• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS BAPENDA KABUPATEN ENREKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA STRATEGIS BAPENDA KABUPATEN ENREKANG"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS BAPENDA KABUPATEN ENREKANG

TAHUN 2018

(2)

–5–

KATA PENGANTAR

Rencana Strategis (Renstra) Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2014 – 2018 merupakan pengaplikasian Undang – Undang Nomor 25 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 8 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah serta Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa setiap instansi pemerintah harus memiliki rencana strategis dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan dalam masa kepemimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih. Oleh karena itu dalam penyusunan Renstra ini sangat terkait dengan visi dan misi Kepala Daerah periode 2014 – 2018 yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Enrekang.

Kami mengucapkan terimah kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan Renstra ini, dan kami menyadari bahwa dalam Renstra Badan Pendapatan Daerah ini masih terdapat berbagai kekurangan yang memerlukan masukan sebagai upaya perbaikan.

Dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada, kami berharap bahwa Renstra ini dapat berguna dalam upaya mewujudkan Visi Kabupaten Enrekang 2014 – 2018 yaitu “Enrekang Maju, Aman, Sejahtera, Bermoral Menuju Agropolitan yang berwawasan lingkungan.

Enrekang, 20 April 2017 KEPALA BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG

Drs. HALENG LAJJU.M.Si Pangkat : Pembina Tk I NIP. 196512311985021002

(3)

–6–

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…..……….………. 5

DAFTAR ISI....………. 6

Bab I PENDAHULUAN...8

1.1. Latar Belakang... 8

1.2. Landasan Hukum... 9

1.3. Maksud dan Tujuan... 10

1.4. Sistematika Penulisan... 11

Bab II GAMBARAN PELAYANAN SKPD…..………...12

2.1. Tugas dan Fungsi………... 12

2.2. Struktur Organisasi ………... 33

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD ... 36

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD... 37

Bab III ISU – ISU STRATEGI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI...………… 38

3.1. Identifikasi Permasalahan …... 38

3.2. Telaahan Visi Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah……… 40

3.3. Telaahan Renstra BAPENDA dan BAPENDA Provinsi Sulsel.……… 41

3.4. Telaahan tata Ruang Wilayah Kabupaten Enrekang….………42

3.5. Penentuan Isu – Isu Strategis.……..………..…... 43

Bab IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN…...45

4.1. Visi BAPENDA Daerah Kabupaten Enrekang……….……. 45

4.2. Misi….……….………..…… 47

4.3. Tujuan dan Sasaran... 48

4.4. Strategi dan Kebijakan.……….…….……. 49

(4)

–7–

Bab V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, DAN INDIKATOR KINERJA..….….… 51 5.1. Program.…... 51 5.2. Kegiatan……... 52 Bab VI INDIKATOR KIERJA SKPD YANG MENGACU PADA

TUJUAN & SASARAN RPJMD…………..……… 55

Bab VII PENUTUP... 56

(5)

–8–

LAMPIRAN

KEPUTUSAN BUPATI ENREKANG NOMOR : 252/KEP/V/2017 TENTANG PENGESAHAN RENCANA STRATEGI

BADAN PENDAPATAN DAERAH

KABUPATEN ENREKANG 2014 – 2018

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Setiap OPD di Kabupaten Enrekang dalam menyusun Renstra harus ada benang merah dengan visi dan misi. Visi dam misi Bupati dan Wakil Bupati, karena “di Era pemilihan kepada daerah secara langsung, janji- janji pilitik di masa kampanye harus dipertanggung jawabkan”. Oleh karena itu “RPJMD Kabupaten Enrekang tahun 2014 – 2018 merupakan satu bagian yang utuh dari manajemen kerja di lingkungan pemerintah Kabupaten Enrekang khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan yang telah tertuang baik dalam RPJP Daerah Kabupaten Enrekang maupun yang akan dijadikan pedoman bagi OPD untuk menyusun Renstra OPD”.

Mengingat struktur organisasi dan tata kerja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang yang tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan organisasi perangkat daerah Kabupaten Erekang, maka semua hak dan kewajiban Negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik Negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut perlu dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan tanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatuan” maka penjabaran RPJMD Kabupaten Enrekang untuk setiap tahunnya, akan dijadikan pedoman bagi penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran”.

(6)

–9–

Sehubungan dengan hal dimaksud, Badan Pendapatan Daerah berkewajiban menyusun rencana strategis berdasarkan skala prioritas kegiatan pembangunan yang dapat direalisasikan sesuai dengan potensi dan kemampuan seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Enrekang.

Serta tetap memperhatikan kebijakan dari Bupati yang diserahi kekuasaan atas pengelolaan keuangan Negara dari persiden “kekuasaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diserahakan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selaku kepala pemerintah daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahakan” (UU Nomor 17 Tahun 2003 Pasal 6 Ayat 2 Poin C).

1.2. Landasan Hukum

Penyusunan Renstra Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang tahun 2014 – 2018 adalah sebagai berikut :

1. Undang – Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822);

2. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah;

(7)

–10–

5. Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

Kedudukan Renstra Badan Pendapatan Daerah dalam perencanaan daerah merupakan suatu bagian yang utuh dan tak terpisahkan dalam pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Enrekang meliputi penerimaan/pemungutan pendapatan daerah, belanja daerah untuk mensinergiskan seluruh program pembangunan yang telah dituangkan dalam RPJPD, RPJMD, RKPD dan Renstra 43 OPD yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi, perangkat daerah Kabupaten Enrekang.

Peranan Renstra Badan Pendapatan Daerah dalam perencanaan daerah sebagai guideline dalam menyusun kebijakan pengelolaan APBD dan rancangan perubahan APBD, dalam pelaksanaan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah, melaksanakan fungsi sebagai pengelola Pendapatan Daerah.

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Renstra Badan Pendapatan Daerah tahun 2014 – 2018 adalah sebagai dokumen perencanaan pendapatan dari PAD, dana perimbangan, dan pendapatan lain–lain yang sah dengan perencanaan pengelolaan belanja langsung selama kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan. Dengan demikian Renstra Badan Pendapatan Daerah merupakan “guideline” dalam membuat prioritas pembangunan yang akan dibiayai APBD Kabupaten Enrekang dari tahun 2014 – 2018.

Tujuan penyusunan Renstra Badan Pendapatan Daerah tahun 2014 – 2018 adalah untuk memberikan arah yang jelas dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sebagai pedoman pelaksanaan program yang ditetapkan dalam RKPD KUA, PPAS, RENJA dan DPA sesuai dengan potensi yang tersedia.

(8)

–11–

1.4. Sistematika Penulisan Bab I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan

Bab II : GAMBARAN PELAYANAN OPD

2.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi 2.2. Sumber Daya OPD

2.3. Kinerja Pelayanan OPD

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD

Bab III : ISU–ISU STRATEGI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Kabupaten/Kota

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3.5. Penentuan Isu–Isu Strategi

Bab IV : VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi OPD

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah OPD 4.3. Strategi dan Kebijakan

Bab V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Bab VI : INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Bab VII: PENUTUP

(9)

–12–

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN OPD

2.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Badan Pendapatan Daerah

A. Kepala Badan Pendapatan Daerah

1. Kepala Bapenda mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan di bidang pendapatan daerah serta tugas–tugas lainnya yang diberikan oleh Bupati.

2. Dalam melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1) Kepala Badan Pendapatan Daerah berfungsi sebagai berikut :

 Menyusun program dan kegiatan Badan Pendapatan Daerah baik dalam jangka panjang, menengah dan jangka pendek.

 Penyelenggaraan urusan kesekretariatan yang meliputi urusan umum, kepegawaian dan urusan keuangan.

 Perumusan kebijakan secara tehnis bidang pendapatan.

 Penyelenggaraan kegiatan tehnis operasional yang meliputi bidang pendaftaran, bidang pendataan, bidang penetapan, bidang pembukuan pelaporan dan bidang pembinaan dan pengawasan.

 Pembinaan terhadap unit pelaksana tehnis sesuai lingkup tugasnya.

 Penyelenggaraan administrasi dan pelaporan umum kepada masyarakat dalam lingkup tugasnya.

 Menyusun laporang keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

 Menyususn anggaran satuan kerja Badan Pendapatan Daerah.

 Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran.

 Melaksanakan anggaran satuan kerja Badan Pendapatan Daerah.

 Melaksanakan pemungutan penerimaan pajak dan bukan pajak.

 Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab satuan kerja Badan Pendapatan Daerah.

 Mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab kerja Badan Pendapatan Daerah.

 Menyusun laporan keuangan Badan Pendapatan Daerah.

(10)

–13–

 Menentukan potensi dan jenis sumber penerimaan daerah.

 Menyetujui rancangan anggaran Badan Pendapatan Daerah.

 Menjadi tim anggaran eksekutif yang bertanggung jawab utama terhadap besarnya persetujuan anggaran unit kerja.

 Menyetujui setiap penerimaan daerah sesuai ketentuan yang berlaku.

 Mengefektifkan realisasi penerimaan sehingga mencapai target atau bahkan melebihi target penerimaan dalam APBD tahun berjalan.

 Mengawasi pengadministrasian dan pembukuan setiap penerimaan telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

 Mengevaluasi anggaran pendapatan setiap unit kerja.

 Memperlancar urusan kepegawaian dalam lingkungan Badan Pendapatan Daerah sesuai ketentuan yang berlaku.

 Mencegah terjadinya penyalahgunaan dana.

 Menyusun rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPD) perubahan APBD, dan Nota Keuangan.

 Menyetujui anggaran kas bulanan.

 Menyiapkan informasi penerimaan keuangan daerah sesuai kebutuhan atasan.

 Membantu kelancaran pemeriksaan penerimaan keuangan daerah yang dilakukan oleh badan atau lembaga pemeriksa internal dan eksternal.

 Menilai kinerja unit kerjanya dan seluruh stafnya.

 Membuat telahaan staf kepada atasannya atas sesuatu aturan atau kebijakan yang terkait dengan bidang tugasnya dan kondisi unit kerjanya atau unit kerja atasannya.

 Melaksanakan tugas kedinasan yang diperintahkan oleh atasan untuk mendorong kelancaran tugas.

 Melapor hasil palaksanaan tugas kepada atasannya.

 Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

(11)

–14–

B. Sekretaris Badan Pendapatan Daerah

1. Sekretaris Badan Pendapatan Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan umum dan ketatalaksanaan bidang Kepegawaian, Keuangan serta Perencanaan Badan Pendapatan Daerah.

2. Dalam melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1) Sekretaris Badan Pendapatan Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Mempelajari peraturan perundang–undangan dan ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.

 Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberiakan oleh atasan.

 Menyusun rencana kerja sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas.

 Mengkoordinasikan RKA dan DPA dalam lingkup Badan Pendapatan Daerah kepada pimpinan.

 Mengevaluasi terhadap rencana kebutuhan perlengkapan, dan anggaran dalam lingkup Badan Pendapatan Daerah baik

pembelanjaan, penggunaan, pembukuan dan pelaporan.

 Menjamin bahwa seluruh perlengkapan dan kas operasional Badan Pendapatan Daerah dari pencurian atau kehilangan.

 Menyetujui konsep surat menyurat, surat keputusan dan surat tugas dari pejabat dalam lingkup Badan Pendapatan Daerah.

 Mempelajari penjelasan setiap ketentuan yang berkaitan dengan kepegawaian, khususnya yang terkait dengan Badan Pendapatan Daerah dan mengusulkan untuk di terapkan.

 Menjamin pengadministrasian data–data kepegawaian dalam lingkup Bapenda.

 Memberikan pelayanan teknis terhadap bidang dilingkup Badan Pendapatan Daerah dalam pelaksanaannya.

 Mengevaluasi hasil analisis jabatan dalam lingkungan Badan Pendapatan Daerah.

 Membantu mempercepat pengurusan kepegawaian bagi pegawai Badan Pendapatan Daerah.

 Membuat telaahan staf kepada atasannya.

 Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya yang di perintahkan atasan.

(12)

–15–

B.1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

1. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan kegiatan administrasi dalam lingkungan Badan

Pendapatan Daerah dan membantu pejabat dalam memperlancar kegiatannya.

2. Dalam melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Mempelajari peraturan perundang–undangan dan ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.

 Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan oleh atasan.

 Menyusun rencana kerja sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas.

 Membuat konsep–konsep surat menyurat, surat keputusan dan surat tugas dari pejabat dalam lingkungan Badan Pendapatan Daerah dan mengadministrasikannya.

 Mempelajari setiap ketentuan yang berkaitan dengan

kepegawaian, khususnya yang terkait dengan Badan Pendapatan Daerah dan mengusulkan untuk ditetapkan.

 Mengadministrasikan data kepegawaian dalam lingkungan Badan Pendapatan Daerah.

 Menganalisis jabatan dalam Badan Pendapatan Daerah.

 Mengusulkan kenaikan pangkat bagi pegawai Badan Pendapatan Daerah yang telah memenuhi persyaratan.

 Membantu kebutuhan administrasi kepegawaian bagi pegawai Badan Pendapatan Daerah yang membutuhkan.

 Membantu mempercepat pengurusan pensiun bagi pegawai Badan Pendapatan Daerah.

 Menyusun anggaran kebutuhan dan pengelolaan sub bagiannya dan membelanjakan sesuai ketentuan yang berlaku serta

melakukan realisasinya.

 Menyusun rencana kebutuhan peralatan/perlengkapan dalam lingkungan Badan Pendapatan Daerah, menggunakannya sesuai ketentuan, membukukannya, dan melaporkannya.

(13)

–16–

 Menyusun Daftar Urut Kepangkatan (DUK) Badan Pendapatan Daerah.

 Membuat rekapitulasi daftar hadir pegawai Badan Pendapatan Daerah.

 Menerbitkan keputusan kenaikan gaji berkala pegawai Badan Pendapatan Daerah yang telah memenuhi syarat.

 Menjaga ketertiban dan kebersihan kantor Badan Pendapatan Daerah.

 Melaksanakan tugas Keprotokoleran dan Bakohumas.

 Menginventarisir permasalahan pada sub bagian Umum dan Kepagawaian serta mencari pemecahannya.

 Menilai kerja unit kerjanya dan seluruh stafnya.

 Membuat telaahan staf kepada atasan.

 Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan.

(14)

–17–

B.2. Sub Bagian Perencanaan

1. Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas pokok melakukan perencanaan pengembangan dan merencanakan anggaran Badan Pendapatan Daerah.

2. Dalam melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1) Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Mempelajari peraturan perundang–undangan dan ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.

 Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan oleh atasan.

 Menyusun rencana kerja sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas.

 Menyusun rencana anggaran satuan dan dokumen anggaran satuan kerja Badan Pendapatan Daerah.

 Menilai kinerja unit kerjanya dan seluruh stafnya.

 Membuat telaahan staf kepada atasannya.

 Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasannya.

 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan.

(15)

–18–

B.3. Sub Bagian Keuangan

1. Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai togas pokok melaporkan pengendalian administrasi keuangan Badan Pendapatan Daerah.

2. Dalam melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Mempelajari peraturan perundang–undangan dan ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.

 Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan oleh atasan.

 Melaporkan realisasi fisik dan keuangan kegiatan pada Badan Pendapatan Daerah.

 Menyusun dan melaporkan kegiatan Badan Pendapatan Daerah setiap bulannya.

 Melakukan pengendalian terhadap pengelolaan administrasi keuangan Badan Pendapatan Daerah.

 Menilai kinerja unit kerjanya dan seluruh stafnya.

 Membuat telaahan staf kepada atasannya.

 Malaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan.

(16)

–19–

C. Bidang Perencanaan, Pendaftaran dan Pendataan

1. Kepala Bidang Perencanaan, Pendaftaran dan Pendataan mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melakukan seluruh perencanaan pendaftaran dan pendataan wajib Pajak dan wajib Retribusi daerah sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Dalam melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1) Kepala Bidang Perencanaan, Pendaftaran dan Pendataan mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Mempelajari peraturan perundang–undangan dan ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.

 Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan oleh atasan.

 Menyusun rencana kerja sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas.

 Menyusun rencana perumusan kebijakan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan pada bidang perencanaan, pendaftaran dan pendataan.

 Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas–tugas lain yang ada pada bidang perencanaan, pendaftaran dan pendataan.

 Melaksanakan pelayanan urusan perencanaan pendapatan daerah serta pendaftaran dan pendataan wajib pajak dan retribusi

daerah.

 Melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan tugas–tugas di bidang perencanaan, pendaftaran dan pendataan.

 Melakukan konsultasi dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

 Menyusun rencana pendapatan daerah setiap tahun.

 Menginventarisasi seluruh potensi pendapatan daerah.

 Menetapkan target pendapatan daerah sebagai bahan penyusunan APBD.

 Mengkoordinir pelaksanaan pendaftaran wajib pajak dan retribusi daerah.

 Menyusun petunjuk teknis pelaksanaan pendaftaran.

 Menghimpun seluruh objek pajak dan retribusi daerah yang akan didaftar sebagai wajib pajak dan retribusi.

 Mengkoordinir pelaksanaan pendapatan wajib pajak dan retribusi daerah serta penerimaan lainnya.

 Mengkoordinir pelaksanaan validasi data.

(17)

–20–

 Mengkoordinir pengukuran objek pajak dilapangan.

 Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan pada bidang penerimaan, pendaftaran dan pendataan.

 Melaksanakan tugas kedinasan yang diperintahkan oleh atasan untuk mendorong kelancaran tugas.

 Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

(18)

–21–

C.1. Kepala Sub Bidang Perencanaan Pendapatan

1. Kepala Sub Bidang Perencanaan Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas bidang perencanaan, pendaftaran dan pendataan dalam urusan perencanaan pendapatan daerah,

pendaftaran dan pendataan pajak dan retribusi daerah.

2. Dalam melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1) Kepala Sub Bidang Perencanaan dan Pendataan mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Mempelajari peraturan perundang–undangan dan ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.

 Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan oleh atasan.

 Menyusun rencana kerja sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas.

 Menggali dan menyusun potensi dan jenis sumber penerimaan pajak dan retribusi daerah.

 Mengadakan pendaftaran dan pendataan terhadap wajib pajak dan retribusi daerah.

 Perumusan rencana kebijakan penyelenggaraan urusan perencanaan pendapatan daerah.

 Pengaturan peyelenggaraan urusan perencanaan pendapatan daerah.

 Pelaksanaan penyelenggaraan urusan perencanaan pendapatan daerah.

 Pengawasan penyelenggaraan urusan perencanaan pendapatan daerah.

 Menginventarisir seluruh penerimaan lain–lain PAD yang sah.

 Menilai kinerja unit kerjanya dan seluruh stafnya.

 Membuat telaahan staf kepada atasannya.

 Melaksanakan tugas kedinasan yang diperintahkan oleh atasan untuk mendorong kelancaran tugas.

 Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

 Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

(19)

–22–

C.2. Kepala Sub Bidang Pendaftaran dan Pendataan

1. Kepala Sub Bidang Pendaftaran dan Pendataan mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas bidang pendaftaran dan pendataan dalam urusan pengelolaan pendaftaran dan pendataan.

2. Dalam melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1) Kepala Sub Bidang Pendaftaran dan Pendataan mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Mempelajari peraturan perundang–undangan dan ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.

 Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan oleh atasan.

 Menyusun rencana kerja sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas.

 Mengintensifkan penerimaan selain penerimaan pajak, retribusi dan dana perimbangan.

 Mengadministrasikan dan membukukan setiap jenis dan jumlah penerimaan dana perimbangan dan penerimaan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.

 Perumusan rencana kebijakan penyelenggaraan urusan pendaftaran dan pendataan.

 Pengaturan penyelenggaraan urusan pendaftaran dan pendataan.

 Pelaksanaan penyelenggaraan urusan pendaftaran dan pendataan.

 Pengawasan penyelenggaraan urusan pendaftaran dan pendataan.

 Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap obyek dan subyek PBB.

(20)

–23–

 Menginventarisir seluruh pendapatan lain–lain yang sah diluar PAD.

 Menilai kinerja unit kerjanya dan seluruh stafnya.

 Membuat telaahan staf kepada stafnya.

 Melaksanakan tugas kedinasan yang diperintahkan oleh atasan untuk mendorong kelancaran tugas.

 Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

 Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

(21)

–24–

D. Bidang Penetepan dan Penerimaan Lain–Lain

1. Kepala Bidang Penetapan dan Penerimaan Lain–Lain mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas kepala bidang penetapan pajak dan retribusi daerah serta penerimaan lain–lain yang sah dan pendapatan daerah yang bersumber dari dana transfer.

2. Dalam melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1) Kepala Bidang Penetapan dan Penerimaan Lain–Lain mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Mempelajari peraturan perundang–undangan dan ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.

 Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan oleh atasan.

 Menyusun rencana kerja sebagai acuan pelaksanaan tugas.

 Perumusan kebijakan program kegiatan perhitungan dan penetapan pendapatan asli daerah.

 Perumusan kebijakan pengelolaan lain–lain penerimaan yang sah dan dana transfer.

 Pelaksanaan kebijakan penilaian perhitungan dan penetapan pendapatan asli daerah.

 Penyusunan pedoman, petunjuk tehnis dan petunjuk pelaksanaan penetapan pajak dan retribusi daerah serta penerimaan lain–lain yang sah dan dana transfer.

 Pelaksanaan koordinasi dan konsultasi mengenai dana transfer.

 Pelaksanaan pemeriksaan dan penilaian kesesuain penetapan terhadap objek pajak dan retribusi daerah.

 Pelaksanaan pelayanan terhadap pengelolaan pendapatan asli daerah dan dana transfer.

 Membuat telaahan staf dan pertimbangan kepada atasan.

 Melaksanakan tugas–tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas dan fungsinya.

(22)

–25–

D.1. Kepala Sub Bidang Penetapan

1. Kepala Sub Bidang Penetapan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Penetapan dan Penerimaan Lain–Lain dibidang urusan penetapan pajak dan retribusi daerah yang meliputi

perhitungan, penetapan dan penerbitan objek dan subjek pajak dan retribusi daerah.

2. Dalam melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1) Kepala Sub Bidang Penetapan mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Mempelajari peraturan perundang–undangan dan ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.

 Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan oleh atasan.

 Menyusun rencana kerja sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas.

 Perumusan kebijakan penyelenggaraan urusan penetapan pajak dan retribusi daerah.

 Pengaturan penyelenggaraan urusan penetapan pajak dan retribusi daerah.

 Pelaksanaan dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan penetapan pajak dan retribusi daerah.

 Menilai kinerja unit kerjanya dan seluruh stafnya.

 Membuat telaahaan staf kepada atasan.

 Melaksanakan tugas kedinasan yang diperintahkan oleh atasan untuk mendorong kelancaran tugas.

 Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

 Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

(23)

–26–

D.2. Kepala Sub Bidang Penerimaan Lain–Lain dan Dana Transfer 1. Kepala Sub Bidang Penerimaan Lain–Lain dan Dana Transfer

mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Penetapan dan Penerimaan Lain–Lain dibidang urusan penerimaan lain–lain dan dana transfer dalam rangka peningkatan pendapatan daerah.

2. Dalam melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1) Kepala Sub

Bidang Penerimaan Lain–Lain dan Dana Transfer mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Mempelajari peraturan perundang–undangan dan ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.

 Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan oleh atasan.

 Menyusun rencana kerja sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas.

 Perumusan kebijakan penyelenggaraan urusan penerimaan lain–

lain dan dana transfer.

 Pengaturan penyelenggaraan urusan penerimaan lain–lain dan dana transfer.

 Pelaksanaan penyelenggaraan urusan penerimaan lain–lain dan dana transfer.

 Pengawasan penyelenggaraan urusan penerimaan lain–lain dan dana transfer.

 Menilai kinerja unit kerjanya dan seluruh stafnya.

 Membuat telaahan staf kepada atasan.

 Melaksanakan tugas kedinasan yang diperintahkan oleh atasan untuk mendorong kelancaran tugas.

(24)

–27–

E. Kepala Bidang Pembukuan dan Pelaporan

1. Kepala Bidang Pembukuan dan Pelaporan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan kegitan

pembukuan pelaporan, monitoring dan evaluasi pendapatan daerah serta mengadakan legalisasi dan pengadministrasian surat–surat berharga.

2. Dalam melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1) Kepala Bidang Pembukuan dan Pelaporan mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Mempelajari peraturan perundang–undangan dan ketentuan lainnya yang menunjang pelaksanaan tugas.

 Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan oleh atasan.

 Menyusun rencana kerja sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas.

 Perumusan rencana kebijakan penyelenggaraan urusan

pembukuan, pelaporan, monitoring, evaluasi dan pengendalian benda berharga.

 Pengaturan penyelenggaraan urusan pembukuan, pelaporan, monitoring, evaluasi dan pengendalian benda berharga.

 Pengawasan penyelenggaraan urusan pembukuan, pelaporan, monitoring, evaluasi dan pengendalian benda berharga.

 Menilai kinerja unit kerjanya dan seluruh stafnya.

 Membuat telaahan staf kepada atasan.

 Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

 Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

(25)

–28–

E.1. Kepala Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan

1. Kepala Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Pembukuan dan Pelaporan dalam urusan pembukuan dan pelaporan penerimaan daerah.

2. Dalam melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1) Kepala Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Mempelajari peraturan perundang–undangan dan ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.

 Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan oleh atasan.

 Menyusun rencana kerja sebai acuan dalam pelaksanaan tugas.

 Mengkoordinasikan rencana strategi dan rencana anggaran satuan kerja Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan

pengeluaran dengan Kepala Bidang dan para Kepala Sub Bidang dilingkup bidang Pembukuan dan Pelaporan.

 Perumusan rencana kebijakan penyelenggaraan urusan pembukuan dan pelaporan penerimaan daerah.

 Pengaturan penyelenggaraan urusan pembukuan dan pelaporan penerimaan daerah.

 Pelaksanaan penyelenggaraan urusan pembukuan dan pelaporan penerimaan daerah.

 Pengawasan penyelenggaraan urusan pembukuan dan pelaporan penerimaan daerah.

 Membuat telaahan staf dan pertimbangan kepada atasan.

 Melaksanakan tugas–tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas dan fungsinya.

(26)

–29–

E.2. Kepala Sub Bidang Monitoring, Evaluasi dan Pengendalian Benda Berharga

1. Kepala Sub Bidang Monitoring, Evaluasi dan Pengendalian Benda Berharga mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Pembukuan dan Pelaporan dalam urusan monitoring, evaluasi pendapatan daerah dan pengendalian benda berharga.

2. Dalam melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1) Kepala Sub Bidang Monitoring, Evaluasi dan Pengendalian Benda Berharga mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Mempelajari peraturan perundang–undangan dan ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.

 Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan oleh atasan.

 Menyusun rencana kerja sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas.

 Perumusan rencana kebijakan penyelenggaraan urusan

monitoring, evaluasi penerimaan daerah dan pengendalian benda berharga.

 Pengaturan penyelenggaraan urusan monitoring, evaluasi penerimaan daerah dan pengendalian benda berharga.

 Pelaksanaan penyelenggaraan urusan monitoring, evaluasi penerimaan daerah dan pengendalian benda berharga.

 Pengawasan penyelenggaraan urusan monitoring, evaluasi penerimaan daerah dan pengendalian benda berharga.

 Menilai kinerja unit kerjanya dan seluruh stafnya.

 Membuat telaahan staf kepada atasan.

 Melaksanakan tugas kedinasan yang diperintahkan oleh atasan untuk mendorong kelancaran tugas.

 Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

 Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

(27)

–30–

F. Kepala Bidang Pembinaan dan Penagihan

1. Kepala Bidang Pembinaan dan Penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas–tugas dalam bidang pembinaan, pengawasan terhadap pendapatan daerah serta kegiatan penagihan dan keberatan wajib pajak dan retribusi daerah.

2. Dalam melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1) Kepala Bidang Pembinaan dan Penagihan mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Mempelajari peraturan perundang–undangan dan ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.

 Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan oleh atasan.

 Menyusun rencana kerja sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas

 Perumusan rencana kebijakan penyelenggaraan urusan pembinaan dan penagihan.

 Pengaturan penyelenggaraan urusan pembinaan dan penagihan.

 Pelaksanaan penyelenggaraan urusan pembinaan dan penagihan.

 Pengurusan penyelenggaraan urusan pembinaan dan penagihan.

 Menilai kinerja unit kerjanya dan seluruh stafnya.

 Membuat telaahan staf kepada atasan.

 Melaksanakan tugas kedinasan yang diperintahkan oleh atasan untuk mendorong kelancaran tugas.

 Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

 Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

(28)

–31–

F.1. Kepala Sub Bidang Pembinaan dan Pengawasan

1. Kepala Sub Bidang Pembinaan dan Pengawasan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Pembinaan dan Penagihan dalam urusan penyelenggaraan pembinaan wajib pajak dan retribusi daerah serta melakukan pengawasan terhadap pungutan pendapatan daerah.

2. Dalam melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1) Kepala Sub Bidang Pembinaan dan Pengawasan mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Mempelajari peraturan perundang–undangan dan ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.

 Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan oleh atasan.

 Menyusun rencana kerja sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas.

 Menilai kinerja unit kerjanya dan seluruh stafnya.

 Membuat telaahan staf kepada atasan.

 Melaksanakan tugas kedinasan yang diperintahkan oleh atasan untuk mendorong kelancaran tugas.

 Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

 Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

(29)

–32–

F.2. Kepala Sub Bidang Penagihan dan Keberatan

1. Kepala Sub Bidang Penagihan dan Keberatan mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas–tugas bidang pembinaan dan

penagihan dalam urusan penagihan pajak dan retribusi daerah serta mengkoordinasikan seluruh laporan atau permohonan keberatan yang masuk.

2. Dalam melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1) Kepala Sub Bidang Penagihan dan Keberatan mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Mempelajari peraturan perundang–undangan dan ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.

 Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan oleh atasan.

 Menyusun rencana kerja sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas.

 Perumusan rencana kebijakan urusan penyelenggaraan penagihan dan keberatan.

 Pengaturan penyelenggaraan urusan penyelenggaraan penagihan dan keberatan.

 Pelaksanaan penyelenggaraan urusan penyelenggaraan penagihan dan keberatan.

 Pengawasan penyelenggaraan urusan penyelenggaraan penagihan dan keberatan.

 Membina dan mengkoordinir tugas–tugas kerja di seksinya.

 Membantu kepala bidang dalam pembinaan dan pengembangan pegawai dilingkup seksinya.

 Membuat telaahan staf dan pertimbangan kepada atasan.

Melaksanakan tugas–tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

(30)

–33–

2.2. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan perangkat daerah Kabupaten Enrekang, bahwa struktur organisasi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang adalah sebagai berikut :

KEPALA BADAN PENDAPATAN DAERAH

KEPALA SUB BAGIAN PERENCANAAN PROGRAM

KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN KEPALA SUB

BAGIAN UMUM &

KEPEGAWAIAN

KEPALA BIDANG PERENCANAAN, PENDAFTARAN &

PENDATAAN

UPTD

SEKRETARIS

KEPALA BIDANG PENETAPAN DAN PENERIMAAN LAIN - LAIN

KEPALA BIDANG PEMBUKUAN &

PELAPORAN

KEPALA BIDANG PEMBUKUAN &

PELAPORAN

KEPALA SUB BID.

PERENCANAAN PENDAPATAN

KEPALA SUB BID.

PENDAFTARAN PENDAPATAN

KEPALA SUB BID.

PENETAPAN

KEPALA SUB BID.

PENERIMAAN LAIN – LAIN &

DANA TRANSFER

KEPALA SUB BID.

PEMBUKUAN &

PELAPORAN

KEPALA SUB BID.

MONITORING, EVALUASI &

PENGENDALIAN BENDA BERHARGA

KEPALA SUB BID.

PEMBINAAN &

PENGAWASAN

KEPALA SUB BID.

PENAGIHAN &

KEBERATAN

(31)

–34–

 Kepala Badan Pendapatan Daerah membawahkan Sekretaris dengan 4 (Empat) Bidang, yaitu :

1. Bidang Perencanaan Pendaftaran dan Pendataan 2. Bidang Penetapatan dan Penerimaan Lain–Lain 3. Bidang Pembukuan Pelaporan dan Monev 4. Bidang Penagihan dan Pengawasan

 Sekretariat membawahkan 3 (Tiga) Sub Bagian, yaitu : 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan

 Bidang Perencanaan Pendaftaran dan Pendataan membawahkan 2 (Dua) Sub Bidang, yaitu :

1. Kepala Sub Bidang Perencanaan Pendapatan 2. Kepala Sub Bidang Pendaftaran Pendataan

 Bidang Penetapan dan Penerimaan Lain–Lain membawahkan 2 (Dua) Sub Bidang, yaitu :

1. Kepala Sub Bidang Penetapan

2. Kepala Sub Bidang Penerimaan Lain–Lain dan Dana Transfer

 Bidang Pembukuan dan Pelaporan membawahkan 2 (Dua) Sub Bidang, yaitu :

1. Kepala Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan

2. Kepala Sub Bidang Monitoring, Evaluasi dan Pengendalian Benda Berharga

 Bidang Pembinaan dan Penagihan membawahkan 2 (Dua) Sub Bidang, yaitu :

1. Kepala Sub Bidang Pembinaan dan Pengawasan 2. Kepala Sub Bidang Penagihan dan Keberatan

 UPT

(32)

–35–

2.2.1. Susunan Kepegawaian dan Kelengkapan

Susunan Kepegawaian dan Kelengkapan merupakan gambaran budgeting formasi dan sarana prasarana yang ada pada Badan Pendapatan Daerah, yaitu sebagai berikut :

TABEL 2.2.1.

JUMLAH PEGAWAI YANG MENDUDUKI JABATAN PADA BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG

No. Nama Jabatan Jumlah

1. Kepala Badan 1

2. Sekretaris 1

3. Kepala Bidang 4

4. Kepala Sub Bagian/Sub Bidang 11

5. UPTD Badan 3

6. Staf/Pelaksana 9

7. Fungsional

Jumlah personil Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang sebanyak 29 (Dua Puluh Sembilan) orang.

TABEL 2.2.2.

JUMLAH PEGAWAI PADA BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG

No. Jabatan Jumlah Ket.

S2 S1 D3 SLTA SLTP SD

1. Kepala Badan 1

2. Sekretaris 1

3. Kepala Bidang 4

4. Kepala Su Bagian/Sub Bidang 1 10

5. Staf/Pelaksana 5 2 5

6. Honorer 40 4 26

(33)

–36–

2.3. Kinerja Pelayanan OPD

Sebagaimana diatur dalam Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 16 Ayat 3 bahwa “Pendapatan Daerah berasal dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain–lain pendapatan yang sah” sedangkan belanja daerah dirinci menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja.

Sedangkan perkembangan Pendapatan Daerah Tahun 2008–2013 sebagaimana tertera pada tabel tersebut dibawah ini sudah menggambarkan potensi yang sebenarnya, karena tahapan dari mulai pendataan, perhitungan, penerbitan SKPD, SKRD dilakukan berdasarkan sistem prosedur yang telah ditetapkan. Disisi lain untuk dana perimbangan saat menentukan target, terlebih dahulu dikonsultasikan ke Pemerintah Pusat ataupun ke Provinsi Sulawesi Selatan.

TABEL 3.1.1.

REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2008–2013

No. Jenis Pendapatan

Tahun Anggaran

2008 2009 2010 2011 2012 2013

I PAD

Hasil Pajak Daerah Hasil retribusi daerah Hasil kekayaan daerah Lain-lain Pendapatan

21.454.853.996.50 1.865.269.718 7.412.160.947..

2.816.356.974.50.

9.361.066.357.

23.787.965.220.31.

1.870.593.930.

7.240.446.321.

2.685.105.133.74 11.991.819.835.57.

14.650.195.063.45.

1.483.152.466.

5.199.718.989.

2.827.815.600.91 5.139.508.007.54

13.465.906.862.91 1.910.401.016.

3.820.111.363.

2.792.133.210.

4.943.261.273.91

17.920.619.304.26 2.999.321.102.

6.897.025.547.

2.892.049.662.99 5.132.222.992.27

23.206.692.870.33 3.413.931.005.

9.329.297.320.

2.770.422.551 7.693.041.994.33.

II Dana Primbangan Dana bagi hasil pajak Dana alokasi Umum Dana alokasi Khusus

328.799.936.316 31.357.256.316.

252.233.180.000.

45.209.500.000.

339.738.707.233,00 28.517.113.233.

263.559.594.000.

47.662.000.000.

330.935.581.406,00 32.729.896.406.

266.105.385.000.

32.100.300.000.

376761.500.748,00 32.258.442.748.

302.334.058.000.

42.169.000.000.

459.138.098.394,0 32.599.915.394 384.422.103.000.

42.116.080.000.

515.435.214.298,00 29.984.694.298.

436.542.180.000.

48.908.340.000.

III Lain-lain Pendapatan Prendapatan hibah Dana Darurat Dana bagi hasil pajak Dana Penyesuaian.

Bantuan keuangan

86.267.471.928.

16.500.000.000 7.000.077.679.

53.664.660.000.

9.102.734.249.

60.630.586.424.

6.112.177.472.

6.574.351.000.

47.944.057.952.

110.569.953.097.

7.742.989.750.

91.902.444.131.

10.924.519.216.

149.005.978.559.53.

10.637.398.920.53 125.577.325.535.

12.791.254.104.

78.649.105.867.47 117.990.850.

12.690.645.417.47 52.270.992.000.

13.569.477.600.

101.272.244.629.82 458.181.818.

15.126.752.811.82.

71.115.930.000.

14.571.380.000.

JUMLAH PENDAPATAN 436.522.262.240.50 424.157.258.877.31 456.155.729.567.24 539.233.386.170.44. 555.707.823.565.73. 639.914.151.798.15.

Berdasarkan tabel realisasi Anggaran Pendapatan Kabupaten Enrekang Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2013 sebagaimana tersebut diatas, ada beberapa jenis penerimaan daerah yang mengalami penurunan, namun secara keseluruhan dari tahun ketahun cenderung mengalami peningkatan.

(34)

–37–

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD

Berdasarkan data dasar yang telah diperoleh selama ini terdapat beberapa peluang dan tantangan eksternal yang berpengaruh terhadap pencapaian rencana strategis Badan Pendapatan Daerah untuk Tahun 2014–2018, yaitu :

No.

Peluang

No.

Tantangan

Ekstrnal Ekternal

1. Peran Badan Pendapatan Daerah yang

Strategis 1.

Perbedaan Persepsi dalam Membaca Peraturan dengan Pemeriksa

Fungsional

2. Kepercayaan Pimpinan 2. Masyarakat Semakin Kritis

3. Mudah berkoordinasi dengan Provinsi

dan Pusat 3.

Informasi Semakin Terbuka dan Perubahan Peraturan yan sangat Cepat

(35)

–38–

BAB III

ISU–ISU STRATEGI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Sebagaimana diuraikan pada Bab II bahwa Tugas Pokok Badan Pendapatan Daerah adalah melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di Bidang Pengelolaaan Penerimaan Keuangan Daerah.

TABEL 3.1.

IDENTIFIKASI PERMASAAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI OPD BADAN PENDAPATAN DAERAH

KABUPATEN ENREKANG

Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat Ini

Standar yang Digunakan

Faktor yan Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan

SKPD Internal

(Kewenangan SKPD)

Eksternal (Diluar Kewenangan SKPD)

1 2 3 4 5 6

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Aparatur

1. Terbatasnya staf yang mengikuti pendidikan dan pelatihan, magang maupun pendidikan formal, maupun yang berlatar belakang pendidikan formal di bidang pengelolaan keuangan daerah 2. Sebagian pejabat aparatur Badan Pendapatan Daerah memiliki tingkat pendidikan yang rendah

1. Pejabat Eselon II dan III minimal berpendidikan Strata 1, Perna mengikuti diklat ataupun magang dibidang pengelolaan keuangan daerah.

2. Pejabat eselon III dan IV yang memiliki latar belakang pendidikan formal dibidang pengelolaan keuangan daerah 3. Pejabat eselon IV dan staf pada bidang berpendidikan Strata 1 dan pernah mengikuti diklat ataupun magang perencanaan

1.Belum adanya sistem pengembangan SDM pengelolaan

penerimaan keuangan daerah yang terintegrasi dan konsisten

2. Masih adanya UPT yang lowong

1. Keterbatasan jumlah PNS lingkup Pemerintah Kabupaten yang memiliki spesifikasi khusus pengelolaan penerimaan keuangant daerah

2. Perubahan peraturan pusat tentang keuangan yang sangat cepat

2. Rendahnya respon terhadap pengembangan kapasitas aparatur

1. Terbatasnya staf Badan Pendapatan Daerah yang mempunyai latar belakang pendidikan formal dibidang pengelolaan keuangan daerah 2. Terbatasnya staf Badan Pendapatan Daerah yang mengikuti diklat pemagangan di bidang pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan regulasi dari pusat 3. Terbatasnya staf Badan Pendapatan Daerah yang menguasai tekhnologi informasi dalam mendukung pelaksanaan tupoksi Badan Pendapatan Daerah 4. Jabatan Eselon IV pada Badan Pendapatan Daerah masih diisi oleh pejabat dengan tingkat pendidikan yang rendah

(36)

–39–

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

1. PAD belum Optimal 1. Porsi PAD terhadap Total Pendapatan

1. Jumlah SDM yang kurang (UPT dan Juru Pungut)

2. Koordinasi belum optimal dengan OPD pengelola pendapatan 3. Tidak seluruh pegawai memahami peraturan tentang pajak dan retribusi daerah

4. Sistem pengelolaan pajak dan retribusi daerah belum dikelola secara efisien 5. Perangkat aturan belum optimal

1. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak

2. Ketersediaan data dasar potensi pendapatan masih rendah

3. Beberapa OPD tidak mencapai target pedapatan yang telah ditetapkan, yang merupakan salah satu ukuran kinerja dan keberhasilan OPD terkait

4. Tidak seluruh masyarakat memahami peraturan tentang pajak dan retribusi daerah 5. Kemauan baik dari masyarakat untuk memberikan kontribusi kepada peningkatan pendapatan daerah belum dapat direalisasi karena perangkat regulasi yang belum ada

1. Porsi PAD terhadap total pendapatan masih rendah.

2. Kurangnya kerjasama, sinkronisasi dan koordinasi pendataan program antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota 3. Belum optimalnya penegakan perangkat peraturan tentang pajak dan retribusi daerah

Peningkatan Kualitas Pengelolaan Belanja Daerah

1. Porsi belanja tidak langsung lebih besar dari belanja langsung

1. APBD Kabupaten Enrekang yang telah ditetapkan

1. Terbatasnya pendapatan daerah untuk membiayai belanja, sementara kebutuhan belanja yang sifatnya wajib pada BTL sangat tinggi

1. Regulasi pemerintah pusat yang mengakibatkan kenaikan pada belanja tidak langsung

1. Pemerintah Daerah belum dapat memenuhi tuntutan pusat dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengalokasikan belanja langsung dalam porsi yang lebih besar dari belanja tidak langsung Peningkatan

Kualitas Pengelolaan Penerimaan Daerah

1. Sebagian asset daerah belum diinventarisir

1. Peraturan dan dokumen yang mengatur tentang asset daerah

1. Terbatasnya pendapatan daerah untuk membiayai belanja, sementara kebutuhan belanja yang sifatnya wajib pada BTL sangat tinggi

1. Kurangnya pemahaman dan kesadaran dalam menggunakan asset pemerintah sesuai dengan peraturan yang berlaku

1. Kurang optimalnya pengelolaan penerimaan daerah

(37)

–40–

3.2. Telaahan Visi Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang, budaya yang hidup dalam masyarakat serta pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan maka Visi Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2014–2018 adalah Visi besar Kabupaten Enrekang sebagaimana tertuang di dalam RPJPD Kabupaten Enrekang Tahun 2008–2028 dan juga telah dilaksanakan di dalam RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014–2018 yakni :

“Terwujudnya Enrekang Maju, Aman dan Sejahtera (EMAS) Menuju Daerah Agropolitan Berwawasan Lingkungan“

Dalam rangka pencapaian Visi yang telah ditetapkan dengan tetap memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada serta tantangan kedepan dan memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan Misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Infrastruktur Pelayanan Publik (Jalan, Jembatan, Sanitasi Air Bersih, Irigasi/Sumber Air Pertanian, Listrik dan Telekomunikasi yang memiliki daya dukung dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan dan mengutamakan kepentingan umum untuk menunjang produktifitas dan mobilitas publik.

2. Meningkatkan Kualitas SDM yang berdaya saing dan aplikasi teknologi melalui penyediaan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang lebih baik berkualitas didukung oleh penguasaan iptek dalam meningkatkan produktifitas dan kompetensi masyarakat.

3. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan disertai dengan jaminan rasa aman dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat tanpa diskriminasi laki–laki dan perempuan agar memperoleh manfaat dari pembangunan yang adil dan merata.

4. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Pendapatan Masyarakat berbasis agribisnis dan agroindustri, sehingga mendorong penciptaan lapangan kerja secara berkeadilan gender.

5. Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam secara optimal dan berwawasan lingkungan, dengan tetap menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan.

(38)

–41–

3.3. Telaahan Rencana Strategis Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekan dan Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

Dalam menjaga sinkronisasi dan sinergitas implementasi program di daerah khususnya di Kabupaten Enrekang, Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya perlu memperhatikan Rencana Strategis Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang dan Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Keberadaan dan substansi Rencana Strategis Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang dan Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan memiliki pengaruh yang signifikan dalam pencapaian Visi dan Misi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang. Hal tersebut berkaitan dengan penganggaran dan tuntutan dari regulasi tentang perencanaan dan akuntabilitas kinerja.

(39)

–42–

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Enrekang

TABEL 3.4.1.

PERMASALAHAN PELAYANAN SKPD BERDASARKAN TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH BESERTA FAKTOR–FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDORONG KEBERHASILAN PENANGANANNYA

No.

Rencana Tata Ruang Wilayah Terkait Tugas dan Fungsi

OPD

Permasalahan Pelayanan OPD

Faktor

Penghambat Pendorong

1. 2. 3. 4. 5.

1. Telaahan terhadap tata ruang dalam

Pengelolaan Penerimaan Keuangan Daerah

Arahan

Pengembangan Tata Ruang belum menjadi salah satu dokumen yang menjadi acuan pembangunan daerah, penempatan ruang iklan dan pengembangan fasilitas umum yang merupakan asset daerah

Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap ruang sesuai dengan dokumen tata ruang wilayah

Aparatur perencana belum sepenuhnya memahami urgensi tata ruang dalam dokumen perencanaan

Tersedianya Peraturan Daerah RTRW

Bebagai regulasi yang terkait dengan perencanaan pembangunan menempatkan telaahan terhadap tata ruang sebagai salah satu aspek tinjaun

(40)

–43–

3.5. Penentuan Isu–Isu Strategis

Isu–isu strategis pembagunan merupakan sejumlah tantangan nyata pembangunan yang eksistensinya memberikan potret tentang perbedaan antara kondisi ini dengan cita–cita yang ingin dicapai sesuai pernyataan Visi. Isu–isu strategis pembangunan tersebut harus di intervensi secara baik melalui strategis dan arah kebijakan pembangunan daerah di bidang perencanaan, dalam upaya pencapaian Visi dan Misi Badan Pendapatan Daerah maupun Visi dan Misi Pembangunan Daerah.

Penentuan isu–isu strategis dalam penyusunan renstra menggunakan metode analisis SWOT. Analisis ini memperhatikan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman. Untuk itu Badan Pendapatan Daerah sebagai instansi pengelola penerimaan keuangan daerah perlu mengetahui kondisi–kondisi elemen internal yang sifatnya dapat dikuasai yang berguna untuk mengetahui faktor kekuatan dan kelemahan serta mengenal kondisi–kondisi elemen eksternal yang sifatnya kurang dikuasai yang berguna untuk mengetahui faktor peluang dan ancaman dengan menggunakan analisis.

Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal, sebagai berikut : 1. Kelemahan dan Kekuatan

Dalam Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah selama 5 (Lima) tahun sebelumnya yaitu 2008–2013, maka harus diperhatikan faktor internal seperti kelemahan dan kekuatan yang dirasakan selama ini :

Kelemahan Kekuatan

1. Tidak ada peremajaan SDM yang

berkualitas sesuai dengan spesifikasi teknis pengelolaan penerimaan keuangan daerah 2. Reward belum disesuaikan dengan kondisi yang sebenarnya berdasarkan ukuran kinerja 3. Lambatnya penyesuian tuntutan

masyarakat terhadap cepatnya pelayanan 4. Jarang mengikuti diklat fungsional

perpajakan dan pengelolaan keuangan daerah 5. Sarana dan prasarana tidak sesuai dengan standar pelayanan minimal yang telah

ditentukan

1. Tersedianya peraturan daerah tentang pengelolaan penerimaan keuangan daerah 2. Pengalaman empirik dari sumber daya manusia di bidang pengelolaan penerimaan keuangan daerah

3. Tersedianya dana yang cukup untuk melaksanakan fungsi pengelolaan penerimaan keuangan daerah

4. Kesiapan SDM dalam melaksanakan tugas tidak terbatas oleh jam kerja yang ditetapkan dalam peraturan Bupati dan sikap tenggang rasa dari sesama aparat cukup tinggi

(41)

–44–

Peluang Ancaman

1. Laju pertumbuhan ekonomi beberapa tahun lalu menunjukan angka positif dan progresif

2. Potensi wajib pajak dan retribusi daerah mengalami tren kenaikan yang positif 3. Pusat kegiatan wilayah menjadi daya magnet terhadap hak dan kewajiban daerah

1. Fluktuasi ekonomi makro semakin tidak jelas yang berdampak pada ekonomi mikro 2. Ketidaksabaran masyarakat dalam menghadapi globalisasi

3. Kebebasan dalam mengakses informasi keuangan melalui dunia maya

4. Perubahan aturan yang cepat mendorong pihak usahaan keuangan tidak sesuai dengan kondisi yang ada

5. Pemeriksaan bertumpuk dalam waktu bersamaan

Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal di atas, maka isu–isu strategis yang perlu mendapat perhatian dan penanganan serius dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pendapatan Daerah 5 (Lima) tahun ke depan sebagai berikut :

1. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam membayar pajak.

2. Obyek pajak tidak menyampaikan secara jujur dengan kondisi sebenarnya.

3. Penyampain laporan realisasi penerimaan OPD tidak tepat waktu.

4. Regulasi keuangan yang selalu berubah.

5. Keterlambatan penyampaian SPJ oleh OPD.

(42)

–45–

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi

Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang, sebagai organisasi Perangkat Daerah (SKPD) yang diberi mandat oleh undang–undang sebagai penyelenggara kewenangan otonomi daerah di bidang pengelolaan penerimaan keuangan daerah, selalu dituntut untuk meningkatkan kinerja organisasi agar tujuan pembangunan dapat dirumuskan dan dicapai secara efektif dan efisien. Keberhasilan pembangunan Kabupaten Enrekang sangat ditentukan oleh kinerja Badan Pendapatan Daerah. Karena keuangan merupakan faktor kunci dan keberhasilan dari pencapaian tujuan pembangunan dalam berbagai bidang. Eksistensi Badan Pendapatan Daerah yang efektif dan efisien di masa depan, akan banyak ditentukan oleh kemampuan dalam manajemen pengelolaan penerimaan keuangan daerah. Ini berarti bahwa pengelolaan penerimaan keuangan daerah sebagai bagian dari keseluruan proses pembangunan daerah, memerlukan manajemen yang mampu menjamin terciptanya dokumen–dokumen dan produk pengelolaan penerimaan keuangan daerah yang valid dan dapat dipercaya.

Salah satu langka dalam manajemen pada umumnya dan juga dalam manajemen pengelolaan penerimaan keuangan daerah adalah perumusan visi organisasi, agar setiap anggota didalamnya memahami arah dan tujuan–tujuan yang akan dicapai bersama. Pernyataan visi organisasi Badan Pendapatan Daerah akan dapat membantu setiap pejabat dan aparatur untuk aparat menilai kinerja masa lalu dan mengidentifikasi berbagai langka penting untuk dilakukan di masa depan. Visi diharapkan akan membangkitkan motifasi kerja secara kolektif, karena setiap orang dalam organisasi akan memahami tujuan–tujuan untuk 5 (lima) tahun yang akan datang. Badan Pendapatan Daerah diharapkan mampu menciptakan konsensus dari setiap stakeholder sehingga mereka memiliki komitmen yang tinggi mencurahkan segala daya dan kemampuan demi tercapainya cita–cita organisasi khususnya dan pembangunan masyarakat Kabupaten Enrekang pada umumnya berperan disamping itu. Pernyataan visi dapat diciptakan kesadaran kolektif diantara seluruh pejabat dan pegawai tentang pentingnya pencapaian kondisi ideal yang di inginkan dan dirumuskan secara bersama.

(43)

–46–

Berdasarkan uraian di atas, berikut ini dirumuskan Visi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang untuk 5 (lima) tahun kedepan sebagai berikut :

“Terwujudnya Optimalisasi Penerimaan Daerah untuk Membangun Enrekang Maju, Aman, dan Sejahtera (EMAS)”

Rumusan visi ini mengandung makna bahwa Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang sebagai satu–satunya lembaga pengelolaan penerimaan keuangan daerah yang efektif dan efisien yang dapat dipertanggung jawabkan. Pengelolaan penerimaan keuangan daerah yang efektif dan efisien berarti dapat memecahkan berbagai masalah yang dihadapi berdasarkan kepada prioritas yang telah ditetapkan sesuai dengan pentahapan pencapaian hasil. Disamping itu, pengelolaan penerimaan keuangan daerah yang terintekrasi memiliki karakter yang utuh dengan memperhitungkan seluruh potensi untuk memenuhi kebutuhan yang ada sesuai dengan tujuan dan target yang ingin dicapai sehingga pencapaian hasil dapat diukur melalui indikator yang jelas, baik dampak aspek input, output, outcome, maupun dampak. Intekrasi perlu dilakukan agar pengelolaan penerimaan keuangan daerah dapat memberikan dampak positif untuk semua bidang sesuai rumusan strategi pembangunan. Hal ini dapat dilakuakan dengan menerapkan sistem dan holistik serta proses pengelolaan penerimaan keuangan daerah.

Sesuai dengan perkembangan paradigma pembangunan, maka proses pengelolaan penerimaan keuangan daerah dilakukan dengan proses diologis, dimana setiap unsur yang terlibat dapat memberikan konstribusi secara optimal dalam hal ini, pihak–pihak yang berkepentingan dapat merumuskan kebutuhan mereka sendiri, sehingga hasil pembangunan dapat mereka nikmati dan pelihara sesuai dengan prinsip good governance.

Referensi

Dokumen terkait

kemampuan yang mumpuni untuk melaksanakan kebijakan prestasi kerja, 2) agar para pegawai sebagai pelaksana kebijakan bekerja dengan tanggung jawab yang penuh,

Pada lampiran Perjanjian Kinerja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Jember Tahun 2017 dicantumkan sasaran-sasaran strategis dinas, indikator kinerja sasaran, target

Untuk mengurangi hasil negatif, maka Walsh (2006) menyebutkan bahwa proses kunci ketahanan keluarga yang berperan sebagai faktor pelindung. Ketiga proses kunci tersebut adalah

Ontologi populasi teks berkaitan dengan populasi ontologi dengan basis dokumen teks, yang menentukan instansi hubungan sebagai konsep, dengan penentuan instansi hubungan

Kadar air kayu di atas titik jenuh serat mempunyai kandungan air lebih dari 30%. Atau kayu yang akan melalui proses pengeringan buatan mempunyai kadar air kira-kira 70%

Penggabungan rumpun-rumpun ilmu sosial inilah guru di tuntut untuk bisa mengajarkan secara kreatif model, media dan metode pembelajaran yang baik dan menarik sehingga

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perlindungan Anak dan Perempuan Korban Kekerasan (Lembaran Daerah Kabupaten Bantul Nomor 15 Tahun

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: Terdapat hubungan yang signifikan antara minat berwirausaha terhadap hasil belajar