• Tidak ada hasil yang ditemukan

JADWAL KEGIATAN PONDOK PESANTREN DAARUL HIKMAH DALAM PENGKADERAN DAI

BAB IV: ANALISIS PENELITIAN

JADWAL KEGIATAN PONDOK PESANTREN DAARUL HIKMAH DALAM PENGKADERAN DAI

Hari Kegiatan Waktu Tempat

Senin s/d sabtu

Kitab kuning 17.00 s/d 18.00 Masjid

Rabu malam Muhadoroh Bahasa Arab 20.00 s/d 21.30 Kelas Sabtu malam Muhadoroh B.Inggris dan

B.Indonesia

20.00 s/d 22.00 Kelas

Setiap pagi hari

Pemberian kosa kata B.Arab dan B.Inggris

05.30 s/d 06.00 Depan asrama

3. Menentukan Pembimbing Kegiatan

Langkah terakhir strategi yang dilakukan Pondok Pesantren dalam menentukan strategi pengkaderan Da’i adalah menentukan Pembimbing atau Pembina dalam mengawasi program yang ada. Maksudnya adalah agar para santri mendapat arahan serta evaluasi kekurangan yang terjadi ketika program tersebut berjalan agar kedepannya kegiatan yang berlangsung dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan tanpa ada kesalahan-kesalahan yang berarti. Dan yang menjadi pengawas atau pembimbing adalah para ustadz atau pengasuh yang berada di areal Pondok Pesantren Daarul Hikmah.

Dari langkah-langkah strategi inilah Pondok Pesantren Daarul Hikmah dapat menentukan strategi dalam pengkaderan Da’i.

58

Dalam mengkaderisasi para santri untuk menjadi seorang Da’i Pondok Pesantren Daarul Hikmah membutuhkan strategi dalam pengkaderan Da’i agar tercapai tujuan dari pengkaderan Da’i di Pondok Pesantren tersebut. Diantaranya strategi Pondok Pesantren Daarul Hikmah dalam pengkaderan Da’i adalah Muhadhoroh (latihan berpidato 3 bahasa), Mendengarkan dan memperhatikan Da’i yang sudah berpengalaman dalam berpidato, Pengajian Kitab-kitab Kuning atau Salafi, Mempelajari ilmu Tafsir-Hadist, Membaca ilmu agama dan ilmu-ilmu lainnya.2

1. Muhadhoroh (latihan berpidato 3 bahasa)

Strategi yang digunakan Pondok Pesantren Daarul Hikmah dalam pengkaderan para calon Da’i dengan sistem atau strategi Muhadhoroh maksudnya adalah melatih santri agar dapat berbicara atau berceramah di depan masyarakat atau pun melatih para santri dalam mengolah kata, baik dari retorika maupun intonasi berbicara, agar dalam berpidato tidak membosankan atau pun melebar ke topik yang lain. Dan dalam muhadhoroh para santri pun di didik bagaimana berpidato yang baik. Penulis mewawancarai seorang Ustadz yang bernama Jumhanudin pada Tanggal 16 April 2011 pukul 20.00, beliau mengemukakan bahwa muhadhoroh adalah ladang untuk mendidik para santri dalam membina mental serta mengasah imajinasi mereka dalam berkhutbah.3

2

. Ibid 3

2. Mendengarkan dan memperhatikan Da’i yang berpengalaman.

Yang dimaksud dengan strategi ini adalah agar para santri dapat mengetahui bagaimana gaya berbicara atau pun retorika dan intonasi Da’i saat berceramah di depan masyarakat atau pendengar lainnya. Santri diberikan gambaran dalam berpidato agar santri dapat mempraktekkannya setelah diberi contoh oleh Da’i yang berpengalaman itu. Penulis mewawancarai seorang santri (ketua OSDA) bernama Ujer Tirmidzi pada tanggal 16 april 2011 jam 16.30 di Area Pondok Pesantren Daarul Hikmah, ia berkata bahwasanya mendengarkan dan memperhatikan Da’i yang berpengalaman akan memotifasi para santri untuk mengikuti kemampuan seorang Da’i tersebut sebagai acuan dalam berceramah.4

3. Pengajian Kitab Kuning atau Salaf

Dari strategi pengajian kitab kuning ini maka para santri memiliki pengetahuan atau pun di bekali dengan dasar-dasar agama dan hukum-hukum yang ada dalam agama Islam agar para santri mengerti dan faham tentang ajaran dan hukum agama Islam secara menyeluruh. Sehingga ketika para calon Da’i ini terjun di masyarakat kelak mereka sudah memiliki syarat dan pengetahuan yang luas tentang Islam. Penulis mewawancarai seorang Ustadz bernama Nasrudin pada tanggal 16 april jam 20.30, beliau mengatakan bahwa dengan bekal kitab kuning atau salaf

4

. Hasil Wawancara Penulis dengan Ujer Tirmidzi (Ketua OSDA) pada tanggal 16 April 2011

60

yang di pelajari oleh para santri dapat menjadikan mereka orang yang mengerti agama dan bisa menjadi sebaik-baiknya umat.5

4. Mempelajari ilmu tafsir hadis.

Dalam hal ini para santri mengetahui bagaimana cara memahami atau pun menjelaskan hadis-hadis dan tafsir Qur’an, agar dalam penyampaian tafsir dan hadis yang di bacakan dapat dipahami oleh para mad’u yang mendengarnya, di samping itu juga agar para santri tidak salah mengartikan maksud arti dari tafsir dan hadis tersebut.

Dari keempat strategi tersebut maka Pondok Pesantren Daarul Hikmah dapat mencapai tujuan dari pengkaderan Da’i tersebut, di samping itu juga mewujudkan keberhasilan strategi yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Daarul Hikmah melakukan pendekatan kepada para santri yang memiliki bakat dalam ceramah atau pun berpidato. Dan dalam rangka mencapai tujuan dari pengkaderan dai yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Daarul Hikmah dalam menghadapi para santri maka Pondok Pesantren Daarul Hikmah mengadakan pendekatan yang lebih terhadap para calon dai, yakni dengan penambahaan materi yang berguna bagi para dai ketika terjun ke masyarakat. Yakni seperti penambahan materi seperti bahasa arab, bahasa ingris, ilmu fiqh atau hukum islam dan lain-lain.

Sebagaimana penulis pahami bahwa Pondok Pesantren merupakan bentuk lain dari organisasi keislaman yang merupakan basis Islam terbesar di Indonesia, maka konsekuwensinya adalah pengelolaan organisasi dengan

5

keberanekaragaman permasalahan yang harus diatasi. Dengan besar dan luasnya area yang harus dijangkau maka stategi akan semakin rumit karena harus memperhatikan berbagai aspek yang luas pula.

Dalam tahap ini Pondok Pesantren Daarul Hikmah setidaknya melakukan pekerjaan analisa terhadap lingkunagn internal maupun ekternal dan kemudian merumuskannya ke dalam suatu keputusan-keputusan stategis. Adapun proses analisis yang dilakukan Pondok Pesantren Daarul Hikmah meliputi identifikasi lingkungan didalam berupa kekuatan (strengts) kelemahan (weaknesses) dan di luar Pondok Pesantren Daarul Hikmah peluang (oportunities) dan ancaman (threats) yang dikenal dengan analisis SWOT.

Menurut Drs. H. Hisyam Alie yang dikutip oleh Rafiudin dan Maman Abdul Djaliel untuk mencapai stategi yang stategis harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:6

Strengts (kekuatan), yakni memperhitungkan kekuatan yang dimilki yang biasanya menyangkut manusia, dana, beberapa piranti yang dimilki. Dalam menentukan strategi pengkadran dai pondok pesantren darul hikmah ditunjang oleh kekuatan diantaranya:

1. Dukungan yang kuat dari pimpinan pondok pesantren darul hikmah dan sumber daya manusia yang baik, yang disediakan oleh pimpinan pesantren dan jajarannya.

6

Rafiudin dan Mamman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), Cet. Ke-2, hal. 76

62

2. Perhatian dari para pengurus, yakni dengan berusaha memberi pendidikan kepada para calon dai, melalui pengkaderan, pelayanan, pendidikan dan metode berpidato yang baik, pada saat pelatihan atau pengkaderan da’i. 3. Banyaknya antusias para santri dan pengasuh pondok pesantren darul

hikmah yang mendukung jalannya kegiatan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren.

4. Kreatifitas dan istiqomah dari para pengurus yang telah bertanggung jawab dalam kegiuatan pengkaderan Da’i yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Daarul Hikmah.

5. Kemampuan para pengasuh Pondok Pesantren dalam merancang program kerja dan kegiatan Pondok Pesantren Daarul Hikmah.

6. Hubungan kuat yang terjaring oleh setiap alumni-alumni Pondok Pesantren Gontor lainnya.

Weakness (kelemahan) yakni memeperhitungkan kelemahan-kelemahan yang dimilikinya, yang menyangkut aspek-aspek yang dimiliki sebagai kekuatan. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap kegiatan yang dilakukan setiap minggunya, dalam menentukan strategi pengkaderan Da’i di Pondok Pesantren Daarul Hikmah di hadapkan pada :

1. Belum adanya pengawasan yang optimal dari pengasuh Pondok Pesantren Daarul Hikmah.

2. Belum adanya ketegasan baik dari pengasuh dan pengurus Pondok Pesantren dalam menegakkan disiplin.7

Opportunity (peluang) seberapa besar peluang yang mungkin tersedia di luar, hingga peluang yang sangat kecil dapat di terobos. Peluang atau kesempatan yang dapat diraih oleh Pondok Pesantren Daarul Hikmah dalam pelaksanaan kegiatan Pondok Pesantren dalam strategi pengkaderan Da’i di dukung dengan :

1) Adanya dukungan dan kepercayaan dari masyarakat lingkungan Pondok Pesantren Daarul Hikmah khususnya dan masyarakat luar umumnya. 2) Hubungan yang baik dengan Pondok Pesantren lainnya.

3) Kebutuhan masyarakat kepada para Da’i dalam mengisi acara kerohanian agama sebagai penyejuk kalbu.

4) Semangat para santri untuk menjadi seorang Da’i profesional.

Threats (Ancaman), yakni memperhitungkan kemungkinan adanya ancaman dari dalam maupun luar. Pondok Pesantren Daarul Hikmah dalam perjalanan dakwahnya bukan berarti tidak pernah mendapatkan ancaman atau hambatan dalam strategi pengkaderan Da’i dihadapkan pada:

1) Dalam pelaksanaan atau berjalannya pengkaderan Da’i, para santri tidak semuanya mengikuti kegiatan tersebut dikarenaka sakit,izin pulang, piket jaga kamar.

2) Belum terbiasanya santri baru mengikuti kegiatan atau pengkaderan Dai sehingga mereka takut untuk mengikiti Muhadoroh.

7

Hasil Analisis Penulis dalam kegiatan Muhadhoroh di Pondok Pesantren Daarul Hikmah pada tanggal 9 April 2011

64

Dari hasil analisis SWOT tersebut maka Pondok Pesantren Daarul Hikmah mengetahui tentang kekuatan, kelemahan, peluaang dan ancaman yang ada, sehingga Pondok Pesantren Daarul Hikmah dapat mengatasi setiap kelemahan dan ancaman baik dari luar atau pun dari dalam Pesantren Daarul Hikmah.

B. Implementasi Strategi Pengkaderan Da’i Pondok Pesantren Daarul

Hikmah.

Penerapan strategi pengkaderan Da’i dalam mewujudkan strategi dibutuhkan langkah-langkah yang baik, yakni dengan Pondok Pesantren Daarul Hikmah melakukan proses Pengkaderan Da’i dengan berjenjang yang merupakan pembekalan terhadap para calon Da’i di masa depan nanti atau guna mewujudkan tujuan dan cita-cita dari pengkaderan Da’i tersebut.

Tujuannya adalah untuk membentuk karakter seorang Da’i yang handal dan untuk mengembangkan proses berfikir para santri. Pengkaderan Da’i dalam mencapai tujuannya mengandung empat proses penting, pertama need aasessment kader di tempat masing-masing, kedua sosialisasi dan rekruitment, ketiga, proses pelatihan, keempat, follow up. 8 Masing-masing proses memiliki tahapan dan mekanismenya sendiri-sendiri yang disesuaikan dengan berdasarkan target, tujuan dan jenjang pengkaderan Da’i di Pondok Pesantren Daarul Hikmah.

8

. Hasil Wawancara Penulis dengan Ustadz Jamal Fauzi (Wakasek Kesiswaan) Pondok Pesantren Daarul Hikmah pada Tanggal 16 April 2011

Pengkaderan Da’i adalah proses awal atau dasar dari pengkaderan Da’i menuju jenjang lebih lanjut, pengkaderan Da’i menekankan pada dua aspek proses yaitu pertama pemahaman dan pengamalan Islam secara rill dan kedua adalah pengenalan diri.9 Maksud dari pemahaman dan pengamalam Islam secara rill yaitu belajar memahami dan mengamalkan Islam dengan kehidupan sehari-hari, mulai dari memahami ayat-ayat Al-Quran, ibadah, sampai dengan memperaktekan dan mengamalkannya di depan masyarakat atau para mad’u umum. Dan ada pun yang di maksud dengan pengenalan diri adalah mempelajari dan mengenali akan pribadi Masing-masing melalui pengetahuan tentang hati suci sehingga muncul kesadaran yang tinggi terhadap potensi dan penghargaan diri sendiri, orang lain dan masyarakat umum. Tujuan dari pengkaderan dai ini adalah proses membentuk karakter kader (character bulding) yaitu sidiq, amanah, tabligh, fathonah sebagai upaya penanaman nilai-nilai dasar pergerakan dan perjuangan ikatan sebagaimana tujuan dari Pondok Pesantren Daarul Hikmah atas pengkaderan Da’i tersebut.

Dan dalam pelaksanaan proses pengkaderan Pondok Pesantren terbagi dalam beberapa bagian, yakni pengkaderan formal dan non formal.10 Dalam pengkaderan formal biasanya diikuti oleh santri yang menetap dalam Pondok Pesantren Daarul Hikmah, dan Pondok Pesantren membagi pengkaderan ini menjadi beberapa bagian yakni perkenalan muhadhoroh (latiahan berpidato), proses berpidato, dan pelatihan mental. Perkenalan muhadhoroh yakni agar

9

. Hasil Wawancara Penulis dengan Ustadz Nasrudin (Pengajar) Pondok Pesantren Daarul Hikmah pada Tanggal 16 April 2011

10

. Hasil Wawancara Penulis dengan Ustadz Nasrudin (Pengajar) Pondok Pesantren Daarul Hikmah pada Tanggal 16 April 2011

66

para santri baru mengetahui apa muhadhoroh itu dan bagaimana cara aplikasinya, oleh sebab itu tujuan dari perkenalan muhadhoroh ini tertuju pada anak baru atau pun para santri yang baru memasuki Pondok Pesantren Daarul Hikmah.

Selanjutnya proses berpidato, yang mana pada proses ini para santri benar-benar di didik untuk menjadi penceramah yang handal, dan dapat mengatur pembicaraan yang ia akan sampaikan. Dan dalam ini pun para santri dibekali ilmu yang bermanfaat baik dalam berpidato atau pun berguna di dalam masyarakat kelak.

Pelatihan mental yakni para santri selalu diikuti lomba baik tingkat pesantren atau pun tingkat JABODETABEK, agar pada saat mereka terjun ke dalam masyarakat ataupun menghadapi masyarakat banyak, para santri tidak lagi gerogi, dan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik yakni berceramah dan menyampaikan inti dari pesan dalam berpidato tersebut.11

Pengkaderan Da’i yang non formal adalah pengkaderan yang dilakukan hanya dalam kelas saja dan diikuti oleh para santri baik yang menetap atau pun yang pulang pergi, dan pengkaderan Da’i non formal dilakukan hanya penyampaian materi di dalam kelas saja, seperti penyampaian atau pembelajaran tentang tafsir hadist, fiqh islam, kitab kuning dan lain-lainnya dan semua ilmu tersebut pada dasarnya adalah materi dalam penyampaian dasar dalam berpidato sehingga dalam penyampaian pidato didepan

11

. Hasil Wawancara Penulis dengan Ustadz Jamal Fauzi (Wakasek Kesiswaan) Pondok Pesantren Daarul Hikmah) pada Tanggal 16 April 2011

masyarakat tidak menyempit tapi dapat menjelaskannya tentang ilmu lainnya juga.

Tujuan umum dari pengkaderan Da’i di Pondok Pesantren Daarul Hikmah adalah proses perumusan pemikiran para calon dai akan permasalahan yang timbul di masyarakat atau suatu topik pembicaraan yang akan disampaikan serta membangun strategi dengan gerakan Da’i nasional atau pun setara internasional dalam rangka mendukung penyebaran agama Islam di seluruh negara.

Tujuan khusus dari pengkaderan Da’i ini adalah : pertama terjadinya proses kesadaran berdakwah dengan lisan serta merumuskan pemikiran keislaman yang berhubungan dengan dakwah Islam sebagai tradisi dari jaman rosul, kedua terjadinya proses kesadaran kritis dalam membaca dan memahami realitas kehidupan sebagai wahana untuk merumuskan gerakan dakwah dalam kaca internasional. 12

12

. Hasil Wawancara Penulis dengan KH. Afif Afify (Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Hikmah) pada tanggal 20 Maret 2011

74 BAB V

Dokumen terkait