PENDAHULUAN
Latar Belakang
Suatu mikroba yang hidup dialam terbuka jarang dijumpai tumbuh sebagai biakan murni. Tetapi pada umumnya dalam populasi campuran dengan mikrobia lainnya. Untuk mengidentifikasi mikrobia, termasuk pengujian morfologi, fisiologi, dan serologi, sebelumnya perlu dilakukan isolasi dari habitatnya. Jadi isolasi suatu mikrobia adalah memindahkan mikrobia tersebut dari lingkungannya di alam dan dapat menjadi suatu biakan murni.
Di dalam bidang mikrobiologi, untuk dapat menelaah mikrobia, khususnya skala laboratorium, maka terlebih dahulu mikroba tersebut dapat ditumbuhkan dalam suatu biakan yang mana didalamnya hanya terdapat mikroba yang dibutuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukannya praktikum ini, agar kita dapat mengetahui tekhnik-tekhnik isolasi dan morfologi dari mikroba tersebut.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan dapat melakukan beberapa cara dalam mengisolasi mikroba, dan untuk mengetahui pertumbuhan mikroba, mengamati bentuk-bentuk dan sifat karakteristiknya jika ditumbuhkan dengan tekhnik-tekhnik isolasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme terdapat dimana-mana, jadi persiapan untuk biakan murni tidak saja isolasi mikroorganisme tertentu dari populasi mikroba campuran di alam, tetapi juga pemeliharan individu yang diisolasi itu dan keturunannya pada lingkungan buatan, dan di dalamnya dicegah pemasukan mikroorganisme lain. Mikroorganisme tidak memerlukan banyak ruangan untuk perkembangannya, sebab itu media buatan dapat dimasukkan ke dalam sebuah tabung percobaan, labu, atau cawan petri. Ketiga jenis ini sangat umum digunakan untuk membiakkan mikroorganisme. Pada permulaanya bejana biakan harus dijadikan steril (bebas dari setiap mikroorganisme yang hidup) dan setelah diamasukkan jenis mikroorganisme yang diinginkan, bejana itu harus dilindungi terhadap kontaminasi yang berasal dari luar atau sumber utama pencemaran dari luar adalah udara, yang selalu mengandung mikroorganisme yang berterbangan (Stanier, 1982).
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada bahan nutrient yang disebut medium. Banyak sekali medium yang tersedia macamnya yang dipakai bergantung pada banyak faktor, salah satu diantaranya ialah macam mikroorganisme yang akan ditumbuhkan (Pelczar, 2008).
Pekerjaan memindahkan mikroba dari medium lama ke medium yang baru harus di laksanakan secara teliti. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat-alat yang ada sangkut pautnya dengan medium dan pekerjaan inokulasi (penanaman) itu benar-benar steril. Hal ini untuk menghindarkan kontaminasi, yakni masuknya mikroorganisme yang tidak kita inginkan. Beberapa langkah
pada pekerjaan inokulasi dan isolasi mikroba adalah sebagai berikut, menyiapkan ruangan, pemindahaan dengan kawat inokulasi, dan pemindahan dengan pipet. Menyiapkan ruang; ruang tempat inokulasi harus bersih, dan bebas angin. Pada waktu mengadakan inokulasi, baik sekali bila meja tempat inokulasi didasari dengan kain basah. Dinding ruang yang basah menyebabkan butir-butir debu menempel. Pekerjaan inokulasi dapat dilakukan di dalam suatu kotak berkaca (enkas). Dialam bebas tidak ada mikroba yang hidup sendiri atau terlepas dari spesies yang lain. Sering kali mikroba patogen kedapatan secara bersama-sama dengan mikroba saprobe (saprobakteri). Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Medium untuk membiakan mikroba haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran (kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Teknik biakan murni untuk suatu spesies dikenal dengan beberapa cara, yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, cara penggoresan. Cara pengenceran, cara ini pertama dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Lister berhasil memelihara murni Streptococcus lactis yang diisolasi dari susu yang sudah masam. Caranya adalah dengan mengencerkan suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies kemudian diencerkan dalam suatu tabung tersindiri. Dari pengenceran ini kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut (Waluyo, 2007).
Cara penuangan yaitu, terdiri atas penginokulasian biakan campuran kedalam tabung uji yang mengandung agar mencair yang telah didinginkan pada suhu 45o C. Isinya diaduk untuk memencarkan bakteri keseluruhan medium.
Campuran itu kemudian dituangkan kedalam cawan petri steril dan dibiarkan menjadi padat. Secara alternatif, inokulum ditempatkan pada cawan petri kosong dan medium yang mencair dituangan diatasnya. Cawan ini diputar untuk mencampur isinya sebelum medium menjadi padat (Volk dan Wheeler, 1988).
Cara penggoresan, cara ini dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik cara ini adalah cara yang paling praktis. Setiap laboratorium memiliki cara atau metode pengerjaan yang berbeda-beda, tetapi tujuannya adalah sama, yaitu untuk membuat garis sebanyak mungkin pada permukaan lempeng medium pembiakan dengan ose atau jarum bahan pemeriksaan yang terlepas pada garis-garis terakhir koloni-koloni bakteri yang terbentuk akan terpisah agak jauh (Irianto, 2006).
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 14 Desember 2012 di Laboraturium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
Alat dan Bahan Praktikum a. Alat-alat praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri, lampu spiritus, pipet mikro, jarum enten, jarum ose, dan driglaski.
b. Bahan-bahan praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alkohol, Bacillus sp, Ralstonia sp, Trichoderma sp, dan Fusarium sp.
Prosedur Kerja a. Metode Goresan
1. Diambil satu ose suspensi biakan bakteri secara aseptis, kemudian digoreskan ujung ose sehalus mungkin diatas permukaan medium.
2. Diberi label pada masing-masing cawan petri. 3. Diinkubasi selama 3 hari.
4. Diamati bantuk-bentuk pertumbuhan koloni bakteri hasil inkubasi. b. Metode Sebaran
1. Diambil 0,1 ml suspensi biakan bakteri dengan mikro pipet steril dan diletakkan diatas permukaan medium.
2. Diratakan biakan dipermukaan dengan driglaski. 3. Diberi label pada masing-masing cawan petri. 4. Diinkubasi selama 3 hari.
5. Diamati bentuk-bentuk pertumbuhan koloni bakteri hasil inkubasi. c. Metode Taburan
1. Diambil 1 ml suspensi bakteri dengan pipet mikro steril dan diletakkan dalam cawan petri.
2. Dituangkan secara aseptis medium NA yang sudah disiapkan kedalam cawan petri steril dan digoyangkan cawan petri dengan arah memutar di atas permukaan meja untuk meratakan penyebaran biakan.
3. Diinkubasi selama 3 hari.
4. Diamati bentuk perubahan koloni bakteri. d. Isolasi Jamur
1. Diambil suspensi jamur dengan jarum enten secara aseptis. 2. Diletakkan pada media PDA yang steril.
3. Diinkubasi selama 3 hari.
HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
Tabel. 6.1. Hasil Pengamatan Perubahan Bentuk Jamur. Hari
ke -
Trichoderma Sp. Fusarium Sp. Diameter (cm) Warna Diameter (cm) Warna
Pertama 2,55 Putih 1,45 Putih
Kedua 7 Putih
Kehijauan 2,8 Putih
Ketiga 8,95 Hijau 4,45 Putih
Tabel. 6.2. Hasil Pengamatan Bentuk Pertumbuhan Koloni Bakteri
Parameter Bacillus Sp.
Sebar Tabur Gores
Bentuk (dari
atas) Bulat-bulat Titik-titik Bulat-bulat Tepi Koloni
(dari samping) Utuh Utuh Berkelompok
Permukaan Koloni (dari
samping)
Datar - Melengkung
Wajah
Permukaan Suram - Mengkilap
Kepekatan Lunak - Lunak seperti lender
Tabel. 6.3. Hasil Pengamatan Bentuk Pertumbuhan Koloni Bakteri
Parameter Ralstonia Sp.
Sebar Tabur Gores
Bentuk (dari atas) Tak teratur Bulat-bulat Titik-titik Tepi Koloni (dari
samping)
Berkelompok Utuh Rata
Permukaan Koloni (dari
samping)
Timbul datar Timbul datar Mencembung
Wajah Permukaan Suram Suram Suram
Kepekatan Lunak Lunak seperti mentega
Lunak
PEMBAHASAN
Isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikrobia dengan mikrobia lainnya yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Beberapa cara yang dilakukan untuk mengisolasi mikroorganisme yaitu seperti dengan cara goresan, tabur, sebar, pengenceran, serta mikropanipulatur.
Pada pengamatan yang menggunakan cara sebar yaitu mendapatkan hasil, pada bakteri Bacillus sp. berbentuk bulat sedangkan pada Ralstonia sp. tak teratur. Dilihat dari tepi koloni Bacillus sp. utuh dan Ralstonia sp. berkelompok. Pada permukaan koloni Bacillus sp. datar sedangkan Ralstonia sp. timbul datar, wajah permukaan pada Bacillus sp. dan Ralstonia sp. sama-sama suram. Kepekatannya sama-sama lunak dan warna yang terbentuk pada Bacillus sp. adalah putih sedangkan Ralstonia sp. putih kekuningan.
Pada cara taburan Bacillus sp. berbentuk titik-titik sedangkan Ralstonia sp. bulat-bulat. Tepi koloninya sama-sama utuh, kemudian pada permukaan koloni pada Bacillus sp. utuh sedangkan Ralstonia sp. timbul datar. Wajah permukaan sama-sama suram, kepekatannya pada Bacillus sp. lunak, Ralstonia sp. lunak seperti mentega. Dan warna yang terbentuk pada Bacillus sp. yaitu bening Ralstonia sp. putih kekuningan.
Pada pengamatan menggunakan cara gores pada dasarnya dilakukan dengan cara menggoreskan suspensi bahan yang mengandung bakteri pada permukaan medium agar dalam cawan petri steril atau tabung reaksi (medium
agar miring) dan alat yang digunakan untuk teknik goresan adalah ose. Pada pengamatan ini didapatkan hasil bakteri Bacillus sp. bentuknya bulat sedangkan Ralstonia sp. titik-titik. Di lihat dari tepi koloninya Bacillus sp. berkelompok sedangkan Ralstonia sp. rata. Permukaan koloninya melengkung dan mencembung. Wajah permukaan sama-sama suram, kepekatannya sama-sama lunak dan wana keduannya sama-sama putih kekuningan.
Dari setiap metode isolasi akan menghasilkan morfologi yang berbeda-beda walaupun bakteri yang digunakan sama. Hal itu dikarenakan perlakuan yang berbeda-beda pada setiap metode.
Pada pengamatan perubahan bentuk jamur, didapatkan hasil pada bakteri Trichorderma Sp. Pada hari pertama didapatkan diameternya 2,55 cm dan warnanya putih, hari kedua diameternya bertambah atau tumbuh menjadi 7 cm dan warnanya pun berubah menjadi putih kehijauan, hari ketiga diameternya terus tumbuh hingga mencapai 8,95 cm dengan warna hijau. Sedangkan pada jamur Fusarium Sp. Pada hari pertama diameternya 1,45 cm dengan warna putih, hari kedua 2,8 cm dan hari ketiga 4,45 cm dengan warna yang sama atau tetap yaitu putih. Dari hasil pengamatan yang didapat dari kedua jamur tersebut yaitu jumlah diameter dari Trichorderma Sp. lebih besar dari pada Fusarium sp., hal ini terjadi karena pertumbuhan optimumnya pada bakteri Trichorderma sp. lebih cepat dalam pengamatan selama 3 hari tersebut karena setiap jamur pertumbuhannya berbeda-beda.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan berbagai berikut:
1. Isolasi mikroba adalah memisahkan jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang terdapat dialam dalam suatau medium-medium.
2. Ada beberapa cara yang digunakan dalam praktikum ini yaitu dengan cara goresan, tabur, dan sebar.
3. Dari hasil pengamatan pada praktikum isolasi dan morfologi bakteri ini mendapat hasil yang berbeda-beda walaupun menggunakan media yang sama. 4. Pada pengamatan perubahan bentuk mikroba didapat hasil diameter dari
Trichorderma sp. 2,55 cm hari pertama, hari kedua 7cm, dan ketiga 8,95 cm dengan warna hari pertama yaitu putih, kedua putih kehijauan, dan ketiga hijau.
5. Fusarium sp. diameternya 1,45 cm pada hari pertama, kedua 2,8 cm dan ketiga 4,45 cm dengan warna yang tetap yaitu putih.
6. Diameter pada hari ketiga, jamur Trichorderma sp. lebih besar daripada Fusarium sp.
ACARA VII