• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peserta PembayarIuran BesaranIuran PerawatanKelas

Penerima Bantuan

Iuran ( PBI ) Pemerintah / orang / bulanRp. 19.225,- Kelas III Pekerja Penerima Upah :

PNS, TNI, Polri, Pejabat Negara

Pekerja : 2% dari Upah & Tunj.

Kelas I & II

Pemberi kerja : 3% dari Upah & Tunj.

Pekerja Penerima Upah lainnya : pegw. BUMN, swasta (usaha besar,

menengah, kecil, mikro).

Pekerja : 0,5% dari Upah & Tunj. 01-1-2014 sd. 30-6-2015.

Kls. I & II

Pemberi kerja : 4% dari Upah & Tunj.

Pekerja : 1% dari Upah & Tunj. Mulai

01-7-2015. Kls. I & II

Pemberi kerja : 4% dari Upah & Tunj. Pekerja Bukan Penerima Upah

& Peserta Bukan Pekerja :

Profesional, Pedagang, Pensiunan. Peserta Ybs.

Rp. 59.500,- / jiwa / bln. Kelas I

Rp. 42.500,- / jiwa / bln. Kelas II

Rp. 25.500,- / jiwa / bln. Kelas III

Pensiunan : PNS, TNI / Polri, Pejabat negara, janda/duda &

anak yatim/piatunya.

Peserta : 2% x (Pensiun Pokok + Tunj)

Kelas I & II

Pemerintah : 3% x (Pensiun Pokok + Tunj) Veteran, Perintis kemerdekaan,

janda/duda, dan anak yatim /

piatunya. Pemerintah

5% x (45% x gaji pokok PNS gol. III a ),

Fasilitas Kesehatan & Manfaat Yang Dijamin.

Masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan dapat mengunjungi fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk / telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan yang meliputi :

1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama :

Pelayanan kesehatan tingkat pertama dilaksanakan melalui praktik dokter umum, praktik dokter gigi, puskesmas, klinik pratama atau yang setara.

2. Pelayanan kesehatan tingkat lanjutan :

Terdiri dari klinik utama atau yang setara, rumah sakit umum (RSU, RSUD, RSU TNI/ Polri) dan rumah sakit khusus (RS Khusus Jantung / kardiovaskular, RS Khusus Kanker / Onkologi, RS Khusus Paru², RS Khusus Bersalin, RS Khusus Mata, RS Khusus Kusta, RS Khusus Jiwa dan RS Khusus lainnya yang telah terakreditasi).

Alur atau prosedur dalam memperoleh pelayanan kesehatan diatur sebagai berikut :

Adapun Manfaat yang Dijamin atau diperoleh meliputi : 1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama :

Meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik yang mencakup :

a. Administrasi pelayanan.

b. Pelayanan promotif dan preventif.

c. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medik. d. Tindakan medis non spesialistik, baik yang

operatif maupun non – operatif.

e. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai. f. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis. g. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium

tingkat pertama.

h. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi medis.

2. Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut Meliputi pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap yang mencakup :

a. Administrasi pelayanan.

b. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan sub-spesialis.

c. Tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun non bedah sesuai dengan indikasi medis. d. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai. e. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai

dengan indikasi medis. f. Rehabilitasi medis / Fisioterapi. g. Pelayanan darah.

h. Pelayanan kedokteran forensik klinik.

i. Pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal setelah dirawat inap di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS, berupa pemulasaran / perawatan jenazah (tidak termasuk mobil jenazah dan peti mati).

j. Perawatan inap non intensif. k. Perawatan inap di ruang intensif.

Pelayanan ambulan disediakan untuk pasien rujukan dari fasilitas kesehatan yang satu ke fasilitas kesehatan lainnya dengan tujuan menyelamatkan nyawa pasien.

Bagan 3 Alur Penanganan Pasien

Pelayanan Kesehatan & Prosedur Pelayanan :

PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA : Puskesmas, Dokter Praktek,

Klinik Swasta, Yang bekerjasama Dengan BPJS Kesehatan PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN : Rumah Sakit Yang bekerjasama Dengan BPJS Kesehatan Peserta Rujukan

Serba – Serbi

Dalam ketentuan BPJS Kesehatan berlaku adanya Coordination of Benefit (koordinasi manfaat) dimana BPJS Kesehatan mengcover pelayanan kesehatan sampai di tingkat lanjut, sedangkan apabila peserta memerlukan manfaat tambahan dapat dicover dari asuransi kesehatan komersial.

Sedangkan Pelayanan Kesehatan yang Tidak Dijamin meliputi :

a. Pelayanan Kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur yang berlaku, antara lain tidak melalui fasilitas kesehatan tingkat pertama terlebih dahulu, kecuali dalam kondisi gawat darurat.

b. Pelayayan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam kondisi gawat darurat. c. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh

program jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja (misal program Jaminan Kecelakaan Kerja dari Jamsostek) sampai sebesar nilai yang ditanggung oleh program JKK.

d. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas (misal: Jasa Raharja) yang bersifat wajib, sampai sebesar nilai yang ditanggung oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas.

e. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri. f. Pelayanan kesehatan untuk tujuan estetika. g. Pelayanan meratakan gigi (ortodonsi).

h. Gangguan kesehatan / penyakit akibat ketergantungan obat dan atau alkohol.

i. Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri.

j. Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur, shinse, chiropractic, dan lainnya yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology assesment). k. Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan

sebagai percobaan (eksperimen).

l. Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi dan susu. m. Perbekalan kesehatan rumah tangga.

n. Pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar biasa, dan wabah. o. Biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungannya

dengan manfaat jaminan kesehatan yang diberikan. p. Klaim perorangan.

Keikutsertaan Pensiunan BNI pada BPJS Kesehatan

Pensiunan BNI termasuk dalam kelompok Peserta Bukan Pekerja.

Keikutsertaan di BPJS Kesehatan sesuai ketentuan dapat dilakukan paling lambat tanggal 1 Januari 2019.

Iurannya sebesar nominal sesuai kelas perawatan yang dikehendaki yaitu :

Kelas I : Rp. 59.500,- per jiwa per bulan. Kelas II : Rp. 42.500,- per jiwa per bulan. Kelas III : Rp. 25.500,- per jiwa per bulan.

Perbedaan kelas perawatan dimaksud hanya pada akomodasi ruang perawatannya, sedangkan pengobatannya sama.

Sesuai informasi yang kami peroleh dari YDD Swadharma, dalam tahun 2014 ini fasilitas kesehatan Pensiunan BNI masih dicover oleh BNI Life dengan benefit dan plafondnya tetap sama seperti tahun 2013. Sebagai persiapan untuk pendaftaran ke BPJS Kesehatan, keikutsertaan Pensiunan BNI pada BPJS Kesehatan masih dalam proses pengkajian oleh YDD Swadharma dan PP BNI.

Demikian uraian mengenai BPJS Kesehatan, semoga dapat memberikan informasi bagi Bapak / Ibu Pensiunan serta kita semua yang akan terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.

( IDhs ). Sumber :

- Materi presentasi BPJS Kesehatan (PT Askes). - PP No. 101 / 2012.

- Per.Pres. No. 12 / 2013. - Per.Pres No. 111 / 2013 - Per.MenKes. No. 71 / 2013. - YDDS.

Dokumen terkait