James Howard Kunstler lahir di New York tahun 1948, adalah
seorang penulis, pengkritik sosial, public speaker dan juga
blogger. Mendukung aliran New Urbanism dan mengkritik ide Le
lebih memiliki ruang terbuka dan tidak kaku akan
gedung-gedung pencakar langit. Dalam bukunya yang terkenal “The
Geography of Nowhere” , beliau mengatakan bahwa Amerika
sebagai negara yang perencanaannya sangat buruk, buruk dari
berbagai macam aspek pembangunan. Ia juga mengatakan
bahwa peristiwa 9/11 (pengeboman gedung WTC), merupakan
akhir kejayaan dari gedung-gedung pencakar langit. Tidak akan
ada lagi “megatower” yang akan di bangun dan gedung-gedung
tinggi yang masih tersisa memang seharusnya ditakdirkan untuk
dibongkar.
Neo Liberalisme Garden City
Konsep kota taman tersebut dikembangkan sebagai suatu anti-thesis dari
perkembangan kota-kota pada masa revolusi industry yang cenderung kurang tertata
dan tumbuh tanpa konsep. Konsep ini kemudian menyebar ke seluruh dunia dan
berkembang pesat terutama pasca perang dunia ke-2 ketika banyak kota-kota di dunia
harus dibangun kembali untuk memperbaiki kerusakan akibat perang. Termasuk dalam
hal ini adalah upaya rekonstruksi 14 kota utama di Indonesia yaitu Banjarmasin,
Padang, Batavia, Tegal, Pekalongan, Semarang, Salatiga, Surabaya, Malang, Cilacap,
Tangerang , Bekasi, Kebayoran, dan Pasar Minggu, yang rusak akibat perang dunia II
(SVV)/staad vorming verordening (SVO) yang kemudian juga menjadi cikal bakal UU
Penataan Ruang. Penemuan Howard memiliki 4 komponen utama, yaitu:
1) Semua tanah sekitar 1000 acre akan dimiliki seluruhnya oleh suatu badan
public,
2) Penduduk dan pertumbuhan akan ditahapkan sampai jumlah maksimum
sebesar 30.000 orang tercapai,
3) Jalur seluas 5.000 acre yang terdiri dari tanah pertanian akan mengelilingi
kota tersebut,
4) Akan terdapat suatu percampuran penggunanaan tanah untuk menjamin
kemandirian ekonomi dan sosial.
5) Pada tahun 1899 dibentuklah Garden City Association. Tahun 1903
lembaga tersebut membentuk PT untuk membangun Garden City yang
pertama yaitu Letchworth. Kota ini tumbuh menjadi suatu masyarakat
sebesar 15.000 orang dengan pertokoan dan industri di tanah seluas
4.500 acre. Setelah itu PT lain membangun Welwyn yang tumbuh cepat
mencapai 10.000 penduduk. Kedua kota ini berada dalam radius 33 mil
dari London tapi tetap bisa mandiri dan memenuhi kebutuhannya sendiri.
Kedua kota itu malahan dapat mengembalikan deviden terbatas kepada
para pemegang saham dan menginvestasikan lagi keuntungan
tambahannya ke fasilitas umum. Sebelum Howard meninggal pada tahun
Ground Skap Teori Lingkage
Linkage adalah semacam perekat kota yang sederhana, suatu bentuk upaya
untuk mempersatukan seluruh tingkatan yang menghasilkan bentuk fisik suatu kota.2
Linkage merupakan garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu
dengan yang lain, atau distrik yang satu dengan distrik yang lain. Garis ini bisa
berbentuk jaringan jalan, jalur pedestrian, ruang terbuka yang berbentuk segaris dan
lain sebagainya.
A City Is Not A Tree Radiant City
Gagalnya rencana awal dalam membangun suatu gedung pencakar langit, Le
Corbusier menggagas ide baru yang dikenal dengan istilah La Ville radieuse atau The
Radiant City. Perumahan menurut Radiant City, disusun sesuai banyak anggota dalam
keluarga tersebut, bukan berdasar pada tingkatan ekonomi keluarga tersebut. Sekali
lagi, gagasan Le Corbusier ini ditolak oleh petinggi-petinggi Perancis.
Penolakan kedua gagasan tersebut menyebabkan Le Corbusier mengundurkan
diri dari kegiatan politik pada tahun 1942. Sekitar tahun 1950, Le Corbusier
mendapat kesempatan emas dalam mengaplikasikan teori radiant city. Tepatnya
Gambar 2.4. Konsep kota menurut Le Corbusier
Le Corbusier meninggal pada tanggal 27 agustus 1965. akan tetapi
gagasan-gagasannya tersebut tetap hidup, dan Amerika adalah Negara pertama yang
mengadopsi gagasan gedung-gedung pencakar langit.
Sattelite Garden Town 1. Teori Estetika Kota
Kota memiliki arti suatu lanskap yang memiliki seluruh elemen yang dibutuhkan
oleh urban yang sebagian besar berpusat pada kebutuhan ekonomi dan hiburan. Kota
sebagai pusat aktivitas harus dapat menjadi identity bagi para penghuninya dan mampu
menjadi pe-navigasi bagi setiap orang yang berada di dalam dan mendatangi kota
tersebut. Oleh karena itu, estetika kota tidak lain adalah estetika tentang perkotaan oleh
keindahan arsitektural bangunan bersejarahnya. Sementara estetika bangunan
prestasi khusus dalam suatu gaya tertentu. Tolok ukurnya dikaitkan dengan nilai estetis
dan arsitektonis/arsitektural yang tinggi dalam bentuk antara lain struktur, tata ruang,
dan ornamennya.
Kota memiliki kelengkapan dasar yang membantu menerangi dan menjadi ciri
suatu kota untuk memenuhi seluruh kebutuhan penghuni di dalamnya. Kebutuhan atau
kelengkapan dasar tersebut meliputi:
1) Functional safety (keselamatanfungsional)
Setiap orang menginginkankeselamatandankenyamanan.Kota yang
dibentuk sedemikan rupa diharapkan dapat menjadi salah satu
pendukung keselamatan individu dan seluruh elemen di dalamnya.
Keselamatan seluruh fungsi baik fungsi ekonomi, social dan ekologi dapat
terjaga dan tidak malah terdegradasi oleh adanya pembangunan kota.
2) Security (social safety) (keselamatansosial)
Keselamatan sosial di dalam kota sangat dibutuhkan. Setiap orang
menghendaki adanya kenyamanan dan keamanan di dalam tempat yang
mereka singgahi dan tinggali. Kota yang berestetik dapat menyediakan
fungsi social safety dalam setiap elemen mental map penyusunnya.
3) Orientation (orientasi)
Kota dengan estetika yang cukup baik dengan memainkan berbagai peran
dan fungsi dapat menjadi orientasi bagi penghuninya.
4) Promotion
Kota yang di desain sedemikian rupa hendaknya dapat dijadikan sebagai
sebagai pusat ekonomi menyediakan elemen-elemen yang dapat
dijadikan sebagai ajang promosi dan periklanan bagi berbagai
perusahaan dan instansi/ lembaga. Kondisi seperti ini di dalam kota
hendaknya dapat diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
kenyamanan dan keindahan di dalam kota.
5) Identity
Kota yang ber-estetika dapat menjadi identitas bagi kota induk di dalam
suatu wilayah tertentu. Kota-kota seperti ini dapat mencirikan kekhasan
dan keistimewaan yang dimilikinya.Identitas ini ditunjukkan oleh
kelengkapan elemen mental map yang khas dan mampu menavigasi
setiap pandangan dan pikiran orang yang berada di dalamnya.
6) Ambience (surroundings) (suasana
Suasana di dalam kota mencerminkan bagaimana perilaku dan sikap di
dalam kota itu. Estetika kota berperan dalam pembentukan suasana agar
tetap menarik, mampu memainkan dan menarik seluruh panca indera
untuk menikmati keberadaan kota tersebut.
7) Entertainment
Ketersediaan sarana hiburan dapat menjadi pelengkap elemen kota.
Penerapan Estetika kota berperan sebagai salah satu penunjang rekreasi