• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wabillaahittaufik Walhidayah,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Om Shanti Shanti Om.

KETUA RAPAT (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.,M.S) : Terima kasih pak.

Demikian penjelasan yang telah disampaikan oleh para Pejabat Eselon I Kementerian Perhubungan.

Selanjutnya kami persilakan kepada Anggota Komisi V DPR RI untuk menyampaikan pendapat dan pertanyaan. Untuk kesempatan pertama akan kami berikan kepada Pak Pak Jimmy.

Silakan pak.

F-PDIP (JIMMY DEMIANUS IJIE): Terima kasih Pimpinan.

Tumben ini giliran pertama saya.

KETUA RAPAT (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.,M.S) : Mulai dari Timur pak.

Baik, ya memang harus dari Timur karena Timur yang memberi cahaya.

Terima kasih Pimpinan.

Pimpinan dan Rekan-rekan Anggota Komisi V yang kami hormati, Bapak Sekjen, Bapak Irjen,

Kepala Badan Pengembangan SDM, Balitbang serta jajaran yang kami hormati.

Saya mungkin hanya fokus di Badan Pengembangan SDM saja, karena kebetulan di wilayah saya ada satu Politeknik, Politeknik Perhubungan Laut ya, di Sorong ya. Mungkin juga saya dengar ada Politeknik Penerbangan di Jayapura, terima kasih buat kehadiran dua lembaga ini. Cuma pertanyaan saya sudah berapa anak-anak asli Papua yang dididik di situ? Karena terus terang pak, saya berapa tahun lalu, 2 tahun lalu saya ditugaskan ke Afrika Selatan bertemu dengan seorang tokoh berpengaruh di sana Jasmon Tutu ini soal diplomasi soal Papua.

Jadi kami kalah data dengan data yang dipakai oleh Benny Wenda yang sedang berkampanye soal Papua merdeka ini. Itu bahwa pemerintah Indonesia ini tidak bikin apa-apa untuk orang Papua. Bahkan ini juga untuk Pak Sekjen Pak, katanya di Kementerian Perhubungan ini sulit sekali bagi orang Papua untuk menempati Eselon IV, III apakah mungkin Eselon II, apalagi Eselon I.

Tidak tahu apa yang dibangun dipersiapkan untuk anak-anak Papua. Karena yang kami tahu di sana adalah lebih diprioritaskan saudara-saudara kami yang dari daerah-daerah lain yang kebetulan lahir hidup dan besar di Papua. Sementara orang Papua yang seperti saya yang hitam kriting ini, ini terbatas.

Kebetulan bulan lalu saya mendapat kesempatan untuk memberikan kuliah umum di kampus itu, di kampus itu. Nah saya berharap pak, mudah-mudahan ini ke depan. Jadi kami punya modal untuk bicara sama teman-teman kami di Pasifik. Seperti Vanuatu yang vokal bicara Papua atau Papua Nugini atau apa bahwa ini loh buktinya bahwa pemerintah membangun orang Papua.

Jadi di kampus-kampus ini kalau boleh ada porsi yang cukup besar buat anak-anak asli Papua. Bukan berarti kami menutup diri buat saudara-saudara kami belajar di sana. Karena saya melihat di bidang yang lain misalnya bidang pemerintahan dalam negeri itu STPDN ada di Jayapura tapi siswanya itu hampir sedikit sekali anak asli Papua. Jangan sampai di Perhubungan seperti itu.

Jadi tolong saya dibantu ketika saya dapat penugasan untuk berdiplomasi keluar, saya bisa memberikan gambaran-gambaran ini bahwa

Kementerian Perhubungan juga mempersiapkan anak-anak Papua untuk jadi pelaut, jadi penerbang.

Kami punya beberapa senior-senior yang pernah terdidik di bidang ini waktu itu masih di Cilacap, di Cilacap tapi mereka sudah uzur semua sudah tua. Tapi kami berharap ada tumbuh generasi-generasi baru Papua yang juga kami bangga kalau mereka jalan dengan pakaian lengkap Perhubungan itu kami banggalah lihat mereka gitu. Jangan sampai tidak ada, saya berharap pak kalau boleh dan kebetulan Kepala itunya di Sorong komunikasi kami baik.

Saya berharap itu sehingga mungkin kami juga nanti bisa membantu mempromosikan kepada negara-negara sahabat kami di Papua Nugini apa di Pasifik ini supaya bisa memilih kampus ini untuk mereka belajar. Sehingga mereka melihat sendiri perkembangan Papua karena itu jangan sampai kita kalah dalam soal diplomasi ini.

Terima kasih Pak. Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.,M.S) : Terima kasih Pak Jimmy.

Selanjutnya kita Pak Hasan Basri, siap-siap Pak Aras. F-PG (H. HASAN BASRI AGUS):

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Pak Wakil Ketua dan Anggota Komisi V yang kami hormati.

Sebenarnya tidak banyak yang bisa kami ingin pertanyakan. Jadi dalam rangka Rapat Dengar Pendapat pada hari ini. Pertama kami ingin menyoroti masalah SDM pak. Kami mohon ya kalau dilihat nanti saya lihat memang pendidikan dan latihan di sektor perhubungan ini cukup banyak, baik udara, laut dan darat.

Nah yang ingin kami pertanyaan yang ingin kami harapkan agar ke depan sebagaimana tadi Irian, teman-teman dari Papua tolong dialokasikan nanti supaya merata. Masing-masing anak-anak kita di daerah bisa diikutsertakan dalam kegiatan pendidikan itu. Sebab pendidikan ini adalah pendidikan ikatan dinas dan InshaAllah mereka begitu tamat dari sana bisa apa bisa dapat kerja langsung di sektor Perhubungan. Sebab terus terang kalau tidak dikasih kesempatan kepada anak-anak di daerah ini kapan lagi mereka mendapat kesempatan untuk menyicip pendidikan ikatan dinas dari sektor Perhubungan ini.

Kemudian yang kedua itu masalah Badan Penelitian dan Pengembangan. Kami ingin tanya seberapa persyaratannya gitu, seberapa besar persyaratan dan kemudian kajian penelitian dari segi peningkatan bandara dari bandara dalam negeri menjadi internasional.

Sebab terus terang Jambi kalau dilihat dari terminalnya sekarang peningkatannya sudah cukup baik dan tinggal lagi yang diharapkan adalah yaitu menjadi internasional gitu, terutama di negara-negara Asia Tenggara ke Malaysia dan ke Singapura.

Banyak sekali karena memang suasana Covid sekarang memang ya kemana saja penerbangan memang tertutup gitu. Tapi kalau biasa sudah hari-hari biasa anak-anak daerah dari Jambi atau orang-orang tua kita banyak berobatnya ke Singapura, ke apa ke Malaysia. Termasuk juga KL dan termasuk juga di daerah apa namanya itu berbatasan dengan Singapura ini. Itu salah satu. Melaka maksud saya, jadi kalau memang kita buka apa jalur penerbangan ke negara-negara tetangga ini saya pikir perkembangannya akan lebih baik. Apalagi sebenarnya di Malaysia itu ada Kampung Kerinci namanya.

Kampung Kerinci itu banyak penduduk masyarakat dari di Malaysia yang namanya Kampung Kerinci itu banyak dari masyarakat Jambi keturunan Kerinci. Jadi mereka kadang-kadang sangat kesulitan memang bila pulang kampung kadang-kadang melalui Sumatera Barat, melalui Palembang dan sebagainya dan itu banyak pertanyaan-pertanyaan disampaikan kepada kami.

Jadi ada dua hal itu yang kami harapkan membuka pelabuhan internasional dan persyaratan dari segi Badan Penelitian Pengembangan, mungkin sampai sejauh mana kita bisa kami dapatkan persyaratan untuk itu. Demikian terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.,M.S) : Wa'alaikumsalam Pak Hasan.

Selanjutnya Pak Aras.

F-PPP (Dr.H. MUH ARAS, S.Pd.,M.M.): Siap.

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh, Selamat sore dan salam sejahtera untuk kita semua.

Yang terhormat Pimpinan dan Kawan-kawan Anggota Komisi V, Yang terhormat Pak Sekjen, Pak Irjen,

Pertama-tama tentu kita mengapresiasi paparan yang telah diberikan kepada kita dan sesungguhnya anggaran yang cukup besar juga di Kementerian Perhubungan ini, tentu bisa dimanfaatkan dan digunakan sebaik-baiknya tentu untuk kepentingan dari jajaran Kementerian Perhubungan.

Kemudian yang selanjutnya adalah ke BPSDM tentu banyak sekali pelatihan-pelatihan yang akan dilakukan, terkhusus di Sulawesi Selatan ada tiga tempat. Nah tentu berharap bahwa apa yang bisa diakses untuk bisa melihat sejauh mana proses yang terjadi di sana. Sehingga tentu kami juga memberikan penilaian dan tentu yang paling utama adalah pengawasan dari kami agar tentu semua berjalan dengan baik.

Yang kedua adalah terkait dengan Balitbang, ini di beberapa daerah ini marak yang disampaikan oleh Pak Menteri Odol. Ini seolah-olah jembatan timbang itu tidak dimanfaatkan. Sehingga kita tentu ingin melihat sejauh mana kemanfaatan jembatan timbang yang ada. Apakah masih dibutuhkan atau memang masih perlu juga harus ditingkatkan.

Yang kedua terkait dengan terminal. Terminal ini hampir seluruh kabupaten itu ada, bahkan di provinsi ada, tapi fungsinya juga sampai hari ini tidak jelas seperti apa fungsinya. Sehingga proses transportasi antar-daerah seolah-olah bahwa terminal itu tidak menjadi penting buat mereka.

Kemudian yang terakhir adalah Pak Irjen ini tentu terkait dengan pengawasan dari seluruh badan-badan dan Dirjen yang ada di Kementerian Perhubungan. Tentu kita ingin tahu bahwa sejauh mana sistem pengawasan yang ada dan tentu akses yang dari Komisi V sejauh mana yang harus kita lakukan untuk bisa memastikan bahwa seluruh proses pelaksanaan kegiatan yang ada di Kementerian Perhubungan, tentu bisa kita akses sebagai tugas kami sebagai fungsi pengawasan.

Dan yang paling terakhir adalah seluruh anggaran yang tentu yang menjadi kebutuhan kita terus dukung ya. Semoga ke depan kinerja dari Kementerian Perhubungan semakin memberikan hasil yang terbaik untuk bangsa. Barangkali itu Pak Ketua.

Terima kasih atas kesempatannya. Wabillaahittaufik Walhidayah, Wallaahulmuafik illa aqwamittoriq,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.,M.S) : Terima kasih Ayah Aras.

Pak Sekjen, beliau ini nama saya Iwan Aras, beliau Pak Aras jadi dan saya dari Dapil yang sama hanya beda partai.

F-P.GERINDRA (Ir. EDDY SANTANA PUTRA, M.T.): Terima kasih Pimpinan.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Yang saya hormati Pimpinan Komisi V beserta Anggota Komisi V yang saya cintai,

Pak Sekjen Kementerian Perhubungan,

Irjen, dan Kepala BPSDM Pengembangan Sumber Daya Manusia, Teman-teman Eselon II yang mengikuti rapat hari ini.

Tentu yang sangat menarik bagi saya kalau Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal biasa, harusnya banyak rutinitasnya saja belanja pegawai, kemudian operasional. Tapi penting gitu, inilah yang mengendalikan gitu. Pak Sekjen itu mengendalikan semuanya, Irjen mengawasi.

Nah saya tertarik ke Pengembangan SDM. Ini Kementerian Perhubungan kita apresiasi luar biasa saya kira, ada di mana-mana gitu, Poltek-nya juga Poltek Trans. Termasuk di Dapil saya Palembang itu sebetulnya bukan di Palembang Banyuasin ada Poltrans SDP Palembang, SDP ini untuk danau penyeberangan gitu pak, S-nya apa Sungai Danau Penyeberangan.

Kemudian ada juga Poltekbang ini penerbangan. Nah saya ingin tahu lebih lanjut yang disekolahkan atau dididik di sini untuk Poltekbang misalnya itu jadi apa? Apakah pilot atau ahli madya di bidang mesinnya atau sebagainya? Ini karena saya tidak tahu, ini sama pak tempatnya? Beda? Beda kan?

Kalau yang di Mariana itu saya lihat megah sekali itu pak ya. Barangkali 10 hektar lebih bangunannya indah itu kan, memang di pinggiran. Nah tapi saya setuju pak dengan Pak Jimmy tadi dari Papua, artinya keberadaan kampus Poltrans itu harusnya bermanfaat bagi masyarakat sekitar itu dulu kan terutama daerah juga. Karena ini ada di Sumatera Selatan ya harusnya sangat bermanfaat untuk masyarakat Sumatera Selatan. Terutama anak-anak kami itu di Sumatera Selatan itu mereka banyak sekali yang berkeinginan untuk sekolah di situ.

Nah pertanyaan saya apakah ada sosialisasi di SMA, SMK gitu ya di Sumatera Selatan khususnya atau yang dekat-dekat situ sajalah 2 Kilo dari situ ada, 3 Kilo dari situ ada SMA Negeri itu ya. Nah tapi ini tempatnya pinggiran dan saya khawatir banyak yang belum tahu pak. Karena kalau tidak dikasih tahu ada Poltrans ini nah ini juga banyak. Saya sendiri tidak tahu pak kalau tidak lewat-lewat situ gitu dalam masa masa kampanye gitu kan. oh ini ada sekolah ini Politeknik luar biasa saya bilang.

Nah ini pertanyaan saya. Saya kira kalau pun sudah ada bagus pak, tapi kalau belum ada mari kita lakukan itu sosialisasi untuk seluruh anak-anak

kita pelajar-pelajar yang ingin berminat masuk ke Poltrans itu, dia mereka di kelas 3 SMA SMK gitu kan, saya kira ini penting.

Nah kemudian ada tawaran pak, tawaran menarik dari Bupati Musi Banyuasin, oleh karena bangunan-bangunan sudah ada mungkin, ada lapangan terbang tapi nggak terpakai pak tidak tahu saya. Nah ini perlu juga di Litbang itu dilihat juga walaupun bukan miliknya Perhubungan tapi kenapa sampai tidak ada, ada lapangan terbang tapi tidak ada pesawat terbang yang terbang.

Mungkin ada yang terbang tapi burung apa capung gitu kan. Jadi tidak ada kapal terbangnya pak, tidak ada pesawat tapi mereka menawarkan baiknya ada sekolah penerbangan di situ, jadi bisa bermanfaat. Barang yang sudah apa maksudnya biaya yang sudah dikeluarkan negara walaupun itu melalui APBD, nah ini kita kita dukung untuk bisa dimanfaatkan.

Jadi ada runway di situ, kemudian banyak juga bangunan-bangunan xphone gitu ya yang bisa dipakai untuk asrama dan sebagainya. Ini bisa dijadikan Perguruan Tinggi ataupun Poltek ataupun sekolah penerbangan.

Nah ini saja mungkin masukkan saya. Saya kira ya terakhir ada Litbang juga perlu pak. Litbang ini meriset tadi sudah disampaikan timbangan, terminal. Kami juga ada terminal yang kosong, besar sekali tipe A tapi Kosong. nah kenapa ya? Ini harusnya Litbang turun juga dan kemudian apakah masih perlu Stasiun Timbangan itu kami perlu tahu juga nanti hasilnya dari riset penelitian dan pengembangan dari Litbang.

Terima kasih.

Wabillaahittaufik Walhidayah,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.,M.S) : Wa'alaikumsalam Pak Eddy Santana.

Saya minta ini operator tolong dong nanti kalau boleh yang di layar ini yang ditampilkan itu yang ikut secara virtual. Supaya Bos-bos ini Pak Sekjen dan Pak Kepala Badan ini bisa melihat. Coba contoh ini PPI Curug sampai sekarang cuma tidur-tiduran tidak jelas itu, bapak menyimak dengan baik atau tidak? Kalau memang tidak niat virtual bapak tidak usah ikut. Jadi maksud saya bapak ikut virtual supaya mendengarkan apa yang disampaikan oleh seluruh Anggota yang ada di sini.

Jadi bukan hanya sekedar nampang saja, ada fotonya semua kami bisa lihat dari sini, ya mungkin begitu. Jadi begini saja supaya kami yang ada di sini tidak perlu pakai tidak perlu masuk di layar karena kita bisa saling melihat saling saling menatap langsung. Tapi yang di virtual saya minta ditampilkan di layar supaya Pak Sekjen ataupun Pak Irjen bisa melihat atau Pak Kepala Badan ya itu mungkin.

Yang selanjutnya Pak setelah Pak Eddy Santana, Pak Suryadi. Saya persilakan kepada Pak Suryadi.

F-PKS (H. SURYADI JAYA PURNAMA, S.T.): Terima kasih Pimpinan.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh, Selamat sore dan salam sejahtera untuk kita semua. Pimpinan dan para Anggota Komisi V,

Bapak Sekjen, Pak Irjen dan Pak Kepala Badan beserta seluruh jajaran Pejabat Eselon II.

Beberapa hal yang perlu kami respon setelah mendengar presentasi dari Pak Sekjen, Pak Irjen dan Bapak Kepala Badan. Pertama terkait dengan anggaran karena ketiga lembaga ini sesungguhnya merupakan supporting system dari unit kerja yang lain. Sehingga sebagian besar kegiatan merupakan kegiatan rutin yang pada umumnya anggarannya itu sudah merupakan berdasarkan standar harga barang dan jasa.

Jadi tidak perlu banyak yang kita utak-atik ya. Hanya saja mungkin perlu disisir ulang supaya ada penghematan karena tadi di BPSDM ada kekurangan anggaran yang cukup besar. Sebelum kita meminta tambahan nanti dari pagu secara keseluruhan mungkin bisa dia atur dulu secara internal, misalnya anggaran di Sekjen kemudian Dirjen dan seterusnya, disesuaikan kembali dengan standar harga barang dan jasa. Jadi itu saran saya, adapun anggaran secara keseluruhan relatif sudah memadai ya.

Kemudian yang kedua kepada Pak Irjen tadi ada Inspektur ya yang menangani bidang investigasi. Nah kami sebagai Anggota selain ketika turun reses menerima masukan aspirasi dari masyarakat kita juga dalam rangka melakukan pengawasan.

Kadang-kadang kita mendapatkan informasi awal dari masyarakat yang mungkin perlu ditindaklanjuti dengan investigasi. Nah kita perlu penjelasan nanti dari Anggota Komisi V ketika menemukan data-data awal. Nah bagaimana mekanisme kita untuk menyampaikan ke Irjen khususnya yang membidangi investigasi. Walaupun kita tahu bahwa Irjen ini adalah pengawasan internal, tetapi sebagai mitra saya kira stakeholders dari DPR, khususnya Komisi V, kalaupun ada informasi awal bisa segera direspon ya dengan investigasi. Karena anggarannya juga terjadi kenaikan ya untuk investigasi, kan ini kan sesuatu yang sifatnya insidentil nantinya begitu.

Jadi ini mungkin perlu kita diberitahu mekanismenya ketika misalnya saya turun ke lapangan dan ada laporan masyarakat, tentu kami tidak mungkin akan melakukan pengawasan secara teknis. Kami akan meminta

bantuan BPK atau mungkin lebih gampang di lingkup mitra kita langsung ke Pak Irjen, itu yang kedua.

Berikutnya kembali ke BPSDM, tadi dari paparan tadi kalau Pak Eddy Santana sudah puas ya karena di Dapil beliau ada sekolah gitu. Kalau dari pemaparan tadi sesungguhnya memang sangat timpang, seluruhnya ada di Jawa, di Banten ada, Jakarta beberapa, di Curug, kemudian di Semarang, di Surabaya, Banyuwangi dan Bali.

Di Kalimantan jarang bahkan sedikit sekali, kemudian wilayah Timur juga di provinsi saya di NTB, NTT, ini saya lihat tadi tidak nampak. Oleh karena itu padahal sesungguhnya kebutuhan akan transportasi yang lebih beragam itu ada di luar Jawa.

Kalau di Jawa ini kan transportasinya lebih banyak transportasi darat, yang komplikasinya karena kepadatan arus lalu lintas, tetapi di luar Jawa ini lebih beragam ada sungai, ada danau ya penyebrangan banyak sekali. Sehingga menurut kami lebih membutuhkan sekolah-sekolah itu ada di daerah-daerah.

Nah barangkali ini perlu menjadi perhatian nanti bagaimana ke depan, agar lokasi sekolah-sekolah vokasi ini juga bisa lebih didekatkan kepada daerah yang membutuhkan transportasi.

Kemudian yang kedua tadi juga sempat disinggung oleh rekan-rekan yang lain tentang mekanisme rekruitmen ya. Baik itu pendidikan vokasi maupun pelatihan-pelatihan oleh apa yang mengikutsertakan masyarakat. Karena kami di daerah pemilihan masing-masing tentu juga membantu bapak-bapak untuk mensosialisasikan program ini, sehingga partisipasi masyarakat ini bisa lebih banyak kita libatkan. Oleh karena itu kita perlu penjelasan lebih teknis tentang pola rekruitmen ya persyaratan dan lain sebagainya.

Terakhir kepada Balitbang, saya hanya “menagih” pada rapat di awal tahun dengan Bapak Menteri saya pernah menanyakan. Karena ada program tentang penelitian ya riset korelasi antara pembatasan transportasi terhadap penyebaran Covid. Nah hasil ini kan sangat penting sebagai dasar untuk mengambil kebijakan, terutama penanggulangan Covid ini. Nah sampai saat ini kita belum mendapatkan, waktu itu Pak Menteri menyampaikan penelitian yang sedang berlangsung nanti ketika hasilnya sudah ada akan diberikan ke Komisi V.

Nah sejauh mana penelitian ini dan kita minta Komisi V agar mendapatkan, karena ini Covid sudah berlangsung lama, tapi kita belum punya basic akademis yang memadai untuk mengambil keputusan. Relevansi misalnya kita membatasi bandara gitu menutup pintu gerbang di saat musuh itu sudah ada di dalam.

Bahkan ada wacana saya tidak tahu nanti di komisi yang membidangi kesehatan, konon katanya Menteri Kesehatan sudah tidak mewajibkan rapid test di bandara-bandara ya, saya belum tahu ini. Tapi setidaknya riset yang dilakukan oleh Balitbang Kementerian Perhubungan ini sangat penting dan kita perlu dapatkan itu di awal. Bukan setelah Covid selesai baru risetnya kita dapatkan, karena ini adalah data awal untuk mengambil kebijakan.

Mungkin itu Pak Ketua. Adapun yang terkait dengan anggaran saya kira ini sudah seperti yang saya sampaikan tadi merupakan kegiatan rutin biasanya sudah mengacu kepada standar harga barang dan jasa.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.,M.S) : Wa'alaikumsalam warrahmatullaahi wabarakatuh.

Selanjutnya Pak Jhonni Allen, oh ya ke Pak Haji Bakri. Silakan pak.

F-PAN (H.A. BAKRI H.M., S.E.): Terima kasih.

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Pak Pimpinan, Anggota Komisi V yang saya banggakan,

Pak Sekjen, Pak Irjen dan Kepala BPSDM yang saya hormati dan seluruh jajarannya yang saya banggakan.

Saya mungkin fokus terhadap masalah Pak Irjen ini. Saya ke Dapil saya saja pak. Ada beberapa kegiatan di Jambi itu yang dulu komitmennya itu antara Pemerintah Kabupaten dengan Kementerian itu ada kerja sama membuat satu pelabuhan kecil.

Contoh tadi dari Nipah Panjang itu Pak Nipah Panjang ada Pelabuhan selesai pelabuhan laut. Komitmennya kemarin awal-awalnya Pemerintah Kabupaten itu akan membangunkan jalan. Nah sampai hari ini pelabuhan itu selesai tapi jalannya tidak ada. Sehingga pelabuhan tersebut terbengkalai, mau diserahterimakan bagaimana tidak diserahterimakan bagaimana. Nah ini