• Tidak ada hasil yang ditemukan

Investasi Tidak Terikat dari Bank Lain

Dalam dokumen Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indo (Halaman 156-160)

Bagian V Akuntansi Investasi

B. Investasi Tidak Terikat dari Bank Lain

1. Definisi

a. Mudharabah adalah akad kerjasama antara pemilik dana (shahibul maal)

dan pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan yang ditetapkan dimuka.

b. Mudharabah muthlaqah adalah akad mudharabah dimana shahibul maal

memberikan kebebasan kepada pengelola dana (mudharib) dalam pengelolaan investasinya.

c. Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (Sertifikat IMA) adalah sertifikat yang digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan dana dengan prinsip

mudharabah.

Bagian V Akuntansi Investasi Tidak Terikat

Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia V-4

a. Dana investasi tidak terikat diakui sebagai investasi tidak terikat pada saat terjadinya sebesar jumlah yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, investasi tidak terikat diukur sebesar nilai tercatat. (PSAK 59: Akuntansi

Perbankan Syariah, paragraf 29)

b. Bagi hasil investasi tidak terikat dialokasikan kepada bank dan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati. (PSAK 59: Akuntansi

Perbankan Syariah, paragraf 30)

c. Kerugian karena kesalahan atau kelalaian bank dibebankan kepada bank (pengelola dana). (PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 32)

d. Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (Sertifikat IMA) adalah sertifikat yang digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan dana dengan prinsip

mudharabah. (Peraturan Bank Indonesia tentang Pasar Uang Antarbank

Berdasarkan Prinsip Syariah). 3. Penjelasan

a. Mudharabah terdiri dari dua jenis, yaitu mudharabah muthlaqah (investasi tidak terikat) dan mudharabah muqayyadah (investasi terikat). Bab ini hanya membahas bank sebagai pengelola dana (mudharib) dalam rangka penghimpunan dana dari bank lain yang dikelompokkan dalam unsur investasi tidak terikat. Untuk mudharabahmuqayyadah bank sebagai agen dibahas dalam bagian tersendiri, sedangkan bank sebagai pemilik dana

(shahibul maal) dibahas dalam pembiayaan mudharabah.

b. Investasi tidak terikat bukan merupakan kewajiban atau ekuitas bank, karena bank tidak berkewajiban mengembalikan dana tersebut apabila terjadi kerugian pengelolaan dana yang bukan disebabkan kelalaian atau kesalahan bank sebagai mudharib.

c. Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi pendapatan (revenue

sharing). Bagi laba dihitung dari pendapatan setelah dikurangi beban yang

berkaitan dengan pengelolaan dana mudharabah. Sedangkan bagi pendapatan, dihitung dari total pendapatan pengelolaan mudharabah. d. Jika bank menggunakan metode bagi laba (profit sharing) dan usaha

mengalami kerugian, maka seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik dana (shahibul maal), kecuali jika ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan bank sebagai pengelola dana (mudharib).

e. Kelalaian atau kesalahan bank sebagai pengelola dana, antara lain, ditunjukkan oleh:

1) tidak dipenuhinya persyaratan yang ditentukan di dalam akad;

2) tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur) yang lazim dan/atau yang telah ditentukan di dalam akad; atau

3) hasil putusan dari badan arbitrase atau pengadilan

f. Jika bank menggunakan metode bagi pendapatan (revenue sharing), maka pemilik dana (shahibul maal) tidak akan menanggung kerugian, kecuali bank dilikuidasi dengan kondisi realisasi aset bank lebih kecil dari kewajiban.

Bagian V Akuntansi Investasi Tidak Terikat

Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia V-5

1) Tabungan mudharabah, yaitu investasi tidak terikat dari bank lain pada bank syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati.

2) Deposito mudharabah adalah investasi tidak terikat dari bank lain pada bank syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu dengan pembagian hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati di muka antara nasabah dengan bank syariah yang bersangkutan.

3) Sertifikat Invetasi Mudharabah Antarbank Syariah (Sertifikat IMA) adalah sertifikat yang digunakan bank sebagai sarana untuk mendapatkan dana dengan prinsip mudharabah.

4. Perlakuan Akuntansi

Pengakuan dan pengukuran

a. Investasi tidak terikat dari bank lain diakui pada saat diterima sebesar jumlah yang diterima.

b. Bagi hasil investasi tidak terikat diberikan sesuai nisbah yang disepakati pada awal akad.

Penyajian

a. Investasi tidak terikat dari bank lain disajikan sebesar jumlah nominalnya untuk masing-masing bentuk investasi tidak terikat, antara lain tabungan

mudharabah, deposito mudharabah dan Sertifikat IMA.

b. Bagi hasil investasi tidak terikat yang sudah diperhitungkan dan telah jatuh tempo tetapi belum diserahkan kepada nasabah disajikan dalam pos kewajiban segera.

c. Bagi hasil investasi tidak terikat yang sudah diperhitungkan pada akhir periode tetapi belum jatuh tempo disajikan dalam pos bagi hasil yang belum dibagikan.

5. Ilustrasi Jurnal

a. Tabungan dan Deposito Mudharabah 1) Pada saat penerimaan setoran

Db. Kas/kliring

Kr. Investasi tidak terikat-tabungan mudharabah/deposito

mudharabah

2) Pada saat penarikan tabungan/pelunasan/jatuh tempo deposito Db. Investasi tidak terikat-tabungan/deposito mudharabah Kr. Kas/pemindahbukuan/kiriman uang

3) Pada akhir periode dilakukan perhitungan bagi hasil tabungan/deposito mudharabah

Db. Beban bagi hasil investasi tidak terikat-tabungan/deposito mudharabah

Kr. Bagi hasil yang belum dibagikan-investasi tidak terikat tabungan/deposito mudharabah

4) Pada saat realisasi dilakukan pembayaran bagi hasil ke rekening masing-masing penabung:

Bagian V Akuntansi Investasi Tidak Terikat

Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia V-6

Db. Bagi hasil investasi tidak terikat-tabungan/deposito mudharabah Db. Bagi hasil yang belum dibagikan-investasi tidak terikat

tabungan/deposito mudharabah Kr. Kas/rekening/kliring

5) Pada saat deposito mudharabah jatuh tempo: Db. Investasi tidak terikat-deposito mudharabah Kr. Kas/rekening/kliring

6) Pada saat penyaluran

Db. Penyaluran Investasi tidak terikat (sesuai dengan akadnya) Kr. Kas/Kliring

b. Sertifikat IMA

1) Pada saat penerbitan dan penjualan Sertifikat IMA Db. Giro pada BI/Kliring

Kr. Investasi tidak terikat dari bank-Sertifikat IMA

2) Pada saat penghitungan bagi hasil Sertifikat IMA tetapi belum dibagikan

Db. Bagi hasil Sertifikat IMA

Kr. Bagi hasil yang belum dibagikan-Sertifikat IMA 3) Pada saat pembayaran bagi hasil

Db. Bagi hasil yang belum dibagikan-Sertifikat IMA Kr. Giro wadiah bank lain/Kliring

4) Pada saat pelunasan Sertifikat IMA

Db. Investasi tidak terikat dari bank-Sertifikat IMA Kr. Giro pada BI/Kliring

5) Pada saat penyaluran

Db. Penyaluran Investasi tidak terikat (sesuai dengan akadnya) Kr. Kas/Kliring

6. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain:

a. investasi tidak terikat yang memiliki hubungan istimewa.

b. rincian investasi tidak terikat mengenai antara lain nisbah bagi hasil, jangka waktu deposito, jumlah dan komposisi besarnya pemilikan deposito

mudharabah menurut jenis mata uang rupiah dan valuta asing.

c. Jumlah simpanan bank lain yang diblokir untuk tujuan tertentu antara lain sebagai jaminan pembiayaan dan atau transaksi perbankan syariah lainnya.

7. Ketentuan Lain-lain

Dalam dokumen Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indo (Halaman 156-160)