• Tidak ada hasil yang ditemukan

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Godongijo Asri (GIA) yang berlokasi di Jalan Cinangka Raya 60, Desa Serua, Sawangan, Depok, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa GIA merupakan perusahaan trendsetter tanaman hias Adenium, dan merupakan perusahaan agribisnis yang besar di Industri tanaman hias. Kegiatan Penelitian ini dilakukan mulai Agustus 2009 hingga Januari 2010. Selain itu tanaman hias yang akan dijadikan sampel adalah Adenium. Adenium dipilih karena merupakan unit bisnis tanaman hias utama, dan selain itu pula usaha adenium GIA terintegrasi dari kegiatan produksi tanaman graftingan Adenium, hingga pemasarannya.

4.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak perusahaan. Data sekunder yang merupakan data penunjang bagi penelitian ini, diperoleh dari literatur yang relevan dengan permasalahan penelitian, baik yang berasal dari instansi pemerintah seperti Badan Pusat Statistik, Departemen Pertanian, Pemerintah Kota Depok, situs-situs instansi yang terkait dengan hasil-hasil penelitian terdahulu. Selain itu, data sekunder dapat pula berasal dari laporan perusahaan, profil perusahaan, dan sebagainya.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yang akan diambil dari perusahaan berupa :

1. Profil Perusahaan

2. Sistem pengadaan dan pengendalian tanaman hias, khususnya adenium, meliputi manajemen dan kondisi persediaan tanaman hias di perusahaan, jenis dan asal tanaman hias, metode pengadaan tanaman hias, sistem pemesanan dan penyimpanan tanaman hias, serta kebijakan pengendalian persediaan tanaman hias yang dilakukan oleh perusahaan.

Sedangkan data kuantitatif dari perusahaan berupa :

1. Data bulanan penjualan adenium selama empat tahun terakhir. 2. Data produksi bulanan adenium selama setahun terakhir.

3. Data persediaan awal dan akhir adenium selama enam bulan terakhir.

4. Biaya pemesanan bahan baku yang terdiri dari biaya-biaya yang berkaitan dengan pemesanan bahan baku dalam sekali pesan. Biaya tersebut terdiri dari biaya telepon, dan biaya administrasi

5. Biaya penyimpanan tanaman akibat adanya persediaan. Biaya tersebut terdiri dari biaya pemeliharaan adenium selama satu tahun.

4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data dan informasi yang diperoleh diolah dan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data secara kuantitatif diperlukan untuk menganalisis bagaimana manajemen persediaan tanaman hias selama ini dilakukan. Data kuantitatif tersebut diolah dengan menggunakan kalkulator dan perangkat lunak komputer yaitu program Microsoft Excell 2007 dan Minitab 15. Model persediaan perusahaan akan dibandingkan dengan model persediaan ideal. Model persediaan ideal yang akan digunakan yaitu (1) Economic Order Quantity (EOQ) klasik; (2) EOQ dengan kendala investasi; (3) EOQ dengan two bin system tanpa kendala investasi; (4) EOQ dengan two bin system dengan kendala investasi; (5) Probabilistik dengan service level model, karena produksi adenium merupakan suatu hal yang tetap, tidak musiman; (6) model peramalan permintaan dengan menggunakan metode dekomposisi, (7) Model Material Requirement Planning, dan (8) Just In Time. Model Material Requirement Planning (MRP), dan Just In Time (JIT), tidak dianalisis kuantitasnya, karena berdasarkan asumsi pada MRP dan JIT, karakteristik produk adenium, sulit untuk dilakukan. Hasil dari pengolahan data tersebut diintrepretasikan dan dideskripsikan ke dalam bentuk uraian deskriptif.

4.3.1 Identifikasi Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Perusahaan

Identifikasi awal ini meliputi identifikasi proses produksi dalam perusahaan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam proses produksi. Selain itu

juga identifikasi manajemen persediaan bahan baku yang ada di perusahaan, meliputi jenis-jenis persediaan bahan baku yang dimiliki perusahaan, kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam pengendalian persediaan bahan baku, cara perusahaan mengatur persediaan, cara pembelian bahan baku ke pemasok, harga bahan baku, fasilitas penyimpanan bahan baku yang tersedia, dan cara pemeliharaan persediaan bahan baku.

4.3.2 Penentuan Biaya Persediaan

Biaya persediaan yang dianalisis adalah biaya pemesanan kembali ditambah biaya penyimpanan bonggol adenium grade A. Biaya pemesanan kembali (RC) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan berkenaan dengan pemesanan dan penerimaan bahan baku dari pemasok. Biaya ini berhubungan dengan pesanan, tetapi tidak bergantung dari besarnya pesanan. Biaya-biaya yang diperkirakan termasuk dalam biaya pemesanan adalah biaya telepon, biaya administrasi, dan biaya transportasi. Biaya pemesanan (RC) selama satu tahun dapat dihitung dengan cara mengalikan frekuensi pemesanan selama setahun dengan biaya pemesanan dalam satu kali pemesanan. Biaya penyimpanan bonggol adenium yang diperkirakan yaitu biaya opportunity , yang dihitung berdasarkan pada tingkat suku bunga bulanan Bank Indonesia (Lampiran 2).

Biaya unit akan dihitung ketika akan mengetahui batas investasi persediaan yang dilakukan oleh perusahaan. Batas investasi persediaan yang dilakukan oleh perusahaan akan menjadi kendala investasi pada model EOQ dengan kendala investasi, dan EOQ dengan two bin system dengan kendala investasi.

4.3.3 Sistem Persediaan Permintaan Bebas

1. Model EOQ Klasik

Dalam mengembangkan kebijakan persediaan, terdapat dua pertanyaan pokok yang harus diperhatikan yaitu 1) Berapa banyak yang harus dipesan (atau diproduksi)?, dan 2) Kapan seharusnya pemesanan dilakukan (atau kapan perencanaan persediaan dilakukan)?. Model EOQ klasik merupakan landasan bagi

merupakan yang pertama mendemonstrasikan bahwa suatu ukuran pemesanan yang optimal dapat dikalkulasikan untuk meminimalkan biaya yang terkait dengan persediaan. EOQ membangun sebuah model dari sistem persediaan dan mengkalkulasikan kuantitas pemesanan yang meminimalkan biaya total. Dengan demikian ini dapat menjawab pertanyaan ”berapa banyak yang harus dipesan?”

Perhitungan EOQ adalah yang paling penting dari pengendalian persediaan, dan tentu saja menjadi salah satu hasil yang paling penting yang mempengaruhi manajemen operasi. EOQ menghubungkan hubungan antara ukuran pemesanan, permintaan untuk jenis barang, dan biaya yang berhubungan. Kemudian melalui meminimalkan total biaya, sebuah ekspresi ditemukan untuk kuantitas pemesanan yang optimal.

Model EOQ diperoleh dari menemukan titik temu antara garis biaya penyimpanan (holding cost) barang dengan garis biaya pemesanan (order cost) barang. Titik temu antara kedua garis tersebut akan menghasilkan suatu nilai kuantitas pesanan optimum, atau yang selanjutnya disebut EOQ. Seperti pada Gambar 6.

Biaya Total

Biaya Biaya Penyimpanan

Biaya Pemesanan EOQ

Kuantitas Pemesanan

Gambar 6. Model EOQ

Sumber : Nasution (2008)

Berdasarkan Gambar 6, biaya pemeliharaan barang semakin meningkat sesuai dengan meningkatnya jumlah unit persediaan. Di sisi lain, biaya pemesanan barang per unit barang akan semakin menurun jika jumlah unit persediaan yang dipesan semakin meningkat. EOQ menganalisis jumlah pemesanan optimal, agar

biaya pemeliharaan menjadi tidak begitu besar, dan juga dapat memanfaatkan keutungan dari pemesanan yang ekonomis.

Tujuan utama adalah membangun sebuah model dan menganalisis polanya. Sayangnya, pola yang terjadi seringlah komplikasi, jadi kita memulai dengan sebuah analisis dasar yang membuat sejumlah asumsi yang simpel. Hal terpenting dalam EOQ adalah permintaan diasumsikan diketahui secara pasti, kontinu, dan konstan sepanjang waktu, seperti pada Gambar 7.

Gambar 7. Asumsi Permintaan pada Model EOQ

Sumber : Waters (1992)

Model EOQ ini membuat sejumlah asumsi lainnya, diantaranya (1) Permintaan diketahui secara pasti, kontinu dan konstan sepanjang waktu; (2) Satu jenis barang tunggal yang dihitung nilai pesanan optimal; (3) Semua biaya diketahui dengan pasti dan tidak berubah-ubah; (4) Tidak boleh ada kekurangan persediaan; (5) Waktu tunggu nol (pengantaran barang dari supplier cepat); (6) Biaya pembelian (purchase price) dan biaya pemesanan kembali (reorder cost) tidak berubah-ubah dengan kuantitas yang dipesan ; (7) Pemenuhan kembali persediaan seketika itu juga (instan), sehingga semua barang yang dipesan tiba dan menjadi stok di waktu bersamaan dan dapat digunakan segera (immediately); (8) Masing-masing jenis barang persediaan adalah bebas (independent).

Permintaan

Asumsi EOQ seperti tidak realistis dan dapat membuat ragu akan validitas model. Semua model merupakan penyederhanaan dari realita. Tujuan utama adalah untuk memberikan hasil yang berguna daripada menggunakan representasi yang sebenarnya atau situasi aktual. Hasil dari suatu model mungkin belumlah optimal, tapi model merupakan pendekatan yang baik, tapi setidaknya memberikan pedoman yang berguna; Selanjutnya, EOQ adalah model dasar yang dapat diturunkan. Dalam perkembangan selanjutnya, yaitu Pengendalian persediaan model EOQ dengan kendala investasi, EOQ dengan two bin system, baik dengan kendala investasi maupun tanpa kendala investasi, pengendalian persediaan model probabilistik, maupun model peramalan akan menghapus beberapa asumsi dan membangun model yang lebih komplek.

Sejauh ini, asumsi yang dipakai adalah waktu tunggu adalah nol. Dalam arti bahwa begitu jenis barang dipesan, barang pun dapat dengan cepat tiba, dan tersedia. Dalam praktiknya, hal ini sebagian besar tidak pernah terjadi, dan sering ada penundaan atau tenggang waktu antara pemesanan dengan barang dapat tiba dan diterima menjadi persediaan. Waktu tunggu dari suatu jenis barang dapat bermacam-macam, dari beberapa menit, hingga beberapa tahun, dan pada umumnya waktu tunggu berkisar antara beberapa hari hingga beberapa minggu. Kuantitas pesanan optimal tetap tidak dirubah, tetapi waktu pada saat pesanan menjadi dibuat maju karena adanya waktu tunggu (LT). Meskipun, mudah untuk mengatakan ”pesan barang ketika waktu LT sebelum barang tersebut digunakan”, model tersebut mungkin dapat menjadi tidak jelas. Jalan termudah adalah menjabarkan tingkat pemesanan kembali ke dalam bentuk ”reorder level”. Kemudian ketika persediaan menurun hingga titik reorder level (ROL), itulah waktu yang tepat untuk memesan. Dengan demikian, rumusan asumsi dari model EOQ klasik seperti yang tertera pada Tabel 3.

Tabel 3. Rumusan Asumsi Model EOQ Klasik

Asumsi EOQ

Permintaan diketahui secara pasti, kontinu dan konstan sepanjang waktu V Satu jenis barang tunggal yang dihitung nilai pesanan optimal V Semua biaya diketahui dengan pasti dan tidak berubah-ubah V

Tidak boleh ada kekurangan persediaan V

Waktu tunggu nol, dan dapat pula menjadi ada (pengantaran barang dari supplier

cepat) V

Pemenuhan kembali persediaan seketika itu juga (instan) V Masing-masing jenis barang persediaan adalah bebas (independent) V Keterangan : V : Iya, X : Tidak

Sumber : Waters (1992, diolah)

Bila D adalah permintaan per tahun, RC adalah biaya pemesanan kembali per pesanan, HC adalah biaya penyimpanan per unit per tahun, Qo adalah kuantitas pesanan ekonomis, dan To adalah waktu pesanan ekonomis maka rumus perhitungan Qo dan To : Qo = HC xRCxD 2 , dan To = Qo / D

Biaya-biaya yang siginfikan dalam penentuan kuantitas pemesanan ekonomis dengan model EOQ klasik adalah biaya pesanan selama setahun dan biaya penyimpanan selama setahun. Biaya pesanan selama setahun dihitung dan biaya penyimpanan selama setahun dihitung dengan rumus :

Biaya pemesanan selama setahun = (RC x D) / Qo Biaya penyimpanan selama setahun = (HC x Qo) / 2

Biaya persediaan selama setahun yaitu biaya pesanan selama setahun ditambah biaya penyimpanan selama setahun. Frekuensi pesanan bahan baku dalam satu periode adalah = F = D / Qo.

2. Model EOQ dengan Kendala Investasi

EOQ klasik berasumsi bahwa semua permintaan diketahui secara pasti, kontinu, dan konstan sepanjang waktu. Namun, pada kenyatannya, perusahaan memiliki keinginan juga untuk membatasi biaya pembelian persediaan yang dikeluarkan. EOQ dengan kendala investasi akan memberikan suatu solusi mengenai berapa pesanan kuantitas pesanan optimal menurut EOQ, dengan membatasi biaya persediaan sesuai dengan yang diinginkan. Rumusan asumsi model EOQ dengan kendala investasi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rumusan Asumsi Model EOQ dengan Kendala Investasi

Asumsi Iya / Tidak

Permintaan diketahui secara pasti, kontinu dan konstan sepanjang waktu V Banyak jenis barang tunggal yang dihitung nilai pesanan optimal V Semua biaya diketahui dengan pasti dan tidak berubah-ubah V Tidak boleh ada kekurangan persediaan V Waktu tunggu nol, dan dapat pula menjadi ada (pengantaran barang dari supplier cepat) V Pemenuhan kembali persediaan seketika itu juga (instan) V Masing-masing jenis barang persediaan adalah bebas (independent) V

Keterangan : V : Iya, X : Tidak Sumber : Waters (1992, diolah)

Bila Qi adalah jumlah pesanan ekonomis menurut model EOQ dengan kendala investasi, Qo adalah jumlah pesanan ekonomis menurut model EOQ klasik, UL adalah batas investasi persediaan, UC adalah biaya unit, HC adalah biaya penyimpanan, dan TCo adalah biaya persediaan menurut model EOQ klasik, maka kuantitas pesanan ekonomis menurut model EOQ dengan kendala investasi dapat ditemukan seperti pada berikut :

Q i= Qo x 2 x UL x HC UC x TCo

Batas investasi persediaan yang akan dihitung adalah batas pembelian persediaan maksimal yang ditetapkan oleh perusahaan, terkait dengan anggaran belanja perusahaan. Penelitian ini menghitung nilai batas investasi persediaan dengan menghitung biaya pembelian grade A yang dilakukan oleh perusahaan selama tahun 2009. Biaya pembelian dihitung dengan mengalikan biaya unit persediaan dengan jumlah unit persediaan yang dibeli oleh perusahaan. Waktu pemesanan optimal menurut EOQ dengan kendala investasi = Ti = Qi / D.

Biaya-biaya yang siginfikan dalam penentuan kuantitas pemesanan optimal dengan model EOQ klasik adalah biaya pesanan selama setahun dan biaya penyimpanan selama setahun. Biaya pesanan selama setahun dihitung dan biaya penyimpanan selama setahun dihitung dengan rumus :

Biaya pemesanan per tahun = (RC x D) / Qi Biaya penyimpanan per tahun = (HC x Qi) / 2

Biaya persediaan selama setahun yaitu biaya pesanan selama setahun ditambah biaya penyimpanan selama setahun. Frekuensi pesanan bahan baku dalam satu periode adalah = F = D / Qi.

3. Model EOQ dengan model Two Bin System Tanpa Kendala Investasi Model EOQ dengan model two bin system digunakan untuk memenuhi persediaan yang dimana waktu pemenuhan persediaan terbatas. Asumsi yang digunakan oleh model EOQ dengan model two bin system, pada dasarnya sama dengan asumsi pada model EOQ klasik, hanya saja yang berbeda adalah pada model two bin system, pemenuhan persediaan relatif tidak instan. Dalam arti, bahwa pemenuhan persediaan tidak dapat cepat dilakukan.

Teknis dalam model two bin system ini adalah persediaan suatu jenis barang dimasukkan ke dalam dua tempat (bin), Bin A dan Bin B. Bin B terdiri dari sejumlah barang yang sesuai dengan reorder level. Bin A dipergunakan terlebih dahulu, untuk mengisi permintaan konsumen. Kemudian Bin B digunakan ketika Bin A kosong persediaan. Pesanan persediaan dilakukan ketika Bin B mulai digunakan.

Jumlah pesanan ekonomis (Qo) pada model EOQ dengan model two bin system tanpa kendala investasi dihitung dengan menggunakan rumus yang sama dengan model EOQ klasik.. Perbedaan antara model EOQ klasik dengan model EOQ dengan model Two Bin System Tanpa kendala investasi, yaitu pada model EOQ dengan model two bin system tanpa kendala perlu dicari reorder level untuk menentukan batasan persediaan minimum, sehingga pesanan dilakukan. Rumus untuk menentukan reorder level (ROL), yaitu :

ROL = LT x D

Dimana : LT = Waktu Tunggu D = Permintaan per waktu

Dengan asumsi bahwa waktu tunggu yang terjadi di perusahaan lebih singkat daripada waktu pesanan ekonomis (To) menurut EOQ klasik.

Biaya persediaan selama setahun menurut model EOQ dengan model two bin system tanpa kendala investasi dapat dihitung dengan menjumlahkan biaya pesanan setahun dengan biaya penyimpanan persediaan selama setahun. Biaya pesanan dihitung dengan mengalikan frekuensi pesanan dengan biaya pesanan per pesanan. Biaya penyimpanan dihitung dengan mengalikan reorder level dengan biaya penyimpanan per unit per tahun.

4. Model EOQ dengan two bin system dengan kendala investasi

EOQ dengan two bin system dengan kendala investasi, merupakan suatu model yang memiliki konsep yang sama dengan EOQ dengan two bin system tanpa kendala investasi. Perbedaan antara model EOQ dengan two bin system dengan kendala investasi dengan model EOQ dengan two bin system tanpa kendala investasi, yaitu pada model EOQ dengan two bin system dengan kendala investasi memasukkan kendala investasi dalam pembelian persediaan sesuai dengan yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga kuantitas pesanan ekonomis model EOQ dengan two bin system dengan kendala investasi memiliki nilai yang sama dengan nilai kuantitas pesanan ekonomis model EOQ dengan kendala investasi. Nilai ROL pada model EOQ dengan two bin system dengan kendala investasi akan sama dengan nilai ROL pada model EOQ dengan two bin system tanpa kendala investasi.

Biaya persediaan selama setahun menurut model EOQ dengan model two bin system tanpa kendala investasi dapat dihitung dengan menjumlahkan biaya pesanan setahun dengan biaya penyimpanan persediaan selama setahun. Biaya pesanan dihitung dengan mengalikan frekuensi pesanan dengan biaya pesanan per pesanan. Biaya penyimpanan dihitung dengan mengalikan reorder level dengan biaya penyimpanan per unit per tahun.

5. Model Probabilistik

Model dari EOQ klasik sampai EOQ dengan two bin system dengan kendala investasi, didasarkan pada kepastian, dimana semua variabel persediaan memperoleh nilai yang tetap dan diketahui pasti perkembangannya. Pada model pengendalian persediaan model probabilistik ini akan diperkenalkan ketidakpastian dan membangun model dimana variabel tidak diketahui secara pasti tetapi mengikuti sejumlah distribusi kemungkinan (probability distribution).

Menurut Waters (1992), ketidakpastian dalam persediaan, yaitu :

1. Permintaan. Permintaan keseluruhan (agregat demand) untuk suatu jenis barang sering datang dari sejumlah besar konsumen individu. Fluktuasi acak dalam angka dan ukuran dari pesanan-pesanan tersebut diterjemahkan kepada kedalam suatu variabel dan ketidakpastian keseluruhan permintaan.

2. Biaya. Pada umumnya biaya meningkat secara kontinu dalam beberapa tahun. Ukuran dan waktu dari peningkatan tidak dapat diprediksi, sehingga biaya persediaan dimasa yang akan datang menjadi tidak pasti.

3. Waktu tunggu. Waktu tunggu terdiri dari beberapa bagian, termasuk masa persiapan, lokasi atau produksi jenis barang tersebut dari pemasok, pengemasan, dokumentasi, pengapalan, transportasi, pengecekan pada saat kedatangan, dan sebagainya. Begitu banyak aktivitas dalam rantai ini yang beberapa bervariasi pasti terjadi. Bila jenis barang tersebut harus dibuat dan dikapalkan secara internasional, ketidakpastian menjadi tinggi, tetapi bila dipasok dari pemasok lokal, ketidakpastian menjadi rendah.

4. Kuantitas pasokan. Meskipun pesanan dikirimkan sesuai dengan jumlah unit yang dipesan, namun ada kala jumlah yang dikirimkan berbeda dengan yang dipesan. Alasan jelas untuk ini adalah pengecekan kualitas dengan membatalkan beberapa unit yang telah dikirimkan, kehilangan atau kerusakan selama pengapalan, dan kesalahan-kesalahan lainnya. Sebaliknya, pemasok mungkin mengizinkan beberapa surplus atau ekses dan mengirimkan beberapa unit dari yang dipesan.

Oleh karena adanya ketidakpastian, maka pada model probabilistik terdapat dua sistem yaitu pada sistem persediaan bebas terdapat dua sistem yaitu periodic review system dan kuantitas pesanan tetap. Baik sistem periodic review system dan kuantitas pesanan tetap sama-sama memiliki keunggulan masing-masing.

Keuntungan utama dari periodic review system adalah hal ini sederhana dan mudah dikelola. Terdapat kegiatan ruitin untuk mengecek persediaan di waktu yang ditentukan, pemesanan dilakukan, pengiriman dilakukan, barang tiba dan diperiksa, dan sebagainya. Periodic review system khususnya bermanfaat untuk jenis persediaan yang murah dengan permintaan tinggi. Kegiatan rutin juga berarti tingkat persediaan diperiksa pada interval yang spesifik dan tidak harus dimonitor secara kontinu. Sistem kuantitas pesanan tetap membutuhkan persediaan dicek secara kontinu ketika persediaan telah mencapai reorder level. Keuntungan lainnya adalah kemudahan pemesanan untuk beberapa jenis persediaan dalam satu

kali pemesanan. Hal ini memberikan pemesanan yang lebih banyak dan memungkinkan perusahaan mendapatkan diskon dari pemasok.

Sebaliknya, keuntungan utama dari sistem kuantitas pesanan tetap adalah memesan sejumlah persediaan dalam jumlah yang konstan. Pemasok juga dapat mengetahui berapa banyak yang akan dikirim dan administrasi dan transportasi dapat lebih diatur dalam kebutuhan yang spesifik ( misalnya dapat mengatur jadwal keberangkatan truk). Keuntungan lainnya adalah bahwa sistem dapat menyelenggarakan pesanan secara optimal untuk beberapa jenis persediaan yang memiliki karakter masing-masing. Dengan demikian, jenis persediaan dengan permintaan yang sedikit akan dipesan sesering dengan jenis persediaan dengan permintaan yang banyak. Sistem kuantitas pesanan tetap lebih fleksibel menyesuaikan frekuensi pemesanan terhadap permintaan. Keuntungan lainnya pada sistem kuantitas pesanan tetap yaitu sistem ini dapat memberikan persediaan yang lebih sedikit, karena pada kuantitas pesanan tetap terdapat pula persediaan pengaman yang dapat membantu mengatasi ketidakpastian dalam waktu tunggu. Hirarki model probabilistik, dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Hirarki Model Probabilistik

Sistem Persediaan Permintaan Bebas (Independent Demand Systems)

Periodic Review Systems

Contohnya Metode EOQ, dan Probabilistik

Kuantitas Pesanan Tetap (Fixed Order Quantity Systems)

Salah satu contohnya Model Probabilistik

Model for Discrete Demand

Service Level Model

Seperti yang terlihat pada Gambar 8, model dalam model probabilistik dengan sistem kuantitas pesanan tetap, secara garis besar terdiri dari dua model yaitu model untuk permintaan yang terpisah (biasanya untuk produk yang musiman, misalnya kue-kue yang identik dengan hari raya), dan model untuk permintaan yang kontinu (untuk produk yang diproduksi secara kontinu). Model untuk permintaan yang terpisah untuk selanjutnya disebut model for discrete demand, dan model untuk permintaan yang kontinu untuk selanjutnya disebut service level models.

Model for discrete demand terdapat juga asumsi diijinkannya kekurangan persediaan, namun pada model for discrete demand, asumsi ketidakpastian terhadap permintaanlah yang menjadi sangat penting, waktu tunggu dianggap pasti. Namun pada service level models, kekurangan persediaan tidak diijinkan, karena pemintaan yang kontinu, namun ketidakpastian terhadap permintaan dan waktu tunggu menjadi asumsi lainnya yang membedakan dengan model for discrete demand. Ketidakpastian terhadap permintaan dan waktu tunggu, dapat digunakan bersama-sama pada service level model, dapat pula asumsi ketidakpastian permintaan digunakan, sedangkan waktu tunggu pasti, dan demikian pula sebaliknya, ketidakpastian waktu tunggu digunakan, sedangkan permintaan relatif pasti. Asumsi umum model probabilitik dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rumusan Asumsi Model Probabilistik

Asumsi Ya / Tidak

Permintaan diketahui secara pasti, kontinu dan konstan

Dokumen terkait