• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.7 Analisa Data

5.1.3 Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan dituliskan sesuai rencana dan kriteria hasil berdasarkan NIC (Nursing Intervension Clasification) dan NOC (Nursing Outcome Clasification). Intervensi keperawatan disesuaikan dengan kondisi klien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana keperawatan dapat diselesaikan dengan Spesifik (jelas dan khusus). Perencanaan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang merupakan keputusan awal

65

tentang suatu apa yang akan dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan keperawatan (Dermawan. 2012).

Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi, Tujuannya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam volume cairan dapat terkontrol dengan kriteria hasil: Tindakan yang bisa dilakukan pada klien 1 dan klien 2 adalah monitor cairan untuk mengetahui cairan apa saja yang masuk, pantau intake dan output untuk mengetahui balance cairan klien,dan pemberian tablet hisap vitamin c untuk mencegah xerostomia/ rasa haus.

Pemantauan intake dan output cairan, pemantauan dilakukan dengan cara mencatat jumlah cairan yang diminum dan jumlah urin setiap harinya pada chart atau tabel (Shepherd, 2011). Sehubungan dengan pentingnya program pembatasan cairan pada pasien dalam rangka mencegah komplikasi serta mempertahankan kualitas hidup, maka perlu dilakukan analisis praktek terkait intervensi dalam mengontrol jumlah asupan cairan melalui pencatatan jumlah cairan yang diminum serta urin yang dikeluarkan setiap harinya.

Klien dengan kelebihan volume cairan sangat dibatasi cairan yang masuk, sehingga klien merasa haus maka anjurkan klien menghisap tablet vitamin c, karena vitamin c bisa meningkatkan produksi saliva sehingga klien mengurangi minum air dan bisa mencegah overload.

Menurut Greenberg (2008) menyatakan bahwa ketika mulut terangsang oleh sensasi rasa asam atau vitamin c, reseptor akan memulai impuls di saraf aferen dan akan membawa informasi langsung ke pusat

66

saliva di medulla batang otak sehingga pusat saliva akan mengirim impuls melalui saraf otonom ke kelenjar saliva untuk meningkatkan sekresi saliva. Inervasi saraf parasimpatik memegang peran utama stimulus sekresi saliva menyebabkan sekresi liur cair dalam jumlah besar dengan kandungan bahan organik yang rendah. Pemantauan intake dan output serta pemberian tablet vitamin c bisa digunakan untuk mencegah terjadinya overload, itu sudah dibuktikan dari beberapa penelitian jurnal. 5.1.4 Implementasi keperawatan

Implementasi adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat dan pasien, merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan, tindakan keperawatan atau implementasi adalah sekumpulan atau serangkaian pelaksanaan rencana tindakan keperawatan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil dalam rentang yang diharapkan (Dermawan, 2012).

Penulis melakukan implementasi berdasarkan dari intervensi yang telah disusun dengan memperhatiakan aspek tujuan dan kriteria hasil dalam rentang normal yang diharapkan. Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis selama 3 hari kelolaan pada asuhan keperawatan Ny. S dan Ny. F dengan kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi.

Implementasi terhadap Ny. S yang dilakukan pada tanggal 25 mei 2017 sampai 27 mei 2017. Implementasi pada tanggal 25 mei 2017 penulis

67

mengobservasi kelebihan cairan yang dialami klien, data subjektif klien mengatakan merasa lemas, data objektif klien tampak bed rest total, terjadi odema diseluruh tubuh (anasarka), balance cairan + 221 cc td 180/90 mmhg, nadi 88x/menit, respirasi 24x/menit, suhu 37,3º C. Pemberian tablet hisap vitamin c pada saat haus bisa neningkatkan sekresi saliva klien.

Implemetasi tanggal 26 mei 2017 penulis mengkaji intake dan output cairan klien, data subjektif klien mengatakan masih merasa lemas, data objektif klien masih bed rest total, edema sudah agak mengempis pada bagian wajah, balance cairan +126 cc td 140/80 mmhg, nadi 88x/menit, respirasi 25x/ menit, suhu 37ºC. Pemberian tablet hisap vitamin c pada saat haus bisa meningkatkan sekresi saliva klien.

Implementasi tanggal 27 mei 2017 penulis mengkaji intake dan output cairan klien, data subjektif klien mengatakan masih merasa lemas, data objektif klien masih bed rest total, edema sudah berkurang pada bagian wajah, balance cairan + 70 cc, td 150/90 mmhg, nadi 86x/menit, respirasi 24x/menit, suhu 37ºC, Pemberian tablet hisap vitamin c pada saat haus bisa meningkatkan sekresi saliva klien.

Implementasi terhadap Ny. F yang dilakukan pada tanggal 27 mei 2017 sampai 29 mei 2017. Tanggal 27 mei 2017 penulis mengkaji intake dan output cairan klien, data subjektif klien mengatkan perutnya terasa kembung dan tiba-tiba kenceng-kenceng, data objektif klien perut tampak ascites, ureum 81 mg/dl, creatinin 6,6 mg/dl, balance cairan 185,75 cc, tampak odema di ekstremitas bawah. Pemberian tablet hisap vitamin c,

68

data subjektif klien merasa haus, data objektif: klien tampak menghisap tablet vitamin c, klien tampak menghisap vitamin c, 190/100 Mmhg, Nadi 80x/ menit, respirasi 28x/menit, suhu 36 ºC.

Implementasi tanggal 28 mei 2017 penulis mengkaji intake dan output cairan klien, data subjektif klien mengatkan perutnya terasa kembung dan tiba-tiba kenceng-kenceng, data objektif klien perut tampak ascites, ureum 81 mg/dl, creatinin 6,6 mg/dl, balance cairan +235,75cc,tampak odema di ekstremitas bawah sudah berkurang capileri refill > 3 detik. Pemberian tablet hisap vitamin c, data subjektif klien merasa haus, data objektif: klien tampak menghisap tablet vitamin c, klien tampak menghisap vitamin c, td 180/90 mmhg, nadi 88x/menit, respirasi 25x/menit, suhu 37ºC.

Implementasi tanggal 29 mei 2017 penulis mengkaji intake dan output cairan klien, data subjektif klien mengatkan perutnya terasa kembung dan tiba-tiba kenceng-kenceng, data objektif klien perut tampak ascites, ureum 81 mg/dl, creatinin 6,6 mg/dl, balance cairan +185,75cc, tampak odema di ekstremitas bawah sudah berkurang capileri refill > 3 detik. Pemberian tablet hisap vitamin c, data subjektif klien merasa haus, data objektif: klien tampak menghisap tablet vitamin c, klien tampak menghisap vitamin c, td 160/100 mmhg, nadi 90 x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 36,7ºC.

Berdasarkan aplikasi jurnal didapatkan hasil bahwa balance cairan Ny. S mengalami penurunan setiap harinya dengan balance cairan hari pertama +221cc, hari kedua +126cc, dan hari ketiga atau terakhir + 70cc. Ny. F mengalami naik turun dengan balance cairan pada hari pertama +185,75x, hari kedua +235,75cc, dan hari ketiga atau terakhir +185,75cc. Kondisi ini

69

bisa terjadi karena respon tubuh tiap klien berbeda-beda ketika diberikan stimulasi tablet hisap vitamin c, kondisi Ny. F juga mengalami ascites yang seharusnya cairan keluar lewat urine, keringat terakumulasi di perut. 5.1.5 Evaluasi Keperawatan

Tahap evalusi adalah kegiatan mengukur pencapaian tujuan klien dan menentukan keputusan dengan cara membandingkan data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan (Nursalam. 2009). Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien telah ditetapkan dengan respon perilaku klien yang tampil. Tujuan dari evaluasi antara lain untuk menentukan perkembangan kesehatan klien, menilai efektifitas dan efisiensi tindakan keperawatan, mendapatkan umpan balik dari respon klien dan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan (Dermawan, 2012).

Evaluasi hari pertama Ny. S dengan diagnosa keperawatan kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi belum tertasi. Data subjektif klien mengatakan masih merasa lemas, data objektif tampak odema ditubuhnya belum berkurang, balance cairan +221cc. Intervensi dilanjutkan antara lain pantau intake dan output cairan dan berikan tablet hisap vitamin c.

Evaluasi hari kedua Ny. S dengan diagnosa keperawatan kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi belum tertasi. Data subjektif klien mengatakan masih merasa lemas, data objektif odema dibagian wajah sudah berkurang, balance cairan +126 cc.

70

Intervensi dilanjutkan antara lain pantau intake dan output cairan dan berikan tablet hisap vitamin c.

Evaluasi hari ketiga Ny. S dengan diagnosa keperawatan kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi belum tertasi. Data subjektif klien mengatakan masih merasa lemas, data objektig odema dibagian wajah sudah berkurang, capileri refile > 3 detik, balance cairan +70 cc. intervensi Intervensi dilanjutkan antara lain pantau intake dan output cairan dan berikan tablet hisap vitamin c.

Evaluasi hari pertama Ny. F dengan diagnosa keperawatan kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi belum tertasi. Data subjektif klien mengatakan perutnya membesar terasa kembung dan kenceng-kenceng. Data objektif klien tampak lemas, ascites dibagian perut, ureum 81 mg/di, creatinin 6,6 mg/dl, balance cairan +185,75cc. Intervensi keperawatan dilajutkan antara lain pantau intake dan output cairan dan berikan tablet hisap vitamin c.

Evaluasi hari kedua Ny. F dengan diagnosa keperawatan kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi belum tertasi. Data subjektif klien mengatakan perutnya membesar terasa kembung dan kenceng-kenceng. Data objektif klien tampak lemas, ascites dibagian perut, ureum 81 mg/di, creatinin 6,6 mg/dl, balance cairan +235,75cc. Intervensi keperawatan dilajutkan antara lain pantau intake dan output cairan dan berikan tablet hisap vitamin c.

Evaluasi hari ketiga Ny. F dengan diagnosa keperawatan kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi belum

71

tertasi. Data subjektif klien mengatakan perutnya membesar terasa kembung dan kenceng-kenceng dan besok hari munggu akan dilakukan penyedotan cairan diperut klien. Data objektif klien tampak lemas, ascites dibagian perut, ureum 81 mg/di, creatinin 6,6 mg/dl, balance cairan +185,75cc. Intervensi keperawatan dilajutkan antara lain pantau intake dan output cairan dan berikan tablet hisap vitamin c.

Hasil akhir evaluasi diagnosa keperawatan kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi yang dilakukan implementasi selama 3 hari pada Ny. S megalami penurunan hasil pada balance cairanya hari pertama +221 cc, hari kedua +126cc, dan hari ketiga +70cc. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Bambang, 2016) klien yang diberikan tablet hisap vitamin c bisa mengurangi rasa haus dan menurunkan overload pada klien.

Hasil akhir evaluasi Ny. F mengalami penurun hasil balance cairan setelah dilakukan implementasi selama 3 hari. Hari pertama +185,75cc, hari kedua +235,75cc dan hari ketiga, +185,75cc. ini menunjukkan bahwa penelitian yang dilakuakan (Bambang, 2016) klien yang diberikan tablet hisap vitamin c bisa mengurangi rasa haus dan menurunkan overload pada klien. pemberian tablet hisap vitamin c dan pemantauan intake dan output pada klien Ny. F kurang efektif mungkin juga karena kondisi ascites yang dialami klien yang belum dikeluarkan jadi cairan susah turun.

72 BAB VI

Dokumen terkait