• Tidak ada hasil yang ditemukan

Istri dan anak‐

Dalam dokumen Robohnja Sumatera Kami (Halaman 44-52)

Istri dan anak‐

anakku, ma’af aku 

tidak mampu 

mengevakuasi 

kalian. 

’’

kini setiap tahun engkau berdua juga ikut menghirup racun dari asap yang dihasilkan pembakar hutan dan lahan.

Maafkan aku, istri dan anak-anakku, sayang-sayangku, karena umur pembakaran hutan dan lahan ini lebih lama dari umur pernikahan kita dan umur anak-anak kita. Keluarga kita bukan seperti keluarga top management di beberapa perusahaan di Riau yang jika kejadian asap begini keluarganya langsung dievakuasi keluar daerah. Kita juga tidak tinggal di camp perumahan perusahan-perusahaan raksasa yang jika tidak dievakuasi, rumah mereka ditutup dengan cover hingga asap tidak masuk ke dalam rumah mereka.

Istri dan anak-anakku,

Bukan hanya kita, ada 1,1 juta jiwa di Kota Betuah ini dan lebih dari 6 juta jiwa warga Provinsi Riau yang bernasib sama dengan kita: menghirup udara yang tidak sehat. Di seluruh Bumi Lancang Kuning yang luasnya 8 juta hektare ini tidak ada wilayah yang bebas dari pencemaran asap. Larangan untuk keluar rumah satu-satunya cara yang dapat aku katakan kepada kalian, walaupun aku tahu tak ada halangan bagi asap pembakaran lahan untuk masuk meracuni ruang- ruang privat kita. Tapi hanya itu yang dapat kita lakukan selama ini. Istriku,

Nanti ketika Engkau mengajar di kelas mata pelajaran biologi, sampaikanlah bahwa penghancuran hutan alam bukan saja menyebabkan banjir dan tanah longsor akan tetapi juga asap pembakaran hutan dan lahan. Sudah lebih 4 juta hektare hutan alam Riau yang ditebang selama 30 tahun ini. Lahan gambut yang rentan dan rapuh itu kini juga telah dieksploitasi habis-habisan. Peralihan tata guna lahan dan perubahan fungsi hutan dan lahan gambut menjadi perkebunan sawit dan Hutan Tanaman Industri, HTI, mendorong praktik tebang dan bakar, yang kemudian menyebabkan pencemaran asap sebagaimana yang kita alami selama 17 tahun ini.

Engkau tahu, lahan gambut merupakan lahan tidak subur dan miskin hara. Agar menjadi subur, pH lahan harus dinaikkan menjadi 6 (netral) dengan cara ditaburi kapur (kalsium) dan pupuk. Sisa potongan kayu jika dibiarkan akan membusuk dan menjadi sumber hama dan penyakit.

Membakar lahan adalah cara paling mudah dan murah untuk mematikan hama. Abu sisa pembakaran juga akan meningkatkan kadar

magnesium, kalsium, dan kalium, sehingga tak perlu lagi diberi kapur banyak-banyak. Hanya butuh biaya 2 juta rupiah per hektare untuk membersihkan lahan dengan cara bakar, sementara jika pembersihan lahan tanpa bakar maka biaya yang dibutuhkan adalah 30-40 juta rupiah per hektare. Jauh lebih mahal, kan?

Sementara perusahaan-perusahaan itu selalu inginnya cara yang paling murah, supaya untungnya berlipat ganda. Jadi, kebakaran hutan dan lahan gambut yang terjadi saat ini dapat dipastikan hanyalah rangkaian dari kegiatan pembukaan lahan (land clearing) untuk perkebunan skala sedang dan besar (perusahaan), Hutan Tanaman Industri (HTI), usaha pertanian rakyat, serta kegiatan kehutanan lainnya.

Aku berharap ceritamu nanti di pelajaran biologi tentang Hutan, Asap dan Pembakaran Hutan dan Lahan akan diceritakan kembali oleh para muridmu kepada orang tua-orang tua mereka yang Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pejabat-pejabat Negri dan para pengusaha itu.

Istriku,

Aku pernah bercerita padamu bahwa kakek dan buyutku juga berladang di tanah bergambut ini, akan tetapi mereka tidak pernah menimbulkan asap yang mencemari udara seperti saat ini. Mereka berladang dan menanam tanaman yang sesuai dengan karakteristik lahan gambut. Orang-orang tua kita dulu tidak pernah berladang dengan cara mengeringkan gambut dengan kanal dan merusak karakteristik alami gambut yang basah. Walaupun dibakar, tetapi karakteristik gambut yang basah tidak berubah sehingga apinya tidak menjalar kemana-mana. Tapi lihatlah kini, gambut dikeringkan sehingga begitu ada pembakaran terus meluas dan menjalar ke mana- mana.

Di seluruh pencemaran asap yang terjadi saat-saat ini, 68%nya berasal dari lahan gambut yang terbakar. Dua puluh delapan persen dari gambut yang terbakar tersebut adalah gambut dalam dan 36%nya di gambut yang sangat dalam. Sementara tentang lokasi yang terbakar: 31% berada di konsesi HTI, 12% di HGU, dan 54% di kebun yang tidak memiliki HGU.

Sayang sekali bahwa proses penegakan hukum di negeri kita ini masih sangat lambat dan tebang pilih. Ratusan orang yang dijadikan tersangka dalam kejadian kebakaran 2014, namun semuanya hanya

Korporasi dan 

pemilik modal yang 

menjadi aktor 

utama sangat sulit 

untuk diproses dan 

hampir tidak 

pernah dihukum 

masyarakat kecil dan hanya operator di lapangan. Korporasi dan pemilik modal yang menjadi aktor utama sangat sulit untuk diproses dan hampir tidak pernah dihukum.

Istri dan anak-anakku,

Dalam kondisi berazab ini kurangilah beraktivitas di luar rumah! Jangan lupa selalu gunakan masker saat pergi ke sekolah dan ke luar rumah. Gunakanlah masker N95 seperti yang terakhir kali itu, yang terpaksa kita beli dari uang tabungan Atiyya karena waktu itu tidak ada lagi dana cadangan di keluarga kita. Kebanyakan masker yang dibagi- bagikan gratis di jalanan itu tidak memadai, tidak bisa memfilter partikel di bawah ukuran 5 mikron yang ada dalam udara tercemar seperti ini.

Pembagian masker yang murahan dan tidak memenuhi standar ini bukan karena daerah kita tak punya uang. Kita merupakan provinsi yang memiliki konsesi hutan tanaman industri terluas di Sumatera (1,7 juta hektare) dan merupakan daerah penghasil CPO terbesar di Indonesia dengan total produksi mencapai 7.570.854 ton/tahun (37% dari total produksi nasional). Kita merupakan daerah terkaya ke-3 di Republik ini. Lebih luar biasa lagi, kabarnya kita mampu mengalami kerugian hingga 20 trilyun rupiah selama kejadian asap pada bulan Februari hingga April 2014.

Akan tetapi, walaupun APBD Riau mencapai 8,8 trilyun rupiah, hanya ada 0,01% yang dapat dibelanjakan untuk keperluan pencegahan dan penanggulangan kerusakan. Terlalu banyak biaya rutin dan gaji pegawai yang harus dibayar, plus program-program lain yang sebetulnya jelas tidak sepenting dan segenting pencegahan dan penanganan kesehatan kita, warga provinsi ini.

Oleh karena itu, sayangku, jangan lupa selalu sisihkan sedikit uang belanja dapur untuk membeli beberapa macam obat-obatan pencegahan, seperti obat tetes mata, obat batuk, atau pengencer dahak.

Istri dan anak-anakku,

Kalian bersama jutaan perempuan dan anak-anak di negeri ini merupakan penerima dampak paling berat dari pencemaran asap ini. Polusi akibat kabut asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dan lahan sangat berbahaya bagi kesehatan, khususnya bagi generasi penerus di negeri ini. Kejadian yang menimpa Ibu Ade yang anggota dewan itu menjadi bukti. Beliau sedang hamil besar saat asap dari kebakaran hutan dan lahan terjadi. Kesibukan aktivitas di luar ruangan membuat Beliau jarang menggunakan masker. Setelah bayinya lahir, dokter menyatakan positif bahwa anaknya menderita gangguan pernafasan akibat asap yang dihirup orang tuanya. Kita turut prihatin dan berdoa yang terbaik untuk anaknya Ibu Ade itu.

Pencemaran asap juga akan berdampak buruk pada pertumbuhan sel otak dan intelegensia bayi. Aku terus menerus khawatir anak kita dan anak-anak generasinya yang ada saat ini fungsi otaknya akan lemah, karena pertumbuhannya terganggu oleh racun yang terkandung dalam partikel asap pembakaran lahan. Tak terbayang olehku seperti apa kualitas generasi Riau di masa mendatang karena telah bertahun-tahun warganya menghirup udara beracun. Akankah Riau kehilangan generasi penerus untuk 15 sampai 20 tahun mendatang?

Istriku,

Jika esok Engkau rapat dengan orang tua murid, katakan pada mereka yang anggota dewan dan yang menjadi pejabat di negeri ini bahwa kondisi yang terjadi saat ini membuktikan gagalnya pengembangan ekonomi berbasis perkebunan besar di lahan gambut. Mereka harus segera menghasilkan kebijakan daerah yang mampu menjamin keselamatan warganya. Jangan hanya peraturan-peraturan tentang retribusi tempat hiburan dan parkir saja! Tapi sudahlah, aku sendiri tidak yakin dengan permintaanku yang satu ini. Bahkan aku juga tidak yakin bahwa mereka sendiri yang akan datang dalam rapat orang tua murid nanti.

Kegelisahan dari seorang suami dan ayah! Salam,

Muslim Rasyid

BENGKULU:

Dalam dokumen Robohnja Sumatera Kami (Halaman 44-52)