PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
METODOLOGI PENELITIAN
B. Butir-butir Kuesioner yang Menunjukkan Perilaku Kurang Asertif
1. Item pernyataan yang menunjukkan perilaku sangat kurang
asertif
a. Aspek : bertindak menurut kepentingan sendiri
Ada satu item pernyataan pada aspek ini yang menunjukkan perilaku siswi sangat kurang asertif, yaitu : saya membuat rencana kegiatan sehari-hari (51,11%). Berikut ini akan dibahas mengenai item tersebut.
Dalam hal ini siswi sangat kurang asertif dalam membuat rencana kegiatan sehari-hari. Hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain, siswi belum dapat bertindak untuk kepentingannya sendiri, siswi tidak berusaha untuk meraih tujuan yang telah ditetapkannya, pengaruh negatif yang menimbulkan rasa malas pada siswi untuk membuat rencana kegiatannya sehari-hari, siswi sedang mengalami masalah pribadi, dan siswi belum terbiasa dengan mengatur waktunya dengan kegiatan yang bermanfaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Permasalahan ini mengakibatkan siswi kurang terbiasa mengatur kegiatannya, banyak waktu digunakan untuk bermain daripada mengerjakan tugas.
Usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswi berperilaku asertif terutama untuk membiasakan membuat rencana kegiatan sehari-hari yaitu, dengan memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan dengan pentingnya bersifat tegas terhadap kegiatan dan manajemen waktu. Usaha tersebut dapat tercapai dengan adanya kesadaran siswi untuk membuat rencana kegiatan sehari-hari serta dukungan dari orang tua dan guru BK untuk membimbing. Dengan usaha tersebut siswi diharapkan dapat membiasakan diri untuk membuat rencana kegiatannya sehari-hari.
b. Aspek : mengungkapkan pikiran dengan jujur
Ada tiga item pernyataan pada aspek ini yang menunjukkan perilaku siswi sangat kurang asertif, yaitu (1) saya aktif berpendapat dalam diskusi di kelas (52,90%), (2) saya berani mempertahankan pendapat saya yang benar walaupun orang lain kurang setuju (53,34%), dan (3) saya berusaha mempertahankan pendapat saya dalam rapat dengan menjelaskan alasannya (54,91%). Berikut ini akan dibahas masing-masing item pernyataan.
52
1) Saya aktif berpendapat dalam diskusi di kelas (52,90%) Item yang mengukur perilaku asertif siswi untuk aktif berpendapat dalam diskusi masuk dalam kategori sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswi belum dapat berperilaku asertif dengan aktif berpendapat dalam diskusi di kelas. Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor yaitu, siswi belum terbiasa untuk mengungkapkan pikirannya dengan jujur sehingga membuatnya tidak berani untuk berpendapat, sikap pasif pada siswi yang menjadikan dirinya terbiasa mengikuti pendapat orang lain. Pada umumnya, siswi yang berasal dari budaya Jawa kesulitan untuk mengungkapkan perasaan dengan tegas dan terbuka. Permasalahan ini mengakibatkan siswi menjadi pasif, malas mengungkapkan pendapat, kurang percaya diri.
Salah satu pola pikir yang menghambat seseorang untuk berperilaku asertif menurut Aaron Beck (Alberti dan Emmons, 2002: 97-98) yaitu konsep diri yang negatif. Ketakutan siswi untuk berpendapat, sebelumnya dipengaruhi oleh pikiran bahwa pendapatnya tidak akan didengarkan. Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswi berperilaku asertif terutama meningkatkan keberanian untuk berpendapat dalam diskusi di kelas yaitu, dengan memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan percaya diri untuk berpendapat, menjadi orang yang aktif, berani untuk berpendapat. Usaha tersebut dapat tercapai dengan adanya kesadaran siswi untuk aktif berpendapat dalam diskusi di kelas, serta dukungan dari orang tua dan guru BK untuk membimbing. Dengan usaha tersebut siswi diharapkan terbiasa untuk mengungkapkan pikiran dengan jujur sehingga dapat aktif berpendapat dalam diskusi di kelas.
2) Saya berani mempertahankan pendapat saya yang benar
walaupun orang lain kurang setuju (53,34%) dan saya berusaha mempertahankan pendapat saya dalam rapat dengan menjelaskan alasannya (54,91%). Berikut ini akan dibahas mengenai kedua item dalam satu pembahasan.
Item yang mengukur perilaku asertif siswi untuk berani mempertahankan pendapatnya yang benar walaupun ada orang lain yang kurang setuju dengan menjelaskan alasannya, masuk dalam kategori sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswi belum dapat berperilaku asertif dengan mempertahankan pendapatnya yang benar walaupun orang lain kurang setuju dengan menjelaskan alasan yang tepat. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, konsep diri siswi yang masih rendah, siswi merasa pendapatnya akan ditolak orang lain, siswi tidak memiliki keberanian untuk
54
menanggung resiko dengan pendapatnya tersebut.
Permasalahan ini mengakibatkan siswi tidak percaya diri, kurang memahami diri, cenderung mengikuti pendapat orang lain sehingga tidak dapat mempertahankan pendapatnya. Menurut Alberti dan Emmons (2002: 7) salah salah satu faktor yang menghambat perilaku asertif adalah banyaknya orang yang tidak percaya bahwa mereka memiliki hak untuk
bersikap asertif, salah satunya dengan berani
mempertahankan pendapatnya dengan menjelaskan alasan yang tepat.
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswi berperilaku asertif terutama dalam keberanian untuk mempertahankan pendapat, yaitu dengan memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan dengan keberanian berpendapat, optimis pada pendapatnya, berani menanggung resiko, dan upaya meningkatkan konsep diri yang rendah. Usaha tersebut dapat tercapai dengan adanya kesadaran siswi untuk berani mempertahankan pendapatnya dengan memberikan alasan yang tepat, serta dukungan dari orang tua dan guru BK untuk membimbing. Dengan usaha
tersebut siswi diharapkan mampu mempertahankan
pendapatnya di depan orang lain dengan memberikan alasan yang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Aspek : mengungkapkan perasaan secara jujur
Ada satu item pernyataan pada aspek ini termasuk dalam kategori sangat rendah, yaitu : saya mudah menangis bila sedang bersedih (37,72%). Berikut ini akan dibahas mengenai item tersebut.
Item yang mengukur perilaku asertif siswi yang mudah menangis bila sedang bersedih masuk dalam kategori sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswi belum dapat berperilaku asertif dalam mengekspresikan perasaan negatif dengan menangis. Hal ini disebabkan antara lain, siswi belum dapat mengungkapkan perasaannya dengan jujur, siswi tidak terbiasa mengekspresikan perasaan negatifnya, dan siswi menganggap bahwa menangis adalah ciri orang yang lemah. Permasalahan ini mengakibatkan siswi minder, tidak bebas
mengungkapkan perasaannya, tertekan karena perasaan
negatifnya.
Cawood (1997: 13) mengatakan bahwa perilaku asertif adalah ekspresi yang langsung, jujur, dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau hak-hak individu tanpa kecemasan yang tidak beralasan. Menangis merupakan ungkapan perasaan non verbal, baik perasaan negatif maupun positif. Mayoritas remaja wanita lebih mudah mengungkapkan perasaan dengan menangis daripada remaja pria.
56
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswi berperilaku asertif terutama dalam mengekspresikan perasaan negatifnya dengan tepat, yaitu memberikan bimbingan
klasikal yang berkaitan dengan keberanian untuk
mengekspresikan perasaan negatif dengan tepat dan jujur pada perasaan sendiri. Usaha tersebut dapat tercapai dengan adanya
kesadaran siswi untuk terbiasa mengungkapkan dan
mengekspresikan perasaan negatif yang sedang dialami agar tidak mengalami tekanan batin, serta dukungan dari orang tua dan guru BK untuk membimbing dan mendampingi. Dengan usaha tersebut siswi diharapkan mampu mengekspresikan perasaan negatifnya dengan tepat tanpa rasa cemas.
d. Aspek : mempertahankan hak-hak pribadi
Ada satu item pernyataan pada aspek ini termasuk dalam kategori sangat rendah, yaitu : saya berani menolak saat teman meminta jawaban ketika ulangan (54,68%). Berikut ini akan dibahas mengenai item tersebut.
Item yang mengukur perilaku asertif siswi untuk berani menolak saat teman meminta jawaban ketika ulangan, masuk dalam kategori sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswi belum dapat berperilaku asertif dalam keberanian untuk menolak teman yang meminta jawaban saat ulangan. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya, siswi belum dapat mempertahankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hak-hak pribadi, siswi tidak berani untuk mengatakan “tidak”,
siswi merasa khawatir tidak memiliki teman, dan rasa
kesetiakawanan siswi yang besar. Permasalahan ini
mengakibatkan siswi tidak memahami kemampuan akademiknya, ketakutan jika menolak permintaan teman sendiri, kurang memiliki harga diri. Dengan mengatakan tidak atas penolakan yang kita lakukan, kita tidak perlu merasa bersalah, bila perlu kita memberikan solusi lain yang dapat diterima orang lain. Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswi berperilaku asertif dalam bersikap tegas menolak suatu hal negatif, antara lain memberikan bimbingan klasikal yang
berkaitan dengan keberanian mengatakan “tidak”. Usaha tersebut
dapat tercapai dengan adanya kesadaran siswi untuk berani
mengatakan “tidak” secara tepat, serta dukungan dari orang tua
dan guru BK untuk membimbing. Dengan usaha tersebut siswi diharapkan berani menolak hal negatif yang tidak sesuai dengan pikiran dan perasaannya.