• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISU–ISU STRATEGI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Sebagaimana diuraikan pada Bab II bahwa Tugas Pokok Badan Pendapatan Daerah adalah melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di Bidang Pengelolaaan Penerimaan Keuangan Daerah.

TABEL 3.1.

IDENTIFIKASI PERMASAAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI OPD BADAN PENDAPATAN DAERAH

KABUPATEN ENREKANG

Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat Ini

Standar yang Digunakan

Faktor yan Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan

SKPD Internal

(Kewenangan SKPD)

Eksternal (Diluar Kewenangan SKPD)

1 2 3 4 5 6

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Aparatur

1. Terbatasnya staf yang mengikuti pendidikan dan pelatihan, magang maupun pendidikan formal, maupun yang berlatar belakang pendidikan formal di bidang pengelolaan keuangan daerah 2. Sebagian pejabat aparatur Badan Pendapatan Daerah memiliki tingkat pendidikan yang rendah

1. Pejabat Eselon II dan III minimal berpendidikan Strata 1, Perna mengikuti diklat ataupun magang dibidang pengelolaan keuangan daerah.

2. Pejabat eselon III dan IV yang memiliki latar belakang pendidikan formal dibidang pengelolaan keuangan daerah 3. Pejabat eselon IV dan staf pada bidang berpendidikan Strata 1 dan pernah mengikuti diklat ataupun magang perencanaan

1.Belum adanya sistem pengembangan SDM pengelolaan

penerimaan keuangan daerah yang terintegrasi dan konsisten

2. Masih adanya UPT yang lowong

1. Keterbatasan jumlah PNS lingkup Pemerintah Kabupaten yang memiliki spesifikasi khusus pengelolaan penerimaan keuangant daerah

2. Perubahan peraturan pusat tentang keuangan yang sangat cepat

2. Rendahnya respon terhadap pengembangan kapasitas aparatur

1. Terbatasnya staf Badan Pendapatan 2. Terbatasnya staf Badan Pendapatan regulasi dari pusat 3. Terbatasnya staf Badan Pendapatan 4. Jabatan Eselon IV pada Badan Pendapatan Daerah masih diisi oleh pejabat dengan tingkat pendidikan yang rendah

–39–

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

1. PAD belum Optimal 1. Porsi PAD terhadap Total Pendapatan

1. Jumlah SDM yang kurang (UPT dan Juru Pungut)

2. Koordinasi belum optimal dengan OPD pengelola pendapatan 3. Tidak seluruh pegawai memahami peraturan tentang pajak dan retribusi daerah

4. Sistem pengelolaan pajak dan retribusi daerah belum dikelola secara efisien 5. Perangkat aturan belum optimal

1. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak

2. Ketersediaan data dasar potensi pendapatan masih rendah

3. Beberapa OPD tidak mencapai target pedapatan yang telah ditetapkan, yang merupakan salah satu ukuran kinerja dan keberhasilan OPD terkait

4. Tidak seluruh masyarakat memahami peraturan tentang pajak dan retribusi daerah 5. Kemauan baik dari masyarakat untuk memberikan kontribusi kepada peningkatan pendapatan daerah belum dapat direalisasi karena perangkat regulasi yang belum ada

1. Porsi PAD pusat, provinsi dan kabupaten/kota pajak dan retribusi daerah

Peningkatan Kualitas Pengelolaan Belanja Daerah

1. Porsi belanja tidak langsung lebih besar dari belanja langsung

1. APBD Kabupaten Enrekang yang telah ditetapkan yang sifatnya wajib pada BTL sangat tinggi

1. Regulasi pemerintah pusat yang mengakibatkan kenaikan pada belanja tidak langsung

1. Pemerintah dalam porsi yang lebih besar dari belanja tidak

1. Peraturan dan dokumen yang yang sifatnya wajib pada BTL sangat tinggi

1. Kurangnya pemahaman dan kesadaran dalam menggunakan asset pemerintah sesuai dengan peraturan yang berlaku

–40–

3.2. Telaahan Visi Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang, budaya yang hidup dalam masyarakat serta pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan maka Visi Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2014–2018 adalah Visi besar Kabupaten Enrekang sebagaimana tertuang di dalam RPJPD Kabupaten Enrekang Tahun 2008–2028 dan juga telah dilaksanakan di dalam RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014–2018 yakni :

“Terwujudnya Enrekang Maju, Aman dan Sejahtera (EMAS) Menuju Daerah Agropolitan Berwawasan Lingkungan“

Dalam rangka pencapaian Visi yang telah ditetapkan dengan tetap memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada serta tantangan kedepan dan memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan Misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Infrastruktur Pelayanan Publik (Jalan, Jembatan, Sanitasi Air Bersih, Irigasi/Sumber Air Pertanian, Listrik dan Telekomunikasi yang memiliki daya dukung dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan dan mengutamakan kepentingan umum untuk menunjang produktifitas dan mobilitas publik.

2. Meningkatkan Kualitas SDM yang berdaya saing dan aplikasi teknologi melalui penyediaan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang lebih baik berkualitas didukung oleh penguasaan iptek dalam meningkatkan produktifitas dan kompetensi masyarakat.

3. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan disertai dengan jaminan rasa aman dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat tanpa diskriminasi laki–laki dan perempuan agar memperoleh manfaat dari pembangunan yang adil dan merata.

4. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Pendapatan Masyarakat berbasis agribisnis dan agroindustri, sehingga mendorong penciptaan lapangan kerja secara berkeadilan gender.

5. Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam secara optimal dan berwawasan lingkungan, dengan tetap menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan.

–41–

3.3. Telaahan Rencana Strategis Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekan dan Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

Dalam menjaga sinkronisasi dan sinergitas implementasi program di daerah khususnya di Kabupaten Enrekang, Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya perlu memperhatikan Rencana Strategis Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang dan Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Keberadaan dan substansi Rencana Strategis Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang dan Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan memiliki pengaruh yang signifikan dalam pencapaian Visi dan Misi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang. Hal tersebut berkaitan dengan penganggaran dan tuntutan dari regulasi tentang perencanaan dan akuntabilitas kinerja.

–42–

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Enrekang

TABEL 3.4.1.

PERMASALAHAN PELAYANAN SKPD BERDASARKAN TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH BESERTA FAKTOR–FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDORONG KEBERHASILAN PENANGANANNYA

No.

Rencana Tata Ruang Wilayah Terkait Tugas dan Fungsi

OPD

Permasalahan Pelayanan OPD

Faktor

Penghambat Pendorong

1. 2. 3. 4. 5.

1. Telaahan terhadap tata ruang dalam

Pengelolaan Penerimaan Keuangan Daerah

Arahan

Pengembangan Tata Ruang belum menjadi salah satu dokumen yang menjadi acuan pembangunan daerah, penempatan ruang iklan dan pengembangan fasilitas umum yang merupakan asset

–43–

3.5. Penentuan Isu–Isu Strategis

Isu–isu strategis pembagunan merupakan sejumlah tantangan nyata pembangunan yang eksistensinya memberikan potret tentang perbedaan antara kondisi ini dengan cita–cita yang ingin dicapai sesuai pernyataan Visi. Isu–isu strategis pembangunan tersebut harus di intervensi secara baik melalui strategis dan arah kebijakan pembangunan daerah di bidang perencanaan, dalam upaya pencapaian Visi dan Misi Badan Pendapatan Daerah maupun Visi dan Misi Pembangunan Daerah.

Penentuan isu–isu strategis dalam penyusunan renstra menggunakan metode analisis SWOT. Analisis ini memperhatikan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman. Untuk itu Badan Pendapatan Daerah sebagai instansi pengelola penerimaan keuangan daerah perlu mengetahui kondisi–kondisi elemen internal yang sifatnya dapat dikuasai yang berguna untuk mengetahui faktor kekuatan dan kelemahan serta mengenal kondisi–kondisi elemen eksternal yang sifatnya kurang dikuasai yang berguna untuk mengetahui faktor peluang dan ancaman dengan menggunakan analisis.

Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal, sebagai berikut : 1. Kelemahan dan Kekuatan

Dalam Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah selama 5 (Lima) tahun sebelumnya yaitu 2008–2013, maka harus diperhatikan faktor internal seperti kelemahan dan kekuatan yang dirasakan selama ini :

Kelemahan Kekuatan

1. Tidak ada peremajaan SDM yang

berkualitas sesuai dengan spesifikasi teknis pengelolaan penerimaan keuangan daerah 2. Reward belum disesuaikan dengan kondisi yang sebenarnya berdasarkan ukuran kinerja 3. Lambatnya penyesuian tuntutan

masyarakat terhadap cepatnya pelayanan 4. Jarang mengikuti diklat fungsional

perpajakan dan pengelolaan keuangan daerah 5. Sarana dan prasarana tidak sesuai dengan standar pelayanan minimal yang telah

ditentukan

1. Tersedianya peraturan daerah tentang pengelolaan penerimaan keuangan daerah 2. Pengalaman empirik dari sumber daya manusia di bidang pengelolaan penerimaan keuangan daerah

3. Tersedianya dana yang cukup untuk melaksanakan fungsi pengelolaan penerimaan keuangan daerah

4. Kesiapan SDM dalam melaksanakan tugas tidak terbatas oleh jam kerja yang ditetapkan dalam peraturan Bupati dan sikap tenggang rasa dari sesama aparat cukup tinggi

–44–

Peluang Ancaman

1. Laju pertumbuhan ekonomi beberapa tahun lalu menunjukan angka positif dan progresif

2. Potensi wajib pajak dan retribusi daerah mengalami tren kenaikan yang positif 3. Pusat kegiatan wilayah menjadi daya magnet terhadap hak dan kewajiban daerah

1. Fluktuasi ekonomi makro semakin tidak jelas yang berdampak pada ekonomi mikro 2. Ketidaksabaran masyarakat dalam menghadapi globalisasi

3. Kebebasan dalam mengakses informasi keuangan melalui dunia maya

4. Perubahan aturan yang cepat mendorong pihak usahaan keuangan tidak sesuai dengan kondisi yang ada

5. Pemeriksaan bertumpuk dalam waktu bersamaan

Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal di atas, maka isu–isu strategis yang perlu mendapat perhatian dan penanganan serius dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pendapatan Daerah 5 (Lima) tahun ke depan sebagai berikut :

1. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam membayar pajak.

2. Obyek pajak tidak menyampaikan secara jujur dengan kondisi sebenarnya.

3. Penyampain laporan realisasi penerimaan OPD tidak tepat waktu.

4. Regulasi keuangan yang selalu berubah.

5. Keterlambatan penyampaian SPJ oleh OPD.

–45–

BAB IV

Dokumen terkait