• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGATURAN MENGENAI INVESTASI LANGSUNG ASEAN

A. Tinjauan Umum Mengenai Hukum Perjanjian Internasional

3. Istilah istilah Perjanjian Internasional

Menurut Konvensi Wina tahun 1969 mengenai hukum perjanjian internasional tidak melakukan pembedaan terhadap berbagai bentuk perjanjian internasional, hanya saja dalam piagam PBB membedakan perjanjian internasional dengan menggunakan istilah treaty dan international agreement yang sampai sekarang pun tidak ada defenisi yang tegas antara kedua istilah ini.

Dalam praktek-praktek pembuatan perjanjian internasional suatu negara dengan negara lain ataupun dengan subjek hukum internasional lain telah menimbulkan keragaman bentuk terminology perjanjian internasional yang pemakainnya dibedakan

menurut masalah yang dicakup, jenis perangkat internasionalnya dan yang lainnya, namun tidak mengurangi hak dan kewajiban para pihak yang mengadakan perjanjian.

Berikut adalah istilah-istilah perjanjian internasional yang biasa dipakai dalam praktek masyarakat internasional ataupun oleh sekjen PBB beserta uraiannya:

a. Treaties

Menurut Elias dalam buku The Modern Law of Treaties, istilah treaty dapat digunakan menurut pengertian umum atau pengertian khusus.Dalam pengertian umum treaty mencakup segala bentuk perjanjian interanasional yang sering digukanakan dalam bahasa inggris sebagai perjanjian internasional secara umum, dan dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah traktat yang lebih mengarah kepada pengertian khusus treaty.Sedangkan menurut pengertian khusus treaty merupakan perjanjian internasional yang paling pernting dan sangat formal dalam urutan perjanjian.62Umumnya treaty atau traktat digunakan untuk suatu perjanjian yang materinya merupakan hal-hal yang bersifat prinsipil dan umumnya perjanjian ini memerlukan adanya pengesahan atau ratifikasi.Jenis-jenis perjanjian internasional yang termasuk dalam kategori traktat atau cakupan masalah yang diatur dalam traktat biasanya adalah mengenai perdamaian, perbatasan negara, delimitasi, ekstardisi dan persahabatan. Sebagai contoh adalah:

1) Perjanjian mengenai Larangan Melakukan Percobaan Senjata Nuklir di Atmosphir, Luar Angkasa, dan di Bawah Air atau Treaty Banning

62

Nuclear Weapon Test in the Athmosphere, in Outer Space and Underwater 1963.

2) Perjanjian Persahabatan Kerjasama di Asia Tenggara, 24 Februari 1976 atau Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia.

b. Convention

Terminology convention termasuk salah satu istilah yang sudah umum digunakan dalam bahasa Indonesia yang merujuk kepada suatu perjanjian internasional multilateral, baik yang diprakarsai oleh negara-negara maupun lembaga atau organisasi internasional.

Pasal 38 Statuta Mahkamah Internasional menggunaka istilah International Conventions sebagai salah satu sumber hukum internasional sehingga dapat diaktakan menurut pengertian umum istilah convention dapat disamakan dengan pengertian umum istilah treaty, dalam praktek kedua istilah ini menduduki tempat paling tinggi dalam urutan perjanjian internasional. Dalam pengertian khusus sebagaimana yang dijelaskan diatas dalam bahasa Indonesia istilah convention dikenal dengan istilah konvensi yang digunakan untuk perjanjian-perjanjian internasional multilateral yang mengatur tentang masalah besar dan penting dan dimaksudkan untuk berlaku secara luas baik dalam ruang lingkup regional maupun umum.

Sebagai contoh misalnya Konvensi mengenai pemberantasan tindakan-tindakan melawan Hukum Terhadap Keselamatan Penerbangan Sipil atau Convention for the Suppretion of Unlawful Acts Against the Savety of Civil Aviation of Civil Aviation 23 September, 1971.

c. Agreement

Terminologi agreement dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah persetujuan. Menurut pengertian ini, agreement digunakan untuk perjanjian- perjanjian internasional yang ditinjau dari segi isinya lebih bersifat teknis dan administratif.Berbeda dengan substansi yang diatur dalam Treaty atau Convention yang berkenaan dengan masalah-masalah besar dan penting, Agreement mengatur materi yang memiliki cakupan yang lebih kecil.Dalam praktek saat ini terdapat kecenderungan untuk menggunakan istilah Agreement bagi perjanjian bilateral dan secara terbatas pada perjanjian multilateral.Terminologi agreement umumnya juga digunakan pada perjanjian yang mengatur materi kerjasama di bidang ekonomi, kebudayaan, teknik dan ilmu pengetahuan.Dalam bidang yang erat kaitannya dengan keuangan, Agreement juga digunakan pada perjanjian yang menyangkut masalah pencegahan pajak berganda, perlindungan investasi/penanaman modal atau bantuan keuangan.

Contoh dari perjanjian internasional agreement adalah Persetujuan anatara Pemerintah Republik Indonesia dan Persemakmuran Australia tentang Penetapan Garis-Garis Batas Laut Tertentu atau Agreement Between The Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Commonwelth of Australia Estabilishing Certain Seabed Boundaries, 18 Mei 1971.63

63

Persetujuan ini telah diratifikasi oleh kedua negara dan oleh Pemerintah Indonesia telah diundangkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 tahun 1971 (LNRI Nomor 43 tahun 1971).

d.Charter

Istilah Charter atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan piagam biasanya digunakan untuk perjanjian-perjanjian internasional yang dijadikan sebagai konstitusi organisasi internasional. Penggunaan istilah ini berasal dari dari Magna Carta yang dibuat tahun 1215. Organisasi Internasional yang menggunakan istilah charter untuk konstitusinya, misalnya PBB yang piagamnya disebut dengan Charter of the United Nations, demikian juga juga Organiasai Persatuan Afrika yang piagamnya bernama Charter of the Organisation of African Unity dan Perserikatan Negara-negara Asia Tenggara dengan naman ASEAN Charter.

e. Protocol

Protocol merupakan jenis perjanjian internasional yang kurang formal dan materinya pun juga sempit dibandingkan denga treaty dan convention.J.G. Starke mengklasifikasikan pengunaan istilah protokol ini dalam beberapa golongan, yaitu:

1) Protokol yang merupakan suatu isntrumen tambahan dari suatu konvensi yang dibuat oleh negara-negara yang melakukan perundingan, yang derajatnya sama dengan konvensi itu sendiri. Protokol semacam ini kadang-kadang disebut protokol penandatanganan atau protocol of signature yang isinya mengenai interpretasi atas klausula-klausula tertentu dari konvensi tersebut, atau sebagai ketentuan pelengkap yang derajatnya lebih rendah, ataupun

sebagai klausula formal yang tidak disisipkan dalam konvensi. Ratifikasi yang dilakukan oleh suatu negara atas konvensinya, dengan sendirinya berarti pula merupaka ratifikasi atas protokolnya sendiri. 2) Protokol yang merupakan suatu instrument pembantu pada suatu

konvensi tetapi berkedudukan secara berdiri sendiri dan berlaku serta tunduk pada ratifikasi atas konvensi itu sendiri. Protokol semacam ini biasanya dibuat dalam waktu yang berbeda atau tidak bersamaan dengan perumusana naskah konvensinya itu sendiri, misalnya dibuat beberapa tahun kemudian setelah berlakunya konvensi yang bersangkutan.

3) Protokol sebagai suatu perjanjian yang sifat dan derajatnya sama dengan konvensi.

4) Protokol yang merupakan atas saling pengertian anatara pihak mengenai masalah-masalah tertentu yang menurut Starke lebih sering disebut dengan istilah “proses verbal”.

f. Declaration

Declaration atau Deklarasi dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai pernyataan ataupun pengumuman namun kata deklarasi sudah sangat umum digunakan dalam wacana bahasa Indonesia. Declaration dalam peristilahan perjanjian internasional berisikan ketentuan umum dimana pihak-pihak pada deklarasi tersebut berjanji untuk melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan tertentu dimasa yang akan dating. Bedanya dengan perjanjian internasional lainnya adalah isinya biasanya ringkas dan padat serta mengenyampingkan ketentuan—etentuan yang hanya bersifat formal seperti surat kuasa, ratifikasi dan lainnya.

Contoh perjanjian internasional yang menggunaka istilah declaration adalah Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia atau Universal Declaration of Human Rights 10 Desember 1948.

g. Final Act

Final Act adalah suatu dokumen yang berisikan ringkasan laporan sidang yang juga menyebutkan perjanjian-perjanjian atau konvensi-konvensi yang dihasilkan oleh konferensi tersebut kadang-kadang disertai anjuran atau harapan yang sekiranya dianggap perlu. Penandatanganan final act ini sama sekali tidak berarti penerimaan terhadap perjanjian-perjanjian atau konvensi-konvensi yang dihasilkan tetapi hanya semacam kesaksian berakhirnya suatu tahap proses pembuatan perjanjian. Penandatanganan dalam arti salah satu tahap ratifikasi dilakukan kemudian pada lain kesempatan. Sebagai contoh adalah Final Act General Agreement on Tariff and Trade (GATT) 1994.64