• Tidak ada hasil yang ditemukan

James Howard Kunstler (The Geography of Nowhere)

Dalam dokumen MAKALAH TEORI PERENCANAAN (Halaman 74-81)

James Howard Kunstler lahir di New York tahun 1948, adalah

seorang penulis, pengkritik sosial, public speaker dan juga

blogger. Mendukung aliran New Urbanism dan mengkritik ide Le

lebih memiliki ruang terbuka dan tidak kaku akan

gedung-gedung pencakar langit. Dalam bukunya yang terkenal “The

Geography of Nowhere” , beliau mengatakan bahwa Amerika

sebagai negara yang perencanaannya sangat buruk, buruk dari

berbagai macam aspek pembangunan. Ia juga mengatakan

bahwa peristiwa 9/11 (pengeboman gedung WTC), merupakan

akhir kejayaan dari gedung-gedung pencakar langit. Tidak akan

ada lagi “megatower” yang akan di bangun dan gedung-gedung

tinggi yang masih tersisa memang seharusnya ditakdirkan untuk

dibongkar.

 Neo Liberalisme Garden City

Konsep kota taman tersebut dikembangkan sebagai suatu anti-thesis dari

perkembangan kota-kota pada masa revolusi industry yang cenderung kurang tertata

dan tumbuh tanpa konsep. Konsep ini kemudian menyebar ke seluruh dunia dan

berkembang pesat terutama pasca perang dunia ke-2 ketika banyak kota-kota di dunia

harus dibangun kembali untuk memperbaiki kerusakan akibat perang. Termasuk dalam

hal ini adalah upaya rekonstruksi 14 kota utama di Indonesia yaitu Banjarmasin,

Padang, Batavia, Tegal, Pekalongan, Semarang, Salatiga, Surabaya, Malang, Cilacap,

Tangerang , Bekasi, Kebayoran, dan Pasar Minggu, yang rusak akibat perang dunia II

(SVV)/staad vorming verordening (SVO) yang kemudian juga menjadi cikal bakal UU

Penataan Ruang. Penemuan Howard memiliki 4 komponen utama, yaitu:

1) Semua tanah sekitar 1000 acre akan dimiliki seluruhnya oleh suatu badan

public,

2) Penduduk dan pertumbuhan akan ditahapkan sampai jumlah maksimum

sebesar 30.000 orang tercapai,

3) Jalur seluas 5.000 acre yang terdiri dari tanah pertanian akan mengelilingi

kota tersebut,

4) Akan terdapat suatu percampuran penggunanaan tanah untuk menjamin

kemandirian ekonomi dan sosial.

5) Pada tahun 1899 dibentuklah Garden City Association. Tahun 1903

lembaga tersebut membentuk PT untuk membangun Garden City yang

pertama yaitu Letchworth. Kota ini tumbuh menjadi suatu masyarakat

sebesar 15.000 orang dengan pertokoan dan industri di tanah seluas

4.500 acre. Setelah itu PT lain membangun Welwyn yang tumbuh cepat

mencapai 10.000 penduduk. Kedua kota ini berada dalam radius 33 mil

dari London tapi tetap bisa mandiri dan memenuhi kebutuhannya sendiri.

Kedua kota itu malahan dapat mengembalikan deviden terbatas kepada

para pemegang saham dan menginvestasikan lagi keuntungan

tambahannya ke fasilitas umum. Sebelum Howard meninggal pada tahun

 Ground Skap Teori Lingkage

Linkage adalah semacam perekat kota yang sederhana, suatu bentuk upaya

untuk mempersatukan seluruh tingkatan yang menghasilkan bentuk fisik suatu kota.2

Linkage merupakan garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu

dengan yang lain, atau distrik yang satu dengan distrik yang lain. Garis ini bisa

berbentuk jaringan jalan, jalur pedestrian, ruang terbuka yang berbentuk segaris dan

lain sebagainya.

 A City Is Not A Tree Radiant City

Gagalnya rencana awal dalam membangun suatu gedung pencakar langit, Le

Corbusier menggagas ide baru yang dikenal dengan istilah La Ville radieuse atau The

Radiant City. Perumahan menurut Radiant City, disusun sesuai banyak anggota dalam

keluarga tersebut, bukan berdasar pada tingkatan ekonomi keluarga tersebut. Sekali

lagi, gagasan Le Corbusier ini ditolak oleh petinggi-petinggi Perancis.

Penolakan kedua gagasan tersebut menyebabkan Le Corbusier mengundurkan

diri dari kegiatan politik pada tahun 1942. Sekitar tahun 1950, Le Corbusier

mendapat kesempatan emas dalam mengaplikasikan teori radiant city. Tepatnya

Gambar 2.4. Konsep kota menurut Le Corbusier

Le Corbusier meninggal pada tanggal 27 agustus 1965. akan tetapi

gagasan-gagasannya tersebut tetap hidup, dan Amerika adalah Negara pertama yang

mengadopsi gagasan gedung-gedung pencakar langit.

 Sattelite Garden Town 1. Teori Estetika Kota

Kota memiliki arti suatu lanskap yang memiliki seluruh elemen yang dibutuhkan

oleh urban yang sebagian besar berpusat pada kebutuhan ekonomi dan hiburan. Kota

sebagai pusat aktivitas harus dapat menjadi identity bagi para penghuninya dan mampu

menjadi pe-navigasi bagi setiap orang yang berada di dalam dan mendatangi kota

tersebut. Oleh karena itu, estetika kota tidak lain adalah estetika tentang perkotaan oleh

keindahan arsitektural bangunan bersejarahnya. Sementara estetika bangunan

prestasi khusus dalam suatu gaya tertentu. Tolok ukurnya dikaitkan dengan nilai estetis

dan arsitektonis/arsitektural yang tinggi dalam bentuk antara lain struktur, tata ruang,

dan ornamennya.

Kota memiliki kelengkapan dasar yang membantu menerangi dan menjadi ciri

suatu kota untuk memenuhi seluruh kebutuhan penghuni di dalamnya. Kebutuhan atau

kelengkapan dasar tersebut meliputi:

1) Functional safety (keselamatanfungsional)

Setiap orang menginginkankeselamatandankenyamanan.Kota yang

dibentuk sedemikan rupa diharapkan dapat menjadi salah satu

pendukung keselamatan individu dan seluruh elemen di dalamnya.

Keselamatan seluruh fungsi baik fungsi ekonomi, social dan ekologi dapat

terjaga dan tidak malah terdegradasi oleh adanya pembangunan kota.

2) Security (social safety) (keselamatansosial)

Keselamatan sosial di dalam kota sangat dibutuhkan. Setiap orang

menghendaki adanya kenyamanan dan keamanan di dalam tempat yang

mereka singgahi dan tinggali. Kota yang berestetik dapat menyediakan

fungsi social safety dalam setiap elemen mental map penyusunnya.

3) Orientation (orientasi)

Kota dengan estetika yang cukup baik dengan memainkan berbagai peran

dan fungsi dapat menjadi orientasi bagi penghuninya.

4) Promotion

Kota yang di desain sedemikian rupa hendaknya dapat dijadikan sebagai

sebagai pusat ekonomi menyediakan elemen-elemen yang dapat

dijadikan sebagai ajang promosi dan periklanan bagi berbagai

perusahaan dan instansi/ lembaga. Kondisi seperti ini di dalam kota

hendaknya dapat diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu

kenyamanan dan keindahan di dalam kota.

5) Identity

Kota yang ber-estetika dapat menjadi identitas bagi kota induk di dalam

suatu wilayah tertentu. Kota-kota seperti ini dapat mencirikan kekhasan

dan keistimewaan yang dimilikinya.Identitas ini ditunjukkan oleh

kelengkapan elemen mental map yang khas dan mampu menavigasi

setiap pandangan dan pikiran orang yang berada di dalamnya.

6) Ambience (surroundings) (suasana

Suasana di dalam kota mencerminkan bagaimana perilaku dan sikap di

dalam kota itu. Estetika kota berperan dalam pembentukan suasana agar

tetap menarik, mampu memainkan dan menarik seluruh panca indera

untuk menikmati keberadaan kota tersebut.

7) Entertainment

Ketersediaan sarana hiburan dapat menjadi pelengkap elemen kota.

Penerapan Estetika kota berperan sebagai salah satu penunjang rekreasi

Dalam dokumen MAKALAH TEORI PERENCANAAN (Halaman 74-81)

Dokumen terkait