• Tidak ada hasil yang ditemukan

IRJEN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RI (GEDE PASEK SUARDIKA): Terima kasih Pak Ketua dan para Ketua para Anggota Komisi V yang

saya hormati.

Pertama tentu kami ucapkan terima kasih atas saran masukan dan arahan-arahan yang berhasil kami catat yang sejenis pertanyaan dan arahannya adalah kaitan dengan akses komunikasi antara Komisi V selaku pengawas dengan Inspektorat Jenderal. Mulai dari Pak Muhammad Aras, kemudian Pak Suryadi, kemudian Pak Rifqi.

Dapat kami laporkan bapak ibu sekalian bahwa Kementerian Perhubungan memiliki saluran atau akses yang bisa dipergunakan yang pertama dengan melalui 151 jadi itu semacam hotline. Kemudian secara resmi bisa langsung menyampaikan ke Kementerian Perhubungan melalui Pak Menteri atau ke kami ke Inspektorat Jenderal. Kemudian ke depan mudah-mudahan nanti setelah 17 september, kami akan launching program digitalisasi yang disebut dengan SiMADU pak, sistem informasi pengaduan masyarakat.

Nah jadi SiMADU ini berbasis android pak, jadi bapak bisa langsung download di playstore bisa dilihat pengaduan seperti apa dan jika pun Bapak Ibu Anggota Dewan pada saat melaksanakan Kunker atau pengawasan di lapangan terdapat indikasi-indikasi yang mungkin perlu disampaikan bisa dengan menggunakan SiMADU itu. Sehingga ke depan akses sangat mudah untuk kita lakukan dan apabila tentu kalau dari bapak-bapak pasti kami tindaklanjuti pak.

Kalau dari masyarakat kami memiliki metode pak, 5W 1H gitu. Jelas orangnya Who gitu ya, kemudian What apa yang dilaporkan dan mengapa dan segala macam. Kadang-kadang ini kan banyak yang hoak lah kira-kira

gitu. Jadi Who-nya harus jelas tapi kalau dari bapak ibu pasti kami akan tindaklanjuti. Itu yang pertama.

Yang kedua berkaitan dengan pertanyaan arahan pak yang terhormat Pak Bakri berkaitan dengan kalau istilah kami bukan mangkrak pak, proyek-proyek yang masih dalam pengerjaan (KDP), itu memang kami selaku Inspektorat Jenderal terus mendorong arah-arah penyelesaian yang kami bagi menjadi beberapa kriteria.

Jadi ada KDP yang kriteria satu itu jika pembangunannya selesai 100% tapi belum operasional, nah ini kita bahas. Betul pak penyebab utamanya nggak operasional itu karena jalan akses. Nah ini Pak Menteri sudah menyampaikan surat ke Menteri PUPR list Project yang perlu dukungan dana akses itu sudah diusulkan.

Kemudian kriteria dua ini jika pembangunannya belum selesai tapi dia memiliki prospek yang baik. Nah ini kita akan push Direktorat Jenderal untuk melaksanakannya pak. Kita akan dorong untuk melaksanakan jika memang memiliki prospek yang baik.

Nah yang kriteria yang ketiga ini pembangunannya belum selesai pak dan ini jika berpotensi Pemda-nya memungkinkan maka akan diserahkan ke pihak ketiga. Itu kriteria yang ketiga.

Nah kriteria yang keempat ini ya memang pembangunannya belum selesai dan tidak dapat dilanjutkan karena memang mungkin dulu salah perencanaan, salah lokasi beberapa itu harus kami akui dan ini memang harus dilakukan solusi-solusi lain. Misalnya dijadikan seperti pelabuhan misalnya mungkin dijadikan pelabuhan rakyat gitu pak, komoditas rakyat itu usulan kita.

Demikian yang berhasil kami catat berkaitan dengan arahan dari Pak Bakri dan Bapak Ibu sekalian. Yang terakhir yang kami catat juga betul terima kasih pak yang terhormat Pak Sudjadi dari Dapil Jateng. Betul kami juga sedang selalu mendampingi pak mengenai pelaksanaan program padat karya.

Jadi betul sebagaimana Pak Menteri juga sampaikan dalam Raker bahwa Kementerian Perhubungan secara program tidak memiliki program padat karya sebetulnya. Tapi program padat karya itu dilaksanakan untuk membangkitkan perekonomian masyarakat di sekitar proyek-proyek transportasi kita. Jadi kalau misalnya pelabuhan tadi dibilang Pak Sudjadi memang orang di sekitar situ.

Nah terima kasih arahannya memang kalau memang itu di-declare tidak sebagai program padat karya, tapi merupakan program-program yang sifatnya untuk membangkitkan ekonomi rakyat. Kami sangat sependapat dan terima kasih atas arahannya dan kami juga dari Itjen selalu melakukan pengawasan pak dalam pelaksanaan itu. Termasuk juga agar sesuai dengan ketentuan dan kaidah-kaidah perundang-undangan.

Jadi kami laporkan Itjen selalu mendampingi pelaksanaan-pelaksanaan program padat karya dan temuan kami adalah hampir sama dengan apa yang diarahkan oleh Pak Djadi tadi. Memang itu tidak termasuk dalam program padat karya sebetulnya, tapi itu bagian dari project yang diambil sebagian untuk bisa di-share pada masyarakat dalam rangka meningkatkan perekonomian rakyat.

Saya kira demikian Bapak-Ibu Anggota Komisi V yang saya hormati. Lebih kurangnya kami mohon maaf dan akhiri.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.,M.S) : Wa'alaikumsalam warrahmatullaahi wabarakatuh.

Jadi Pak Irjen yang dimaksud dengan padat karya itu adalah kegiatan yang melibatkan tenaga kerja yang banyak tidak melibatkan peralatan yang banyak.

Jadi yang menyerap jumlah tenaga kerja kalau bapak yang bapak sampaikan tadi itu seperti pengecatan atau pasangan batu dan sebagainya itu hanya bagian dari proyek yang bapak memiliki. Yang dimaksud oleh Pak Sudjadi tadi beliau menginginkan ada program yang memang sifatnya bisa mengakomodir atau menyerap jumlah tenaga kerja yang banyak. Jadi mengurangi peralatan untuk penggunaan peralatan dalam kegiatan tersebut.

Selanjutnya pak untuk Pak Kepala Badan BPSDM saya persilakan Pak.

KEPALA BPSDM KEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I. (SUGIHARDJO): Terima kasih Bapak Pimpinan Rapat.

Yang terhormat Ketua Komisi V, Ibu Wakil Ketua Komisi V,

Serta Bapak Ibu Anggota Komisi V yang kami hormati.

Terima kasih atas pertanyaan, harapan dan arahan kepada kami. Kami mencatat ada 12 Anggota dan Pimpinan yang mengajukan pertanyaan saran dan arahan kepada BPSDM yaitu Pak Jimmy Demianus, Pak Hasan Basri. Pak Muhammad Aras, Pak Eddy Santana, Pak Suryadi, Pak Bakri, kemudian Pak Rifqi, Pak Sumail Abdullah, Pak Syahrul, Bu Restu Sadarestuwati, Bu Novita Wijayanti, serta terakhir dari Pak Pimpinan Sidang, Pak Andi.

Izinkan karena keterbatasan waktu dan ada beberapa pertanyaan yang sama, jadi saya tidak menjawab satu persatu, tetapi untuk pertanyaan yang sama saya gabungkan.

Secara khusus mungkin saya akan menjawab ke Pak Jimmy Demianus atas beberapa koreksi dan arahannya. Yang pertama kami menyampaikan terima kasih atas peran bapak dalam memberikan penjelasan di dalam forum Pasifik. Dan tentu kewajiban kami memberikan data yang benar tentang bagaimana pemerintah khususnya Kemenhub melakukan pembangunan termasuk pembangunan SDM di Papua.

Kami laporkan Pak Jimmy bahwa kalau untuk taruna yang berasal dari Papua itu setiap tahun terus meningkat. Tahun 2017 162, 2018 248, 2019 448 dan ini artinya Taruna Papua yang bersekolah tidak hanya di Sorong dan Papua, tapi juga di sekolah-sekolah yang lain.

Sebagai contoh bahkan ada yang siswi terbaik itu dari Wamena sekolahnya di Poltrans SDP Palembang. Nah itu totalnya. Nah khusus yang ada di kampus yang ada di Sorong untuk Politeknik Pelayaran saat ini di tahun 2020 itu ada 25 orang asli Papua dan di Poltekbang Jayapura ada 9 orang yang bersekolah di sana.

Dan bahkan di Poltek Penerbangan Banyuwangi kita menyediakan alokasi anggaran Rp31,4 Miliar untuk program beasiswa Diklat penerbangan. Di mana ada keberpihakan untuk calon siswa dari wilayah Timur itu sebanyak 24 orang, 12 orang sedang melakukan pendidikan di tahun 2020 dan 12 orang lagi nanti akan diterima di tahun 2021.

Selanjutnya juga Akademi Penerbangan Banyuwangi di Jawa Timur itu meluluskan Diklat JPN sebanyak 1.320 orang dan khusus tadi pertanyaan Pak Syahrul mohon maaf berkaitan yang di Banyuwangi. Kami juga ingin laporkan bahwa kita sudah mengadakan quadruple Helix kerja sama antara masyarakat, pemerintah daerah, lembaga pendidikan dan industri.

Di Poltekbang Banyuwangi kita melatihkan 96 dan sudah lulus 48 itu pemuda tidak mampu yang dibiayai oleh Walikota Surabaya, dididik di Poltekbang Banyuwangi. Pendidikannya 9 bulan non-gelar tapi langsung bisa bekerja pemeliharaan pesawat di anak perusahaan Lion di Batam. Nah ini begitu lulus langsung bekerja di bagian Ground Handling atau pembelian pesawat Batam. Ini contoh-contoh yang kami laporkan.

INTERUPSI F-P.GERINDRA (Ir. SUMAIL ABDULLAH): Izin Ketua sedikit.

Baik Pak barangkali mungkin secara proporsi.

KETUA RAPAT (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.,M.S) : Sebentar pak belum dipersilakan pak.

F-P.GERINDRA (Ir. SUMAIL ABDULLAH): Ya lanjut.

KETUA RAPAT (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.,M.S) : Apa diselesaikan dulu baru Bapak lanjut nanti, bapak tanggapi. F-P.GERINDRA (Ir. SUMAIL ABDULLAH):

Ya baik hanya menyelak sedikit saja Ketua biar tidak terpenggal nanti. KETUA RAPAT (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.,M.S) :

Oke, oke silakan.

F-P.GERINDRA (Ir. SUMAIL ABDULLAH): Terima kasih.

KEPALA BPSDM KEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I. (SUGIHARDJO): Selanjutnya beberapa pertanyaan yang umum adalah tentang pemerataan pendidikan. Pemerataan pendidikan itu ada dua yang menjadi inspirasi. Pertama keberpihakan kepada putra daerah dalam hal ini kami di BPSDM itu memiliki pola penerimaan taruna, yaitu ada jalur pembibitan dan non-pembibitan.

Jalur pembibitan itu dari mulai masuk itu sudah ada formasi sebagai ASN dan lulus langsung sudah diterima di ASN dan di dalam pola pembibitan itu dipisahkan antara formasi pusat dan formasi daerah. Nah usulannya dari pemerintah daerah.

Jadi nanti calon Taruna bersaing antara putra daerah untuk formasi di daerah. Dalam hal ini sekarang kami sudah ada kerja sama MoU antara BPSDM dan Pemerintah Daerah sebanyak 197 Pemda dengan formasi 744. Jadi alokasi itu hanya untuk ke sana dan kalau misalnya yang ikut tes untuk formasi tersebut nilainya di bawah rata-rata, kalau pakai passing grade nggak ada yang terima sayang formasinya kosong.

Nah ini kami mengajukan Ke Menpan apabila formasi di situ kosong untuk adanya program afirmasi. Jadi standarnya diturunkan supaya bisa diterima. Nah ini juga diberlakukan khususnya untuk di Papua, tapi dalam program ini pendekatan sistem, tidak bisa orang perorang. Jadi kalau standarnya 6 tidak lulus diturunkan standar 4 supaya masuk, tapi semua peserta tahu nilainya berapa rankingnya berapa.

Nah ini yang itu diumumkan langsung oleh BKN. Ini yang ingin kami laporkan bahwa pemerataan untuk putra daerah itu sudah kami programkan dalam forbit dengan formasi daerah dengan pendekatan afirmasi.

Berikutnya pemerataan pendidikan juga diharapkan dengan adanya lokasi kampus. Sebagaimana diketahui di Kalimantan itu baru ada di

Mempawah untuk Diklat teknis, baru tahun ini akan didorong untuk Diklat pembentukan.

NTB dan NTT belum ada, Maluku juga belum ada. Terhadap sekolah ini kami belum bisa memberikan jawaban. Tapi yang bisa kami lakukan saya perintahkan untuk tahun depan dilakukan studi tentang grand design pengembangan. Karena kita juga harus hati-hati untuk mengembangkan sekolah, jangan sampai kita berhasil memproduksi tetapi serapannya.

Sebagai contoh tadi ditanyakan tentang Palembang oleh Pak Eddy Santana. Nah sekolah penerbangan di Palembang kami sudah petakan, maka tidak untuk pilot tapi untuk non-pilot. Apa navigasi atau yang lain karena supaya kita jangan menambah lagi lulusan yang nganggur.

Nah itu kita sudah petakan. Kalau Banyuwangi untuk penerbang gitu ya, termasuk tadi dari Pak Eddy untuk Meubah ada bandara bagaimana sekolahnya ini perlu kajian mendalam karena memang program kami yang di Palembang itu untuk non-pilot supaya tidak terlalu over supply. Jadi untuk kaitan lokasi kampus di pulau-pulau yang masih kurang, seperti NTB, NTT, Kalimantan dan Maluku itu akan dilakukan kajian grand design pembangunan kampus.

Berikutnya yang juga bisa dilakukan walaupun tidak ada kampus di sana adalah pemberian pelatihan-pelatihan Diklat-diklat teknis kepada masyarakat. Tetapi kesempatan berikutnya kami akan bersurat kepada Pimpinan Komisi mengenai Diklat teknisnya apa saja dan wilayahnya saya pikir terbuka untuk aspirasi dari Anggota sebagai contoh walaupun penyelenggaraan SPIP Jakarta, tapi dia melihat ada kebutuhan di Kepulauan Meranti.

Karena Pulau Rupat itu berbatasan langsung dengan Malaysia dan itu Bupatinya merasa apresiasi dengan sekolah ini karena masyarakatnya umumnya nelayan dikasih pendidikan BSP maupun SKP sehingga mereka bisa terafiliasi. Ke depan ada permintaan juga dari masyarakat mereka dari Riau tidak bisa dengan kapal motornya tidak bisa membawa hasil ke Malaysia karena belum punya sertifikasi PLN. Nah ini juga kita kembangkan pelatihan PLN supaya hasil buminya bisa kita, nah karena di laut itu semuanya harus ada sertifikasi. Jadi itu kami laporkan.

Nah khusus untuk Diklat pemberdayaan masyarakat, ini juga ada aspirasi dari Anggota seperti dari Pak Muhammad Aras, Pak Bakri dan Bu Novita. Ini dalam pelaksanaannya karena memang kegiatan ini di mata masyarakat dan Pemda baik, tentu kami akan buatkan daftar rencana kegiatannya. Sehingga dalam kegiatan itu bapak-bapak yang terhormat dari Komisi V bisa mengikuti dan membuka acara itu. Nah ini kami akan buatkan daftarnya, jadi yang tahun depan ada.

Yang sekarang belum berjalan itu sampai November kita punya daftar, nah silakan mau di mana dan terhadap hal ini kami lapor Pak Sekjen itu sudah ada arahan dari Pak Menteri memang. Supaya disinkronkan kegiatan

yang melibatkan masyarakat itu mana yang dari BPSDM dari masing-masing Dirjen supaya terbagi kepada Anggota Komisi V.

Ini sudah ada arahan khusus dari Pak Menteri, jadi kami memberikan daftarnya. Baik langsung ke Komisi V maupun dikoordinasikan oleh Sekjen sehingga bisa terbagi ke seluruh Anggota. Itu yang kedua.

Berikutnya untuk Bu Restu Sadarestuwati kaitanya dengan standarisasi sekolah vokasi swasta. Ini memang benar karena kalau ada masalah tentang pelaut kita, dunia internasional enggak melihat itu atas sekolahnya BPSDM atau swasta, jadi kita punya tanggung jawab yang sama untuk menciptakan standar.

Nah ini kami sudah rapatkan kemarin, termasuk juga rekruitmen jangan sampai dia nggak terima STIP karena berbagai kendala tapi akhirnya karena sekolah swasta itu memerlukan siswa langsung diterima. Jadi mulai dari standar penerimaan sampai standar proses kita akan samakan dan kami kalau di Perhubungan Laut bekerjasama dengan Dirjen Laut karena approval-nya itu oleh Dirjen Laut.

Yang kami laporkan kaitan dengan pertanyaan kedua dari Bu Restu disarankan untuk S2 vokasi. Nah ini memang kami sudah memprogramkan dan Pak Menteri sudah buat surat ke Menteri Kemendikbud dan kami ke Dirjen Vokasi.

Kami akan membuka vokasi S2 terapan di 4 Sekolah Pelayaran baik STIP, PIP Semarang, Poltekpel Surabaya dan PIP Makassar. Dan dari sisi ini kami ingin laporkan kepada Anggota Komisi V DPR, kami sudah mapping bahwa untuk pelaut kelas perwira di pelayaran internasional memang Indonesia di ranking 4, tapi kalau dirating rating 3.

Nah dari jumlah yang ada kita hitung 300.000 pelaut lebih bekerja di pelayaran internasional dengan gaji rata-rata 27 juta sebulan rata-rata, maka penghasilan devisanya lebih dari Rp98 Triliun per tahun. Nah ini kita dorong untuk pengembangan S2-nya karena memang di aturan Kemendikbud itu untuk ngajar D4 setara S1 harus S2.

Pertanyaannya kalau S2 nahkoda itu di mana? S2 teknik-nya di mana, nggak ada sekolah S2-nya, walaupun kalau sudah ATP 1 dia tanpa batasan ukuran kapal berapapun, berlayar ke samudra ke laut Atlantik pun dia bisa. Nah tapi dia non-gelar, karena itu kita dorong S2.

Nah ini kami lapor kepada Pimpinan ini rupanya pembukaan vokasi S2 khusus Kemendikbud terkendala oleh aturan di Kemendikbud karena mau ada penataan sekolah kedinasan. Nah padahal ini kebutuhannya sudah ril. Karena khusus untuk laut dan udara itu kan ada internasional regulation menurut IMO dan IPO di mana penanggung jawabnya Kementerian Perhubungan.

Nah ini sementara di-hold karena ada kebijakan mau disusun RPP. Jadi Bu Restu kami lapor kita sudah melangkah dan ini targetnya untuk menjadi legacy di pemerintahan ini telah berjalan puluhan tahun, baru sekarang kita kembangkan S2 vokasi.

Saya pikir demikian yang bisa kami laporkan. Terima kasih atas arahan dan koreksi dari Anggota Komisi V. Kami mohon dukungannya supaya SDM Kementerian Perhubungan, SDM operator maupun juga SDM di industri maritim dan transportasi semakin baik.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.,M.S) : Wa'alaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh.

Pak Badan tadi, Pak Kabadan tadi belum dijawab masalah surat yang tadi itu yang masalah pungutan denda itu coba.

KEPALA BPSDM KEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I. (SUGIHARDJO): Soal ini saya pikir, nanti kami ini saya, terima kasih ini baru tahu langsung saja saya koreksi. Ini masukannya untuk di tidak diberlakukan lagi ya nanti saya panggil langsung Ketuanya ada di PIP Semarang ya pak.

KETUA RAPAT (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.,M.S) : Baik ya.

Demikian Bapak Ibu sekalian tanggapan dari Pejabat Eselon I Kementerian Perhubungan.

Tadi mohon maaf Pak Sumail ada yang mau ditanggapi tadi? F-P.GERINDRA (Ir. SUMAIL ABDULLAH):

Tidak, saya kira tadi sudah direspon Ketua. Kalau nanti lama lagi bisa dua jam lagi Ketua.

KETUA RAPAT (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.,M.S) : Oke, Alhamdulillaah.

F-P.GERINDRA (Ir. SUMAIL ABDULLAH):

Kalau nanti lama lagi bisa dua jam lagi Ketua. F-P.GERINDRA (Ir. EDDY SANTANA PUTRA, M.T.): Izin Ketua.

Izin Pimpinan, sedikit saja sedikit.

KETUA RAPAT (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.,M.S) : Silakan Pak Eddy.

F-P.GERINDRA (Ir. EDDY SANTANA PUTRA, M.T.):

Jadi mengenai ini pak standarisasi artinya rekruitmen untuk sekolah itu ya apakah itu Poltek, kalau penerbangan lebih ketat. Nah menurut saya itu dan ini juga menurut seorang Profesor ya saya sebut saja Yohanes Surya dia sudah membina banyak sekali di bidang science.

Kita sudah dapat lebih dari 100 medali emas di bidang fisika, science, matematika dan sebagainya. Jadi disampaikan tidak ada anak Indonesia ini yang bodoh, yang ada anak Indonesia tidak dapat pengajaran oleh guru yang baik dan metode yang tepat.

Nah artinya pak standar inilah untuk di awal saya kira saya pernah S2 pak dianggap zero pak, mulai dari satu tambah satu kita kira-kira begitu pak, tapi kan cuma sebentar itu mengulang seperti itu, tapi setelah itu mateng pak itu maksudnya begitu.

Jadi ini tergantung metode pengajarannya, proses belajar mengajar kemudian guru-gurunya yang hebat, guru hebat menghasilkan murid yang hebat, murid hebat bangsa ini akan hebat juga. Itu pak jadi tolong seperti tadi di Papua, di mana, di pedalaman kalau diadu kalah pak.

Saya kan pernah Kepala Daerah di suatu kota saja pinggiran sama tengah itu beda pak. Nah ini yang cara kita bagaimana supaya mereka rata gitu jadi kepandaian mereka rata, kemampuannya merata, ini tugas kita semua, saya kira ini pak ya.

Terima kasih pak.

KETUA RAPAT (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.,M.S) :

Baik, demikian bapak-ibu apabila tidak lagi hal yang perlu dibahas. F-PDIP (JIMMY DEMIANUS IJIE):

Pimpinan, saya ingin mempertegas saja pernyataan beliau. KETUA RAPAT (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.,M.S) :

F-PDIP (JIMMY DEMIANUS IJIE): Iya singkat.

KETUA RAPAT (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.,M.S) : 1 menit.

F-PDIP (JIMMY DEMIANUS IJIE): Singkat.

Begini pak, Pak Kepala Badan SDM ya, saya memang membutuhkan data, bila perlu saya dikasih data berapa anak-anak asli Papua yang dididik. Karena masalahnya begini kami ini sering dapat penugasan untuk berdiplomasi keluar soal Papua, tapi ini tidak punya data gitu. Karena kami lawan apa kalah dari kelompok seberang, artinya kelompok yang inginkan Papua merdeka.

Mereka itu selalu membawa orang Papua itu tidak ada yang jadi ini tidak ada yang jadi itu. Karena itu kami perlu data itu tadi, karena kalau bapak bilang dari Papua ada. Memang saya akui di Papua itu ada orang Ambon yang lahir di Papua pun dapat jatah, Makassar yang lahir di Papua pun dapat jatah pak, Batak yang lahir di Papua pun dapat jatah gitu.

Karena itu saya ingin fokus pada mereka yang antropologis fisiknya kayak saya ini hitam, kriting ya, ada juga yang putih kriting mungkin mamanya dari Manado.

Pak Roberth itu turunannya China gitu pak. Jadi itu namanya Francis Pak Robert Francis Peranakkan China Serui sama dengan Yoris gitu. Jadi saya butuh data itu pak, karena situasi Papua ini makin lama makin hangat. Karena itu kami itu selalu dapat penugasan entah itu dari DPR, entah itu dari BIN, dari Kemenkopolhukam, kami kurang data-data itu gitu.

Terima kasih pak, terima kasih.

KETUA RAPAT (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.,M.S) :

Baik, jadi Pak Kabadan tolong dimediasi segera diberikan data-datanya ke beliau agar supaya bisa menjadi bahan bagi teman-teman kita di Papua Barat.

Maka sesuai dengan ketentuan Tata Tertib Pasal 283 kita akan merumuskan kesimpulan dan keputusan RDP pada hari ini untuk kita sepakati dan kita tandatangani bersama. Saya akan membacakan draf kesimpulan.

Draf Kesimpulan Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI dengan Setjen, Itjen, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) dan

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan, Rabu 9 September 2020.

Satu, Komisi V DPR RI dapat memahami penjelasan Sekjen, Irjen, Kepala BPSDM dan Kepala Balitbang Kementerian Perhubungan mengenai Rencana Kerja dan Anggaran masing-masing Unit Kerja Eselon I Setjen, Inspektorat Jenderal, BPSDM dan Balitbang Kementerian Perhubungan Tahun Anggaran 2021 sebagai berikut:

a. Sekretariat Jenderal dengan pagu kebutuhan tahun 2021 adalah