• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2. Pengaruh Program Ikhtiar terhadap Pendapatan Per Kapita

5.2.2. Interpretasi Model

a. Besarnya Pembiayaan untuk Modal Kerja (M)

Berdasarkan hasil estimasi model, pada taraf nyata 1 persen, besarnya pembiayaan untuk modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan per kapita mustahiq. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa besarnya pembiayaan untuk modal kerja memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap pendapatan per kapita mustahiq.

Ketidaksesuaian antara hipotesis awal dengan hasil estimasi ini diduga terjadi karena modal yang diterima mustahiq relatif kecil sehingga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan mereka. Besarnya pinjaman modal yang diterima belum cukup untuk meningkatkan skala usaha mustahiq yang akan menyebabkan pendapatan mereka turut meningkat. Meski demikian, para mustahiq mengaku bahwa modal tersebut sangat bermanfaat untuk mempertahankan kelangsungan usaha yang menjadi sumber mata pencaharian

bagi keluarga mereka. Besarnya plafon pembiayaan terakhir yang diterima mustahiq berkisar antara Rp 200 ribu-Rp 2,5 juta. Data sebaran plafon pembiayaan produktif mustahiq yang menjadi responden pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Komposisi Mustahiq Berdasarkan Plafon Pembiayaan Produktif No Plafon Pembiayaan (Rp) Jumlah Mustahiq (Jiwa) Persentase (Persen)

1 200.000 4 8,89 2 400.000 3 6,67 3 500.000 10 22,22 4 600.000 8 17,78 5 700.000 1 2,22 6 800.000 6 13,33 7 1.000.000 11 24,44 8 1.200.000 1 2,22 9 2.500.000 1 2,22

Berdasarkan Tabel 5.6, plafon pembiyaan produktif yang diterima mustahiq sebagian besar masih berkisar antara Rp 200 ribu-Rp 600 ribu, jumlahnya yaitu 55,56 persen. Dengan kata lain, lebih dari separuh mustahiq, plafon pembiayaannya masih berada di antara Rp 200 ribu-Rp 600 ribu.Meski demikian, lembaga pelaksana Program Ikhtiar tidak dapat serta-merta meningkatkan jumlah plafon pembiayaan untuk para mustahiq karena peningkatan plafon pembiayaan memang dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan potensi ekonomi, disiplin kehadiran, disiplin angsuran, disiplin tabungan, dan kesepakatan tanggung renteng oleh anggota lainnya. Pada penelitian ini, mustahiq yang telah mendapatkan plafon pembiayaan mencapai Rp 1 juta adalah sebanyak 24,44 persen, sedangkan mustahiq yang mendapatkan plafon pembiayaan Rp 1,2 juta dan Rp 2,5 juta jumlahnya masing-masing hanya 2,22 persen.

Selain relatif kecilnya jumlah pembiayaan yang diterima, faktor lain yang membuat besarnya modal yang diterima menjadi tidak signifikan terhadap pendapatan per kapita mustahiq adalah terjadinya penyalahgunaan alokasi dana pembiayaan yang diperoleh. Berdasarkan hasil wawancara, terdapat beberapa mustahiq yang tidak sepenuhnya menggunakan pembiayaan produktif dari Program Ikhtiar untuk modal usaha, walaupun dalam akad telah dinyatakan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk modal. Dana yang seharusnya digunakan sebagai modal usaha agar pendapatannya bisa meningkat justru digunakan mustahiq untuk memenuhi kebutuhan konsumtif mereka, sehingga adanya pembiayaan yang diterima tidak berdampak signifikan terhadap pendapatan.

b. Banyaknya Mustahiq Melakukan Pembiayaan (PYD)

Berdasarkan hasil estimasi, banyaknya mustahiq melakukan pembiayaan (PYD) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan per kapita mustahiq pada taraf nyata 1 persen. Hasil tersebut tidak sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa banyaknya mustahiq melakukan pembiayaan memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap pendapatan per kapita mustahiq.

Berdasarkan hasil wawancara, pembiayaan yang dilakukan mustahiq selama mereka menjadi anggota Program Ikhtiar (2006-2009) berkisar antara 1-5 kali. Namun, tidak semua pembiayaan yang diterima mustahiq ditujukan untuk kegiatan produktif. Beberapa mustahiq lebih cenderung untuk memenuhi kebutuhan konsumtif terlebih dahulu, sehingga pengajuan pembiayaan pada

periode awal mereka mengikuti Program Ikhtiar lebih ditujukan untuk kegiatan konsumtif, misalnya perbaikan rumah, pemasangan listrik, biaya pendidikan anak, dan lain-lain. Hal ini menyebabkan banyaknya mustahiq melakukan pembiayaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatannya.

c. Pendapatan Usaha yang Menggunakan Modal dari Program Ikhtiar (PUB)

Sesuai dengan hipotesis penelitian, pendapatan usaha mustahiq yang menggunakan modal dari Program Ikhtiar (PUB) memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap pendapatan per kapita mustahiq pada taraf nyata 1 persen. Hasil wawancara di lapangan menunjukkan bahwa dana yang berasal dari pembiayaan produktif yang diterima mustahiq digunakan sebagai modal pada usaha yang merupakan sumber mata pencaharian utama bagi keluarga mustahiq. Meski besarnya modal yang diperoleh tidak cukup signifikan untuk meningkatkan pendapatan per kapita mustahiq, namun modal tersebut telah membantu para mustahiq untuk menjaga kelangsungan usahanya.

Berdasarkan hasil estimasi diperoleh nilai koefisien PUB sebesar 0,3112. Artinya, apabila terjadi peningkatan sebesar 1 rupiah pada pendapatan usaha mustahiq yang menggunakan dana dari Program Ikhtiar, maka pendapatan per kapita mustahiq akan meningkat sebesar 0,3112 rupiah atau dengan kata lain, jika terjadi peningkatan pendapatan usaha mustahiq yang menggunakan dana dari Program Ikhtiar sebesar Rp 100.000,00; maka pendapatan per kapita mustahiq akan meningkat sebesar Rp 31.120,00; cateris paribus.

d. Jumlah Tanggungan Mustahiq (Tg)

Jumlah tanggungan yang menjadi beban mustahiq (Tg) berpengaruh signifikan dengan arah yang negatif terhadap pendapatan per kapita mustahiq pada taraf nyata 1 persen. Nilai koefisien variabel Tg yang diperoleh adalah sebesar 74474,02. Artinya, apabila terjadi penambahan jumlah tanggungan mustahiq sebanyak 1 jiwa, maka pendapatan per kapita mustahiq tersebut akan mengalami penurunan sebesar Rp 74.474,02; cateris paribus.

Hasil estimasi ini sesuai dengan hipotesis penelitian. Semakin banyak jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan mustahiq, maka pendapatan per kapita mustahiq akan semakin kecil. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, mayoritas jumlah tanggungan mustahiq adalah antara 4-7 orang, persentasenya adalah 64,44 persen. Sedangkan mustahiq yang memiliki jumlah tanggungan antara 0-3 orang berjumlah 33,33 persen dan mustahiq dengan jumlah tanggungan lebih dari 7 orang berjumlah 2,22 persen.

e. Variabel Dummy Keaktifan Bekerja Mustahiq (DK)

Variabel dummy keaktifan bekerja mustahiq digunakan untuk melihat pengaruh jika para mustahiq yang merupakan ibu rumah tangga ini turut aktif bekerja agar dapat memperoleh tambahan penghasilan untuk keluarganya. Sesuai dengan hipotesis penelitian, hasil estimasi pada model menunjukkan bahwa DK berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pendapatan per kapita mustahiq pada taraf nyata 1 persen. Hal tersebut berarti apabila para ibu rumah tangga yang merupakan mustahiq dalam Program Ikhtiar tersebut ikut aktif

bekerja, maka pendapatan per kapitanya akan lebih tinggi dibanding pendapatan per kapita mustahiq yang hanya menjadi ibu rumah tangga, cateris paribus.

Berdasarkan hasil wawancara, jumlah responden yang ikut aktif bekerja masih tergolong sedikit, yaitu hanya 28,89 persen. Jenis usaha yang ditekuni sebagian besar dari mereka adalah usaha dagang dengan membuka warung di rumahnya. Dengan demikian, mereka bisa memperoleh penghasilan tambahan dari berjualan tanpa mengabaikan tugasnya dalam mengurus rumah dan keluarga.

f. Variabel Dummy Tingkat Pendidikan Mustahiq (DP)

Variabel dummy tingkat pendidikan mustahiq digunakan untuk melihat pengaruh tingkat pendidikan mustahiq terhadap tingkat pendapatan per kapita mustahiq. Berdasarkan hasil estimasi, tingkat pendidikan mustahiq tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan per kapita mustahiq pada taraf nyata 1 persen. Artinya, tidak ada perbedaan pendapatan per kapita yang nyata pada responden yang memiliki tingkat pendidikan SD (DP1), SLTP (DP2), SLTA (DP3), dan mustahiq yang tidak tamat SD atau tidak pernah sekolah.

Hal ini terjadi karena tingkat pendidikan mustahiq tidak signifikan mempengaruhi jenis pekerjaan mustahiq. Jadi, walaupun tingkat pendidikan mustahiq berbeda-beda, jenis pekerjaan yang mereka tekuni hampir sama sehingga tidak berpengaruh terhadap pendapatan per kapita mereka. Berdasarkan hasil wawancara, tingkat pendidikan mustahiq sebagian besar adalah SD (44,44 persen). Mustahiq yang tamat SLTP hanya 4,44 persen dan tamat SLTA hanya 2,22 persen. Sedangkan sisanya, 37,78 persen tidak tamat SD dan 11,11 persen bahkan tidak pernah sekolah.

Dokumen terkait