• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inventori Kepribadian Laporan-Dir

Dalam dokumen Bab 1 Hakikat dan Kegunaan Tes Psikolog (Halaman 32-38)

Untuk maksud sekarang ini, instrumen-instrumen yang tersedia

diklasifikasikan menurut metode perolehan data dari individu-individu. Bab ini berhubungan dengan inventori kepribadian laporan diri (self-report-personality inventories). Jumlah tes kepribadian yang ada mencapai ratusan buah. Yang paling banyak adalah inventori kepribadian dan teknik-teknik proyektif.

Dalam perkembangan inventori kepribadian, berbagai pendekatan telah diikuti dalam merumuskan, menyususn, menyeleksi dan mengelompokan butir-butir soal. Di antara prosedur-prosedur utama yang digunakan dewasa ini adalah pendekatan-pendekatan yang didasarkan pada relvansi isi, pemasukan kriteria, empiris, analisis faktor, dan teori kepribadian.

Meskipun sejumlah tes kepribadian digunakan sebagai intrumen penyaringan kelompok, kebanyakan teruatama diterapkan dalam lingkungan klinis dan konserling.

Prosedur-Prosedur Yang Terkait Dengan Isi

Prototipe inventori kepribadian laporan-diri adalah Lembar Data Pribadi Woodworth, yang dikembangkan untuk digunakan selama Perang Dunia I. Inventori ini pada dasarnya adalah upaya untuk membakukan wawancara pkisiatris dan untuk menyesuaikan prosedur testing massal. Sesuai dengan itu, Woodworth mengumpulkan informasi yang menyangkut simptom neurotis dan praneurotis dari pustakaan prikiatris seperti psikiater. Dalam rujukan pada simptom-simptom inilah pertanyaan-perntanyaan inventori pada awalnya dirumuskan. Perntanyaan-pertanyaan ini berhubungan dengan perilaku seperti ketakutan yang abnormal atau fobia, obsesi dan kompulsi, mimpi buruk dan gangguan tidur lain, kelelahan yang berlebihan dan simptom psikosomatis lain, perasaaan tidak nyata, dan gangguan motorik, seperti gerakan urat saraf atau gemetar.

Keuntungan pertama dari pendekatan terkait dengan isi pada perkembangan inventori kepribadian terletak pada keserdehanaan dan sifat langsung dari metodeini.

Pemasukan Kriteria Empiris

Pendekatan Dasar. Pemasukan keriteria empiris (empirical criterior keyring) merujuk pada perkembangan kunci skoring dalam kaitan dengan kriteria eksternal tertentu. Prosedur ini mencangkup seleksi butir soal yang harus dipertahankan dan penunjukan bobot skoring pada tiap respons. Metode pengontrasan kemlompok-kelompok juga digunakan dalam seleksi butir-butir soal. Ada simptom-simptom yang sekurang-kurangnya dua kali dilaporkan sering terjadi dalam kelompok psikoneuritis yang didiagnosis sebelumnya dibanding dalam kelompok normal simptom-sipmtom.

Minnesota Multiphasic Personality Inventories. Contoh terkenal tentang pemasukan kriteria empiris dalam penyusunan tes kepribadian adalah Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI). Jadi, komisi yang dituntut dengan restandardisasi MMPI menghadapi tugas yang sulit untuk memodernisasi intrumen yang ada, sementara berusaha menyelamatkan kekayaan materi interpretatif yang relevan bagi penaksiran kepribadian dan terutama kekayaan psikopatologi yang tertanam dalam struktur MMPI.

Minnesota Multiphasic Personality Inventories-2. Butir-butir soal MMPI 2 terdiri dari 567 pertanyaan alternatif yang ditanggapi peserta “Benar” atau “Salah”. 370 butir soal pertama, yang pada dasarnya sama dengan butir-butir spal dari MMPI, kecuali dalam hal

perubahan editorial dan pengaturan kembali menyediakan semua respons yang dibutuhakan untuk memberi skor 10 skala “klinis” yang asli dan tiga skala “validitas”.

Segi yang menonjol pada dari MMPI asli adalah penggunaan tiga skala yang disebut skala-skala validitas, yang juga dipertahankan dalam MMPI-2. Skala ini tidak berkaitan dengan validitas dalam pengertian teknis. Akibatnya, skala-skala ini mewakili pengecekan dalam hal kurangnya perhatian, kesalahpahaman, pura-pura sakit, dan pelaksanaan perangkat respons khusus dan sikap mengikuti tes. Skor-skorbvaliditas mencakup.

Skor Bohong (L): didasarkan pada sekelompok butir soal yang tampaknya dipahami dengan baik oleh responden, tetpi tidak mungkin diajwab dengan benar dalam arah yang dihendaki.

Skor Infrekuensi (F): ditentukan dari seperangkat 60 (dari aslinya 64) soal yang dijawab dalam arah diskor oleh tidak lebih dari 10% kelompok stndardasi MMPI. Skor F bisa menunjukan kesalahan penskoran, kurangnya perhatian dalam pemberian respons, eksentrisitas kasar, proses psikotris, atau kepura-puraan yang sengaja.

Skor Koreksi (K): mengunakan kombinisi lain dari butir-butir soal yang dipilih secara spesifik, skor ini memberikan ukuran bagi sikap dalam mengikuti tes yang diyakini lebih tak halus. Skor K yang tinggi bisa mengindikasi sikap defensif atau usaha untuk “memalsukan yang baik’. Skor K yang rendah bisa menggambarkan sikap terus terang yang berlebihan dan kritik dari atau usaha sengaja untuk “memalsukan yang buruk”

Minnesota Multiphasic Personality Inventory-Adolesent. MMPI-A adalah bentuk baru MMPI ynag dikembangkan secara spesifik untuk digunakan pada remaja. MMPI-A memuat hampir semua segi dari MMPI dan MMPI-2, mencangkup 13 skala dasar, tetapi menampung para peserta lebih muda melalui pengurangan panjang keseluruhan inventori menjadi 478 butir soal, dimasukkannya butir-butir soal dan skala-skala baru yang mencangkup bisang yang secara spesifik relevan bagi mereka, seperti masalah sekolah dan keluarga, dan di atas segala-segalanya, persyaratan norma kecocokan usia.

Kesimpulan dan Komentar atas Minnesota Multiphasic Personality Inventories. MMPI dan versi revisinya telah dimasukkan berbagai prosedur tambahan dan strategi interpretif ke dalam kerangka asli yang ditutunkan secara empiris dari inventori- inventori. Berbagai cara baru dalam mendekati tugas kompleks dari interpretasi MMPI terus dikembangkan. Salah satu yang terbaru adalah penggunaan ringkasan struktural untuk menghasilkan keselarasan dan kemudahan bagi penggunaan multiplisitas skala-skala yang memiliki korelasi satu sama lain yang dihasilkan oleh inventori-inventori Minnesota.

California Psychological Inventory

Sambil menarik hampir separuh butir doal dari MMPI, CPI dikembangkan secara khusus untuk digunakan pada polpulasi orang dewasa. Sebagaimana dalam MMPI-2, semua skor CPI dilaporkan dalam kaitan dengan skala skor standar dengan rata-rata 50 dari SD 10; dewasa ini, didasarkan pada sampel normatif yang terdiri dari 3000 wanita dan 3000 laki- laki yang ditarik dari arsip CPI untuk mewakili populasi umum Amerika Serikat dalam kaitan dengan umur, tingkat sosioekonomis dan area geografis.

Inventor Kepribadian untuk Anak-Anak

16 tahun. Perbedaan utama antara PIC dan MMPI berhubungan dengan cara informasi itu diperoleh; butir-butir soal koesioner benar-salah dijawabtidak hnaya oleh anak bersangkutan, tetapi oleh remaja yang pengetahuannya luas, biasanya si ibu.

PIC awalnya terdiri dari total 600 butir soal, yang dikelompokkan ke dalam tiga “skala validitas”, sebuah skala penyaringan umum dan 12 skala klinis. Skala validitas meliputi; skala Kebohongan, terdiri dari butir-butir soal yang membuat anak muncul dalam cahaya yang menyenangkan, namum tidak realitis; skala Frekuensi, yang terdiri dari butir-butir soal yang jarang digunakan; dan skala Sikap Defensif, yang dirancang untuk menaksir sikap defensif parental atas perilaku si anak.

Analisis Faktor Dalam Pengembangan Tes

Dalam upaya untuk sampai pada klasifikasi sistematis atas ciri-ciri

kepribadaian, sejumlah psikolog berpaling pada analisis faktor. Teknik ini, yang sudah dibahas dalam kaitan dengan organisasi kemampuan kognitif, idealnya sesuai untuk tugas mengurangi jumlah kategori yang diperlukan untuk menghasilkan fenomena perilaku dengan mencari pola- pola konsisten dalam terjadinya fenomena tersebut.

Kuesioner Enam Belas Faktor Kepribadian (16 PF). Berdasarkan riset faktorial mereka, Cattell dan rekan-rekan kerjanya telah mengembangkan sejumlah inventoru kepribadian, dan yang paling dikenal adalah Sixtten Personality Factor Questionnaire, yang sekarang sudah memasuki kelima (Catell, Cateel, & Catell, 1993; Conn & Rieke, 1994; Russell & Karol, 1994)

“Model Lima-Faktor” dan Mengapa Model Ini Berhasil. Tulisan-tulisan dewasa ini tentang penaksiran kepribadaian telah memberikan perhatian ynag kien besar pada apa yang disebut Model Lima-Faktor (MLF), yang memrepresentasikan tingkat konsensus yang tidak bisa dikalangan para peneliti kepribadian dari berbagai tradisi analisis faktor (Costa & Wiidiget, 1994; Digman, 1990; McCrae & John, 1992; Wiggins & Pincus, 1992).

Teori Kepribadian Dalam Pengembangan Tes

Teori-teori kepribadian biasanya muncul dalam lingkungan klinis. Jumlah verifikasi eksperimental terhadap teori-teori itu, yang selanjutnya tunduk amatlah berbeda dari satu sistem teoritis dengan sistem teoritis lainnya.

Millon Clinical Multiaxial Inventory. Meskipun mengikuti tradisi MMPI dalam beberapa hal dan dirancang untuk maksud yang sama, Millon Clinical Multiaxial Inventory-III (MCMI-III-Millon, Millon & Davis, 1994), yang awalnya diterbitkan pada tahun 1977, memperkenalkan inovasi metodologis yang berarti.

Pendekatan butir soal MCMI mengikuti pendekatan banyak segi (multifaet) yang menjadi ciri khas dari praktik yang lazim belakangan ini dalam penyusunan dan validasi inventori kepribadian.

pertama yang dirancang untuk menaksir kekuatan kebutuhan semacam itu adalah Edwards Personal Preference Schedule (EPPS-Edwards, 1959). Contoh-contoh meliputi kebutuhan akan Prestasi (untuk melakukan yang baik dan yang sulit), Rasa Hormat (untuk menyesuaikan dengan yang diharapkan seseorang), Eksbisi (untuk menjadi pusat perhatian), Dominasi (untuk memengaruhi yang lain dan dihargai sebagai pemimpin), dan Pengasuhan (untuk membantu orang dalam kesulitan).

Sikap Mengikuti Tes dan Bias-Bias Respons

Berpura-pura dan Desirabilitas Sosial. Inventori-inventori laporan-diri selalu memliki kemungkinan untuk disalah-interprestasikan secara sengaja. Meskipun ada catatan pendahuluan pada arah yang berbeda, kebanykkan butir soal pada inventori semacam ini memiliki satu jawaban yang dalam diterima sebagai sesuatau semacam ini, responden bisa didorong untuk “berpura-pura baik” atau memilih jawaban-jawaban yang menciptakan kesan baik, seperti ketika melamar pekerjaan atau dalam proses penerimaan pada pendidikan.

Sifat, Keadaan, Pribadi, dan Situasi

Interaksi antara Pribadi dab Situasi. Interaksi anatara oarang dan situais memberikan sumbangan yang sama seperti perbedaan-perbedaan individual memberikaan sumbangan lebih pada variansi perilaku total daripada perbedaan situasional. Interaksi antara orang dan situasi memberikan sumbangan yang sama seperti perbedaan-perbedaan individual, atau bahkan agak lebih besar. Untuk mengidentifikasi sifat-sifat kepribadian yang luas, kita perlu mengukur individu melintasi banyak situasi, dengan menggunakan dimensi-dimensi yang dipersonalkan dan mengumpulkan hasil-hasilnya.

Orang. Dalam aspek ini, konsistensi eksesif menunjukan kekauan

maladaptif. Konsistensi antara dipengaruhi oleh cara individu mempersepsi dan mengategorikan situasi. Dan pengelompokan situasi semacam itu, pada gilirannya, tergantung pada sasaran, motif dan perasaan individu serta juga pada pengalaman sebelumnhya dengan situasi serupa.

Situasi. Situasi juga berbeda dalam kendala perilaku yang dihasilkan. Jaid, kita bisa memprediksi dengan tingkat keyakinan tinggi bahwa pembaca akan tetap diam dalam perpustakaan dan pengemudi motor akan berhenti ketika lampu metah.

Perbedaan lintas-budaya bisa dilihat sebagai contoh khusus dan lebih bagus daru variablilitas situasional. Dengan demikian, perbedaan ini bisa menggapai kesempatan untuk mempelajari konsistensi dan inkonsistensi dalam perilaku orang.

Sifat dan Situasi. Bahwa sifat dan situasi bukanlah cara-cara yang

bersesuaian dalam mengategorisasi perilaku diperlihatkan oleh inventosi laporan-diri untuk menilai kecemasan tes (test anxiety). Dalam komteks ini, kecemasan (worry) didefinisikan sebagai “kepribadian kognitif mengenai konsekuensi kegagalan” dan emosionalitas (emosionality) sebagai reaksi-reaksi dari sistem saraf otonom yang membangkitkan stres evaluatif”

perilaku yang ditaksir oleh tes-tes kepribadian meliputi pendifensiasian ciri dari keadaan. Diferensiasi ini paling jelas bisa dilihat contohnya dalam State-Trait Aniexy Inventory (STAI) yang dikembangkan Spielberger dan rekan-rekan kerjannya (Spielberger, 1985; Spielberger et al., 1983).

Status Inventori Kepribadian Dewasa Ini

Penyusunan dan penggunaan inventori kepribadian mendapat kesulitan khusu sepanjang dan di atas masalah-masalah umum yang ditemui dalam semua testing psikologis.

Dalam dokumen Bab 1 Hakikat dan Kegunaan Tes Psikolog (Halaman 32-38)

Dokumen terkait