• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu strategis dan permasalahan mendesak

Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Wonosobo

3.2.7 Isu strategis dan permasalahan mendesak

Isu strategis dan permasalahan mendesak yang dihadapi terkait pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Wonosobo, diantaranya:

1. Air limbah rumah tangga berupa grey water dan black water serta tinja manusia banyak yang dibuang langsung ke kolam ikan, ataupun ke saluran drainase tanpa ada pengelolaan terlebih dulu.

2. Terbatasnya sarana dan prasarana pengelolaan limbah domestik (mobil penguras tinja hanya 1 buah) 3. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) tidak berfungsi optimal.

4. SPAL dimasing-masing rumah warga kurang memadai sehingga banyak yang dibuang ke halaman ataupun kebun warga (saluran terbuka)

3.3 Pengelolaan Persampahan

Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Wonosobo saat ini yan dilakukan seksi kebersihan Bidang PKP DPU Kab. Wonosobo rata-rata baru dapat menangani sampah sejumlah 184,5 m3/hari. Jangkauan pelayanannya pun masih terbatas di perkotaan Wonosobo dan pasar Kecamatan utama seperti Pasar Kertek, Pasar Selomerto dan Kawasan Dieng, serta insidental di kecamatan lain.

Dari hasil perhitungan tahun 2009 studi Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) kawasan Perkotaan, perkiraan produksi sampah yang dilakukan dengan asumsi (standar) sebagai berikut:

a. Produksi sampah rumah tangga 1 – 1,5 Lt/org/hr (rata-rata 1,25 Lt/org/hr atau 0,00125 m3/org/hr)

b. Produksi sampah komersial 20 % dari total sampah rumah tangga (domestik) c. Produksi sampah lain-lain 5 % dari total sampah rumah tangga (domestik)

Dengan menggunakan dasar perhitungan diatas, maka diketahui timbulan sampah di Kabupaten Wonosobo keseluruhan mencapai 1.209 m3/hari, sementara sampah terangkat saat ini adalah 184,5 m3/hari, sehingga diketahui layanan baru mencapai 15 % pada tahun 2009.

Adapun sisanya yang hingga 85% banyak yang dibuang langsung oleh masyarakat di lereng-lereng sungai dan sekitar saluran, badan sungai. Adapula yang dibakar, ditimbun, dan atau dilakukan pemilahan dan pengelolaan terlebih dahulu. Adapula sebagian masyarakat dan institusi yang telah menerapkan prinsip 3 R dalam pengelolaan sampah, diantaranya pembuatan pupuk organik hasil pemilahan sampah yang dilakukan di Kelurahan Kejiwan, Kampung Stasiun Kel. Wonosobo Barat, dan SMKN 1 Wonosobo. Kegiatan pemilahan sampah juga dilakukan penduduk di Perumahan Tawangsari dan Asli Permai.

3.3.1 Kelembagaan

Berdasarkan pemahaman akan Peraturan Bupati tentang tugas pokok dan fungsi detail setiap Lembaga Teknis, dan Dinas di Pemerintah Kabupaten dan kondisi aktual pengelolaan sampah di Kabupaten Wonosobo,maka unit SKPD pengelola sampah adalah DPU Kabupaten Wonosobo Bidang Pertambangan dan Energi, Kebersihan dan Pertamanan Seksi Kebersihan. Jadi, unit pengelola sampahnya adalah berbentuk Seksi.

Tabel 3.16.

Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan

FUNGSI

PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah

Kabupaten Swasta Masyarakat

PERENCANAAN

Menyusun target pengelolaan sampah skala Kabupaten DPU / BLH

Menyusun rancana program persampahan dalam rangka pencapaian

total DPU / BLH

Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target

DPU / BLH

PENGADAAN SARANA

Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah DPU / BLH Bank Jateng,

Yayasan Danamon Peduli

Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah

ke TPS) DPU Masyarakat

Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) DPU

Membangun sarana TPA DPU

Menyediakan sarana komposting BLH Bank Jateng,

Buku putih Sanitasi Kab. Wonosobo BAB III - 21

BAB III - 21

Peduli

PENGELOLAAN (dalam wilayah RIK)

Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS DPU

Mengelola sampah di TPS DPU

Mengangkut sampah dari TPS ke TPA DPU Geo Dipa, Bank

Jateng

Mengelola TPA DPU

Melakukan pemilahan sampah* DPU Masyarakat

Melakukan penarikan retrubusi sampah DPU

Melakukan izin usaha pengelolaan sampah KPPT

PENGATURAN DAN PEMBINAAN

Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan,

personil, peralatan, dll) DPU

Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal

pengelolaan sampah DPU / BLH

Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah

MONITORING DAN EVALUASI

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target

pengelolaan sampah skala Kabupaten Bappeda

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur

sarana pengelolaan persampahan Bappeda

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan

Bappeda

Sub fungsi pengelolaan sampah mana yang belum ditangani oleh stakeholder manapun di kabupaten yaitu Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah. Selama ini meski sudah ada peraturan tentang pelanggaran sampah, namun tidak ada upaya penegakan hukum.

Sub fungsi pengelolaan sampah mana yang sudah dikelola masyarakat secara mandiri, yaitu: a. Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) b. Melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik.

Hanya saja kendalanya, khususnya dalam hal pemilahan sampah yang sudah dilakukan masyarakat terkesan sia-sia, karena begitu diangkut ke dalam armada sampah akhirnya menjadi satu bagian. Hal ini karena belum adanya armada yang dapat memisahkan sampah organik dan anorganik.

Sub fungsi pengelolaan sampah mana yang pihak swasta sudah mulai terlibat untuk mengelola a. Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah

b. Menyediakan sarana komposting c. Mengangkut sampah dari TPS ke TPA

Keterlibatan swasta ini merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat/corporate social responsibility (CSR). Dalam hal subfungsi mengangkut sampah dari TPS ke TPA, bantuan swasta berupa armada truk pengangkutan sampah yang berlabel perusahaan.

Tabel 3.17.

Peta Peraturan Persampahan Kabupaten

Peraturan

Ketersediaan Pelaksanaan

Keterang an Ada

(sebutkan) Tidak ada

Efektif Dilaksa nakan Belum Efektif Dilaksa nakan Tidak Efektif Dilaksana kan Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan

di Kabupaten ini (RPJMD) Ada

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintahan Kabupaten

dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah Ada

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dan bahan

usaha dalam pengelolaan sampah Ada

Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk

mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah

di hunian rumah, dan membuang ke TPS Ada

Kewajiban dan sanksi bagi kantor/unit usaha di

kawasan komersial/fasilitas sosial/fasilitas umum

untuk mengurangi sampah, menyadiakan tempat Ada

Buku putih Sanitasi Kab. Wonosobo BAB III - 22

BAB III - 22

sampah dan membuang ke TPS

Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Ada Jam Operasion al dikelola oleh DPU Kerjasama pemerintah Kabupaten dengan swasta

atau pihak lain dalam pengelolaan sampah Ada

DANAMO N PEDULI

Retribusi sampah atau kebersihan Ada

Dari tabel 3.17 di atas, peta peraturan persampahan di atas, tampaknya di Kabupaten Wonosobo sudah memenuhi ketersediaan peraturan persampahan. Meksipun sudah ada, namun pelaksanaannya ada yang belum efektif. Peraturan terkait persampahan yang sudah ada, namun belum berlaku atau tidak berlaku secara efektif, diantaranya:

a. Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintahan Kabupaten dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah b. Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dan bahan usaha

dalam pengelolaan sampah

Peraturan terkait persampahan yang sudah ada, dan dilaksanakan secara efektif.

a. Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS

b. Kewajiban dan sanksi bagi kantor/unit usaha di kawasan komersial/fasilitas sosial/fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyadiakan tempat sampah dan membuang ke TPS

c. Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA

d. Retribusi sampah atau kebersihan

3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan

Sistem pengelolaan sampah yang sudah dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum selama ini di antaranya terwujud dalam kegiatan berikut:

1. Mengangkut sampah rumahtangga/perumahan, RT/RW dari TPS yang telah terkumpul, yang telah diangkut petugas sampah dari desa dan kelurahan setempat.

2. Mengangkut sampah dari pasar yang telah dikumpulkan oleh petugas pasar

3. Mengangkut sampah dari ruas jalan dan guguran daun yang dikumpulkan oleh penyapu jalan 4. Mengangkut sampah dari saluran yang dikumpulkan oleh petugas “olor-olor”

5. Mengangkut sampah kotoran kuda yang tercecer di jalan yang dikumpulkan oleh penyapu jalan.

Cakupan pelayanan masih terbatas di wilayah perkotaan Wonosobo dan beberapa lokasi di luar kota yang diambil secara insidental

.

Buku putih Sanitasi Kab. Wonosobo BAB III - 23 Peta 3.3.

Peta cakupan layanan persampahan

Buku putih Sanitasi Kab. Wonosobo BAB III - 24 Peta 3.4.

Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan persampahan

Buku putih Sanitasi Kab. Wonosobo BAB III - 25

BAB III - 25 Tabel 3.18.

Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan persampahan

Input User Interface Penampungan Awal Pengaliran Pengolahan Akhir Pembuangan /Daur Ulang Kode /Nama Aliran

Sampah Rumah

Tangga Tong sampah TPS Gerobak + Truk Sampah TPA TPA (Komposting) Aliran 1

Tong sampah Truk Sampah TPA TPA (Komposting) Aliran 2

TPS Truk Sampah TPA TPA (Komposting) Aliran 3

Tong sampah TPA (Bakar ,Timbun ) Aliran 4

Tong sampah Gerobak sampah TPA (Bakar ,Timbun ) Aliran 5

Tong sampah Sungai Aliran 6

Tong sampah Gerobak sampah Sungai Aliran 7

Kebun Kebun Aliran 8

Tong sampah Kebun/halaman (Bakar , Timbun) Aliran 9 Sampah Fasilitas Perkotaan non domestik (Pasar,Terminal)

Tong sampah TPS Gerobak + Truk Sampah TPA TPA (Komposting) Aliran 10

Sampah Rumah

Tangga Tong sampah TPS Gerobak + Truk Sampah TPA TPA (Komposting) Aliran 1

Tong sampah Truk Sampah TPA TPA (Komposting) Aliran 2

TPS Truk Sampah TPA TPA (Komposting) Aliran 3

Tong sampah TPA (Bakar ,Timbun ) Aliran 4

Untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang aliran sampah: dari sejak dihasilkan sampai dibuang ke lingkungan di wilayahnya dapat digunakan alat bantu Diagram Sistem Sanitasi (DSS) pengelolaan persampahan sebagaimana pada tabel 3.18.

Dari diagram DSS persampahan di atas, dapat diidentifikasi bahwa di Kabupaten Wonosobo terdapat 11 tipe aliran pengelolaan persampahan. Untuk wilayah perkotaan Wonosobo (RIK) didominasi oleh aliran 1-3, 10-11. Sementara itu di wilayah perdesaan masih didominasi tipe aliran 4-9. Hal ini karena layanan persampahan dari pemerintah Kabupaten belum mencakup wilayah perdesaan.

Tabel 3.19.

Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten/Kota

Kelompok Fungsi Teknologi yang digunakan Jumlah Data Sekunder (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data

User Interface

Rumah Tangga Tong Sampah 184 Bidang Kebersihan Dinas PU

Taman fasilitas umum Tong Sampah 2

Warna

62 Bidang Kebersihan Dinas PU

Fasum jalan Gerobak sampah 1 Bidang Kebersihan Dinas PU

Pasar Gerobak sampah Bidang Kebersihan Dinas PU

Industri Tong sampah Bidang Kebersihan Dinas PU

Penampungan awal TPS 62 Bidang Kebersihan Dinas PU

Pengaliran Gerobak Sampah 75 Bidang Kebersihan Dinas PU

Truk Sampah 7 Bidang Kebersihan Dinas PU

Pengolahan Akhir TPA 1 Bidang Kebersihan Dinas PU

Kebun / halaman

(bakar, timbun) Bidang Kebersihan Dinas PU

Komposting TPA Bidang Kebersihan Dinas PU

Pembuangan / Daur Ulang TPA Bidang Kebersihan Dinas PU

Sungai Bidang Kebersihan Dinas PU

Depo Daur Ulang 4 pengusaha yang

terbesar

Buku putih Sanitasi Kab. Wonosobo BAB III - 26

BAB III - 26

Terkait dengan sarana dan prasarana persampahan di wilayah Kabupaten Wonosobo, untuk penampungan awal dari user interface, selain terdapat TPS juga tersedia kontainer. Untuk bangunan TPS, ada yang terbuka dan juga ada yang tertutup. Lama waktu sampah berada di TPS (holding time) < 6 jam. Untuk pengolahan akhir di TPA, berdasarkan data operasional persampahan tahun 2010, volume sampah yang dapat terangkut ke TPA sekitar 5.850 m3. Kemudian 60% sampah terangkut diolah komposting yang menghasilkan pupuk organik, 20% didaur ulang, dan 10% untuk pemanfaatan lain. Selama ini, operasionalisasi di TPA masih dalam tahap peningkatan dari controlled landfill menuju sanitary landfill. Meskipun untuk prasarana sanitary landfill sudah ada, namun masih banyak keterbatasan sarana seperti operasionalisasi kolam lindi, incinerator dan pengadaan tanah urugannya. Untuk yang di luar pelayanan armada sampah, sampah dari rumah tangga banyak yang dibuang langsung ke sungai ataupun kebun untuk dibakar/ditimbun. Hal itu tentu saja menimbulkan masalah tersendiri bagi lingkungan, khususnya bagi kabupaten tetangga yang berada di hilir daerah aliran sungai (mengingat Wonosobo berada di hulu DAS)

3.3.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK

Dalam pengelolaan persampahan masih ditemui fenomena bahwa masyarakat itu telah sadar namun tidak peduli dengan pengeloaan persampahan. Sebagai contoh, mereka sadar bahwa membuang sampah sembarang itu tidak baik dan dapat mencemari lingkungan, namun sayangnya tidak diikuti aksi nyata kepedulian untuk mengelola sampah, mereka tetap saja membuang sampah sembarangan. Hal itu boleh jadi karena memang keterbatasan sarana dan prasarana persampahan yang disediakan pemerintah, dan masyarakat sendiripun enggan untuk berinisiatif mengelola sampah mandiri. Masih ada secercah harapan, manakala, ada beberapa kelompok masyarakat yang telah mencoba upaya pemilahan sampah seperti penduduk di Perumahan Tawangsari dan Asli Permai, kemudian adapula kelompok masyarakat yang telah mengolah sampah secara komposting seperti di Kelurahan Kejiwan Kecamatan Wonosobo yang telah dibantu pengadaan alat komposting dari perusahaan Aqua. Kondisi pengelolaan persampahan di tingkat kelurahan/kecamatan yang ada pada matriks tabel 3.20 , hasil survei pokja sanitasi belum dapat menyajikan data kuantitatif. Namun dari deskripsi diatas, memang sebenarnya telah ada beberapa wilayah di tingkat kelurahan yang telah menerapkan praktik pengeloaan sampah, meskipun belum secara keseluruhan sistemik dari hulu ke hilir.

Tabel 3.20.

Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kelurahan/Kecamatan - di wilayah kota

Jenis Kegiatan

Dikelola oleh Masyarakat Dikelola oleh

Sektor Formal di tingkat Kel /Kec

Dikelola Pihak

Swasta Keterangan

RT RW

L P L P L P L P

Pengumpulan sampah dari

rumah - - - - Tidak ketahui secara kuantitatif Pemilahan sampah di TPS - - - - - - - - Pengangkutan sampah ke TPS - - - -

Pengangkutan sampah ke TPA - - - - - - - -

Pemilahan sampah di TPA - - - -

Para Penyapu Jalan - - - -

Selama ini, pengelolaan persampahan terkait dengan penyediaan TPS dan saranan pengangkutan ke TPA menjadi urusan pemerintah kabupaten dalam hal ini menjadi tupoksi seksi kebersihan bidang PKP Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Wonosobo. Pengelolaan persampahan di tingkat kabupaten masih dominan dikelola oleh Pemkab. Keterlibatan swasta terbatas pada bantuan penyediaan satu buah armada pengangkutan (dari PT. Geo Dipa Energi), dan pengolahan kompsoting di TPA.

Tabel 3.21.

Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kabupaten/Kota

Jenis Kegiatan

Dikelola oleh Kabupaten/Kota

Dikelola oleh Masyarakat

Dikelola oleh Sektor Formal di tingkat

Dikelola Pihak Swasta

L P L P L P L P

Pengumpulan sampah dari rumah ada ada

Pemilahan sampah di TPS 0

Pengangkutan sampah ke TPS 0

Pengangkutan sampah ke TPA 40

Pemilahan sampah di TPA ada ada

Para Penyapu Jalan 99

Dari tabel 3.21 di atas, komponen kegiatan yang perlu mendapat perhatian adalah pemilahan sampah di TPS. Meskipun pada user interface (tong sampah) dijalanan ataupun milik masyarakat yang sudah dibedakan antara organik

Buku putih Sanitasi Kab. Wonosobo BAB III - 27

BAB III - 27

dan anorgani, ternyata menjadi sia-sia saat diangkut ke TPS dan TPA. Hal itu karena tidak adanya sarana pengangkutan/armada sampah yang ada pemilahnya. Pemilahan baru dilakukan di TPA secara manual dan dalam jumlah banyak, karena ada yang akan dilakukan proses komposting dari sampah organiknya. Hal itu cukup memberi beban yang besar bagi pengeloa TPA. Tentunya akan lebih baik, jika sampah yang sampai di TPA sudah dalam kondisi terpilah.

Tabel 3.22

Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat

No Sub Sektor Proyek/Layanan Nama Program/ Pelaksana/PJ Tahun Mulai Fungsi Kondisi Sarana Saat Ini Tidak Aspek PMJK

Fungsi Rusak PM JDR MBR

1 Persampahan CSR Aqua Masy Kel Kejiwan 2010 - -

2 Pengelolaan persampahan Masyarakat Desa Sikunang 2009 - -

3 Pengelolaan persampahan Masyarakat Desa Maron 2011 - -

4 Pemilahan sampah Masyarakat Perumahan

Tawangsari

- - - -

5 Pemilahan sampah Masyarakat Perumahan Asli

Permai - - - -

6 Bank Sampah “Praba Indah” Prajuritan Wonosobo Timur 2012 - -

Keterangan :PM = Pemberdayaan Masyarakat, JDR = Jender, MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Dari tabel 3.22 di atas, dapat diidentifikasi program/layanan di subsektor persampahan yang dimulai tahun 2009 telah melibatkan aspek pemberdayaan masyarakat, jender dan juga masyarakat berpenghasilan rendah. Hal ini akan menunjang promosi higiene di masyarakat yang lebih luas karena sudah ada proyek percontohan dengan hasil yang baik, masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri sesuai dengan tatanan yang ada. Khusus untuk pemilahan sampah yang dilakukan oleh masyarakat di perumahan, kurang menunjukkan aspek MBR. Hal itu karena pada umumnya warga yang tinggal di perumahan bukan dari kalangan MBR, meskipun ada sebagian yang melakukan praktik pemilahan adalah para “asisten rumah tangga” yang berasal dari MBR. Selain itu, di Kabupaten Wonosobo juga telah disediakan .

Dokumen terkait