• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBA

Dalam dokumen LAPORAN TETAP PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM (Halaman 87-97)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat banyak, mereka berasal dari air, tanah dan atmosfer. Masing-masing mikroorganisme memiliki cara tersendiri utnuk hidup mulai dari lingkungan maupun cara untuk hidup.Kehidupan mikroorganisme pada umumnya sangat tergantung pada faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini meliputi faktor biotik dan faktor abiotik.Faktor abiotik adalah faktor luar seperti pada pengaruh suhu, pengaruh pH, pengaruh tekanan osmose dan lain-lain. Sedangkan pengaruh faktor biotik adalah dari mikrooganisme itu sendiri.

Faktor-faktor biotik tersebut meliputi faktor fisik (suhu, pH, tekanan osmose) faktor kimia (senyawa racun), dan faktor biologi (interaksi dengan mikroorganisme lainnya). Faktor inilah yang sering terjadi dan dialami di dalam pertumbuhan suatu mikroorganisme yang banyak dari organisme tersebut suatu senyawaan dapat berlaku sebagai sumber energi.Oleh karena itu dilakukan percobaan ini, untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan sehingga mikroorganisme tersebut dapat hidup dan berkembangbiak untuk melangsungkan kehidupannya.

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah Untuk mengetahui temperatur minimum, optimum dan maksimum terhadap pertumbuhan mikroba.

TINJAUAN PUSTAKA

Dari pengaruh suhu pada kecepatan reaksi kimia, dapat diramalkan bahwa semua bakteri dapat melanjutkan tumbuhnya (meskipun dengan kecepatan yang semakin lama semakin lebih rendah). Selama suhu diturunkan sampai sistem itu membeku akan tetapi kebanyakan bakteri berhenti tumbuh pada suhu (suhu minimum untuk tumbuh). Jauh diatas titik beku air setiap mikroorganisme mempunyai suhu yang tepat untuk pertumbuhan, tetapi dibawah suhu ini pertumbuhan tidak terjadi berapapun lamanya masa inkubasi (Stanier, 1984).

Nilai suhu kardinal menurut angka (minimum, optimum dan maksimum) dan kisaran suhu yang memungkinkan pertumbuhan sangat beragam pada bakteri. Beberapa bakteri yag diisolasi dari air sumber air panas dapat tumbuh pada suhu setinggi 95°C yang diisolasi dari lingkungan dingin dapat tumbuh pada suhu rendah -10°C, jika konsentrasi solut yang tinggi mencegah mediumnya jadi beku. Berdasarkan kisaran suhu tumbuh bakteri sering kali dibagi atas tiga golongasn besar diantaranya Termofil yang tumbuh pada suhu tinggi (diatas 55°C), Mesofil yang tumbuh baik antara 20°C sampai 45°C dan Psikrofil yang tumbuh baik pada suhu 0°C (Volk & Wheeler, 1984).

Bakteri memerlukan tekanan osmotik yang sangat berbeda-beda. Beberapa dapat tumbuh dalam larutan encer sekali dan beberapa dalam larutan jenuh dengan larutan klorida. Mikroorganisme yang dapat tumbuh dalam larutan osmolaritas yang tinggi dinamakan osmofil. Kebanyakan

lingkugan alam yang berosmolaritas tinggi terdiri dari konsentrasi garam yang tinggi khususnya disebut Halofil. Bakteri dapat dibedakan dalam empat golongan berdasarkan toleransinya terhadap garam non halofil. Organisme marin, halofil moderat dan halofil ekstrim (Legel, 1994).

Dialam yang sewajarnya jarang bakteri menemui zat-zat kimia yang menyebabkan ia sampai mati karenanya. Hanya manusia didalam usahanya untuk membebaskan diri dari kegiatan bakteri meramu zat-zat yang dapat meracuni bakteri, akan tetapi tidak meracuni diri sendiri atau meracuni zat makanan yang diperlukannya. Zat-zat yang hanya menghambat pembiakan bakteri dengan tidak membunuhnya disebut zat antiseptik atau zat bakteriostatik, zat yang dapat membunuh disebut desinfektan, germisida atau bakterisida (Suriawiria, 1985).

Pertumbuhan mikroba dapat dikendalikan dengan cara fisik dan kimia. Cara fisik dapat dilakukan melalui penggunaan panas, suhu rendah, desikasi, tekanan osmosis, filtrasi, dan radiasi sedangkan cara kimiawi meliputi penggunaan bahan kimia yang mematikan/mengurangi pertumbuhan pada bahan permukaan benda hidup atau mati (Slamet, 1995).

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanankan pada hari Kamis, 20 Desember 2012 di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

Alat dan Bahan Praktikum a. Alat praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah drigalski, cawan petri, pipet mikro, jarum preparat, bunsen, pinset, dan paper disk.

b. Bahan praktikum

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah medium Nutrient Agar, biakan/suspensi Bacillus sp., Ralstonia sp., Fusarium sp., Trichoderma sp., ekstrak daun jambu mete, dan kombucha.

Prosedur Kerja

a. Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Mikroba

1. Dimasukkan secara aseptis sebaran bakteri Bacillus sp. dan Ralstonia sp. sebanyak 1 ml ke dalam cawan petri yang berbeda.

2. Diratakan menggunakan drigalski.

3. Dimasukkan secara aseptis biakan jamur Fusarium sp. dan Trichoderma sp. menggunakan jarum enten ke dalam dua cawan petri yang berbeda.

4. Dibuat label pada masing-masing media, yaitu dua media untuk suhu ruang dan dua media untuk suhu rendah.

5. Diinkubasi selama 24-48 jam masing-masing pada suhu ruang dan suhu rendah.

6. Diamati pertumbuhan bakteri pada masing-masing cawan petri. b. Pengaruh Ekstrak Daun Jambu Mete Terhadap Pertumbuhan Mikroba

1. Dimasukkan secara aseptis suspensi bakteri sebanyak 1 ml ke dalam cawan petri.

2. Diratakan menggunakan drigalski.

3. Dimasukkan dua paper disk yang telah dicelupkan ke dalam ekstrak daun jambu mete dan diletakkan di media yang telah berisi bakteri.

4. Dimasukkan dua paper disk yang telah dicelupkan ke dalam kambucha dan diletakkan pada media yang telah berisi bakteri dalam cawan petri yang lain. 5. Diinkubasi pada suhu ruang selama 24-48 jam.

HASIL PENGAMATAN

Hasil Pengamatan

Tabel 9.1. Hasil Pengamatan Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Mikroba Mikroba

Perlakuan

Suhu Ruang Suhu Rendah

Bacillus Sp. Ada Tidak ada

Ralstonia Sp. Ada Tidak ada

Fusarium 1,38 cm 2,3 cm

Trichoderma 2,95 cm 8,75 cm

Tabel 9.2. Hasil pengamatan Pengaruh Ekstrak Daun Jambu Mete dan Kombucha

Paper Disk

Bacillus Sp. Ralstonia Sp.

Diameter Diameter

Kombucha - -

PEMBAHASAN

Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat banyak, mereka berasal dari air, tanah dan atmosfer. Masing-masing mikroorganisme memiliki cara tersendiri utnuk hidup mulai dari lingkungan maupun cara untuk hidup. Kehidupan mikroorganisme pada umumnya sangat tergantung pada faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini meliputi faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor abiotik adalah faktor luar seperti pada pengaruh suhu, pengaruh pH, pengaruh tekanan osmose dan lain-lain. Sedangkan pengaruh faktor biotik adalah dari mikrooganisme itu sendiri.

Faktor-faktor biotik tersebut meliputi faktor fisik (suhu, pH, tekanan osmose) faktor kimia (senyawa racun), dan faktor biologi (interaksi dengan mikroorganisme lainnya). Faktor inilah yang sering terjadi dan dialami didalam pertumbuhan suatu mikroorganisme yang banyak dari organisme tersebut suatu senyawaan dapat berlaku sebagai sumber energi. Oleh karena itu dilakukan percobaan ini, untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan sehingga mikroorganisme tersebut dapat hidup dan berkembang biak untuk melangsungkan kehidupannya.

Nilai suhu kardinal menurut angka (minimum, optimum dan maksimum) dan kisaran suhu yang memungkinkan pertumbuhan sangat beragam pada bakteri. Beberapa bakteri yag diisolasi dari air sumber air panas dapat tumbuh pada suhu setinggi 95°C, yang diisolasi dari lingkungan dingin dapat tumbuh pada suhu rendah -10°C, jika konsentrasi solut yang tinggi mencegah mediumnya jadi beku.

Pada praktikum kali ini dikembang gunakan beberapa mikroba antara lain Trichoderma sp., Fusarium sp., Bacillus sp. dan Rastolnia sp. dalam suatu wadah (cawan petri). Perkembangan dan pertumbuhan mikroba ini sangat dipengaruhi sekali oleh faktor lingkungan, dimana perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi mikrobia.

Aktifitas mikrobia dapat dikendalikan dengan mengatur faktor lingkungan tempat hidupnya. Faktor lingkungan penting artinya dalam usaha mengendalikan kegiatan mikroba, Faktor-faktor lingkungan tersebut meliputi faktor biotik dan abiotik. Faktor abiotik meliputi pengaruh dari ekstrak daun jambu mente dan kombucha.

Pada pengamatan hasil sudah dapat dilihat pertumbuhan dan perkembangan mikroba untuk Bacillus sp. pada suhu rendah tidak didapatkan koloni bakteri, sedangkan suhu ruang terdapat pertumbuhan koloni, Ralstonia sp., pada suhu rendah tidak terdapat koloni bakteri, sedangkan pada suhu ruang terdapat koloni bakteri, ini dikarenakan bakteri tidak dapat tumbuh pada suhu rendah, sedangkan pada suhu ruang bakteri sangat cepat tumbuh.

Pada pengujian pengaruh ekstrak daun jambu mete dan kumbucha didapatkan hasil paper disk pada paper disk pertama maupun kedua untuk kombucha tidak dapat tumbuh sama sekali. Sedangkan untuk ekstrak daun jambu mete didapatkan diameter untuk paper disk pertama yaitu 1,05 cm, sedangkan paper disk yang kedua tidak ada. Ini disebabkan daun jambu mete dan dan kombuca dapat menghambat pertumbuhan mikroba.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat diterik kesimpulan sebagai berikut

1. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat banyak, mereka berasal dari air, tanah dan atmosfer.

2. Faktor-faktor biotik tersebut meliputi faktor fisik (suhu, pH, tekanan osmose) faktor kimia (senyawa racun), dan faktor biologi (interaksi dengan mikroorganisme lainnya).

3. Nilai suhu kardinal menurut angka (minimum, optimum dan maksimum) dan kisaran suhu yang memungkinkan pertumbuhan sangat beragam pada bakteri.

4. Suhu rendah dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

5. Daun jambu mete dan dan kombucha dapat menghambat pertumbuhan mikroba.

Dalam dokumen LAPORAN TETAP PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM (Halaman 87-97)

Dokumen terkait