• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan

C. Permasalahan dan Tantangan

3. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

7.3.1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan

A. Isu Strategis Pengembangan SPAM

Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya Indonesia untuk mencapai target pembangunan di bidang air minum. Isu ini didapatkan melalui serangkaian konsultasi dan diskusi dalam

lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya. Isu-isu strategis tersebut adalah:

a. Peningkatan Akses Aman Air Minum;

b. Pengembangan Pendanaan;

c. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan;

d. Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan;

e. Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum;

f. Rencana Pengamanan Air Minum;

g. Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat; dan h. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah

Teknis dan Penerapan Inovasi Teknologi.

Setiap kabupaten/kota perlu melakukan identifikasi isu strategis yang ada di daerah masing-masing mengingat isu strategis ini akan menjadi dasar dalam pengembangan infrastruktur, prasarana dan sarana dasar di daerah, serta akan menjadi landasan penyusunan program dan kegiatan

dalam Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) yang

diharapkan dapat mempercepat pencapaian cita-cita pembangunan

nasional.

B. Kondisi Eksisting Pengembangan SPAM

Pembahasan yang perlu diperhatikan terkait dengan Kondisi Eksisting Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum di kabupaten/kota secara umum adalah:

i. Aspek Teknis

Berisi hal-hal yang berkaitan dengan jenis dan jumlah sistem jaringan yang terdapat di dalam kota/kabupaten, tingkat pelayanan, sumber air baku yang digunakan, serta kondisi pelanggan, sistem pengolahan air, dan jam pelayanan. Di dalam aspek teknis ini perlu juga dimunculkan besarnya unit konsumsi air minum (liter/orang/hari) untuk jaringan perpipaan dan bukan perpipaan

ii. Aspek Pendanaan

Berisi uraian umum pembiayaan pengelolaan air minum baik sistem jaringan perpipaan maupun jaringan bukan perpipaan, kemampuan masyarakat dalam pembiayaan air minum, pencapaian target pembayaran rekening air, prosentase besaran tunggakan rekening. Disebutkan pula tarif dasar air dan harga dasar air serta struktur pelanggan.

iii. Kelembagaan

Berisi penjelasan dan uraian mengenai kondisi organisasi pengelola sistem penyediaan air minum baik jaringan perpipaan maupun non

perpipaan.

Yang perlu disampaikan terkait kondisi eksisting kelembagaan SPAM adalah:

1. Organisasi Tata Laksana Penyelenggara SPAM baik untuk jaringan perpipaan maupun bukan perpipaan;

2. Sumber daya manusia penyelenggara SPAM;

3. Rencana Kerja Kelembagaan; dan

4. Monitoring dan Evaluasi Pengkajian Kelembagaan SPAM.

iv. Peraturan Perundangan

Berisi peraturan-perundangan (perda, SK walikota/kabupaten, SK Direktur PDAM dll) yang berkaitan dengan pengelolaan air minum di

kota/kabupaten serta permasalahan terkait dengan

pelaksanaan/implementasi peraturan/perundangan tersebut.

v. Peran Serta Masyarakat

Berisi peran serta masyarakat dalam pengelolaan air minum terkait dengan kepatuhan membayar retribusi air, inisiatif masyarakat mengembangan SPAM di wilayah mereka, peran serta masyarakat memelihara kuantitas dan kualitas sumber air. Diuraikan pula permasalahan yang dihadapi terkait dengan peran negatif masyarakat dalam menjaga keberlanjutan sumber air, jaringan yang ada dll.

C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan SPAM

i. Permasalahan Pengembangan SPAM

Pada bagian ini, perlu dijabarkan permasalahan pengembangan SPAM sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. Adapun permasalahan

pengembangan AM pada tingkat nasional antara lain:

1) Peningkatan Cakupan dan Kualitas

a) Tingkat pertumbuhan cakupan pelayanan air minum sistem perpipaan belum seimbang dengan tingkat perkembangan penduduk

b) Perkembangan pesat SPAM non-perpipaan terlindungi masih memerlukan pembinaan.

c) Tingkat kehilangan air pada sistem perpipaan cukup besar dan tekanan air pada jaringan distribusi umumnya masih rendah.

d) Pelayanan air minum melalui perpipaan masih terbatas dan harus membayar lebih mahal.

e) Ketersediaan data yang akurat terhadap cakupan dan akses air minum masyarakat belum memadai.

f) Sebagian air yang diproduksi PDAM telah memenuhi kriteria layak minum, namun kontaminasi terjadi pada jaringan distribusi.

g) Masih tingginya angka prevalensi penyakit yang disebabkan buruknya akses air minum yang aman.

2) Pendanaan

a) Penyelenggaraan SPAM mengalami kesulitan dalam masalah pendanaan untuk pengembangan, maupun operasional dan pemeliharaan;

b) Investasi untuk pengembangan SPAM selama ini lebih

c) Komitmen dan prioritas pendanaan dari pemerintah daerah dalam pengembangan SPAM masih rendah.

3) Kelembagaan dan Perundang-Undangan

a) Lemahnya fungsi lembaga/dinas di daerah terkait

penyelenggaraan SPAM.

b) Prinsip pengusahaan belum sepenuhnya diterapkan oleh penyelenggara SPAM (PDAM).

c) Pemekaran wilayah di beberapa kabupaten/kota mendorong pemekaran badan pengelola SPAM di daerah.

4) Air Baku

a) Kapasitas daya dukung air baku di berbagai lokasi semakin terbatas.

b) Kualitas sumber air baku semakin menurun.

c) Adanya peraturan perijinan penggunaan air baku di beberapa daerah yang tidak selaras dengan peraturan yang lebih tinggi. d) Belum mantapnya alokasi penggunaan air baku sehingga

menimbulkan konflik kepentingan di tingkat pengguna.

5) Peran Masyarakat

a) Air masih dipandang sebagai benda sosial meskipun

pengolahan air baku menjadi air minum memerlukan biaya relatif besar dan masih dianggap sebagai urusan pemerintah. b) Potensi yang ada pada masyarakat dan dunia usaha belum

sepenuhnya diberdayakan oleh Pemerintah.

c) Fungsi pembinaan belum sepenuhnya menyentuh masyarakat

ii. Tantangan Pengembangan SPAM

Beberapa tantangan dalam pengembangan SPAM yang cukup besar ke depan, agar dapat digambarkan, misalnya :

1) Tantangan Internal:

a) Tantangan dalam peningkatan cakupan kualitas air minum saat ini adalah mempertimbangkan masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki akses air minum yang aman yang tercermin pada tingginya angka prevalensi penyakit yang

berkaitan dengan air. Tantangan lainnya dalam

pengembangan SPAM adalah adanya tuntutan PP 16/2005 untuk memenuhi kualitas air minum sesuai kriteria yang telah disyaratkan.

b) Banyak potensi dalam hal pendanaan pengembangan SPAM yang belum dioptimalkan. Sedangkan adanya tuntutan penerapan tarif dengan prinsip full cost recovery merupakan tantangan besar dalam pengembangan SPAM.

c) Adanya tuntutan untuk penyelenggaraan SPAM yang

profesional merupakan tantangan dalam pengembangan SPAM di masa depan.

d) Adanya tuntutan penjaminan pemenuhan standar pelayanan minimal sebagaimana disebutkan dalam PP No. 16/2005 serta tuntutan kualitas air baku untuk memenuhi standar yang diperlukan.

e) Adanya potensi masyarakat dan swasta dalam pengembangan

2) Tantangan Eksternal

a) Tuntutan pembangunan yang berkelanjutan dengan pilar pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.

b) Tuntutan penerapan Good Governance melalui demokratisasi

yang menuntut pelibatan masyarakat dalam proses

pembangunan.

c) Komitmen terhadap kesepakatan Millennium Development

Goals (MDGs) 2015 dan Protocol Kyoto dan Habitat, dimana

pembangunan perkotaan harus berimbang dengan

pembangunan perdesaan.

d) Tuntutan peningkatan ekonomi dengan pemberdayaan potensi

lokal dan masyarakat, serta peningkatan peran serta dunia usaha, swasta

e) Kondisi keamanan dan hukum nasional yang belum

mendukung iklim investasi yang kompetitif.

7.3.2. Sasaran Program

Kebutuhan sistem penyediaan air minum terjadi karena adanya gap antara kondisi yang ada saat ini dengan target yang akan dicapai pada kurun waktu tertentu. Kondisi pelayanan air minum secara nasional sebesar 70,5%, dilihat dari proporsi penduduk terhadap sumber air minum terlindungi (akses aman) yang mencakup 49,82% di perkotaan dan 45,72 di perdesaan. Setiap kabupaten/kota perlu melakukan analisis kebutuhan sistem penyediaan air minum di masing- masing kabupaten/kota sesuai dengan arahan dibawah ini.

Program-Program Pengembangan SPAM

Program SPAM yang dikembangkan oleh Pemerintah antara lain:

1. Program SPAM IKK

Kriteria Program SPAM IKK adalah:

Sasaran: IKK yang belum memiliki SPAM Kegiatan:

 Pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama)

 Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target Sambungan Rumah (SR) total

Indikator:

 Peningkatan kapasitas (liter/detik)

 Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayani SPAM

2. Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

Kriteria Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah: Sasaran: Optimalisasi SPAM IKK

Kegiatan: Stimulan jaringan pipa distribusi maksimal 40% dari target total SR untuk MBR

Indikator:

 Peningkatan kapasitas (liter/detik)

 Penambahan jumlah kawasan kumuh/nelayan yang terlayani

SPAM

3. Program Perdesaan Pola Pamsimas

Kriteria Program Perdesaan Pola Pamsimas adalah: Sasaran: IKK yang belum memiliki SPAM

Kegiatan:

 Pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama)

 Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target Sambungan Rumah (SR) total

Indikator:

 Peningkatan kapasitas (liter/detik)

 Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayani SPAM

4. Program Desa Rawan Air/Terpencil

Kriteria Program SPAM IKK adalah:

Sasaran: Desa rawan air, desa miskin dan daerah terpencil (sumber air baku relatif sulit)

Kegiatan: Pembangunan unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama

Indikator: Penambahan jumlah desa yang terlayani SPAM

5. Program Pengamanan Air Minum

Kriteria Program Pengamanan Air Minum adalah:

Sasaran: PDAM-PDAM dalam rangka mengurangi resiko

Kegiatan: Pengendalian kualitas pelayanan air minum dari hulu sampai hilir

Indikator: Penyediaan air minum memenuhi standar 4 K.

Selanjutnya pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) mengacu pada Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) yang disusun berdasarkan:

1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota; 2. Rencana pengelolaan Sumber Daya Air;

3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM;

4. Kondisi Lingkungan, Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat;

5. Kondisi Kota dan Rencana Pengembangan SPAM.

Tabel 7.8

Sasaran Program Pengembangan SPAM

NO. URAIAN SASARAN PROGRAM KONDISI EKSISTING SASARAN PROGRAM 2017 2018 2019 2020 2021 1. Sistem Perpipaan Kebocoran (%) 75% Cakupan Pelayanan Penduduk (%) 13,40% Kapasitas Terpasang 25 Lt/Detik Idle Capacity 10 Lt/detik 2. Sistem Bukan

Perpipaan

Cakupan Pelayanan

Penduduk (%) 35,60% Kapasitas Terpasang ….. Lt/Detik 3

. Kinerja PDAM Aspek Keuangan (Skor

penilaian BPPSPAM) Skor: …. Aspek Pelayanan (Skor penilaian BPPSPAM) Skor: …. Aspek Operasional(Skor penilaian BPPSPAM) Skor: …. Aspek SDM (Skor

Dokumen terkait