• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Jaminan Kesehatan Masyarakat

Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah bentuk belanja bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi fakir miskin dan tidak mampu serta peserta lainnya yang iurannya dibayar oleh Pemerintah. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Pada hakekatnya pelayanan kesehatan terhadap peserta menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota berkewajiban memberikan kontribusi sehingga menghasilkan pelayanan yang optimal (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011).

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi

masyarakat miskin dan tidak mampu Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005 pemerintah telah mengupayakan untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin, program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin atau lebih dikenal dengan program Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin yang kemudian pada tahun 2007 berubah nama menjadi program Jamkesmas sampai dengan sekarang (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011).

Pemerintah sedang memantapkan penjaminan kesehatan bagi masyarakat miskin melalui Jamkesmas sebagai bagian dari pengembangan jaminan secara menyeluruh. Berdasarkan pengalaman masa lalu dan belajar dari pengalaman berbagai negara lain, sistem ini merupakan suatu pilihan yang tepat untuk menata subsistem pelayanan kesehatan yang searah dengan subsistem pembiayaan kesehatan. Jamkesmas akan mendorong perubahan-perubahan mendasar seperti penataan standarisasi pelayanan, standarisasi tarif, penataan pengunaan obat yang rasional dan meningkatkan kemampuan dan mendorong manajemen Rumah Sakit dan Pemberi Pelayanan Kesehatan lainnya untuk lebih efisien yang berdampak pada kendali mutu

dan kendali biaya (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011).

Program Jaminan Kesehatan Masyarakat diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan melalui penugasan kepada PT. Askes berdasarkan Surat Keputusan Nomor 1241/Menkes /SK/XI/2004, tentang penugasan PT. Askes dalam pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin. Program ini dalam perjalanannya terus diupayakan untuk ditingkatkan melalui perubahan-perubahan sampai dengan penyelenggaraan program tahun ini. Perubahan mekanisme yang mendasar adalah adanya pemisahan peran pembayar dengan verifikator melalui penyaluran dana langsung ke Pemberi Pelayanan Kesehatan dari Kas Negara, penggunaan tarif paket Jaminan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit, penempatan pelaksana verifikasi di setiap Rumah Sakit, pembentukan Tim Pengelola dan Tim Koordinasi di tingkat Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota serta penugasan PT. Askes dalam manajemen kepesertaan (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011).

a. Tujuan Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat 1. Tujuan Umum

Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit. b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel b. Sasaran Program Jamkesmas

Sasaran program ini adalah masyarakat miskin dan tidak mampu yang iurannya dibayar oleh Pemerintah di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa , tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya. Sasaran program jamkesmas ini mengalami perluasan cakupan sasaran kepesertaan yaitu masyarakat miskin penghuni panti-panti sosial, masyarakat miskin korban bencana pasca tanggap darurat serta masyarakat miskin penghuni Rumah Tahanan Negara (Rutan) dan masyarakat miskin Penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2494/Menkes/Per/XII/2011).

c. Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat

Peserta yang dijamin dalam program Jaminan Kesehatan Masyarakat meliputi (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011): a. Masyarakat miskin dan tidak mampu yang telah ditetapkan oleh Surat Keputusan

Bupati/Walikota Tahun 2008 berdasarkan pada kuota Kabupaten/ Kota (Badan Pusat Statisktik) yang dijadikan database nasional.

b. Gelandangan, pengemis, anak dan orang terlantar, masyarakat miskin yang tidak memiliki identitas.

c. Semua Peserta Program Keluarga Harapan yang telah memiliki atau mempunyai kartu Jamkesmas

d. Masyarakat miskin yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1185/Menkes/SK/XII/2009 tentang Peningkatan Kepesertaan Jamkesmas bagi Panti Sosial, Penghuni Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara serta Korban Bencana.

d. Cakupan Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat

Setiap peserta mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan dasar meliputi: pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama dan Rawat Inap Tingkat Pertama pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan, Rawat Inap Tingkat Lanjutan dan pelayanan gawat darurat. Pelayanan kesehatan dasar diberikan di Puskesmas dan jaringannya sedangkan Pelayanan tingkat lanjut diberikan di Pemberi Pelayanan Kesehatan lanjutan jaringan Jamkesmas (Balkesmas, Rumah Sakit Pemerintah termasuk Rumah Sakit Khusus, Rumah Sakit Tentara Nasional Indonesia/Polisi Republik Indoensia dan Rumah Sakit Swasta) berdasarkan rujukan) dan dan pelayanan rawat inap diberikan di ruang rawat inap kelas III (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011).

Dibawah ini rincian pelayanan kesehatan yang diberikan: 1. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya meliputi:

a. Rawat Jalan Tingkat Pertama, dilaksanakan pada Puskesmas dan jaringannya meliputi pelayanan :

1) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan 2) Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin)

3) Tindakan medis kecil

4) Pemeriksaan dan pengobatan gigi, termasuk cabut/ tambal 5) Pemeriksaan ibu hamil/nifas/menyusui, bayi dan balita

6) Pelayanan Keluarga Berencana dan penanganan efek samping (alat kontrasepsi disediakan Badan Kesehatan Keluarga Berencana Nasional) 7) Pemberian obat.

b. Rawat Inap Tingkat Pertama, dilaksanakan pada Puskesmas Perawatan, meliputi pelayanan :

1) Akomodasi rawat inap

2) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan 3) Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin)

4) Tindakan medis kecil 5) Pemberian obat

6) Program Obstetri Neonatus Emegensi Dasar (PONED). Biaya pelayanan rawat inap tingkat pertama tidak diklaimkan secara terpisah akan tetapi menjadi bagian dari kapitasi dana pelayanan kesehatan dasar

c. Persalinan normal dilakukan di Puskesmas non-perawatan/bidan di desa/ Polindes/dirumah pasien/praktek bidan swasta.

2. Pelayanan kesehatan di Pemberi Pelayanan Kesehatan Lanjutan:

a. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan di Rumah Sakit dan Balkesmas meliputi:

1) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh dokter spesialis/umum

2) Rehabilitasi medik

3) Penunjang diagnostik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik 4) Tindakan medis

5) Pemeriksaan dan pengobatan gigi tingkat lanjutan

6) Pelayanan KB, termasuk kontap efektif, kontap pasca persalinan/ keguguran, penyembuhan efek samping dan komplikasinya (kontrasepsi disediakan Badan Kesehatan Keluarga Berencana Nasional)

7) Pemberian obat mengacu pada Formularium 8) Pelayanan darah

9) Pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi dan penyulit

b. Rawat Inap Tingkat Lanjutan, dilaksanakan pada ruang perawatan kelas III (tiga) Rumah Sakit, meliputi :

1) Akomodasi rawat inap pada kelas III

2) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan

3) Penunjang diagnostik: patologi klinik, patologi anatomi, laboratorium mikro patologi, patologi radiologi dan elektromedik.

4) Tindakan medis

6) Pelayanan rehabilitasi medis 7) Perawatan intensif

8) Pemberian obat mengacu pada Formularium 9) Pelayanan darah

10) Bahan dan alat kesehatan habis pakai

11) Persalinan dengan risiko tinggi dan penyulit c. Pelayanan gawat darurat (emergency)

d. Seluruh penderita thalasemia dijamin, termasuk bukan peserta Jamkesmas

2.7. Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum Madani

Dokumen terkait