• Tidak ada hasil yang ditemukan

JALUR PENDIDIKAN DI INDONESIA

BAB II DESKRIPSI PROYEK

II.2 TINJAUAN UMUM

II.2.1 TINJAUAN TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN

II.2.1.1 JALUR PENDIDIKAN DI INDONESIA

Jalur pendidikan di Indonesia, yaitu:

a) Pendidikan Formal, adalah jalur Pendidikan yang terstruktur ang berjenjang, terdiri atas Pendidikan anak usia dini, Pendidikan dasar, Pendidikan menengah, Pendidikan tinggi. Menurut departemen pendidikan nasional, jenjang pendidikan formal di Indonesia terdiri atas:

 Pendidikan Dasar

Pendidikan Dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi pendidikan menengah. Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar bagi setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.

Pendidikan dasar berbentuk :

o Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat.

o Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs)

 Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan lanjutan dari pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas:

o Pendidikan Menengah Umum o Pendidikan Menengah Kejuruan Pendidikan Menengah berbentuk :

o Sekolah Menengah Atas (SMA) o Madrasah Aliyah (MA)

o Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan o Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

 Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doctor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pendidikan tinggi dapat menyelenggarakan program akademi, profesi, dan vokasi.

Pendidikan tinggi berbentuk : o Akademi o Politeknik o Sekolah Tinggi o Institut o Universitas

b) Pendidikan Non Formal, adalah jalur pendidikan di luar pendidikan Formal yang dapat melaksanakan secara struktur dan berjenjang. Hasil Pendidikan non Formal dapat dihargai setara hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada standar nasionla pendidikan. Pendidikan nonformal meluputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan didik.

Menurut Departemen Pendidikan Nasional, pendidikan non formal meliputi :

 Pendidikan kecakapan hidup  Pendidikan anak usia dini

 Pendidikan pemberdayaan perempuan  Pendidikan keakasaraan

 Pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja  Pendidikan kesetaraan

 Pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuaan peserta didik.

Pendidikan non formal terdiri atas :  Lembaga kursus

 Lembaga pelatihan  Kelompok belajar

 Pusat kegiatan belajar masyarakat

 Majelis hakim serta satuan pendidikan yang sejenis

Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan, hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, pengembangan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.

c) Pendidikan Informal, adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Di samping jalur pendidikan tersebut, terdapat berbagai jenis pendidikan lainnya menurut Departemen Pendidikan Nasional, antara lain:

1. Pendidikan anak usia dini

Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jenjang pendidikan formal, nonformal, dan informal.

Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk:  Taman Kanak – Kanak (TK)

 Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat

Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk :

 Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk yang sederajat.

Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

2. Pendidikan Kedinasan

Pendidikan Kedinasan merupakan oendidikan profesi yang diselenggarakan oleh departemen atau lemabaga pemerintah nondepartemen. Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan sebagai pegawai dan calon pegawai negeri suatu Departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen. Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal.

3. Pendidikan Keagamaan

Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan pengaturan perundang-undangan. Pendidikan keagamaan dalang diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.

Pendidikan keagamaan berbentuk :  Pendidikan Diniyah

 Pesantren  Pasraman

 Pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis.

4. Pendidikan jarak jauh

Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler. Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai

bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan.

5. Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus

Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didikan yang memiliki tingkatan kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, itelektual, sosial, dan memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang masyarakat adat yang terpencil, atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak dari segi ekonomi.

II.2.1.2 Jenis Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Di Indonesia, perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan akademi, profesi, dan vokasi dengan program pendidikan diploma (D1, D2, D3, D4), sarjana (S1), magister (S2), doktor (S3), dan spesialis.

Menurut Departemen Pendidikan Nasional, perguruan tnggi dapat berbentuk :

1. Universitas, adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.

Universitas terdiri atas sepuluh program studi atau lebih yang menyengngarakan program S1 dan/atau program diploma dan mewakili tiga kelompok bidang ilmu pengetahuan alam dan dua kelompok bidang ilmu pengetahuan sosial atau lebih dan yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Program S2 dan

Program S3. Jumlah program diploma yang disenggarakan oleh universitas tidak melebihi setengah dari jumlah program sarjananya.

2. Institut, adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.

Institut terdiri atas enam program studi atau lebih yang menyelenggarakan Program S1 dan/atau Program Diploma dan mewakili tiga kelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian yang berbeda yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Program S2 dan Program S3.

3. Sekolah Tinggi, adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu rumpun ilmu pengetahuan dan/atau teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat, sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.

Sekolah tinggi terdiri atas satu program studi atau lebih yang menyelenggarakan Program DI, Program DII, Program DIII dan/atau Program DIV, dan yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Program S1, Program S2, dan/atau Program S3.

4. Politeknik, adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dan jika memenuhi syarat, politeknik dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.

Politeknik terdiri dari atas tiga program studi atau lebih yang menyelenggarakan Program DI, Program DII, Program DIII.

5. Akademi, adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu atau beberapa cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi tertentu.

Akademi terdiri atas satu program studi atau lebih yang menyelenggarakan Program DI, Program DII, Program DIII.

6. Akademi Komunitas, adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi setingkat diploma satu dan/atau diploma dua dalam satu atau beberapa cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi tertentu yang berbasis keunggulan local atau untuk memenuhi kebutuhan khusus.

Dokumen terkait