• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.7 IoT (Internet of Things)

Menurut (Tarigan, Sitepu, & Hutagalung, 2014) Internet of Things merupakan revolusi teknologi pada bagian perkembangan komputasi dan komunikasi dimasa yang akan datang. Internet of Things memiliki konsep dimana semuanya dapat terhubung dengan internet. IBM dalam jurnal menuliskan judul

“The Interconnecting of Everything” menyatakan “Internet of Things“ merupakan internet masa depan, menggerakkan, dan memproses jutaan perangkat industri dan global.

Pada Tugas Akhir ini penulis menggunakan Protokol MQTT untuk dapat terkoneksi dengan IoT (Internet of Things) dimana menurut (Abilovani, Yahya, &

Bakhtiar, 2018) Message Queue Telemetry Transport atau yang biasa disebut MQTT adalah sebuah salah satu protokol komunikasi dalam dunia Internet of

Things yang memiliki sifat machine to machine. Bekerja pada layer ketujuh dan bersifat lightwight message. Metode komunikasi pada MQTT menggunakan publish dan subscriber. Dimana motode pengiriman dikirimkan kepada broker berupa topik oleh publisher. Kemudian subscriber menerima data dari broker dengan topik yang sama.

Menurut (Tarigan, Sitepu, & Hutagalung, 2014) Protokol MQTT memiliki 14 jenis tipe pesan yang berbeda – beda, seperti

1. CONNECT : Klien request to connect to Server 2. CONNACK : Connect Acknowledgment

3. PUBLISH : Publish message

4. PUBACK : Publish Acknowledgment

5. PUBREC : Publish Received-assured delivery part 1 6. PUBREL : Publish Release-assured delivery part 2 7. PUBCOMP : Publish Complete-assured delivery part 3 8. SUBSCRIBE : Klien Subscribe request

9. SUBACK : Subscribe Acknowledgment 10. UNSUBSCRIBE : Klien Unsubscribe request 11. UNSUBACK : Unsubscribe Acknowledgment

12. PINGREQ : PING Request

13. PINGRESP : PING Response

14. DISCONNECT : Klien is Disconnecting

15 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Model Perancangan

Gambar 3.1 Model Perancangan

Pada gambar 3.1 didapatkan beberapa bagian dari topologi yang memiliki tugas masing–masing. Berikut adalah daftar dan penjelasan setiap bagian pada gambar 3.1.

3.1.1 Input

1. Sensor IR FC-51

Pada Tugas Akhir ini penulis menggunakan sensor IR FC-51 yang berfungsi untuk mendeteksi botol dan menghitung jumlah botol yang telah terdeteksi oleh sensor IR FC-51.

2. Toggle Switch

Pada Tugas Akhir ini penulis menggunakan toggle switch yang digunakan untuk melakukan berbagai macam mode dan mengatasi beberapa kondisi yaitu:

a. Toggle Switch Relay

Toggle switch relay berfungsi untuk mengatasi error gagal booting pada saat pertama kali mikrokontroler dinyalakan. Dimana terdapat kondisi agar relay harus dalam keadaan mati sebelum dapat menyalakan mikrokontroler. Setelah mikrokontroler menyala maka toggle switch relay dapat dinyalakan untuk menghindari error gagal booting. Kemudian juga dapat digunakan untuk emergency apabila dibutuhkan.

b. Toggle Switch Start

Toggle switch start digunakan untuk mengganti mode stanby dan mode run. Dimana pada mode stanby digunakan untuk kondisi dimana mesin bersiap untuk melakukan produksi dan input password keamanan.

Sedangkan pada mode run digunakan untuk mesin sedang dalam kondisi berjalan dan melakukan proses produksi.

c. Toggle Switch Mode

Toggle switch mode berfungsi sebagai switch untuk dapat memilih mesin dalam keadaan tersambung dengan internet atau tidak. Dimana dalam kondisi mode online maka mesin dapat terkoneksi dengan internet sedangkan pada kondisi mode offline mesin tidak akan terkoneksi dengan internet.

3.1.2 Mikrokontroler

Mikrokontroler yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah Wemos D1 R2 yang dilengkapi dengan ESP8266 untuk dapat melakukan komunikasi data secara wireless. Mikrokontroler bertugas sebagai sistem yang melakukan otomatisasi dalam pengisian botol. Dimulai dari sensor yang mendeteksi botol pada conveyor dengan jumlah yang sesuai dengan nozzle sebanyak dua buah. Kemudian stopper in dan stopper out menyala yang dimana digunakan untuk menghentikan botol agar sesuai dengan posisi nozzle. Kemudian dilakukan proses pengisian cairan menggunakan pompa air yang diatur menggunakan delay timer sesuai dengan volume botol yang akan digunakan. Proses berikutnya ketika pengisian selesai

17

adalah stopper out akan mati. Setelah itu botol bisa kembali berjalan yang menandakan proses pengisian pada botol telah selesai dan mengulangi proses dari awal.

Mikrokontroler juga digunakan untuk pengiriman data berupa monitoring dan kode password keamanan. Data yang dikirim kepada broker MQTT oleh mikrokontroler antara lain sebagai berikut:

1. Data jumlah botol yang telah diproduksi akan diperoleh dari data deteksi pada sensor.

2. Data jumlah pengisian botol per menit dimana diperoleh dari perhitungan total produksi kemudian dibagi dengan waktu perangkat menyala dalam satuan menit.

3. Data durasi waktu penggunaan alat dalam satuan menit.

4. Keamanan digunakan untuk bagaimana perangkat melakukan monitoring yang mana diperlukan pengisian berupa password untuk dapat me monitoring rancang bangun tersebut.

3.1.3 Aktuator

Pada tugas akhir ini ada beberapa aktuator yang digunakan untuk menjalankan proses pengisian botol secara otomatis sebagai berikut:

1. Modul relay digunakan sebagai switch pada aktuator yang lain melalui kontak sinyal yang telah diberikan oleh mikrokontroler.

2. Solenoid push pull digunakan untuk stopper in untuk menghentikan botol yang akan masuk, stopper out untuk menghentikan botol yang akan keluar.

3. Pompa air digunakan untuk proses pengisian cairan pada botol.

4. Motor synchronous digunakan untuk menggerakkan belt pada conveyor agar botol bisa berjalan.

3.1.4 Output

Pada Tugas Akhir ini output yang diberikan oleh sistem adalah berupa pengisian cairan pada botol secara otomatis, sistem keamanan dimana hanya

pengguna tertentu yang mengetauhi password bisa melakukan monitoring menggunakan aplikasi MQTT Panel, dan informasi berupa monitoring keadaan sistem dan informasi tersebut dikirimkan melalui broker MQTT yang kemudian akan bisa melakukan monitoring pada aplikasi MQTT Panel. Pada mode offline dapat dilakukan monitoring pada OLED berupa tampilan data pengamatan produksi, produksi per menit, waktu sistem menyala dan keadaan apakah sistem dalam keadaan menyala atau mati.

3.2 Perancangan Perangkat Keras

3.2.1 Perancangan Desain Rancang Bangun

Memperlihatkan gambaran desain rancang bangun yang akan dibuat penulis sebagai tugas akhir. Terdapat beberapa komponen seperti conveyor, panel, holder stopper, holder nozzle dan holder sensor. Desain rancang bangun dapat dilihat pada gambar 3.2

Gambar 3.2 Desain Rancang Bangun

3.2.2 Perancangan Rangkaian Input

Dalam perancangan rangkaian input terdapat sensor yang digunakan untuk mendeteksi dan menghitung jumlah botol. Terdapat juga toggle switch yang diperlukan untuk fungsi mode online atau mode offline dan fungsi running atau stop rancang bangun tersebut. Perancangan rangkaian input dapat dilihat pada gambar 3.3 dan data sheet rangkaian dapat dilihat pada tabel 3.1.

19

Gambar 3.3 Rangkaian Input

Tabel 3.1 Datasheet Rangkaian Input

Sensor SwitchRun SwitchMode Wemos

OUT - - D5

- OUT - D6

- - OUT D7

VCC VCC VCC 5V

GND GND GND GND

3.2.3 Perancangan Rangkaian Aktuator

Perancangan aktuator terdapat pompa air yang digunakan untuk mengisi cairan pada botol. Kemudian terdapat solenoid push pull untuk fungsi stopper input dan stopper output. Synchronous motor digunakan untuk menggerakkan conveyor belt agar botol dapat berjalan sesuai yang diinginkan. Perancangan rangkaian aktuator dapat dilihat pada gambar 3.4 dan data sheet rangkaian dapat dilihat pada tabel 3.2.

Gambar 3.4 Rangkaian Aktuator

Tabel 3.2 Datasheet Rangkaian Aktuator

PompaAir Stopperin Stopperout Conveyor Wemos

Relay1 - - - D0

3.2.4 Perancangan Rangkaian Output

Pada rangkaian output terdapat OLED yang berfungsi sebagai antar muka untuk menampilkan data yang perlu disampaikan kepada user. Perancangan rangkaian output dapat dilihat pada gambar 3.5 dan data sheet rangkaian dapat dilihat pada tabel 3.3.

Gambar 3.5 Rangkaian Output

Tabel 3.3 Datasheet Rangkaian Output OLED

3.2.5 Perancangan Keseluruhan Alat

Desain keseluruhan bertujuan untuk rancang bangun tersebut dapat melakukan mekanisme pengisian cairan dalam botol seusai dengan yang diinginkan

21

penulis dan berjalan sesuai dengan program. Perancangan keseluruhan alat pada Tugas Akhir ini dapat dilihat pada gambar 3.6.

Gambar 3.6 Desain Keseluruhan Rancang Bangun

Perancangan sebuah conveyor yang akan digunakan untuk laju botol dapat dilihat pada gambar 3.7.

Gambar 3.7 Conveyor Pada Rancang Bangun

Perancangan toggle switch, emergency button, OLED, dan holder solenoid push pull untuk digunakan sebagai stopper input dan stopper output. Holder untuk nozzle yang digunakan untuk pengisian botol. Holder sensor untuk pendeteksi botol dapat dilihat pada gambar 3.8.

Gambar 3.8 Desain Penempatan Modul Pada Rancang Bangun

Keterangan pada gambar 3.8 :

 A = OLED I2C

 B = Toggle switch 12V

 C = Toggle switch start

 D = Toggle switch mode

 E = Tombol emergency

 F = Nozzle

 G = Sensor IR FC-51

 H = Stopper in

 I = Stopper out

 J = Pompa air

Rancangan panel listrik yang didalamnya terdapat semua rangkaian listrik yang akan digunakan dapat dilihat pada gambar 3.9.

23

Gambar 3.9 Desain Penempatan Panel Listrik pada Rancang Bangun

Keterangan pada gambar 3.9 :

 A = Wemos D1 R2

 B = Modul Relay

 C = Power Supply

3.3 Perancangan Perangkat Lunak

Gambar 3.10 Flowchart Program

Pada gambar 3.10 flowchat di atas Menjelaskan bahwa sistem dimulai dari pemilihan mode dimana sistem tersebut memiliki dua buah mode online dan offline.

Pada mode online dimulai dari pencarian koneksi pada perangkat untuk dapat terhubung dengan internet dan terhubung dengan MQTT. Pada saat mengkoneksikan sinyal pada wifi program akan terus berulang sampai mendapatkan alamat wifi berlaku sama dengan mengkoneksikan pada broker MQTT. Pada mode offline maka program langsung menuju pada pemilihan mode

25

start atau mode stanby. Untuk pemilihan mode stanby dapat dilihat pada gambar L3.11 dan pada mode stanby program akan menampilkan informasi pada layar OLED dan mengirimkan data pada broker MQTT dimana semua data dikirimkan menjadi 0 (nol) serta digunakan untuk input password. Setelah toggle switch start dalam keadaan menyala, kemudian dilanjutkan ke dalam mode inisialisasi. Dimana mode inisialisasi digunakan untuk mengatasi pengisian pertama kali dimana pada saat pertama kali selang air dalam kondisi kosong yang menyebabkan volume dalam botol menjadi tidak terpenuhi. Kondisi inisialisasi hanya terjadi selama satu kali dan kemudian kembali pada mode start. Sedangkan pada mode start program akan memulai dengan menyalakan conveyor dan dilanjutkan stopper input keadaan non aktif dan stopper output dalam keadaan aktif. Dilanjutkan dengan sensor yang mendeteksi bahwa terdapat dua botol proses dapat dilihat pada gambar L3.12.

Setelah sensor mendeteksi dua buah botol maka conveyor akan berhenti dan stopper input dan stopper output dalam keadaan non aktif. Kemudian pompa air akan menyala untuk mengisi cairan ke dalam botol selama 6,8 detik sampai terisi proses tersebut dapat dilihat pada gambar L3.13. Proses selanjutnya conveyor menyala dan stopper output mati dan botol selesai diisi cairan contoh proses dapat dilihat pada gambar L3.14. Proses selanjutnya adalah botol yang telah terdeteksi sensor akan dicatat pada bagian produksi. Kemudian akan mencari perhitungan produksi per menit dimana data dalam produksi dibagi dengan data menit waktu rancang bangun distart. Setelah itu data produksi, menit, produksi per menit, dan kondisi akan ditampilkan pada OLED. Kemudian ketika dalam mode online dilanjutkan dengan pengecekan password yang digunakan untuk keamanan untuk mengirimkan data produksi, menit, produksi per menit, dan kondisi yang akan dikirimkan ke broker MQTT. Pada mode offline akan langsung menampilkan data pada OLED contoh proses tersebut dapat dilihat pada gambar L3.15.

26 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini terdapat hasil dari analisis pengujian dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Terdapat beberapa tahap yang dilakukan dalam pengujian pada Tugas Akhir ini. Diantaranya sebagai berikut:

4.1 Pengujian Input

4.1.1 Tujuan Pengujian Input

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji proses input yang dilakukan melalui sensor dan toggle switch.

4.1.2 Peralatan yang Digunakan Pengujuan Input 1. Wemos D1 R2.

2. Sensor IR FC-51.

3. Toggle switch.

4. PC/Laptop.

5. Kabel jumper.

4.1.3 Cara Pengujian Input

1. Menghubungkan Sensor IR FC-51 dan toggle switch ke wemos D1 R2 menggunakan kabel jumper.

2. Menghubungkan wemos D1 R2 ke PC/Laptop.

3. Membuka apikasi arduino IDE pada PC/Laptop.

4. Membuka program yang telah dibuat.

5. Mengunggah program ke wemos D1 R2.

6. Membuka serial monitor pada wemos D1 R2.

7. Mengamati Sensor IR FC-51 dan toggle switch apakah berfungsi sesuai dengan program.

27

4.1.4 Hasil Pengujian Input

Gambar 4.1 – 4.6 merupakan hasil dari pengujian sensor IR FC-51 dan toggle switch.

Pada gambar 4.1 menjelaskan bahwa sensor sedang tidak dalam kondisi mendeteksi suatu objek. Dimana lampu indikator pada sensor dalam keadaan mati serta mengeluarkan output high.

Gambar 4.1 Sensor IR Keadaan Tidak Mendeteksi

Pada gambar 4.2 menjelaskan bahwa sensor sedang dalam kondisi mendeteksi suatu objek. Dimana lampu indikator pada sensor dalam keadaan menyala serta mengeluarkan output low.

Gambar 4.2 Sensor IR Keadaan Mendeteksi

Pada gambar 4.3 menjelaskan bahwa toggle switch sedang dalam kondisi off serta mengeluarkan output low.

Gambar 4.3 Toggle Switch Keadaan Off

Pada gambar 4.4 menjelaskan bahwa toggle switch sedang dalam kondisi on serta mengeluarkan output high.

Gambar 4.4 Toggle Switch Seadaan On

Pada gambar 4.5 menjelaskan bahwa serial monitor sedang membaca input dari sensor dan toggle switch dalam keadaan high.

Gambar 4.5 Tampilan Serial Monitor Input Keadaan High

Pada gambar 4.6 menjelaskan bahwa serial monitor sedang membaca input dari sensor dan toggle switch dalam keadaan low.

29

Gambar 4.6 Tampilan Serial Monitor Input Keadaan Low.

Tabel L4.1 Pengujian Input Sensor dan Switch

No Sensor Switch Serial Monitor Sensor Serial Monitor Switch Berhasil

1 nondetect ON 1 1 1

2 nondetect ON 1 1 1

3 nondetect ON 1 1 1

4 nondetect ON 1 1 1

5 nondetect ON 1 1 1

Keseluruhan Tabel L4.1 dapat dilihat pada lampiran

Pada tabel L4.1 telah dilakukan pengujian input sensor dan switch dengan persentase berhasil 100% dan dihasilkan bahwa pengujian dapat dilakukan bahwa ketika sensor mendeteksi sebuah objek maka output yang dikeluarkan 0 (low), dan apabila sensor tidak mendeteksi sebuah objek maka output yang dikeluarkan 1 (high). Pada toggle switch ketika dalam kondisi ON maka output yang dikeluarkan 1 (high), sedangkan ketika dalam kondisi OFF maka output yang dikeluarkan 0 (low).

4.1.5 Analisis Data Pengujian Input

Gambar 4.1 – 4.6 menunjukkan pengujian yang telah dilakukan dan menghasilkan kesimpulan sensor IR FC-51 dan toggle switch sesuai dengan program yang diuji coba.

4.2 Pengujian Aktuator

4.2.1 Tujuan Pengujian Aktuator

Tujuan dari pengujian ini yaitu untuk memastikan bahwa aktuator berjalan sesuai dengan program yang telah diberikan.

4.2.2 Peralatan yang Digunakan Pengujuan Aktuator 1. Wemos D1 R2.

2. Modul Relay.

3. Solenoid push pull.

4. Pompa air.

5. Synchronous motor.

6. PC/Laptop.

7. Kabel jumper.

4.2.3 Cara Pengujian Aktuator

1. Menghubungkan soleoid push pull dengan modul relay menggunakan kabel.

2. Menghubungkan pompa air dengan modul relay menggunakan kabel.

3. Menghubungkan synchronous motor dengan modul relay menggunakan kabel.

4. Menghubungkan modul relay dengan wemos D1 R2.

5. Menghubungkan wemos D1 R2 dengan PC/Laptop.

6. Membuka aplikasi arduino ide pada PC/Laptop.

7. Membuka program yang telah dibuat.

8. Mengunggah program pada wemos D1 R2.

9. Membuka serial monitor pada wemos D1 R2.

10. Mengamati solenoid push pull, pompa air, dan synchronous berfungsi sesuai dengan program.

4.2.4 Hasil Pengujian Aktuator

Pada gambar 4.7 – 4.9 adalah hasil dari pengujian pada aktuator yang digunakan untuk mengoperasikan proses pengisian cairan pada botol.

Pada gambar 4.7 menjelaskan bahwa aktuator dalam keadan 0 (low) dan dapat dilihat bahwa lampu indikator pada modul relay dalam keadaan mati.

31

Gambar 4.7 Modul Relay Aktuator Keadaan Low

Pada gambar 4.8 menjelaskan bahwa aktuator dalam kondisi 1 (high) atau menyala, dan dapat dilihat bahwa dilihat bahwa indikator pada modul relay dalam keadaan menyala.

Gambar 4.8 Modul Relay Aktuator Keadaan High

Pada gambar 4.9 menjelaskan bahwa serial monitor menampilkan informasi berupa aktuator dalam keadaan menyala dan mati secara bergantian.

Gambar 4.9 Tampilan Serial Monitor Relay pada Aktuator

Tabel L4.2 Pengujian Aktuator

No Pompa

Air Stopperin Stopperout Conveyor

Serial

Keseluruhan Tabel L4.2 dapat dilihat pada lampiran

Pada tabel L4.2 telah dilakukan pengujian aktuator dimana memiliki persentase keberhasilan 100%. Aktuator yang diujikan berupa pompa air, stopperin, stopperout, dan conveyor.

4.2.5 Analisis Data Pengujian Aktuator

Gambar 4.7 dan 4.9 menunjukkan hasil pada pengujian aktuator dapat berfungsi sesuai dengan program. Pengujian pada aktuator berupa menyala dan mati sesuai dengan data yang telah ditampilkan pada serial monitor dan tabel.

4.3 Pengujian Output

4.3.1 Tujuan Pengujian Output

Tujuan dari pengujian ini adalah memastikan bahwa oleh dapat berkerja sesuai dengan program yang telah dibuat.

4.3.2 Peralatan yang Digunakan Pengujuan Output 1. OLED I2C.

2. Kabel jumper.

3. Wemos D1 R2.

4. PC/Laptop.

4.3.3 Cara Pengujian Output

1. Menghubungkan OLED I2C ke wemos D1 R2 menggunakan kabel jumper.

33

2. Menghubungkan wemos D1 R2 ke PC/Laptop.

3. Membuka apikasi arduino IDE pada PC/Laptop.

4. Membuka program yang telah dibuat.

5. Mengunggah program ke wemos D1 R2.

6. Mengamati OLED I2C berfungsi sesuai dengan program.

4.3.4 Hasil Pengujian Output

Pada gambar 4.10 dan 4.11 adalah hasil dari pengujian pada OLED I2C dimana OLED akan menampilkan teks atau informasi yang sesuai dengan program.

Pada Gambar 4.10 memperlihatkan bahwa OLED dalam keadaan tidak menampilkan informasi kepada user.

Gambar 4.10 OLED Dalam Keadaan Tidak Menampilkan Informasi

Pada gambar 4.11 memperlihatkan bahwa OLED dalam keadaan menampilkan informasi kepada user.

Gambar 4.11 OLED Dalam Keadaan Menampilkan Informasi

4.3.5 Analisis Data Pengujian Output

Gambar 4.10 dan 4.11 menunjukkan hasil pada pengujian OLED I2C dapat berfungsi sesuai dengan program.

4.4 Pengujian Aplikasi MQTT Panel

4.4.1 Tujuan Pengujian Aplikasi MQTT Panel

Pengujian ini memiliki tujuan untuk memastikan aplikasi MQTT Panel dapat berkomunikasi sesuai dengan program.

4.4.2 Peralatan yang Digunakan Pengujuan Aplikasi MQTT Panel 1. Wemos D1 R2.

2. Modul RTC.

3. Smartphone android.

4. PC/Laptop.

4.4.3 Cara Pengujian Aplikasi Aplikasi MQTT Panel

1. Menghubungkan RTC ke wemos D1 R2 dengan kabel jumper.

2. Menghubungkan wemos D1 R2 ke PC/Laptop.

3. Membuka apikasi arduino IDE pada PC/Laptop.

4. Mendownload Aplikasi MQTT Panel pada smartphone.

5. Configurasi Aplikasi MQTT Panel pada smartphone.

6. Membuka program yang telah dibuat.

7. Mengunggah program ke wemos D1 R2.

8. Membuka serial monitor pada wemos D1 R2.

9. Mengamati serial monitor dan aplikasi MQTT panel saling berkomunikasi.

4.4.4 Hasil Pengujian Aplikasi MQTT Panel

Pada gambar 4.12 – 4.15 dapat dilihat bahwa wemos D1 R2 dapat berkomunikasi dengan aplikasi MQTT Panel. Komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi dua arah. Dimana wemos D1 R2 dapat menerima dan mengirim data dari MQTT Panel. MQTT Panel juga dapat menerima serta mengirim data kepada wemos D1 R2.

35

Pada gambar 4.12 merupakan contoh dari konfigurasi aplikasi MQTT Panel untuk terkoneksi dengan broker.

Gambar 4.12 Konfigurasi Koneksi MQTT Panel Dengan Wemos D1 R2

Pada gambar 4.13 merupakan contoh dari konfigurasi aplikasi MQTT Panel untuk membuat panel yang berisi informasi data pada topik yang akan ditampilkan.

Gambar 4.13 Konfigurasi Panel Dalam Aplikasi

Pada gambar 4.14 merupakan contoh dari tampilan MQTT yang akan digunakan. Dimana terdapat tampilan informasi grafik produksi, data produksi, data menit, data produksi per menit, data kondisi mesin dan password yang digunakan sebagai keamanan untuk pengiriman data.

Gambar 4.14 Tampilan Aplikasi MQTT Panel yang Telah Terkoneksi

Gambar 4.15 merupakan contoh data yang dikirimkan oleh wemos kepada aplikasi MQTT panel. Kemudian data tersebut akan diterima oleh MQTT Panel dan ditampilkan pada aplikasi MQTT Panel.

Gambar 4.15 Tampilan Serial Monitor Uji Coba Aplikasi MQTT Panel

Tabel L4.3 Pengujian Aplikasi MQTT Panel

No

Keseluruhan Tabel L4.3 dapat dilihat pada lampiran

Pada tabel L4.3 telah dilakukan pengujian untuk kecepatan pengiriman data dari wemos ke broker MQTT. Dari pengujian pada tabel L4.3 dapat diketauhi

37

bahwa rata-rata waktu kecepatan pengiriman data dengan 50 kali percobaan adalah 2 detik.

4.4.5 Analisis Data Pengujian Aplikasi MQTT Panel

Gambar 4.12 – 4.15 menunjukkan wemos D1 R2 dapat berkomunikasi dengan aplikasi MQTT Panel sesuai dengan program. Pengujian menggunakan internet pribadi dengan kecepatan bandwidth sebesar 50Mbps.

4.5 Pengujian Seluruh Sistem

4.5.1 Tujuan Pengujian Seluruh Sistem

Pengujian ini memiliki tujuan untuk memastikan seluruh sistem dapat berjalan sesuai dengan program.

4.5.2 Peralatan yang Digunakan Pengujuan Seluruh Sistem 1. Sensor IR FC-51.

2. Toggle switch.

3. Modul relay.

4. Solenoid push pull.

5. Pompa air.

6. Synchronous motor.

7. OLED I2C.

8. Wemos D1 R2.

9. Kabel jumper.

10. Smartphone dan aplikasi MQTT Panel.

11. PC/Laptop.

4.5.3 Cara Pengujian Seluruh Sistem

1. Menghubungkan semua komponen menggunakan kabel jumper.

2. Membuka program yang telah dibuat.

3. Mengunggah program ke wemos D1 R2.

4. Membuka serial monitor pada wemos D1 R2.

5. Membuka aplikasi MQTT Panel.

6. Menonaktifkan tombol emergency untuk menyalakan power.

7. Mengatur toggle switch relay dalam keadaan ON untuk menyalalakan relay.

8. Mengatur toggle switch mode, jika user menginginkan mode online maka toggle switch mode diatur dalam keadaan ON. Jika user menginginkan mode offline maka toggle switch mode diatur dalam keadaan OFF.

9. Mengatur toggle switch start, jika user menginginkan mode running maka toggle switch start diatur dalam keadaan ON. Jika user menginginkan mode standby maka toggle switch mode diatur dalam keadaan OFF.

10. Mengamati proses yang berjalan sesuai dengan program.

4.5.4 Hasil Pengujian Seluruh Sistem

Pada gambar 4.16 – 4.30 dapat diamati bahwa proses dapat berjalan sesuai dengan program.

Pada gambar 4.16 merupakan contoh pengujian dimana pada saat mode online pertama kali dinyalakan, perangkat akan mencari koneksi internet yang sudah diatur pada program dan mengkoneksikan dengan broker MQTT.

Gambar 4.16 Pengujian Pencarian Koneksi

Pada gambar 4.17 merupakan contoh pengujian dimana pada saat mode offline akan langsung menuju mode stanby. Ketika pada mode online maka akan menunggu perangkat terkoneksi dulu dengan internet dan broker pada MQTT baru

39

kemudian menuju mode stanby. Pada mode stanby password bisa diinputkan baik itu password benar maupun password salah.

Gambar 4.17 Pengujian Mode Stanby

Pada gambar 4.17 merupakan contoh pengujian dimana pada mode inisialisasi digunakan pada saat menyalakan mesin pertama kali. Mode ini digunakan untuk mengatasi kekurangan volume botol pada saat pengisian pertama kali dikarenakan selang pada nozzle dalam kondisi kosong yang menyebabkan kurangnya cairan yang masuk ke dalam botol.

Gambar 4.18 Pengujian Mode Inisialisasi

Gambar 4.18 Pengujian Mode Inisialisasi

Dokumen terkait