• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konteks Utama Penggunaan Tes Dewasa Ini  Tes Pendidikan

Dalam dokumen Bab 1 Hakikat dan Kegunaan Tes Psikolog (Halaman 49-59)

Tes-tes ini mencakup instrument-instrumen yang dirancang untuk prediksi dan klasifikasi dalam lingkup pendidikan tertentu dan banyak variasi dari tes-tes prestasi pendidikan.

Tes-tes Prestasi: Hakikat dan Penggunaannya. Tes-tes prestasi dirancang untuk mengukur efek dari program instruksi tertentu atau pendidikan tertentu. Dari satu sudut pandang, perbedaan antara pengetesan prestasi dan pengetesan kemampuan merupakan perbedaan dalam hal derajat uniformitas pengalaman antesden yang relevan. Jadi, tes-tes prestasi mengukur efek-efek dari berbagai perangkat pengalaman secara relative standar, sedangkan tes bakat mencerminkan pengaruh kumulatif berbagai pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.

Pembedaan kedua antara tes kemampuan dan tes prestasi berhubungan dengan penggunaannya masing-masing. Tes-tes bakat berfungsi untuk memprediksi kinerja sesudahnya. Di pihak lain, tes-tes prestasi umumnya menampilkan evaluasi terminal atas status individu akhir pelatihan. Penekanan dalam tes-tes ini adalah pada apa yang bisa dilakukan individu pada waktu itu. Dalam upaya untuk menghindari arti yang berlebihan, yang kerap diasosiasikan dengan istilah “bakat” (aptitude) dan “prestasi” , istilah yang lebih netral, yaitu “kemampuan” (ability) sedang diajukan untuk menunjuk pada ukuran-ukuran dari perilaku kognitif.

Melabelkan beberapa instrument seperti “tes best” dan yang lain seperti “tes prestasi” telah menimbulkan penyalahgunaan hasil-hasil tes tertentu. Sesungguhnya,

perbedaan-perbedaan intraindividu dalam skor-skor tes mencerminkan fakta bahwa taka da dua tes apa pun yang berkorelasi secara sempurna satu dengan yang lain. Alasan-alasan terjadinya keslahan-kesalahan prediksi dalam kasus individu , antara lain tidak dapat diandalkannya instrument-instrumen pengukuran, perbedaan-perbedaan dalam cakupan isi, efek-efek yang bervariasi dari faktor-faktor sikap dan motivasi pada dua ukuran, dan dampak dari pengalaman- pengalaman perantara seperti pengajaran-pengajaran yang bersifat memperbaiki atau sakit yang panjang (R. L. Thorndike, 1963).

Pada akhirnya, tes prestasi bisa digunakan sebagai alat bantu dalam evaluasi dan perbaikan pengajaran dan dalam perumusan tujuan pendidikan. Tes prestasi bisa memberikan informasi tentang kecukupan yang dengannya isi esensial dan keterampilan sungguh-sungguh diajarkan.

Konstruksi Lawan Pilihan. Para kritikus format multipilihan berpendapat bahwa multipilihan itu meningkatkan memorisasi hafalan dan pembelajaran fakta-fakta yang terisolasi dan bukan pengembangan keterampilan pemecahan masalah dan pemahaman konseptual. Disamping itu, banyak orang tidak untuk mendapatkan informasi yang memadai dalam kemantapan politis dan pendidikan menyamakan butir-butir soal multipilihan dengan pengetesan baku dan meremehkan kedua unsur metode penaksiraan ini sekaligus. Para penasihat pembaruan pendidikan percaya bahwa suatu pembaruan besar-besaran diperlukan dalam sasaran kurikuler dan metode-metode pengajaran, seperti halnya juga dalam alat-alat penaksiran, dan mereka percaya semua bidang ini terkait erat satu sama lain.

Metode yang dikenal sebagai penilaian portofolio menyediakan berbagai

alternative lainnya. Metode penaksiran portofolio menawarkan fleksibilitas yang tinggi dan bisa diterapkan secara kurang lebih formal dan dengan berbagai tingkat kolaborasi antara siswa dan guru. Pembaca bisa memahami dari tinjauan yang singkat ini bahwa ada banyak perhatian diberikan terhadap sarana pelaksanaan evaluasi proses belajar dan karya siswa.

Penelitian Lu dan Suen (1995) menunjukan bahwa penaksiran berdasarkan kinerja cenderung menyenangkan siswa-siswa yang tidak tergantung pada lapangan dari pada siswa-siswa yang tergantung pada lapangan. Dalam kaitan dengan isu validitas, basis penelitian masih agak terbatas, setidak-tidaknya untuk tipe tugas-tugas respon tersusun yang paling kurang restriktif dan paling inovatif. Salah satu pertanyaan awal yang paling penting adalah sejauh mana butir-butir respon terseleksi dan butir-butir respons tersusun mengukur sifat-sifat atau keterampilan-keterampilan yang ekuivalen.

Tipe-tipe Tes Pendidikan

Tinjauan ini terpusat pada tipe-tipe instrument yang digunakan secara

tradisional dalam konteks pendidikan bersama dengan inovasi-inovasi yang sedang berlangsung dalam tiap tipe dan bukan terpusat pada deskripsi terperinci atas tes-tes individual.

Kumpulan Prestasi Umum. Tipe tes ini bisa digunakan dari tingkat pertama sampai tingkat dewasa, meskipun penerapan utamanya terutama di sekolah dasar. Keuntungan dari kumpulan tes semacam ini, bila berhadapan dengan tes-tes prestasi yang di susun secara indepeden, adalah bahwa kumpulan-kumpulan tes ini memungkinkan perbandingan horizontal atau vertical atau keduanya. Ciri yang penting dari kumpulan-kumpulan prestasi adalah bahwa kumpulan-kumpulan tes itu secara serentak dinormalkan dengan tes-tes inteligensi akademik atau kemampuan belajar.

Tes Kompetensi Minimum dalam Keterampilan Dasar. Dalam dua dasawarsa terakhir terlihat suatu keprihatinan yang memuncak tentang tingkat kompetensi rendah dari lulusan-lulusan sekolah menengah dalam hal membaca, menulis, dan keterampilan aritmatika. Kekhawatiran ini menghasilkan permintaan yang makin banyak akan tes-tes kompetensi dalam keterampilan-keterampilan dasar sebagai sarana memberikan sertifikasi pencapaian kompetensi minimum dan basis untuk menganugrahkan ijazah sekolah menengah.

Pada tahun-tahun belakangan ini, fokus minat dalam penentuan penguasaan atas keterampilan-keterampilan dasar telah sampai pada populasi orang dewasa. Efek kumulatif dari tingkat dropout sekolah pada umumnya dan tingkatkompetensi yang rendah diantara lulusan- lulusan sekolah menengah, seperti halnya juga kenaikan dalam jumlah imigran yang tidak berbahasa inggris, telah menghasilkan keprihatinan tentang tingkat kemampuan bersaing tenaga kerja Amerika Serikat dalam pasaran dunia. Temuan-temuan dari National Adult Literacy Survey, menunjukan bahwa hampir setengah dari populasi Amerika Serikat ada pada dua tingkat melek huruf yang paling rendah dari lima tingkat yang mungkin.

Tes-tes dalam Kelas Buatan Guru. Pengembangan tes-tes di dalam kelas dapat dibagi ke dalam tiga langkah utama: (1) perencanaan tes, (2) penulisan tes, dan (3) analisis butir soal. Agar tidak jatuh dalam ketidakseimbangan yang tak disengaja dari cakupan butir soal ini, spesifikasites seharusnya dihasilkan sebelum butir-butir soal mana pun dipersiapkan. Penyusun tes seharusnya juga memutuskan bentuk soal yang paling tepat untuk materi itu.

Tes untuk Tingkat Universitas. Salah satu yang menonjol adalah Scholastic Assessment Tests (SAT) Program of the Collage Board, yang dewasa ini terdiri dari dua unsur yakni SAT I: Reasoning Test (Tes Penalaran), yang telah menggantikan bagian-bagian Scholastic Aptitude Test’s Verbal and Mathematical, dan SAT II: Subject Test (Tes-tes Subjek), yang telah menggantikan SAT Achievement Tests terdahulu. SAT I, terutama terdiri dari pertanyaan- pertanyaan pilihan ganda yang mengukur kemampuan verbal dan matematis. Tes ini

dimaksudkan untuk digunakan sebagai suplemen pada nilai sekolah menengah dan informasi lainnya dalam penaksiran atas kesiapan siswa untuk melakukan kerja tingkat universitas.

Penerimaan Sekolah Pascasarjana. Praktik untuk menguji para pelamar untuk diterima atau tidak juga melanda sekolah pascasarjana dan sekolah professional. Kebanyakan tes yang dirancang untuk maksud ini mewakili tes-tes inteligensi umum dan tes prestasi. Hasil- hasil tesnya digunakan oleh universitas sebagai bantuan untuk memutuskan penerimaan dan penempatan serta dalam menyeleksi penerima tugas belajar, beasiswa, dan penugasan- penugasan khusus.

Tes Diagnostik dan Prognostik. Tes ini dirancang untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan tertentu dari seorang pribadi dalam domain materi subjek tertentu dan untuk menunjukan sebab-sebab. Kebanyakan dari kelompok tes-tes diagnostic yang diterbitkan berhubungan dengan keterampilan membaca, matematika, bahasa, dan menawarkan informasi baik yang normative maupun yang dirujukan pada isi.

Dalam kaitan dengan pengguna semua tes diagnostic, satu hal perlu mendapat penekanan khusus. Diagnosis ketidakmampuan belajar dan program pengajaran pemulihan selanjutnya adalaah fungsi-fungsi yang sepantasnya dari seorang spesialis yang diberi latihan tertentu. Jenis-jenis tes tertentu yang dirancang untuk digunakan dalam konteks pendidikan pada hakikatnya adalah instrument-instrumen prognostik. Sebagai instrument prognostik, tes- tes ini kerapmirip dengan tes-tes prestasi dalam isi, karena apa yang hendak diprediksi biasanya adalah kinerja dalam masa studi tertentu.

Penaksiran dalam Pendidikan Awal Masa Kanak-kanak. Kesiapan sekolah pada dasarnya merujuk pada pencapaian keterampilan-keterampilan dasar, pengetahuan, sikap, motivasi, dan ciri-ciri perilaku lainnya yang memungkinkan si pembelajar untuk mengambil manfaat secara maksimal dari pengajaran sekolah. Persyaratan-persyaratan ini adalah apa yang oleh Hunt dan Kirk (1974) disebut sebagai “keterampilan entry” yang diperlukan anak untuk menghadapi situasi belajar mengajar yang ditemui pada tingkat/kelas pertama.

Tes-tes kesiapan umumnya diselenggarakan pada waktu masuk sekolah. Sejumlah perhatian juga diberikan pada persyaratan-persyaratan berpikir numeric dan pada control sensorimotorik yang diperlukan dalam belajar menulis. Diantara fungsi-fungsi tertentu yang sering di cakup adalah kemampuan melakukan pembedaan visual dan pendengaran, kendali motoric, pemahaman lewat pendengaran, kosakata, konsep-konsep kuantitatif, dan evaluasi umum.

Menyimpulkan Komentar. Banyak pengamat yang setuju bahwa ada kebutuhan untuk mengintegrasikan penaksiran dan instruksi lebih lanjut dan dengan cara sedemikian rupa sehingga aspek-aspek dari usaha pendidikan saling melengkapi secara lebih baik demi

keuntungan pembelajar.  Tes Pekerjaan

Kumpulan tes multibakat dan tes-tes kemampuan khusus kerap dikembangkan untuk maksud-maksud pekerjaan sebagaimana telah dipaparkan dalam kaitan dengan tes-tes situasional. Aspek-aspek utama dari penggunaan industrial/organisasional tes diuji secara intensif dalam berbagai bab dari buku pegangan yang disunting oleh Dunnette dan Hough (1990-1992). Aplikasi utama lain dari pengetesan pekerjaan juga dicakup dalam keuda versi

Testing Standards adalah dalam pemberian lisensi dan sertifikasi orang yang dianggap berkualifikasi untuk melakukan praktik dalam sejumlah bidang dan profesi.

Validasi Tes Pekerjaan

Tes yang tidak valid atau tes yang memasukkan unsur-unsur yang tak terkait dengan pekerjaan yang dimaksud bisa secraa tidak fair menyingkirkan anggota-anggota kelompok minoritas, yang sebenarnya bisa menjalankan pekerjaan dengan memuaskan.

Prosedur-prosedur Global untuk Penaksiran Kinerja. Penempatan yang bersifat percobaan paling dekat menjadi replica yang benar dari suatu pekerjaan. Sampel-sampel pekerjaan mewakili usaha lain untuk mendekati kinerja pekerjaan yang sesungguhnya.

Sejumlah tes sampel pekerjaan disesuaikan dengan keperluan agar cocok untuk pekerja-pekerja tertentu. Representative tidaknya sampel pekerjaan dan dekatnya tugas yang meniru kondisi- kondisi kerja adalah faktor-faktor yang esensial.

Analisis Pekerjaan dan Metode Unsur Pekerjaan. Analisis pekerjaan yang efektif seharusnya juga berkonsentrasi pada aspek-aspek kinerja yang secara tajam membedakan pekerja yang baik dari pekerja yang buruk. Metode analisis pekerja bisa membantu

memperlancar penggunaan efektif atas te-tes pada berbaagai pekerjaan yang secara superfisial berbeda. Analisis pekerjaan adalah salah satu metode yang paling tua dan paling layak

dijalankan yang dikembangkan dalam psikologi industri.

Prediksi Kinerja Pekerjaan. Konsep validasi sintetik didasarkan pada premis metode unsur pekerjaan bahwa mungkin mengidentifikasi keterampilan, pengetahuan, dan persyaratan-persyaratan kinerja lainnya yang bersifat umum bagi banyak pekerjaan yang

berbeda. Pada dasarnya teknik ini mencakup tiga langkah: (1) analisis pekerjaan yang rinci untuk mengidentifikasi unsur-unsur pekerjaan dan bobot relative mereka dalam suatu pekerjaan tertentu; (2) analisis dan studi empiris masing-masing tes untuk menentukanlingkup sejauh mana tes itu mengukur kefasihan dalam melakukan masing-masing unsur pekerjaan ini; (3) menemukan validitas masing-masing tes untuk pekerjaan tertentu secara sintetis dari bobot unsur-unsur ini dalam pekerjaan dan tes.

Kriteria Kinerja Pekerjaan. Beberapa tahun belakangan ini, beberapa peneliti telah bekerja untuk memperoleh konseptual yang lebih jernih tentang kinerja pekerja dan pemahaman yang lebih baik tentang determinan-determinannya. Satu model baru kinerja pekerjaan yang menjanjikan untuk memainkan peranan heuristic penting adalah teori faktor majemuk yang telah dikembangkan oleh John P. Campbell dan rekan kerjanya bersama dengan U.S. Army Selection and Classification Project.

Penggunaan Tes dalam Pekerjaan

Kebanyakan keputusan-keputasan personalia berdasarkan tes menggunakan perpaduan satu atau lebih ukuran dan juga sejumlah alat penaksiran lain misalnya wawancara atau data-data latar belakang.

Peran Inteligensi Akademik. “Inteligensi” adalah istilah yang luas, dengan banyak definisi. Telah diketahui bahwa kinerja pada tes-tes inteligensi akademik memiliki korelasi yang

substansial dengan jumlah pendidikan. Maka, akan kelihatan bahwa persyaratan pendidikan bisa ditetepkan untuk mencakup kualifikasi pelamar dalam kelompok keterampilan kognitif dan pengetahuan yang penting ini. Minat dalam manfaat potensial tes-tes inteligensi akademik umum untuk seleksi personalia telah dibangkitkan lagi oleh penelitian tentang generalisasi validitas.

Kumpulan Tes Bakat untuk Program Khusus. Penggunaan skor GATB bisa dilakukan yang berbeda. Yang pertama menggunakan skor potong majemuk (multiple cut of) pada sikap-sikap paling signifikan yang diperlukan untuk kelompok-kelompok pekerjaan yang relative homogen. Satu mekanisme yang digunakan dalam pendekatan ini adalah struktur Occupational Aptitude Pattern (OAP) yang dikembangkan pada tahun 1970-an.

Tes Bakat Khusus. Istilah bakat khusus berasal dari suatu saat ketika penekanan utama dalam pengetesan ditempatkan pada inteligensi umum. Dengan demikian, bakat mekanik, music, dan bakat khusus lainnya dipandang sebagai sesuatu yang melengkapi “IQ” dalam deskripsinya tentang individu. Tes-tes bakat/kemampuan mekanis mencakup berbagai fungsi. Faktor-faktor psikomotorik masuk dalam sejumlah tes dalam kategori ini, entah karena manipulasi bahan yang cepat dibutuhkan dalam kinerja tes entah karena sub-subtes khusus dirancang untuk mengukur ketangkasan motorik dumasukkan dalam tes yang menggunakan kertas dan pensil. Tes-tes yang dirancang untuk mengukur bakat/kemampuan klerikal memiliki ciri-ciri penekanan umum pada kecepatan dan ketepatan perseptual.

Pengetesan Kepribadian di Tempat Kerja

Dalam tahun 1980-an, Bernardin dan Bownas (1985) memehartikan bahwa penggunaan teknik-teknik evaluasi kepribadian meliputi metode-metode tidak ilmiah seperti analisis tulisan tangan sedang menjamur dalam dunia industri. Meta-analisis telah digunakan, terutama untuk menyelidiki validitas dan utilitas konstruk-konstruk kepribadian pada berbagai tempat. Analisis jalan dan teknik modeling persamaan structural digunakan untuk mempelajari antarhubungan antara alat-alat prediksi dan untuk menyelidiki atribut serta kondisi yang menyebabkan pembedaan tingkat kinerja pekerjaan beda.

Tes Intergritas. Studi penelitian memperkirakan bahwa rata-rata validitas operasional dari tes integritas untuk memprediksi peringkat penyedia kinerja pekerja adalah 0,14 dan mengindikasikan bahwa tes-tes ini juga bisa bernilai dalam memprediksi perilaku yang mengganggu pada pekerjaan.

Kepemimpinan. Kepemimpinan adalah salah satu dari kualitas yang paling dicari dalam tempat kerja karena kepemimpinan mencakup kemampuan untuk memengaruhi orang lain agar bekerja menuju tujuan bersama.

Instrumen-instrumen. Inventori-inventori yang bertujuan mendeteksi psikopatologi, misalnya MMPI, masih digunakan untuk tujuan penyeleksian pada sejumlah pekerjaan yang sensitive, namun keprihatinan sekitar masalah pelanggaran hak pribadi dan penyalahgunaan hasil-hasil tes telah mendorong penggunaan makin luas dari ukuran-ukuran yang dirancang untuk menaksir kepribadian dalam subjek yang normal.

Kesimpulandan Komentar. Perkembangan-perkembangan teknologi dewasa ini mengubah sifat pekerjaan sedemikian rupa sehingga jauh melebihi perubahan-perubahan yang

telah dihasilkan oleh revolusi industri. Laju perubahan yang cepat memberikan tantangan yang luar biasa bagi para psikolog personalia, seentara kemajuan metodologis yang dimungkinkan oleh teknologi baru menawarkan kesempatan yang luar biasa.

Penggunaan Tes Dalam Psikologi Klinis dan Konseling

Para psikolog klinis dan konseling menggunakan berbagai macam tes, termasuk kebanyakan jenis tes. Berbagai survey periodis telah diadakan menyangkut penggunaan tes oleh sampe-sampel psikolog klinis dan konseling yang berbeda dalam orientasi teoritis dan

lingkungan kerja mereka.

Penaksiran Psikologis. Informasi yang berasal dari observasi, wawancara, dan riwayat kasusu dipadukan dengan skor-skor tes untuk memberikan gambaran yang terintegrasi atau individu. Dengan begitu, psikolog klinis memiliki sikap berjaga-jaga tertentu agar tidak melakukan overgeneralisasi atas skor-skor tes. Atribut lain dari penksiran psikologis adalah tujuan, yang pada umumnya memang membantu dalam pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang berkaitan dengan diagnosis diferensial, seleksi karir, rekomendasi penanganan tertentu, perencanaan pendidikan, pengambilan keputusan pengasuh anak, bersalah tidaknya seseorang dan banyak lagi masalah yang memiliki kepentingan praktis bagi satu orang atau lebih.

Penaksiran Neuropsikologis

Masalah-masalah Metodologis dalam Diagnosis Kerusakan Otak. Berdasarkan observasi yang ekstensif atas para prajurit pada Perang Dunia I, Goldstein merumuskan deskripsi klasik tentang gangguan intelektual yang berhubungan dengan kerusakan otak. Diantara simpton-simpton utama adalah penyusutan dalam kemampuan pikiran abstrak da kecendrungan untuk memberikan respons pada stimulis dari luar yang bisa mengganggu persepsi normal.

Sejak tahun 1950-an, para psikolog semakin mengakui bahwa kerusakan otak bisa mengakibatkan berbagai pola perilaku, pengakuan yang mendorong perkembangan neuropsikologis klinis, yaitu bidang yang bertujuan menerapkan apa yang diketahui tentang hubungan otak-perilaku dalam diagnostic dan rehabilitas individu-individu dengan kerusakan otak.

Ada banyak bukti bahwa kerusakan otak mencakup sejumlah gangguan organic yang luas dengan berbagai perwujudan perilaku yang merupakan akibat. Dari sudut pandang lain, gangguan perilaku atau intelektual yang sama dan tanda diagnostic yang sama dalam kinerja tes bisa berakibat dari etiologi organik, emosional, atau tercampur.

Secara keseluruhan, praktik neuropsikologi adalah salah satu tugas klinis yang paling menuntut, yang membutuhkan aplikasi pengetahuan tentang fungsi kognitif, kepribadian, neurologis, dan fisiologis umum, baik pada kontinuum normal maupun kontinuum patologis.

Instrumen Neuropsikologis. Yang penting diantara fungsi-fungsi yang ditaksir oleh instrument-instrumen ini adalah fungsi yang dianggap paling sensitive bagi proses patologis, seperti persepsi atas hubungan special dan memori untuk materi yang harus dipelajari. Para ahli neuropsikologi klinis kerap menggunakan perpaduan berbagai tes yang

tersedia untuk menaksir keterampilan dan kekurangan yang berbeda dalam suatu cara yang diberi nama pendekatan “kumpulan tes fleksibel”

Mengidentifikasi Ketidakmampuan Belajar yang Spesifik

Teknik Penaksiran. Berasal setidak-tidaknya dari tiga sumber masalah diagnostik: (1) beragam gangguan perilaku yang terasosiasikan dengan kondisi ini, (2) perbedaan individu dalam perpaduan tertentu symptom-simptom, dan (3) kebutuhan akan informasi yang amat spesifik menyangkut sifat dan kontinuum ketidakmampuan dalam tiap kasus.

Penasiran Dinamis. Pendekatan ini telah digunakan sebagai sumber data suplementer, tidak hanya dalam kasus-kasus ketidakmampuan belajar yang spesifik melainkan juga dengan anak-anak lain yang mengalami kesulitan dalam proses belajar mereka, misalnya anak-anak dengan keterbelakangan mental ringan atau sedang. Manfaat pendekatan ini untuk penaksiran anak-anak yang berbakat terutama dalam diri anak-anak yang secara ekonomis tidak beruntung juga telah dicoba secara tentative.

Penaksiran Perilaku

Teknik Penaksiran. Fungsi-fungsi utama yang dilayani oleh prosedur-prosedur penaksiran dalam terapi perilaku bisa dimuat dalam tiga kelompok: (1) merumuskan masalah individu, (2) menyeleksi penanganan yang tepat, (3) menaksir perubahan perilaku. Prosedur penaksiran yang tersedia pada dirinya sendiri digolongkan menjadi tiga jenis utama: laporan diri oleh klien, observasi langsung perilaku, dan ukuran fisiologis.

Penaksiran Karier

Praktik penaksiran karier bermaksud membantu individu untuk memilih karier yang paling tepat baginya dilihat dari segi kemampuan, minat, sasaran, nilai, dan temperamen pribadi dan juga persyaratan yang ada dalam suatu pekerjaan.

Program Komprehensifuntuk Eksplorasi Karier. Pendekatan lebih baru pada konseling karier menyediakan prosedur untuk mengintegrasikan informasi yang tersedia dari banyak sumber ke dalam suatu program eksplorasi karier yang komprehensif. SIGI-PLUS yang semula dirancang untuk digunakan pada mahasiswa universitas, diperbarui untuk digunakan pada orang dewasa yang ingin melakukan perubahan karier atau memasuki pasaran kerja pada berbagai tahap kehidupan yang berbeda. Program ini dirancang sedemikian rupa sehingga memandu individu dalam memeriksa berbagai fakta relevan dan menjalani rute sistematik menuju pengambilan keputusan yang efektif.

Penaksiran Kematangan Karier. Kematangan karier merujuk pada penguasaan individu atas tugas-tugas kejuruan yang sesuai dengan tingkat usia dan efektivitasnya dalam mengatasi tugas-tugas tersebut. Penelitian itu sendiri merupakan penelitian longitudinal selama 20 tahun atas kurang lebih 100 anak kelas sembilan. Temuannya menunjukan bahwa tugas perkembangan karier utama pada tingkat sekolah menengah junior adalah bersiap untuk melakukan pilihan karier.

Penelitian pada proses penilaian klinis telah menerangi sejumlah sumber

kesalahan yang mungkin terjadi dalam proses ini, misalnya pengaruh stereotip kultural dan sikap mengandalkan asas-asas prediksi yang salah.

Laporan Penaksiran: Sintesis Akhir. Laporan itu seharusnya juga berkonsentrasi diri pada ciri-ciri khas tiap individu, titik yang tinggi dan rendah dan bukan pada ciri-ciri dimana posisi individu dekat dengan rata-rata. Fokus utama laporan seharusnya adalah tentang

interpretasi dan konklusi, meskipun catatan tes dan data terinci lainnyabisa dilampirkan secara terpiah pada sejumlah kasus.

Peran Komputer Dalam Penaksiran Psikologis

Komputer mampu mencari, secara sistematis dan konsisten, melalui basis data yang jauh lebih luas disbanding yang mungkin untuk ahli klinis individual; komputer juga bisa diandalkan dalam menerapkan banyak aturan kompleks pada data actuarial dalam menyeleksi pernyataan-pernyataan yang tepat; dan komputer juga bisa menyisipkan banyak variable terkait lain dalam proses bersangkutan, misalnya data demografis dari populasi normative yang

Dalam dokumen Bab 1 Hakikat dan Kegunaan Tes Psikolog (Halaman 49-59)

Dokumen terkait