layanan BK di SMK Al-Hidayah Lestari

yang di fokuskan pada tiga bidang bimbingan yaitu bidang bimbingan akademik, bidang bimbingan pribadi-sosial, dan bidang bimbingan karir. Maka dapat disajikan analisis deskriptif sebagai berikut:

Tabel 4.39

Nilai Rata–rata Skor Penelitian

No Dimensi Skor Nilai Harapan (NH) Nilai Skor (NS) NH x100% NS Kategori 1 Layanan BK bidang akademik 1343 47 x 4 = 188 1343 : 30 = 44,76 23,80% % 100 188 76 , 44  x Sangat Tidak Puas 2 Layanan BK bidang pribadi- sosial 578 35 x 4 = 140 578 : 30 = 19,26 13,75% % 100 140 26 , 19  x Sangat Tidak Puas 3 Layanan BK bidang karir 780 19 x 4 = 76 780 : 30 = 26 % 21 , 34 % 100 76 26  x Sangat Tidak Puas Jumlah 2701 404 2701:30 = 90,03 % 28 , 22 % 100 404 03 , 90  x Sangat Tidak Puas

Berdasarkan hasil interpretasi data secara keseluruhan dari 3 dimensi tentang kepuasan siswa terhadap layanan BK di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus yakni berada pada taraf sangat tidak puas, hal ini sesuai dengan rata-rata yang peneliti hitung berdasarkan rumus di atas yaitu:

90,03

Dari pemaparan hasil penelitian di atas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan program layanan bimbingan konseling di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus belum sesuai yang diharapkan baik dari bidang bimbingan akademik, bidang bimbingan pribadi-sosial, maupun bidang bimbingan karir. Siswa merasa belum mendapatkan kepuasan dari layanan BK, karena guru BK belum menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.

1. Bidang bimbingan akademik

Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam bidang bimbingan akademik di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus jika dihitung berdasarkan rumus di atas yaitu masih sangat tidak memuaskan.

Latar belakang pendidikan guru BK yang tidak sesuai dengan mata pelajaran yang diampu menjadi salah satu faktor ketidak puasan siswa terhadap layanan BK di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus. Hal demikian terlihat dari cara guru BK ketika memberikan bimbingan konseling dikelas kurang menguasai materi yang disampaikan. Setiap bidang studi harus dipegang oleh orang yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing, karena profesionalisme akan berdampak pada bagaimana guru BK mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program layanan tersebut. Apabila layanan BK dilakukan oleh orang yang bukan ahlinya, maka yang terjadi tingkat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi tidak berjalan dengan baik.

Dalam bimbingan bidang akademik ada beberapa poin yang persentasenya dirasa memuaskan, seperti keramahan guru BK, kesabaran guru BK dalam menghadapi siswa yang bermasalah, guru BK mau mendengarkan keluhan siswa, penampilan guru BK sangat menarik. Meskipun dari persentase secara keseluruhan layanan bidang bimbingan kademik masih sangat tidak memuaskan.

2. Bidang bimbingan pribadi-sosial

Layanan bidang bimbingan pribadi-sosial juga dirasakan siswa tidak memuaskan sama seperti layanan bidang akademik. Dengan jumlah siswa yang cukup banyak SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus hanya mempunyai 1 guru BK, bahkan guru yang mengajar BK bukan berlatar belakang pendidikan BK, sehingga layanan BK menjadi tidak maksimal.

Untuk memberikan pelayanan yang baik tentu tidak dapat dilakukan hanya oleh 1 orang guru BK saja, apalagi dengan jumlah siswa yang cukup banyak akan membuat guru BK kerepotan dalam menangani permasalahan siswa sehingga penanganan menjadi tidak efektif dan efisien.

Layanan bidang akademik meliputi arahan tentang perkembangan pribadi setiap individu siswa baik secara intelektual, spiritual, dan emosional. Dari beberapa butir poin yang terdapat dalam angket yang masih kurang antara lain, tidak adanya kotak masalah untuk menampung persoalan siswa, belum maksimalnya penjelasan guru tentang bakat dan minat siswa. Akan tetapi ada beberapa poin yang dirasakan siswa sudah cukup memuasakan seperti arahan guru tentang pentingnya nilai dan norma agama, pemberian motivasi mengenai pergaulan siswa di keluarga, sekolah dan lingkungan, serta penyuluhan tentang bahaya pergaulan bebas, meskipun persentasenya masih rendah.

3. Bidang bimbingan karir

Jika dilihat dari hasil persentase di atas, layanan bimbingan karir dirasakan siswa tidak memuaskan. Layanan bimbingan karir itu meliputi ketersediaan informasi program studi lanjutan dan pembekalan tentang wawasan dunia kerja. Ketersediaan informasi program studi lanjutan akan membantu siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Informasi itu bisa berupa kerjasama antar sekolah dengan perguruan tinggi tertentu sehingga siswa tidak bingung untuk melanjutkan pendidikan sesuai dengan pilihannya. Menurut kepala SMK Al-Hidayah Letari Lebak Bulus sudah ada

kerja sama dengan kampus-kampus di sekitar Jakarta, walaupun itu baru sedikit.

Sedangkan wawasan tentang perkembangan dunia kerja akan sangat membantu bagi siswa yang ingin langsung bekerja setelah lulus nanti. Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah bahwa di SMK Al-Hidayah Lestari sudah ada program pengenalan tentang dunia kerja seperti Praktik Kerja Lapangan (PKL) akan tetapi dalam pelaksanaannya asih belum maksimal.

Sarana dan prasarana juga masih kurang mendukung. Hal demikian terlihat dengan kondisi raung BK yang sempit dan terpencil, ruangan kurang nyaman, dan belum tersedianya kotak masalah untuk menampung persoalan siswa, sehingga masih perlu pembenahan.

Tingkat kepuasan siswa terhadap layanan bimbingan konseling di SMK Al- Hidayah Lestari Lebak Bulus tidak memuaskan, baik di bidang bimbingan akademik, bidang bimbingan pribadi-sosial, maupun bidang bimbingan karir. Hal ini terlihat dari persentase hasil penelitian yang masih kurang dari 40%, menggambarkan bahwa layanan BK belum berjalan sesuai fungsinya. Akan tetapi ada beberapa indikator yang sudah maksimal, seperti kesediaan guru mendengarkan keluhan siswa dan pemberian motivasi oleh guru BK. Untuk itu perlu ada pembenahan dari pihak sekolah dan guru BK agar bimbingan konseling memberikan pelayanan yang maksimal dan bisa membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa.

82

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang kepuasan siswa terhadap layanan BK di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Bimbingan Akademik

Ketidak sesuaian latar belakang guru BK di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak bulus menjadi salah satu faktor penyebab tingkat ketidak puasan siswa dalam bidang bimbingan akademik sangat rendah. Fakta tersebut dapat dilihat dari hasil angket yang menunjukan bahwa keterlibatan guru BK dalam memberikan orientasi siswa di awal tahun ajaran baru sangat sedikit, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Kemudian kondisi klinik akademik atau ruang konsultasi yang kurang nyaman dan tidak adanya buku konsultasi bagi siswa untuk mengetahui dan mengukur perkembangan siswa baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Jika siswa diberikan buku konsultasi maka guru BK

dapat mengetahui perkembangan siswanya sehinga guru BK mengetahui program apa yang harus diberikan kepada siswa sesuai dengan tingkat permasalahan yang dirasakan siswa. Akan tetapi dari permasalahan yang ada dalam bidang bimbingan akademik ada beberapa poin yang dirasakan puas oleh siswa, seperti keramahan guru BK, kesopanan guru BK, penampilan yang menarik, mampu menyimpan rahasia siswa, dan kesediaan guru BK mendengarkan keluhan siswa.

2. Bimbingan Pribadi-Sosial

Rasio jumlah guru BK yang tidak sebanding dengan jumlah siswa juga memberikan dampak terhadap ketidak puasan siswa dalam bidang bimbingan pribadi sosial. Dari 488 jumlah siswa di SMK Al- Hidayah Lestari Lebak Bulus hanya ada 1 orang guru BK, sehingga guru BK kesulitan dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa dan pelayanan tidak maksimal. Fakta tersebut dapat dilihat dari hasil angket yang menunjukan bahwa tingkat kepuasan siswa sangat rendah dalam bidang bimbingan pribadi sosial. Beberapa faktor yang menjadi masalah adalah ketersediaan kotak masalah untuk menampung persoalan siswa belum berfungsu secara maksimal dan kurangnya penjelasan guru BK tentang bakat dan minat siswa. Walaupun tingkat kepuasan siswa dalam bidang bimbingan pribadi sosial masih sangat rendah, ada beberapa poin yang dirasakan siswa sudah puas seperti arahan guru BK tentang pentingnya nilai dan norma agama, pemberian motivasi berkaitan dengan pergaulan siswa di sekolah, pemberian motivasi berkaitan dengan pergaulan siswa di lingkungan keluarga, dan penyuluhan tentang bahaya pergaulan bebas. Agar perkembangan pribadi sosial siswa lebih terkontrol dan pelayanannya maksimal, maka perlu ditambah lagi jumlah guru BK. 3. Bimbingan Karir

Kurangnya sarana prasarana dan informasi layanan BK berdampak pada tingkat kepuasan siswa dalam bidang bimbingan karir sangat

rendah. Sarana prasarana diharapkan dapat mendukung berbagai aktivitas siswa di sekolah sehingga memudahkan siswa dalam menyalurkan bakat dan minat siswa guna menunjang perkembangan karir setiap individu siswa. Selain sarana prasarana, informasi tentang program studi lanjutan dan perkembangan dunia kerja juga sangat penting, sehingga ketika siswa lulus sekolah tidak bingung untuk menentukan masa depanya. Beberapa fakta tersebut dapat dilihat dari sedikitnya informasi tentang perguruan tinggi dan minimnya informasi tentang dunia kerja di sekolah apalagi bagi lulusan SMK yang memang dipersiapkan untuk siap bekerja maka diperlukan keterampilan dan wawasan tentang dunia kerja. Walaupun sudah ada program PKL (Praktik Kerja Langsung) sebagai bekal bagi siswa ketika bekerja nanti, siswa masih perlu arahan dalam menentukan karirnya.

4. Layanan Bimbingan Konseling

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan konseling di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus masih rendah atau tidak memuaskan sehingga perlu adanya pembenahan dari beberapa aspek sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran dalam pembahasan ini. Adapun saran-sarannya sebagai berkut:

1. Bimbingan Akademik

a. Bagi Kepala Sekolah disarankan untuk merekrut guru BK yang sesuai dengan kualifikasi akademik.

b. Guru BK diharapkan dapat terlibat secara aktif dalam memberikan orientasi di awal tahun ajaran baru.

c. Perlunya perluasan ruangan BK supaya memberikan kenyamanan bagi siswa dalam melakukan konsultasi.

d. Menyediakan buku konsultasi bagi setiap siswa sebagai alat ukur mengenai perkembangan siswa.

2. Bimbingan Pribadi-Sosial

a. Menambah jumlah guru BK agar layanan BK lebih maksimal dan memberikan kepuasan terhadap siswa.

b. Menyediakan kotak masalah untuk menampung semua persoalan siswa agar guru BK tahu apa yang menjadi permasalahan siswa sehingga guru BK dapat menentukan langkah-langkah untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi siswa.

c. Guru BK diharapkan lebih responship terhadap segala permasalahan siswa.

3. Bimbingan Karir

a. Menjalin kerjasama dengan berbagai universitas supaya siswa lebih mudah dalam mendapatkan informasi program studi lanjutan.

b. Menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan supaya siswa lebih mudah dalam mendapatkan informasi atau wawasan dunia kerja.

4. Layanan Bimbingan dan Konseling

a. Kepala sekolah dan guru BK hendaknya merencanakan program bimbingan konseling dengan sistematis, fleksibel dan terarah, baik berupa program jangka pendek maupun jangka panjang agar proses pemberian layanan bimbingan konseling memberikan kepuasan kepada kliennya baik secara bidang akademik, bidang pribadi sosial, dan bidang karir.

b. Bagi para siswa diharapkan lebih terbuka dalam menyampaikan permasalahannya sehingga guru dapat memberikan solusi atas permasalahan yang dialami siswa. Serta perlu ditngkatkannya koordinasi antara guru BK dengan orang tua untuk mengetahui latar belakang yang sebenarnya dari setiap siswa.

85

Arikunto, Suharsimi,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Jakarta: PT. Rineke Cipta, 2002

Arikunto, Suharsimi dan Jabar, Cepi Safruddin Abdul, “Evaluasi Program

Pendidikan Pedoman Teoretis Praktik Bagi Mahasiswa dan Praktisi

Pendidikan”,Jakarta, PT Bumi Aksara, 2009.

Badrujaman, Aip, Teoridan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling, Jakarta : PT. Indeks, 2011.

Barata, Atep Adya,Dasar-Dasar Layanan Prima, Jakarta: PT. Gramedia, 2003. Hallen,Bimbingan dan Konseling, Jakarta: CiputatPers, 2002.

Hallen,Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Quantum Teaching, 2005. Hikmawanti, Fenti,Bimbingan Konseling, Jakarta : Rajawali Pers, 2010.

Imron, Ali, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Jakarta : Bumi Aksara, 2011.

Irianto, Yoyoh Bahtiar dan Prihatin, Eka, Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan, 2010.

Iska, Zikri Neni,Bimbingan dan Konseling,Jakarta :Kizi’s Brother, 2008. Kotler, Philip,Manajemen Pemasaran,Jakarta: PT. Indeks, 2009.

Moenir, H.A.S.,Manajemen Layanan Umum di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

Nurihsan, Achmad Juntika, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT. Refika Aditama, 2005.

Panduan layanan akademik siswa, Direktorat Pembinaan SMA Diakses melalui

http://www.docstoc.com/docs/24754238/5bLayanan-Akademik-SiswaPada

tanggal 20 November 2013

Rugaiyah dan Sismiati, Atiek, Profesi Kependidikan,,Bogor : Ghalia Indonesia, 2011.

Sopianti, Popi,Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan, Jakarta :Ghalia Indonesia, 2010.

Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitaftif, Kualitatif, dan R&D), Bandung: Alfabeta, 2010

Sukmadinata, Nanang Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006.

Supriadi, Dedi, Membangun Bangsa Melalui Pendidikan, Bandung :PT. Remaja Rosdakarya, 2004.

Susetyo, Budi,Statistika Untuk Analisis Data Peneliti,Bandung: Refika Aditama, 2012.

Tim Pustaka Yustisia, Panduan Lengkap KTSP, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2007.

Tjiptono, Fandy,Service Management: Mewujudkan Layanan Prima, Yogyakarta: Andi, 2008.

Umiarso & Gojali, Imam,Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan, Jogjakarta: IRCiSoD, 2010.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Walgito, Bimo,Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Yogyakarta:ANDI, 2004. Winkel, W.S. & M.M. Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi

Pendidikan, Yogyakarta: Media Abadi, 2004.

Yunus, Syamsu dan Nurihsan, A. Juntika, Landasan Bimbingan Konseling, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.

Dokumen terkait