• Tidak ada hasil yang ditemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

METODOLOGI PENELITIAN

B. Butir-butir Kuesioner yang Menunjukkan Perilaku Kurang Asertif

1. Item pernyataan yang berada pada kategori rendah

a. Aspek : mengembangkan kesetaraan dalam hubungan antar

manusia

Ada dua item pada aspek ini termasuk dalam kategori rendah, yaitu : (1) saya dapat menerima kesalahan yang dilakukan oleh orang lain (52,90%), dan (2) saya merasa yakin dapat

58

menyelesaikan tugas dengan baik (61,16%). Berikut ini akan dibahas masing-masing item.

1) Saya dapat menerima kesalahan yang dilakukan oleh orang lain (52,90%)

Item yang mengukur perilaku asertif siswi untuk dapat menerima kesalahan yang dilakukan oleh orang lain, masuk dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan siswi belum dapat berperilaku asertif dengan menerima kesalahan orang lain, yang disebabkan beberapa faktor diantaranya, siswi tidak mau menerima kekurangan orang lain, siswi tidak dapat memaafkan kesalahan orang lain, rasa marah yang besar, siswi tidak mau mendengarkan penjelasan orang lain. Permasalahan ini mengakibatkan siswi kurang menghargai kekurangan orang lain.

Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswi berperilaku asertif terutama menerima kesalahan orang lain, yaitu dengan memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan dengan memaafkan orang lain, penerimaan terhadap orang lain. Usaha tersebut dapat tercapai dengan adanya kesadaran siswi untuk menerima kesalahan yang dilakukan orang lain, serta dukungan dari orang tua dan guru BK untuk membimbing. Dengan usaha tersebut siswi diharapkan mampu menerima kesalahan orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lain dengan memaafkan kesalahannya. Dengan menerima kesalahan orang lain, berarti kita menghargai kekurangan mereka. Sikap saling menghargai merupakan salah satu cara menjalin relasi yang baik dengan orang lain.

2) Saya merasa yakin dapat menyelesaikan tugas dengan baik (61,16%)

Item yang mengukur perilaku asertif siswi pada keyakinan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, masuk dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswi

belum dapat berperilaku asertif sehubungan dalam

menyelesaikan tanggung jawabnya, yang disebabkan

beberapa faktor diantaranya, siswi kurang percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki, merasa minder, mudah menyerah sebelum mencoba, dan siswi tidak mengakui kelebihan yang ada dalam dirinya. Permasalahan ini dapat mengakibatkan siswi malas mengerjakan tugasnya dan bergantung pada pekerjaan orang lain.

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswi berperilaku asertif terutama dalam keyakinan menyelesaikan tugas dengan baik, yaitu dengan memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan dengan pemahaman diri, percaya diri, keyakinan akan kemampuan diri, pentingnya sikap optimis, dan tanggung jawab. Usaha tersebut dapat

60

tercapai dengan adanya kesadaran siswi bahwa ia memiliki kemampuan dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik, serta dukungan dari orang tua dan guru BK untuk membimbing. Dengan usaha tersebut siswi diharapkan mampu menyelesaikan tanggung jawabnya dengan baik.

b. Aspek : bertindak menurut kepentingan sendiri

Ada lima item pada aspek ini masuk dalam kategori rendah, yaitu: (1) walaupun sedang bertengkar dengan salah satu anggota keluarga, saya tetap menegurnya (64,73%), (2) saya berinisiatif mengusulkan kegiatan untuk mengisi liburan sekolah (58,03%), (3) saya cenderung menunda-nunda mengerjakan tugas (63,39%), (4) saya menggunakan waktu dengan baik untuk mencapai cita-cita saya (61,83%), dan (5) saya mendiskusikan kepengurusan kelas bersama teman-teman (60,49%). Berikut ini akan dibahas masing-masing item.

1) Walaupun sedang bertengkar dengan salah satu anggota

keluarga, saya tetap menegurnya (64,73%)

Item yang mengukur perilaku asertif siswi untuk menyapa anggota keluarga walaupun sedang bertengkar, masuk dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswi belum mampu berperilaku asertif untuk menyapa terlebih dahulu anggota keluarga walaupun sedang bertengkar, yang disebabkan beberapa faktor diantaranya, rasa malas untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menyapa terlebih dahulu, kurangnya rasa saling menyayangi dalam keluarga, sikap cuek, dan tidak ada inisiatif untuk mengawali pembicaraan. Permasalahan ini mengakibatkan komunikasi dalam keluarga kurang baik dan hilangnya kebersamaan dalam keluarga.

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswi berperilaku asertif terutama dalam menumbuhkan inisiatif untuk mengawali pembicaraan, antara lain dengan memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan dengan cinta pada keluarga, berinisiatif mengawali pembicaraan, dan saling memahami dalam keluarga. Usaha tersebut dapat tercapai dengan adanya kesadaran siswi untuk berani mengawali pembicaraan pada orang yang pernah melakukan kesalahan, serta dukungan dari orang tua dan guru BK dalam membimbing. Dengan usaha tersebut, siswi diharapkan mampu memiliki keberanian untuk mengawali pembicaraan dengan orang yang pernah melakukan kesalahan.

2) Saya berinisiatif mengusulkan kegiatan untuk mengisi liburan

sekolah (58,03%)

Item yang mengukur perilaku asertif siswi untuk memiliki inisiatif mengusulkan kegiatan mengisi liburan sekolah, masuk dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswi belum mampu berperilaku asertif untuk

62

mengusulkan kegiatan saat liburan sekolah, yang dapat disebabkan beberapa faktor diantaranya, malas berpendapat, tidak memiliki rencana berlibur, malas bepergian, dan malas berpartisipasi dalam kegiatan selama liburan. Permasalahan ini mengakibatkan siswi memiliki kegiatan yang kurang berguna selama liburan dan tidak memiliki pengalaman berlibur.

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswi berperilaku asertif terutama dalam mengemukakan pendapatnya untuk melakukan kegiatan selama liburan sekolah, antara lain dengan memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan dengan pemanfaatan waktu luang dan berani mengemukakan pendapatnya. Usaha tersebut dapat tercapai dengan adanya kesadaran siswi untuk berani mengemukakan ide/pendapatnya untuk mengisi liburan sekolah, serta dukungan dari orang tua dan guru BK dalam membimbing. Dengan usaha tersebut siswi diharapkan ikut berpartisipasi dalam pergaulannya dengan mengikuti kegiatan selama liburan sekolah dan dapat mengemukakan ide/pendapatnya.

3) Saya cenderung menunda-nunda mengerjakan tugas

(63,39%)

Item yang mengukur perilaku asertif siswi dalam kecenderungan menunda-nunda mengerjakan tugas, masuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswi belum mampu berperilaku asertif dalam menyelesaikan tanggung jawabnya. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya belum dapat mengatur waktu dengan baik, malas mengerjakan tugas, pengaruh eksternal yang mengajak siswi melakukan aktivitas lain, dan siswi tidak memiliki tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan ini dapat mengakibatkan siswi mudah menyerah, menjadi tidak mandiri, dan bergantung pada orang lain.

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswi berperilaku asertif dengan tidak menunda mengerjakan tugasnya, antara lain dengan memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan dengan tanggung jawab, kemandirian, dampak negatif bila menunda-nunda mengerjakan tugas, dan mengatur waktu kegiatan. Usaha tersebut dapat tercapai dengan adanya kesadaran siswi untuk menyelesaikan tugasnya dan tidak menunda-nunda, serta dukungan dari orang tua dan guru BK dalam membimbing. Dengan usaha tersebut siswi diharapkan memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya tepat waktu.

4) Saya menggunakan waktu dengan baik untuk mencapai

64

Item yang mengukur perilaku asertif siswi menggunakan waktu dengan baik untuk mencapai cita-citanya, masuk dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswi belum mampu berperilaku asertif dengan memanfaatkan waktu untuk mencapai cita-citanya. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya malas melakukan kegiatan yang mendukung cita-citanya, belum memiliki cita-cita, tidak membuat rencana kegiatan, dan belum dapat mengatur waktu dengan baik. Permasalahan ini dapat mengakibatkan siswi kurang mengembangkan diri dengan baik, pesimis dalam mencapai cita-cita, dan mementingkan kegiatan yang dilakukannya sendiri.

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswi berperilaku asertif dalam menggunakan waktu dengan baik untuk mencapai cita-citanya, antara lain dengan memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan dengan pentingnya memiliki cita-cita dan manajemen waktu. Usaha tersebut dapat tercapai dengan adanya kesadaran siswi untuk menggunakan waktu dengan baik demi mencapai cita-citanya, serta dukungan dari orang tua dan guru BK dalam membimbing. Dengan usaha tersebut siswi diharapkan dapat memanfaatkan waktu yang ada untuk menggapai cita-citanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5) Saya mendiskusikan kepengurusan kelas bersama teman-teman (60,49%)

Item yang mengukur perilaku asertif siswi untuk ikut mendiskusikan kepengurusan kelas bersama teman-teman, masuk dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswi belum mampu berperilaku asertif dalam mengikuti diskusi kepengurusan kelas. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya malas berpendapat, merasa pendapatnya akan ditolak, malu untuk berpendapat, dan malas berpartisipasi dalam kegiatan yang melibatkan dirinya. Permasalahan ini dapat mengakibatkan siswi tidak memiliki pengalaman dalam berorganisasi, kurang memiliki teman, tidak bebas mengemukakan pendapatnya, minder, dan bergantung pada keputusan orang lain.

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu

siswi berperilaku asertif dalam mengikuti diskusi

kepengurusan kelas dan berorganisasi, antara lain dengan memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan dengan aktif berorganisasi, aktif berpendapat, dan percaya diri. Usaha tersebut dapat tercapai dengan adanya kesadaran siswi untuk berpartisipasi dalam kegiatan kepengurusan kelas, serta dukungan dari orang tua dan guru BK dalam membimbing. Dengan usaha tersebut, siswi diharapkan dapat memiliki

66

keberanian untuk berorganisasi di lingkungan sekitarnya dan berani mengemukakan pendapatnya.

c. Aspek : mengungkapkan pikiran dengan jujur

Ada dua item dalam aspek ini yang masuk dalam kategori rendah, yaitu : (1) saya berani memberikan saran untuk kemajuan kelas (57,58%) dan (2) saya terbuka dalam mengungkapkan pendapat saya di depan orang lain (62,50%). Kedua item ini akan dibahas menjadi satu pembahasan.

Item yang mengukur perilaku asertif siswi yang berani dan terbuka untuk mengungkapkan pendapat di depan orang lain, masuk dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswi

belum mampu berperilaku asertif terutama dalam

mengungkapkan pikirannya melalui berpendapat di depan orang lain. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya malas berpendapat, takut pendapatnya akan ditolak, tidak percaya diri, dan merasa diri tidak mampu. Permasalahan ini mengakibatkan pikiran siswi tidak terbuka, minder, pesimis, konsep diri yang negatif, dan bergantung pada pendapat orang lain.

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswi

berperilaku asertif dalam keberanian untuk terbuka

mengungkapkan pendapatnya, antara lain memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan dengan percaya diri, terbuka pada pikiran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dan optimis dalam berpendapat. Usaha tersebut dapat tercapai dengan adanya kesadaran siswi untuk terbuka pada apa yang dipikirkannya dan berani mengemukakannya melalui berpendapat di depan orang lain, serta dukungan dari orang tua dan guru BK dalam membimbing. Dengan usaha tersebut, siswi diharapkan dapat memiliki kepercayaan diri untuk berpendapat di depan orang lain.

d. Aspek : mengungkapkan perasaan secara jujur

Ada satu item dalam aspek ini yang masuk dalam kategori rendah, yaitu saya mau mengatakan terus terang pada orang lain kalau saya sedang marah (64,50%). Berikut ini akan dibahas mengenai item tersebut.

Item yang mengukur perilaku asertif siswi untuk mengatakan terus terang pada orang lain kalau sedang marah, masuk dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswi belum mampu berperilaku asertif dalam mengungkapkan perasaan negatifnya dengan jujur. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya tidak percaya diri, terbiasa mengungkapkan kemarahan di belakang subyek atau obyek, takut dijauhi teman, dan belum dapat mengekspresikan perasaan negatifnya dengan tepat. Permasalahan ini mengakibatkan siswi minder, menyimpan perasaan negatifnya, dan menghambat perkembangan akademik dan sosialnya.

68

Bersikap jujur adalah hak setiap orang. Kita dapat bersikap jujur untuk mengekspresikan perasaan negatif maupun perasaan positif. Maka dari itu apabila ada hal yang memberatkan dalam mengungkapkan perasaan tidak setuju dan tidak ingin melakukan sesuatu, maka perlu dikatakan secara jujur. Menyimpan kemarahan berarti sama dengan tidak jujur pada perasaan negatif kita. Lebih baik berkata terus terang kalau kita marah dengan tetap menghargai perasaan orang lain.

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswi berani mengungkapkan perasaan negatifnya dengan jujur, antara lain memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan dengan percaya diri, terbuka pada perasaan negatif dan positif, pemahaman diri, dan kejujuran. Usaha tersebut dapat tercapai

dengan adanya kesadaran siswi untuk terbuka dalam

mengungkapkan perasaannya secara jujur, serta dukungan dari orang tua dan guru BK dalam membimbing. Dengan usaha tersebut, siswi diharapkan dapat membiasakan diri untuk jujur terhadap perasaannya.

e. Aspek : mempertahankan hak-hak pribadi

Ada satu item dalam aspek ini yang masuk dalam kategori rendah, yaitu saya mau menolak ajakan teman untuk bermain, apabila saya sedang belajar (57,36%). Berikut ini akan dibahas mengenai item tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Item yang mengukur perilaku asertif siswi untuk berani menolak ajakan teman bermain saat sedang belajar, masuk dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswi belum dapat berperilaku asertif sehubungan dalam keberanian untuk menolak ajakan teman saat belajar. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa

hal, diantaranya tidak ada keberanian mengatakan “tidak”, takut

dijauhi teman, dianggap tidak setia kawan, dan belum dapat

bertanggung jawab pada tugasnya. Permasalahan ini

mengakibatkan siswi malas belajar, lebih memilih bermain daripada belajar, dan tidak bertanggung jawab.

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswi berani menolak sesuatu yang tidak sesuai dengan dirinya, antara lain dengan memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan

dengan berani mengatakan “tidak”, kejujuran, manajemen waktu,

dan belajar bertanggung jawab. Usaha tersebut dapat tercapai

dengan adanya kesadaran siswi untuk berani mengatakan “tidak”

untuk hal-hal yang berlawanan dengan pikiran dan perasaannya, serta dukungan dari orang tua dan guru BK dalam membimbing. Dengan usaha tersebut, siswi diharapkan mampu membiasakan

diri untuk berani mengatakan “tidak” untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan pikiran dan perasaannya.

70

Dokumen terkait