C. Permasalahan dan Tantangan
6.3 Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
6.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan
A. Isu Strategis Pengembangan SPAM
Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya Indonesia untuk mencapai target pembangunan di bidang air minum.
Isu ini didapatkan melalui serangkaian konsultasi dan diskusi dalam lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya. Isu-isu strategis tersebut adalah:
1. Peningkatan akses aman air minum; 2. Pengembangan pendanaan;
3. Peningkatan kapasitas kelembagaan;
4. Pengembangan dan penerapan peraturan perundang-undangan; 5. Pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum;
6. Rencana pengamanan air minum;
7. Peningkatan peran dan kemitraan Badan Usaha dan masyarakat;dan 8. Penyelenggaraan pengembangan SPAM yang sesuai dengan kaidah teknis
dan penerapan inovasi teknologi
Setiap kabupaten/kota perlu melakukan identifikasi isu strategis yang ada di daerah masing-masing mengingat isu strategis ini akan menjadi dasar dalam pengembangan infrastruktur, prasarana dan sarana dasar di daerah, serta akan menjadi landasan penyusunan program dan kegiatan dalam Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur (RPI2JM) yang diharapkan dapat mempercepat pencapaian cita-cita pembangunan nasional.
B. Kondisi Eksisting Pengembangan SPAM
Pembahasan yang perlu diperhatikan terkait dengan Kondisi Eksisting Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum di kabupaten/kota secara umum adalah:
i. Aspek Teknis
Berisi hal-hal yang berkaitan dengan jenis dan jumlah sistem jaringan yang terdapat di dalam kota/kabupaten, tingkat pelayanan, sumber air baku yang digunakan, serta kondisi pelanggan, sistem pengolahan air, dan jam pelayanan. Di dalam aspek teknis ini perlu juga dimunculkan besarnya unit konsumsi air minum (liter/orang/hari) untuk jaringan perpipaan dan bukan perpipaan
ii. Aspek Pendanaan
Berisi uraian umum pembiayaan pengelolaan air minum baik sistem jaringan perpipaan maupun jaringan bukan perpipaan, kemampuan
masyarakat dalam pembiayaan air minum, pencapaian target pembayaran rekening air, prosentase besaran tunggakan rekening. Disebutkan pula tarif dasar air dan harga dasar air serta struktur pelanggan.
iii. Kelembagaan
Berisi penjelasan dan uraian mengenai kondisi organisasi pengelolasistem penyediaan air minum baik jaringan perpipaan maupun nonperpipaan. Yang perlu disampaikan terkait kondisi eksisting kelembagaanSPAM adalah: 1. Organisasi tata laksana penyelenggara SPAM baik untuk jaringan
perpipaan maupun bukan perpipaan;
2. Sumber daya manusia penyelenggara SPAM; 3. Rencana kerja kelembagaan; dan
4. Monitoring dan evaluasi pengkajian kelembagaan SPAM. iv. Peraturan Perundangan
Berisi peraturan-perundangan (perda, SK walikota/bupati, SKDirektur PDAM dll) yang berkaitan dengan pengelolaan air minum dikota/kabupaten serta permasalahan terkait dengan pelaksanaan/implementasi peraturan/perundangan tersebut.
v. Peran Serta Masyarakat
Berisi peran serta masyarakat dalam pengelolaan air minum terkait dengan kepatuhan membayar retribusi air, inisiatif masyarakat mengembangan SPAM di wilayah mereka, peran serta masyarakat memelihara kuantitas dan kualitas sumber air. Diuraikan pula permasalahan yang dihadapi terkait dengan peran negatif masyarakat dalam menjaga keberlanjutan sumber air, jaringan yang ada dll.
Tabel 6.22. Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM Kabupaten Klaten
Jenis Kapasitas Kapasitas Kapasitas Produksi Jumlah
No. SPAM PDAM Kab. Klaten Pengolahan Sumber Terpasang Produksi Ril Rata-rata Sambungan Jumlah Penduduk Persen (l/dt) (l/dt) (l/dt) (l/dt) (SR) Penduduk Terlayani Pelayanan I SPAM Ibukota Kabupaten 331,00 219,5 219,5 175,4 15.064 4 Kecamatan 126.428 75.320 59,58
1 SPAM Kota Klaten 1 Mata air Geneng Klorinasi 213,00 140,0 140,0 1 Kec. Klaten Utara 2 Mata air Lanang Klorinasi 88,00 50,0 50,0 2 Kec. Klaten Tengah 3 Sumur dalam Gayamprit IPA Lengkap 15,00 15,0 15,0 3 Kec. Klaten Selatan 4 Sumur dalam Pamardikarya Pressure Filter 15,00 14,5 14,5 4 Kec. Kalikotes
II SPAM IKK 1.435,50 229,5 229,5 137,7 15.768 12 Kecamatan 283.466 78.840 27,81 1 SPAM IKK Prambanan 30,00 30,0 30,0 11,9 1.003 1 Kecamatan 23.059 5.015 21,75
SPAM IKK Prambanan 1 Sumur dalam Kebondalem Lor Klorinasi 10,00 10,0 10,0 1 Kec. Prambanan 2 Sumur dalam Taskombang 10,00
3 Sumur dalam Kokosan 10,00
2 SPAM IKK Karanganom 981,50 35,5 35,5 40,0 4.277 3 Kecamatan 41.671 21.385 51,32
SPAM IKK Karanganom 1 Mata air Ponggok Klorinasi 899,00 25,0 25,0 1 Kec. Karanganom 2 Mata air Jolotundo Klorinasi 75,00 5,5 5,5 2 Kec. Ceper 3 Sumur dalam Pondok Pressure Filter 7,50 5,0 5,0 3 Kec. Polanharjo
Blm beroperasi sejak 2009 4 Sumur dalam Jatinom Aerasi + SPC Blm beroperasi sejak 2009
3 SPAM IKK Karangnongko 29,00 10,0 10,0 4,8 633 1 Kecamatan 8.168 3.165 38,75
SPAM IKK Karangnongko Mata air Sliling Klorinasi 29,00 10,0 10,0 1 Kec. Karangnongko
4 SPAM IKK Kemalang 35,00 20,0 20,0 4,9 652 2 Kecamatan 6.421 3.260 50,77
SPAM IKK Kemalang 1 Mata air Sliling Klorinasi 20,00 6,0 6,0 1 Kec. Kemalang 2 Sumur dalam Warung Air Klorinasi 15,00 14,0 14,0 2 Kec. Manisrenggo
5 SPAM IKK Delanggu 325,00 34,0 34,0 27,6 3.117 1 Kecamatan 40.186 15.585 38,78
SPAM IKK Delanggu 1 Mata air Wangen Klorinasi 25,00 14,0 14,0 1 Kec. Delanggu 2 Mata air Nila Klorinasi 300,00 20,0 20,0
6 SPAM IKK Wedi 35,00 25,0 25,0 11,0 922 1 Kecamatan 26.808 4.610 17,20
SPAM IKK Wedi Mata air Sendang Klorinasi 35,00 25,0 25,0 1 Kec. Wedi
7 SPAM IKK Ceper+Pedan+Cawas - 75,0 75,0 37,5 5.164 4 Kecamatan 137.153 25.820 18,83
- SPAM IKK Ceper Mata air Nila Klorinasi - 1 Kec. Ceper
- SPAM IKK Pedan 2 Kec. Pedan
- SPAM IKK Cawas 3 Kec. Cawas
4 Kec. Trucuk
TOTAL 1.766,50 449,0 449,0 313,0 30.832 16 Kecamatan 409.894 154.160 37,61
IPA Lengkap 20,0 20,0
Tingkat Pelayanan
Sumber Air Wilayah
Pelayanan
C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan SPAM i. Permasalahan Pengembangan SPAM
Pada bagian ini, perlu dijabarkan permasalahan pengembangan SPAM sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. Adapun permasalahan pengembangan AM pada tingkat nasional antara lain:
1) Peningkatan Cakupan dan Kualitas
a) Tingkat pertumbuhan cakupan pelayanan air minum sistem perpipaan belum seimbang dengan tingkat perkembangan penduduk b) Perkembangan pesat SPAM non-perpipaan terlindungi masih
memerlukan pembinaan.
c) Tingkat kehilangan air pada sistem perpipaan cukup besar dan tekanan air pada jaringan distribusi umumnya masih rendah.
d) Pelayanan air minum melalui perpipaan masih terbatas dan harus membayar lebih mahal.
e) Ketersediaan data yang akurat terhadap cakupan dan akses air minum masyarakat belum memadai.
f) Sebagian air yang diproduksi PDAM telah memenuhi kriteria layak minum, namun kontaminasi terjadi pada jaringan distribusi.
g) Masih tingginya angka prevalensi penyakit yang disebabkan buruknya akses air minum yang aman.
2) Pendanaan
a) Penyelenggaraan SPAM mengalami kesulitan dalam masalah pendanaan untuk pengembangan, maupun operasional dan pemeliharaan.
b) Investasi untuk pengembangan SPAM selama ini lebih tergantung dari pinjaman luar negeri.
c) Komitmen dan prioritas pendanaan dari pemerintah daerah dalam pengembangan SPAM masih rendah.
3) Kelembagaan dan Perundang-Undangan
a) Lemahnya fungsi lembaga/dinas di daerah terkait penyelenggaraan SPAM.
b) Prinsip pengusahaan belum sepenuhnya diterapkan oleh penyelenggara SPAM (PDAM).
c) Pemekaran wilayah di beberapa kabupaten/kota mendorong pemekaran badan pengelola SPAM di daerah.
4) Air Baku
a) Kapasitas daya dukung air baku di berbagai lokasi semakin terbatas. b) Kualitas sumber air baku semakin menurun.
c) Adanya peraturan perijinan penggunaan air baku di beberapa daerah yang tidak selaras dengan peraturan yang lebih tinggi.
d) Belum mantapnya alokasi penggunaan air baku sehingga menimbulkan konflik kepentingan di tingkat pengguna.
5) Peran Masyarakat
a) Air masih dipandang sebagai benda sosial meskipun pengolahan air baku menjadi air minum memerlukan biaya relatif besar dan masih dianggap sebagai urusan pemerintah.
b) Potensi yang ada pada masyarakat dan dunia usaha belum sepenuhnya diberdayakan oleh Pemerintah.
c) Fungsi pembinaan belum sepenuhnya menyentuh masyarakat yang mencukupi kebutuhannya sendiri.
Setiap kabupaten/kota perlu melakukan identifikasi permasalahan yang ada di kabupaten/kota masing-masing sebagaimana digambarkanseperti tabel 6.23 dan 6.24 berikut ini.
6.23. Identifikasi Permasalahan Pengelolaan Air Minum