• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan Persampahan

Usulan dan Prioritas Sub Bidang Pengembangan Kawasan Permukiman

SATUAN JUMLAH

B. Fasilitas Sanitasi Komunal

6.4.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan Persampahan

6.4.2.2.1 Isu Strategis Pengembangan Persampahan

Sub Bidang Persampahan pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum memiliki program dan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bersih dari sampah.

Sasaran program dan kegiatan pengelolaan persampahan mengacu pada RPJMN 2004-2009 yaitu (1) meningkatkan jumlah sampah terangkut; (2) meningkatkan kinerja pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berwawasan lingkungan pada semua kota metropolitan, kota besar dan sedang. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP), upaya pencapaian sasaran RPJMN 2004-2009, dapat dilakukan meliputi:

1. Pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya.

2. Peningkatan peran aktif masyarakat dan usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan. 3. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan.

Sasaran utama yang hendak dicapai yaitu (1) pencapaian sasaran cakupan pelayanan 60% penduduk; (2) pencapaian pengurangan kuantitas sampah sebesar 20%; (3) tercapainya peningkatan kualitas pengelolaan TPA menjadi sanitary landfill untuk kota metropolitan dan

Bab 1

besar serta controlled landfill untuk kota sedang dan kecil serta tidak dioperasikannya TPA secara open dumping.

6.4.2.2.2 Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan

Produksi sampah akan meningkat sesuai peningkatan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan, demikian juga dengan komposisinya, dimana jenis anorganik (plastik, kertas, kaleng) cenderung meningkat volume dan variasi jenisnya. Teknik operasional penanganan sampah secara keseluruhan akan semakin sulit, khususnya di wilayah perkotaan, berkaitan dengan kecepatan dan kemudahan proses pengumpulan, penempatan peralatan, dan penyediaan sarana pembuangan akhir. Dua hal yang terakhir berkaitan dengan berkurangnya lahan kosong diperkotaan dan ketersediaan lahan yang cocok untuk TPA sampah. Kapasitas pemerintah untuk membiayai prasarana kota akan berkurang sesuai dengan kebijakan otonomi daerah yang mendorong pemerintah daerah untuk mampu membiayai kebutuhan sendiri. Kesadaran masyarakat terhadap penanganan sampah seharusnya meningkat sesuai dengan peningkatan tingkat pendidikan dan gencarnya kampanye lingkungan melalui media massa maupun pelaksanaan lokakarya.

Tabel 1-8

Pengelolaan Sampah di Lingkungan Kawasan Permukiman Kabupaten Kutai Kartanegara

No. Kecamatan

Lubang atau

Jumlah Diangkut Dibakar Sungai Lainnya

Desa Jml % Jml % Jml % Jml % 1 Anggana 8 0 0,00 1 12,5 7 87,5 0 0,00 2 Kembang Janggut 11 0 0,00 2 18,2 9 81,8 0 0,00 3 Kenohan 8 0 0,00 0 0,0 8 100,0 0 0,00 4 Kota Bangun 20 0 0,00 8 40,0 12 60,0 0 0,00 5 Loa Janan 8 0 0,00 4 50,0 4 50,0 0 0,00 6 Loa Kulu 9 0 0,00 2 22,2 4 44,4 3 33,33 7 Marang Kayu 11 0 0,00 11 100,0 0 0,0 0 0,00 8 Muara Badak 12 2 16,67 10 83,3 0 0,0 0 0,00 9 Muara Jawa 7 1 14,29 1 14,3 1 14,3 4 57,14 10 Muara Kaman 19 0 0,00 5 26,3 14 73,7 0 0,00 11 Muara Muntai 12 0 0,01 0 0,0 12 100,0 0 0,00 12 Muara Wis 7 0 0,02 3 42,9 4 57,1 0 0,00 13 Sanga-Sanga 5 0 0,03 3 60,0 2 40,0 0 0,00 14 Sebulu 13 0 0,04 4 30,8 7 53,8 2 15,38 15 Semboja 21 0 0,05 19 90,5 0 0,0 2 9,52 16 Tabang 18 0 0,06 4 22,2 14 77,8 0 0,00 17 Tenggarong 13 9 69,23 4 30,8 0 0,0 0 0,00 18 Tenggarong Seberang 18 1 5,56 9 50,0 7 38,9 1 5,56 220 13 5,91 90 40,9 105 47,7 12 5,45

Sumber: Podes dan Hasil Analisis dalam RP4D Kab. Kutai Kartanegara, 2008

Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan (Aspek Teknis)

Pengelolaan persampahan dikelola oleh Kantor Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Kutai Kartanegara. Orientasi kerja dinas ini adalah peningkatan pelayanan, peningkatan keindahan dan keasrian taman dan ruang terbuka, serta peningkatan kesadaran masyarakat pada pengelolaan persampahan. Kabupaten Kutai Kartanegara sendiri mempunyai TPA yang digunakan sejak tahun 1983 dan direncanakan penggunaannya sampai tahun 2015.

dari seluruh areal pelayanan dan pengangkutan sampah. Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki 1 TPS, yang tersebar berada pada satu kecamatan. Produksi sampah/timbulan sampah di Kabupaten Kutai kartanegara untuk sampah permukiman (rumah tangga) mencapai 45.990 m3/tahun dan sampah bukan berasal dari permukiman 41.610 m3/tahun. Persentase komposisi

timbulan sampah dapur 80% dan kertas-kertas 30% (sumber: Daftar Isian-Kuesioner Persampahan Domestik).

Kerjasama dengan masyarakat dilakukan sejak pengumpulan hingga pembuangan. Untuk wilayah Kecamatan Tenggarong, terdapat 13 kelurahan yang terlayani oleh 1 TPA. Volume sampah setiap bulannya selalu bertambah, dan mencapai 31.996 m3 diakhir tahun 2007. Pelayanan pengangkutan sampah dilaksanakan 2 unit “arm roll truck” dan 9 unit“dump truck”. Sampah yang terangkut dibuang ke TPA Bekotok.

Pola pengumpulan sampah terdiri dari berbagai jenis yaitu antara lain:

 Pola Individual langsung: Pola ini digunakan pada kegiatan komersial ataupun jalan-jalan utama.

 Pola Individual tidak langsung: Pola ini digunakan di lokasi perumahan tetapi bukan jalan utama.

 Pola Komunal langsung: Pola ini digunakan di lokasi pasar atau pada pemukiman yang tidak teratur.

 Pola Komunal tidak langsung: Pola ini relatif sama dengan pola komunal langsung.

6.4.2.2.3 Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Persampahan

Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah adalah volume sampah yang selalu meningkat tetapi tenaga sangat terbatas, demikian pula sarananya. Hambatan lain adalah kondisi dan pandangan masyarakat terhadap pengelolaan sampah. Persoalan tenaga yang

kurang, kebanyakan masih “tenaga lepas”.

Kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah masih kurang, masih banyak terdapat TPA liar di dekat badan sungai. Pelayanan terhadap masyarakat masih kurang karena sarana angkutan sudah berusia tua, sehingga tingkat operasionalnya telah menurun.

Pewadahan Pengumpulan TPA

Pewadahan Pengumpulan TPS TPA

Pengumpula n TPA Wadah komunal Pengumpula n TPS TPA

Bab 1

Gambar 1-3

Penumpukan Sampah di Kawasan Permukiman

(Sumber: RDTR Kecamatan Wilayah Pesisir, 2007)

Ketrampilan pada pelaksana pengelolaan persampahan dirasa kurang, sehingga pelayanan kurang optimal. Pengelolaan sampah di TPA memerlukan alat berat dalam pengangkutan dan mendapatkan tanah urug akan merupakan persoalan dimasa mendatang. Kesadaran masyarakat dalam membuang dan mengelola sampah yang dihasilkan belum memenuhi harapan, demikian pula dalam pembayaran restribusi. Sarana angkutan telah berumur sehingga kemampuan operasi terbatas. Masih ada TPS liar yang terdapat di tepi jalan dan sungai. Rangkuman masalah persampahan di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah:

 Pengelolaan masih konsvensional

 Kapasitas SDM rendah

 Peralatan belum memadai

 Kesadaran masyarakat rendah

 Sampah adalah sampah

6.4.2.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Persampahan

Analisis kebutuhan pengelolaan sampah ideal disajikan dalam tabel berikut ini. Dalam analisis tersebut proyeksi kebutuhan sampah sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Pengelolaan sampah hasil reduce, reuse, recycle, dan composting dari tahun ke tahun diasumsikan meningkat. Namun demikian pemenuhan kebutuhan ideal penanganan sampah di bawah ini sulit tercapai karena terbatasnya anggaran pembiayaan yang ada.

Tabel 1-9

Analisis Kebutuhan Pengelolaan Persampahan Tahun 2009

No. Uraian Satuan

1 Jumlah Penduduk 490.970 Orang

2 Total Timbulan Sampah 240 m3/hari

Pengolahan Sampah (3R)

3 Composting (10 s/d 20%) 7 m3/hari

TPS

4 Bak TPS (4m3) 25 Unit

5 Container (5 m3) 7 Unit

6 Transfer Depo (12m3) 1 Unit

Pengangkutan

7 Dump truck (8 m3) 9 Unit

8 Armroll (5m3) 2 Unit

9 Compactor Truck 2 Unit

10 Swefer 2 Unit

TPA

11 Lahan 6 (ha)

12 Kebutuhan SDM 13 orang

Sumber: KKPP kab. Kukar, 2008

Perkiraan Timbulan Sampah Untuk Kawasan Delta Mahakam

Timbulan sampah di Kawasan Delta Mahakam (Kec. Muara Badak, Kec. Anggana, Kec. Sanga- Sanga, Kec. Muara Jawa dan Kec. Samboja) diasumsikan adalah sebesar 2,0 l/orang/hari, sedang

(dosmestik). Dengan demikian, volume timbulan sampah adalah sebagaimana disajikan pada Tabel di bawah ini.

Tabel 1-10

Timbunan Sampah Kawasan Delta Mahakam

Uraian

Sub Kawasan

Tahun 2007 Tahun 2012

Darat Transisi Pesisir Darat Transisi Pesisir

Jumlah Penduduk (Jiwa) 40,200 14,100 7,870 45,600 15,950 8,900

Vol Sampah Domestik (m3/hr) 80.4 28.2 15.7 91.2 31.9 17.8

Vol Sampah Nondom (m3/hr) 12.1 4.2 2.4 13.7 4.8 2.7

Total Volume Sampah (m3/hr) 92.5 32.4 18.1 104.9 36.7 20.5

Bab 1

Tabel 1-11

Proyeksi Kebutuhan Prasarana Pembuangan Sampah Berdasarkan Desa/Kelurahan di Kecamatan Wilayah Pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2008-2018 (Unit)

NO KECAMATAN/ KELURAHAN

2008 2013 2018 2023 2028

TS GS TPS Truk TD TS GS TPS Truk TD TS GS TPS Truk TD TS GS TPS Truk TD TS GS TPS Truk TD

1 SAMBOJA 3.519 114 14 23 2 4.142 135 17 28 3 4.874 159 19 32 3 5.736 187 23 38 4 6.751 220 27 45 5

Dokumen terkait