TESIS
Oleh
SUDARTIK 107032017/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
ANALYSIS OF PUBLIC HEALTH INSURANCE PROGRAM MADANI IN TANJUNG BALAI CITY
THESIS
By
SUDARTIK 107032017/IKM
MASTER OF PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM FACULTY OF PUBLIC HEALTH
UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA MEDAN
ANALISIS KEBIJAKAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN UMUM (PJKU) MADANI KOTA
TANJUNG BALAI
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Oleh
SUDARTIK 107032017/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Judul Tesis : ANALISIS KEBIJAKAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN UMUM (PJKU) MADANI KOTA TANJUNG BALAI
Nama Mahasiswa : Sudartik Nomor Induk Mahasiswa : 107032017
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si) (
Ketua Anggota dr. Fauzi, S.K.M)
Dekan
(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)
Telah Diuji
Pada Tanggal :16 Januari 2013
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si Anggota : 1. dr. Fauzi, S.K.M
PERNYATAAN
ANALISIS KEBIJAKAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN UMUM (PJKU) MADANI KOTA
TANJUNG BALAI
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang ernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, April 2014
Sudartik 107032017/IKM
ABSTRAK
Program Jaminan Kesehatan Umum (PJKMU) Madani merupakan jaminan kesehatan yang dikembangkan oleh Kota Tanjungbalai. Program ini muncul akibat masih banyaknya masyarakat miskin yang belum terjamin dalam program Jamkesmas di Kota Tanjungbalai.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pelaksanaan PJKMU Madani Kota Tanjung Balai. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah unsur yang sedang terlibat dan atau memiliki pengetahuan berkaitan dengan PJKMU Madani Kota Tanjungbalai Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap para informan. Analisis dengan membuat sejumlah narasi mengenai temuan yang berkaitan dengan implementasi kebijakan PJKMU Madani Kota Tanjungbalai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan dari pelaksanaan PJKMU Madani untuk mencakup masyarakat miskin dan belum memiliki jaminan kesehatan serta belum terjamin dalam program Jamkesmas. Adanya perbedaan data jumlah penduduk miskin yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kota Tanjungbalai dengan jumlah penduduk miskin yang menerima Jamkesmas di Kota Tanjungbalai. Pembayaran pelayanan kesehatan PJKMU Madani dilakukan secara kapitasi di pelayanan kesehatan dasar dan sistem klaim di pelayanan kesehatan rujukan.
Disarankan bagi Kepada Pemerintah Kota Tanjungbalai agar mengevaluasi PJKMU Madani terutama masalah pendataan peserta PJKMU Madani agar dapat tepat sasaran.
ABSTRACT
Public Health Insurance Program ( PJKU ) Madani is developed by health insurance Tanjungbalai City . The program appears due to there are many poor people in the program are not guaranteed JAMKESMAS Tanjungbalai City . The purpose of this study to describe the implementation of the Civil PJKMU Tanjung Balai . This type of research is descriptive qualitative approach . Informants in this study is the element that is being engaged and or have knowledge related to civil PJKMU Tanjungbalai City Data was collected through in-depth interviews on the informants . Analysis of the narrative by making a number of findings related to the implementation of the policy PJKMU Madani
Tanjungbalai City.
The results showed that the purpose of the implementation of the Civil PJKMU to include the poor and do not have health insurance and has not guaranteed the JAMKESMAS program . The big difference in the number of poor Data released by the Central Bureau of Statistics Tanjungbalai the number of poor people in the city who receive JAMKESMAS Tanjungbalai .
Suggested for To the City in order to evaluate PJKMU Tanjungbalai mainly a problem of data collection participants Madani Madani PJKMU to be right on targe
Keywords: Policy, Public Health Insurance Program General Civil
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas segala Rahmat dan Ridho-Nya Penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisis Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Umum (PJKU) Madani Kota Tanjung Balai”.
Tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan tesis ini, penulis mendapat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
4. Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
5. Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing dan dr. Fauzi, S.K.M selaku Anggota Komisi Pembimbing yang dengan penuh perhatian dan kesabaran membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan tesis selesai.
6. Siti Khadijah Nasution, S.K.M., M.Kes dan dr. Heldy BZ. M.P.H sebagai komisi penguji atau pembanding yang telah banyak memberikan arahan dan masukan demi kesempurnaan penulisan tesis ini.
7. Seluruh dosen dan staf di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang sangat berarti selama penulis mengikuti pendidikan.
8. Teristimewa kepada Suamiku Abd. Rivai Rangkuti dan buah hati tercinta Tito Mhd. Alfaridzi Rangkuti, Khaylanamira Huzainova Rangkuti, dan Falvidinata Al-Hassad Albas Rangkuti yang penuh pengertian dan kesabaran, dan senantiasa berdoa’a sehingga memotivasi penulis selama mengikuti pendidikan.
9. Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Angkatan 2010, yang telah membantu penulis selama pendidikan dan proses penyusunan tesis serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membanu penulis selama penyusunan tesis ini.
Akhirnya Penulis menyadari atas segala keterbatasan dan kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini dengan penuh harapan, semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, April 2014 Penuli,
Sudartik
RIWAYAT HIDUP
Sudartik dilahirkan pada tanggal 13 Mei 1973 di Sidodadi Kisaran. Anak pertama dari 6 (enam) bersaudara, dari pasangan ayahanda Suparmin dan ibunda Saryanti. Menikah pada tanggal 07 Oktober 1998, dengan Abd. Rivai Rangkuti dan dikaruniai 3 (tiga) anak, yaitu Tito Mhd. Alfaridzi Rangkuti, Khaylanamira Huzainova Rangkuti, dan Falvidinata Al. Hassad Albas Rangkuti.
Pendidikan Sekolah Dasar dimulai tahun 1979-1985 di SD Inpres Sidodadi Kisaran, tahun 1985-1988 pendidikan SMP Taman Siswa Kisaran, tahun 1988-1991 pendidikan SMA Taman Siswa Kisaran, tahun 1991-2000 pendidikan Dokter (S-1) di Universitas Islam Sumatera Utara, dan tahun 2010-sekarang pendidikan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.
Sejak tahun 2004-2006 bekerja sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) di RSUD Dr. T. Mansyur Tanjungbalai, dan tahun 2006-sekarang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di RSUD Dr. T. Mansyur Tanjungbalai.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR MATRIKS ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Permasalahan ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 Pengertian Kebijakan ... 9
2.2 Kebijakan Publik ... 10
2.2.1 Pengertian ... 10
2.2.2 Langkah-langkah Perumusan Kebijakan Publik ... 12
2.2.3 Jenis-jenis Kebijakan Publik ... 14
2.3 Analisis Kebijakan Publik ... 15
2.4 Kebijakan Kesehatan ... 17
2.4.1 Segitiga Kebijakan Kesehatan ... 18
2.4.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebijakan Kesehatan ... 19
2.5 Asuransi Kesehatan di Indonesia ... 20
2.6 Jaminan Kesehatan Masyarakat ... 23
2.6.1 Tujuan Penyelenggaraan Jamkesmas ... 25
2.6.2 Sasaran Program Jamkesmas ... 26
2.6.3 Peserta Jamkesmas ... 26
2.6.4 Cakupan Pelayanan Jamkesmas ... 27
2. 7. Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum Madani ... 30
2.7.1 Landasan Hukum ... 30
2.7.2 Tatalaksana Kepesertaan ... 32
2.7.3 Tatalaksana Pelayanan Kesehatan... 33
2.8 Landasan Teori ... 34
BAB 3. METODE PENELITIAN ... 36
3.1 Jenis Penelitian ... 36
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36
3.2.1 Lokasi ... 36
3.2.2 Waktu ... 36
3.3 Informan Penelitian ... 36
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 37
3.5 Variabel Penelitian ... 38
3.6 Analisis Data ... 39
BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 41
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 41
4.1.1 Letak Geografis ... 41
4.1.2 Data Demografi ... 41
4.1.3 Sarana Kesehatan ... 45
4.1.4 Tenaga Kesehatan ... 45
4.2 Hasil Wawancara ... 46
BAB 5. PEMBAHASAN ... 61
5.1 Penyelenggaraan Program Jamkesmas Madani ... 61
5.2 Sasaran ... 65
5.3 Kepesertaan ... 67
5.4 Biaya ... 70
5.5 Jenis dan Tatacara Pelayanan ... 72
5.6 Sistem Pengklaiman Biaya ... 73
5.7 Penyedia Pelayanan Kesehatan ... 75
BAB 6. PENUTUP ... 78
6.1 Kesimpulan ... 78
6.2 Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1.1. Jumlah Penduduk Masyarakat Miskin, Peserta Jamkesmas dan PJKMU Madani di Kota Tanjungbalai dari Tahun
2008-2011 ... 6 2.1. Kerangka Analisis Kebijakan ... 16 4.1. Pembagian Kecamatan dan Kelurahan KotaTanjung Balai ... 42 4.2 Distribusi Jumlah penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan
Penduduk di Kecamatan di Kota Tanjung Balai Tahun 2011 ... 43 4.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis kelamin dan Rasio Jenis
Kelamin Tahun 2011 ... 44 4.4 Distribusi Penduduk Kota Tanjung Balai Berdasarkan Umur Tahun
2011 ... 44 4.5 Distribusi Sarana Kesehatan di Kota Tanjung Balai Tahun 2011 ... 45 4.6 Distribusi Tenaga Kesehatan di Kota Tanjung Balai Tahun 2011 ... 46
DAFTAR MATRIKS
No Judul Halaman 1. Jawaban Wawancara berdasarkan Variabel Penelitian
tentang Aspek Kebijakan ... ….……….46 2. Jawaban Wawancara berdasarkan Variabel Penelitian
Tentang Aspek Sosialisasi... 49 3. Jawaban Wawancara berdasarkan Variabel Penelitian
tentang Aspek Proses Pembuatan Kebijakan...50 4. Jawaban Wawancara berdasarkan Variabel Penelitian
tentang Aspek Pemantauan dan Evaluasi...51 5. Jawaban Wawancara berdasarkan Variabel Penelitian
tentang Aspek Penentuan Masyarakat Miskin...52 6. Jawaban Wawancara berdasarkan tentang Aspek
Penempatan SDM yang Tepat dalam PJKUM Madani...55 7. Jawaban Wawancara berdasarkan Variabel Penelitian
tentang Aspek Paket Manfaat yang Dirasakan
oleh Masyarakat...57 8. Jawaban Wawancara berdasarkan Variabel Penelitian
tentang Aspek Penanganan Keluhan...58 9. Jawaban Wawancara berdasarkan Variabel Penelitian
tentang Aspek Prosedur Klaim... ………..59 10. Jawaban Wawancara berdasarkan Variabel Penelitian
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1.1 Segitiga Analisis Kebijakan ... 19 2.1. Implementasi Kebijakan Program Model D.C. Korten ... 34
ABSTRAK
Program Jaminan Kesehatan Umum (PJKMU) Madani merupakan jaminan kesehatan yang dikembangkan oleh Kota Tanjungbalai. Program ini muncul akibat masih banyaknya masyarakat miskin yang belum terjamin dalam program Jamkesmas di Kota Tanjungbalai.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pelaksanaan PJKMU Madani Kota Tanjung Balai. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah unsur yang sedang terlibat dan atau memiliki pengetahuan berkaitan dengan PJKMU Madani Kota Tanjungbalai Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap para informan. Analisis dengan membuat sejumlah narasi mengenai temuan yang berkaitan dengan implementasi kebijakan PJKMU Madani Kota Tanjungbalai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan dari pelaksanaan PJKMU Madani untuk mencakup masyarakat miskin dan belum memiliki jaminan kesehatan serta belum terjamin dalam program Jamkesmas. Adanya perbedaan data jumlah penduduk miskin yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kota Tanjungbalai dengan jumlah penduduk miskin yang menerima Jamkesmas di Kota Tanjungbalai. Pembayaran pelayanan kesehatan PJKMU Madani dilakukan secara kapitasi di pelayanan kesehatan dasar dan sistem klaim di pelayanan kesehatan rujukan.
Disarankan bagi Kepada Pemerintah Kota Tanjungbalai agar mengevaluasi PJKMU Madani terutama masalah pendataan peserta PJKMU Madani agar dapat tepat sasaran.
ABSTRACT
Public Health Insurance Program ( PJKU ) Madani is developed by health insurance Tanjungbalai City . The program appears due to there are many poor people in the program are not guaranteed JAMKESMAS Tanjungbalai City . The purpose of this study to describe the implementation of the Civil PJKMU Tanjung Balai . This type of research is descriptive qualitative approach . Informants in this study is the element that is being engaged and or have knowledge related to civil PJKMU Tanjungbalai City Data was collected through in-depth interviews on the informants . Analysis of the narrative by making a number of findings related to the implementation of the policy PJKMU Madani
Tanjungbalai City.
The results showed that the purpose of the implementation of the Civil PJKMU to include the poor and do not have health insurance and has not guaranteed the JAMKESMAS program . The big difference in the number of poor Data released by the Central Bureau of Statistics Tanjungbalai the number of poor people in the city who receive JAMKESMAS Tanjungbalai .
Suggested for To the City in order to evaluate PJKMU Tanjungbalai mainly a problem of data collection participants Madani Madani PJKMU to be right on targe
Keywords: Policy, Public Health Insurance Program General Civil
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, maka diselenggarakan upaya kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggrakan secara berkesinambungan (Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009).
Kualitas kesehatan di Indonesia dapat diketahui dari tingginya angka kematian bayi (34/1000 kelahiran hidup) dan angka kematian ibu melahirkan (229/100.000 kelahiran hidup) (Badan Pusat Statistik, 2007), serta rendahnya usia harapan hidup
penduduk yaitu 69,4 ta2011).
dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan) di Indonesia pada September 2011 mencapai 29,89 juta orang (12,369%). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2011 yang berjumlah 30,02 juta (12,49%), jumlah penduduk miskin berkurang 0,13 juta orang selama enam bulan tersebut (Badan Pusat Statistik, 2011).
Salah satu penyebab rendahnya kualitas kesehatan masyarakat adalah ketidakmampuan masyarakat untuk mendaptkan layanan kesehatan dikarenakan harga berobat yang relative mahal, yang mana sebagian besar biaya kesehatan masih ditanggung sendiri oleh masyarakat yakni sekitar 70%, dimana 85% dibayar secara langsung dari kantong sendiri (out of pocket) dan hanya 15% dibayar melalui asuransi. Hal ini mengakibatkan masyarakat harus menyediakan dana tunai apabila mereka memerlukan pemeliharaan kesehatan. Masyarakat yang tidak mampu menyediakan dana tunai, maka tidak akan mendapatkan pelayanan kesehatan, dampaknya adalah meningkatnya angka morbiditas dan angka mortalitas yang berarti semakin buruknya derajat kesehatan masyarakat (Thabrany, 2005). Persentase penduduk yang membayar pelayanan kesehatan secara out of pocket di pelayanan rawat jalan sebesar 74,5% dan di pelayanan rawat inap sebesar 71,0% (Badan Pusat Statistik, 2007).
masing-masing dijabarkan dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah khususnya pasal 22 f yang menyebutkan bahwa dalam menyelenggarakan otonomi daerah mempunyai kewajiban menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan.
Salah satu fasilitas layanan kesehatan yang saat ini disediakan pemerintah adalah Sistem Jaminan Sosial Nasional yang merupakan sistem kesehatan negara yang bertujuan memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mendukung Sistem jaminan sosial nasional
diperlukan suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang diarahkan kepada: 1) Peningkatan mutu pelayanan kesehatan agar dapat secara efektif dan efisien meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, 2) Pengendalian biaya, agar pelayanan kesehatan dapat lebih terjangkau oleh setiap orang, dan 3) Pemeratan upaya kesehatan dengan peran serta masyarakat, agar setiap orang dapat menikmati hidup sehat. Pengendalian biaya tersebut diupayakan agar jangan menyebabkan mutu dan pemerataan menurun. Usaha meningkatkan mutu bukan berarti biaya menjadi tidak terjangkau. Begitu pula, peningkatan pemerataan jangan mengakibatkan mutu menurun. Cara pengendalian terpadu terhadap ke tiga hal inilah yang kemudian dirumuskan sebagai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011).
dan tidak mampu yang merupakan masa transisi sampai dengan diserahkannya kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sesuai Undang-Undang Sistem jaminan sosial nasional. Program Jamkesmas Tahun 2010 dilaksanakan dengan beberapa perbaikan pada aspek kepesertaan, pelayanan, pendanaan dan pengorganisasian. Pada aspek kepesertaan misalnya, telah dilakukan upaya perluasan cakupan, melalui penjaminan kesehatan kepada masyarakat miskin penghuni panti-panti sosial, masyarakat miskin penghuni lapas/rutan serta masyarakat miskin akibat bencana paska tanggap darurat (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011).
Dinas Kesehatan Kota Tanjungbalai merupakan salah satu institusi yang turut mendukung upaya dalam mewujudkan pembangunan kesehatan, salah satunya dengan membentuk Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat. Didukung dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 mengenai otonomi daerah dan dipertegas dalam peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintah, antara pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah Kabupaten/Kota. Kota Tanjungbalai semakin mantap untuk mendukung jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat dengan melaksanakan Program Jaminan Kesehatan Umum Madani Kota Tanjungbalai (Keputusan Walikota Tanjung Balai Nomor 440/103/K/2009).
Program Jaminan Kesehatan Umum Madani merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota Tanjung Balai untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Tanjungbalai. Untuk melaksanakan program jaminan kesehatan tersebut, Pemerintah Kota Tanjung Balai mengalokasikan dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tanjungbalai dan menjadikan PT. Askes menjadi mitra mengelola dana jaminan kesehatan tersebut (Keputusan Walikota Tanjung Balai Nomor 440/103/K/2009).
Pemerintah Tanjung Balai memberikan wewenang kepada PT. Askes dalam menjalankan Kegiatan Program Jaminan Kesehatan Umum Madani. Wewenang tersebut dibuat dalam bentuk perjanjian kerja sama yang diperbaharui setiap tahun anggaran. Berdasarkan perjanjian kerja sama antara Pemko Tanjungbalai dengan PT. Askes (2012), yang dimaksud dengan peserta Program Jaminan Kesehatan Umum Madani adalah kepala keluarga dan anggota keluarga dari masyarakat umum Kota Tanjungbalai yang masuk dalam kriteria kurang mampu dan belum terdaftar pada program Jamkesmas serta tercantum dalam daftar usulan peserta Program Jaminan Kesehatan Umum Madani dari pemerinah kota Tanjungbalai. Bukti kepesertaan adalah kartu Askes Program Jaminan Kesehatan Umum Madani yang merupakan bukti peserta yang dapat dipergunakan sesuai dengan haknya (PT. Askes Cabang Tanjungbalai, 2012).
yang bersumber dari pemerintah sangat besar selisihnya dengan jumlah masyarakat miskin yang didata oleh Badan Pusat Statistik Kota Tanjungbalai. Pada tahun 2011, jumlah masyarakat yang mendapatkan Jamkesmas sebanyak 45.065 jiwa dan Program Jaminan Kesehatan Umum Madani 31.250 jiwa, dengan jumlah penduduk sebanyak 155.889 jiwa.
Tabel 1.1. Jumlah Penduduk, Masyarakat Miskin, Peserta Jamkesmas, dan PJKMU Madani di Kota Tanjungbalai dari Tahun 2008-2011
Tahun Jumlah Penduduk
Peserta Jamkesmas
Peserta PJKMU Madani
Total Persentase 2008 163.679 45.065 20.000 65.065 39,75 2009 167.500 45.065 20.000 65.065 38,84 2010 154.455 45.065 20.000 65.065 42,13 2011 155.889 45.065 31.250 76.315 48,95 Sumber : Seksi IPDS Kota Tanjungbalai, dan Tanjungbalai dalam Angka 2012
Umum Madani. Selain masalah kepesertaan, permasalahan lain yang juga masih ditemukan pada survei awal adalah dari aspek pelayanan kesehatan, yaitu berupa: (a) pemanfaatan Program Jaminan Kesehatan Umum Madani oleh masyarakat miskin belum optimal, sehubungan dengan adanya penyalahgunaan Surat Keterangan Tidak Mampu oleh kelompok yang tidak berhak; (b) sistem rujukan belum berjalan sebagaimana mestinya; dan (c) kendali mutu dan kendali biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit belum Optimal.
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Umum Madani yang merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota Tanjung Balai untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Tanjungbalai belum terlaksana secara maksimal. Hal tersebut dapat diketahui dari gambaran kesehatan di Kota Tanjung Balai. Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, angka kematian masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberi gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dan dapat juga digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.
1.2. Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Umum Madani Kota Tanjung Balai.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kota Tanjung Balai, PT. Askes Tanjung Balai, Dinas Kesehatan Kota Tanjung Balai, dan pihak lainnya yang terkait dengan pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Umum Madani.
2. Bagi peneliti, dapat menjadi wahana pembanding antara teori yang didapat di bangku kuliah dengan penerapannya di lapangan, khususnya tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan Umum Madani Kota Tanjung Balai. 3. Sebagai referensi bagi peneliti-peneliti lain dalam mengkaji masalah penelitian
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kebijakan 2.1.1. Pengertian
Secara umum, istilah “kebijakan” atau “policy” dipergunakan untuk menunjuk perilaku seorang aktor (misalnya seorang pejabat, suatu kelompok, maupun suatu lembaga pemerintah) atau sejumlah aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu. Pengertian kebijakan seperti ini dapat digunakan dan relatif memadai untuk keperluan pembicaraan-pembicaraan biasa, namun menjadi kurang memadai untuk pembicaraan-pembicaraan yang lebih ilmiah dan sistematis menyangkut analisis kebijakan publik (Winarno dalam Rabihamzah, 2007).
Kebijakan merupakan suatu rangkaian alternatif yang siap dipilih berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Kebijakan merupakan suatu hasil analisis yang mendalam terhadap berbagai alternatif yang bermuara kepada keputusan tentang alternatif terbaik (Pasolong, 2008). Sedangkan pengertian kebijakan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang pemerintahan, organisasi, dan sebagainya); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran.
2.2. Kebijakan Publik
2.2.1. Pengertian Kebijakan Publik
Pada dasarnya banyak para ahli yang memberikan definisi tentang kebijakan publik. Para ahli yang memberikan definisi mengenai kebijakan publik antara lain ((Winarno dalam Rabihamzah, 2007):
1. Robert Eyestone, mengatakan bahwa secara luas kebijakan publik dapat didefinisikan sebagai hubungan suatu unit pemerintah dengan lingkungannya; 2. Thomas R. Dye, mengatakan bahwa kebijakan publik adalah apapun yang dipilih
oleh pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan;
3. Richard Rose, menyarankan bahwa kebijakan hendaknya dipahami sebagai serangkaian kegiatan yang sedikit banyak berhubungan beserta konsekuensi-konsekuensinya bagi mereka yang bersangkutan daripada sebagai suatu keputusan tersendiri;
4. Carl Friedrich, memandang kebijakan sebagai suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, yang memberikan hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan, atau merealisasikan suatu sasaran atau suatu maksud tertentu;
6. Chaizi Nasucha, mengatakan bahwa kebijakan publik adalah kewenangan pemerintah dalam pembuatan suatu kebijakan yang digunakan ke dalam perangkat peraturan hukum. Kebijakan tersebut bertujuan untuk menyerap dinamika sosial dalam masyarakat, yang akan dijadikan acuan perumusan kebijakan agar tercipta hubungan sosial yang harmonis;
7. William N. Dunn, mengatakan bahwa kebijakan publik adalah suatu rangkaian pilihan-pilihan yang saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau pejabat pemerintah pada bidang-bidang yang menyangkut tugas pemerintahan, seperti pertahanan keamanan, energi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat, kriminalitas, perkotaan, dan lain-lain.
Dari berbagai definisi kebijakan publik diatas, dapat disimpulkan bahwa : 1. Kebijakan publik dibuat oleh pemerintah yang berupa tindakantindakan
pemerintah,
2. Kebijakan publik harus berorientasi kepada kepentingan publik, dan
3. Kebijakan publik adalah tindakan pemilihan alternatif untuk dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh pemerintah demi kepentingan publik.
Menurut Pasolong (2008), idealnya kebijakan publik yang dicita-citakan bersama adalah:
1. Kebijakan publik untuk dilaksanakan dalam bentuk riil, bukan untuk sekedar dilaksanakan,
2.2.2. Langkah-langkah Perumusan Kebijakan Publik
Sebagai mana diketahu bahwa salah satu hasil kerja pemerintah adalah rumusan kebijakan yang dikeluarkan sebagai panduan atau petunjuk dalam menjalankan roda pemerintahan baik yang berlaku secara khusus maupun secara umum. Biasanya kebijakan yang dirumuskan adalah dalam rangka menjawab masalah yang muncul atau langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah yang ada. Oleh karena itu perumusan masalah harus benar-benar menggambarkan masalah yang sebenarnya sehingga kebijakan yang dirumuskan juga akan menjawab masalah yang ada. Kebijakan publik adalah segala sesuatu yang dilakukan atau yang tidak dilakukan oleh pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, baik kebutuhan barang maupun jasa. Kebijakan publik hanya dapat dirumuskan oleh pemerintah, bukan oleh pihak swasta. Dan agar kebijakan yang dirumuskan benar-benar menjawab permasalahan atau bisa memenuhi kebutuhan yang diharapkan, maka harus menuruti langkah-langkah yang telah ada.
Langkah-langkah dalam perumusan kebijakan adalah :
1. Agenda setting, yaitu menempatkan masalah pada agenda publik. Dalam hal ini harus dilihat apakah masalah tersebut adalah benar-benar masalah yang menyangkut kebutuhan masyarakat banyak. Hal ini juga sering disebut dengan istilah analisa masalah.
dipertimbangkan untuk menemukan mana yang mempunyai resiko negatif paling kecil dan mempunyai dampak positif terbesar.
3. Adopsi kebijakan yaitu memilih salah satu dari berbagai alternatif yang ada untuk selanjutnya dijadikan sebagai keputusan bersama. Dalam memutuskan alternatif mana yang terbaik , dapat digunakan kriteria sebagai berikut:
a. Yang paling besar kemungkinan dapat memecahkan masalah yang ada. b. Yang memiliki resiko paling kecil
c. Yang paling sesuai dengan budaya masyarakat atau tempat di mana kebijakan tersebut akan diterapkan
d. Ada kesesuaian antara in-put dengan out-put.
5. Implementasi Kebijakan yaitu mengimplementasikan kebijakan yang telah diambil oleh berbagai instansi atau pihak-pihak yang berhubungan dengan isi ketentuan tersebut. Penilaian kebijakan yaitu unit-unit pemeriksaan dan akuntansi dalam pemerintahan menentukan apakah badan-badan eksekutif, legislatif, dan peradilan memenuhi persyaratan undang-undang dalam pembuatan kebijakan dan pencapaian tujuan.
2.2.3. Jenis-Jenis Kebijakan Publik
Jenis-jenis kebijakan publik dapat ditelusuri melalui Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, Pasal 7 menjelaskan jenis dan hirarki Peraturan Perundang-Undangan sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, 2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, 3. Peraturan Pemerintah,
4. Peraturan Presiden, 5. Peraturan Daerah.
Anderson dalam Pasolong (2008), membagi jenis-jenis kebijakan menjadi : 1. Kebijakan subtantif vs kebijakan prosedural. Kebijakan subtantif adalah kebijakan
yang menyangkut apa yang dilakukan pemerintah, seperti kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Sedangkan kebijakan prosedural adalah bagaimana kebijakan subtantif tersebut dapat dilaksanakan;
3. Kebijakan material dan kebijakan simbolis. Kebijakan material adalah kebijakan yang memberikan keuntungan sumber daya konkrit pada kelompok sasaran. Sedangkan kebijakan simbolis adalah kebijakan yang memberikan manfaat simbolis pada kelompok sasaran;
4. Kebijakan yang berhubungan dengan barang umum (public goods) dan barang privat (privat goods). Kebijakan public goods adalah kebijakan yang bertujuan untuk mengatur pemberian barang atau pelayanan publik. Sedangkan kebijakan privat goods adalah kebijakan yang mengatur penyediaan barang atau pelayanan
untuk pasar bebas.
2.3. Analisis Kebijakan Publik
Analisis kebijakan adalah suatu bentuk analisis yang menghasilkan dan menyajikan informasi sedemikian sehingga dapat memberi landasan dari para pembuat kebijakan dalam membuat keputusan. Adapun tujuan analisis kebijakan adalah menyediakan informasi bagi pengambil kebijakan yang digunakan sebagai pedoman pemecahan masalah kebijakan secara praktis. Analisis kebijakan tidak hanya sekedar menghasilkan fakta tetapi juga menghasilkan informasi mengenai nilai dan arah tindakan yang lebih baik. Tujuan analisis kebijakan juga meliputi evaluasi kebijakan dan anjuran kebijakan (policy advokasi) (Dunn, 2003).
Selain hal itu, tujuan analisis kebijakan melebar melampaui fakta, karena disini para analis kebijakan juga berusaha untuk memproduksi informasi mengenai nilai-nilai dan serangkaian tindakan yang dipilih. Karena itu, analisis kebijakan juga meliputi evaluasi kebijakan dan rekomendasi kebijakan (Dunn, 2003).
Tabel 2.1. Kerangka Analisis Kebijakan
Fokus
Parameter
Penelitian dan
Rasionalisasi Nilai-Nilai Politik Implementasi
kebijakan sosial − Apa tujuan kebijakan
sosial ?
− Program dan pelayanan social apa yang diberikan ? − Bagaimana
kebijakan tersebut didanai ?
− Apakah tujuan kebijakan konsisten dengan penelitian dan pendefenisian masalah ?
− Apa bentuk pelayanan sosial yang diberikan ? Apakah penelitian mendukung
pelayanan sosial yang dipilih ?
− Apakah struktur organisasi
kebijakannya ? − Apakah pendanaan
memadai,
teramalkan dan tersedia sesuai dengan penelitian dan rasionalisasi ?
− Nilai-nilai apa yang mempengaruhi tujuan kebijakan ? Apakah nilai-nilai tersebut sudah tepat?
− Apakah memperlakukan klien secara tepat sesuai dengan kesamaan,
kesetaraan,
kelayakan dan penentuan nasib sendiri klien ?
− Apakah struktur organisasi
mendukung
efektifitas dan efisiensi pemberian pelayanan ?
− Apakah pendanaan memadai
teramalkan dan tersedia sejalan dengan nilai ?
− Seberapa besar tingkat kekuasaan yang menentang kebijakan ? Bagaimana hal ini mempengaruhi kebijakan ?
− Adakah dukungan memadai yang dapat
memungkinkan kebijakan diterapkan?
− Individu dan kelompok mana yang akan diuntungkan oleh kebijakan ini? Apa dampaknya bagi implementasi
kebijakan?
− Apakah pendanaan memadai,
teramalkan, dan tersedia sejalan dengan politik ?
Sumber: Quede dalam Suharto, 2006
1. Nilai yang pencapaiannya merupakan tolak ukur utama untuk melihat apakah masalah telah teratasi.
2. Fakta yang keberadaannya dapat membatasi atau meningkatkan pencapaian nilai-nilai, dan
3. Tindakan yang penerapannya dapat menghasilkan pencapaian nilai-nilai.
2.4. Kebijakan Kesehatan
Sektor kesehatan merupakan bagian penting perekonomian diberbagai negara. Sejumlah pendapat menyatakan bahwa sektor kesehatan sama seperti spons menyerap banyak sumber daya nasional untuk membiayai banyak tenaga kesehatan. Pendapat yang lain mengemukakan bahwa sektor kesehatan seperti pembangkit perekonomian, melalui inovasi dan investasi dibidang tekhnologi biomedis atau produksi dan penjualan obat-obatan, atau dengan menjamin adanya populasi yang sehat yang produktif secara ekonomi.
Sebagian warga masyarakat mengunjungi fasilitas kesehatan sebagai pasien atau pelanggan, dengan memanfaatkan rumah sakit, klinik atau apotik; atau sebagai profesi kesehatan-perawat, dokter, tenaga pendukung kesehatan, apoteker, atau manajer. Karena pengambilan keputusan kesehatan berkaitan dengan hal kematian dan keselamatan, kesehatan diletakkan dalam kedudukan yang lebih istimewa disbanding dengan masalah sosial yang lainnya.
bagi semua unsur masyarakat dalam bertindak dan berkontribusi terhadap pembangunan kesehatan. Melalui perancangan dan pelaksanaan kebijakan kesehatan yang benar, diharapkan mampu mengendalikan dan memperkuat peran stakeholders guna menjamin kontribusi secara maksimal, menggali sumber daya potensial, serta menghilangkan penghalang pelaksanaan pembangunan kesehatan
2.4.1. Segitiga Kebijakan Kesehatan
Isi/ Content Proses Proses
Gambar 1.1 Segitiga Analisis Kebijakan Sumber: Walt and Gilson (1994)
2.4.2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebijakan Kesehatan
Leichter (1979), menyatakan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi kebijakan kesehatan adalah :
1. Faktor situasional
Faktor situasional merupakan kondisi yang tidak permanen atau khusus yang dapat berdampak pada kebijakan.
2. Faktor struktural
Faktor struktural merupakan bagian dari masyarakat yang relatif tidak berubah. Faktor ini meliputi sistem politik, mencakup pula keterbukaan sistem tersebut dan kesempatan bagi warga masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembahasan dan keputusan kebijakan.
Konteks
3. Faktor budaya
Faktor budaya dapat mempengaruhi kebijakan kesehatan. Dalam masyarakat dimana hirarki menduduki tempat penting, akan sangat sulit untuk bertanya atau menantang pejabat tinggi atau pejabat senior.
4. Faktor internasional atau exogenous
Faktor internasional yang menyebabkan meningkatnya ketergantungan antar negara dan memengaruhi kemandirian dan kerjasama internasional dalam kesehatan. Meskipun banyak masalah kesehatan berhubungan dengan pemerintahan nasional, sebagian dari masalah itu memerlukan kerjasama organisasi tingkat nasional, regional atau multilateral.
2.5. Asuransi Kesehatan di Indonesia
Perkembangan asuransi kesehatan di Indonesia dapat dilihat dalam 3 (tiga) kelompok/babak perkembangan yaitu perkembangan asuransi kesehatan sosial, dan perkembangan Jaminan Kesehatan Penduduk Miskin, yaitu (Thabrany, 2005):
1. Asuransi kesehatan sosial
keluarganya. Upaya ini merupakan pengembangan asuransi kesehatan sosial pertama di Indonesia.
Program asuransi kesehatan pegawai negeri ini semula dikelola oleh suatu badan di tubuh Departemen Kesehatan yang dikenal dengan Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan. Akibat birokrasi dan adminsitrasi yang kurang efisien Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan kemudian dikonversi secara korporat menjadi Perusahaan Umum yang dikenal dengan Perusahaan Umum Husada Bakti di tahun 1984. Kemudian pada tahun 1992 Perusahaan Umum Husada Bakti dirubah menjadi PT. Askes.
Upaya pengembangan asuransi/jaminan sosial yang sifatnya mencakup seluruh rakyat Indonesia mendapat angin segar ketika Majelis Permusyawaratan Rakyat mengeluarkan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor X/2001 yang menugaskan Presiden Megawati untuk mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional. Ketetapan ini ditindaklanjuti Presiden dengan menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 20/2002 yang membentuk tim penyusun rancangan Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Setelah usaha yang keras untuk merumuskan suatu reformasi sistem jaminan sosial, akhirnya Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional disetujui Dewan Perwakilan Rakyat dan kemudian diundangkan dalam lembar negara pada tanggal 19 Oktober 2004 oleh Presiden Megawati dengan dihadiri oleh lima menteri terkait.
program jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin (Askeskin). Saat ini pemerintah sedang menggodok Peraturan Pemerintah untuk mengimplementasikan Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan merancang pembentukan Dewan Jaminan Sosial Nasional. Setelah Dewan Jaminan Sosial Nasional dan Peraturan Pemerintah pelaksana Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional terbentuk diharapkan asuransi kesehatan sosial dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional dapat segera meluas kepada penduduk yang bukan miskin.
2. Dana Sehat, Jaminan Kesehatan Penduduk Miskin
Dana sehat adalah upaya penghimpunan dana masyarakat untuk kepentingan pengobatan dalam bentuk yang paling sederhana. Di awal tahun 1970 mulai berkembang konsep dana sehat di berbagai wilayah kabupaten bahkan provinsi di Indonesia. Upaya pengembangan ini didorong oleh pemerintah dengan harapan yang begitu besar agar masyarakat memiliki kesadaran untuk membiayai dirinya sendiri melalui mekanisme transfer resiko. Namun demikian upaya ini akhirnya tidak berhasil. Hingga saat ini tidak ada dana sehat yang bertahan hidup, apalagi berkembang.
JKJBK didanai pinjaman Asian Development Bank sebesar 300 juta US dolar untuk masa lima tahun. Dana dibayarkan ke Puskesmas dan Bidan Desa melalui suatu badan yang disebut pra bapel Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat. Lagi-lagi upaya ini tidak banyak membuahkan hasil bagi upaya memperluas cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat menuju universal coverage.
2.6. Jaminan Kesehatan Masyarakat
Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah bentuk belanja bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi fakir miskin dan tidak mampu serta peserta lainnya yang iurannya dibayar oleh Pemerintah. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Pada hakekatnya pelayanan kesehatan terhadap peserta menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota berkewajiban memberikan kontribusi sehingga menghasilkan pelayanan yang optimal (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011).
masyarakat miskin dan tidak mampu Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005 pemerintah telah mengupayakan untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin, program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin atau lebih dikenal dengan program Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin yang kemudian pada tahun 2007 berubah nama menjadi program Jamkesmas sampai dengan sekarang (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011).
dan kendali biaya (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011).
Program Jaminan Kesehatan Masyarakat diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan melalui penugasan kepada PT. Askes berdasarkan Surat Keputusan Nomor 1241/Menkes /SK/XI/2004, tentang penugasan PT. Askes dalam pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin. Program ini dalam perjalanannya terus diupayakan untuk ditingkatkan melalui perubahan-perubahan sampai dengan penyelenggaraan program tahun ini. Perubahan mekanisme yang mendasar adalah adanya pemisahan peran pembayar dengan verifikator melalui penyaluran dana langsung ke Pemberi Pelayanan Kesehatan dari Kas Negara, penggunaan tarif paket Jaminan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit, penempatan pelaksana verifikasi di setiap Rumah Sakit, pembentukan Tim Pengelola dan Tim Koordinasi di tingkat Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota serta penugasan PT. Askes dalam manajemen kepesertaan (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011).
a. Tujuan Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat 1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit. b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel b. Sasaran Program Jamkesmas
Sasaran program ini adalah masyarakat miskin dan tidak mampu yang iurannya dibayar oleh Pemerintah di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa , tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya. Sasaran program jamkesmas ini mengalami perluasan cakupan sasaran kepesertaan yaitu masyarakat miskin penghuni panti-panti sosial, masyarakat miskin korban bencana pasca tanggap darurat serta masyarakat miskin penghuni Rumah Tahanan Negara (Rutan) dan masyarakat miskin Penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2494/Menkes/Per/XII/2011).
c. Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat
Peserta yang dijamin dalam program Jaminan Kesehatan Masyarakat meliputi (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011): a. Masyarakat miskin dan tidak mampu yang telah ditetapkan oleh Surat Keputusan
Bupati/Walikota Tahun 2008 berdasarkan pada kuota Kabupaten/ Kota (Badan Pusat Statisktik) yang dijadikan database nasional.
c. Semua Peserta Program Keluarga Harapan yang telah memiliki atau mempunyai kartu Jamkesmas
d. Masyarakat miskin yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1185/Menkes/SK/XII/2009 tentang Peningkatan Kepesertaan Jamkesmas bagi Panti Sosial, Penghuni Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara serta Korban Bencana.
d. Cakupan Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat
Setiap peserta mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan dasar meliputi: pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama dan Rawat Inap Tingkat Pertama pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan, Rawat Inap Tingkat Lanjutan dan pelayanan gawat darurat. Pelayanan kesehatan dasar diberikan di Puskesmas dan jaringannya sedangkan Pelayanan tingkat lanjut diberikan di Pemberi Pelayanan Kesehatan lanjutan jaringan Jamkesmas (Balkesmas, Rumah Sakit Pemerintah termasuk Rumah Sakit Khusus, Rumah Sakit Tentara Nasional Indonesia/Polisi Republik Indoensia dan Rumah Sakit Swasta) berdasarkan rujukan) dan dan pelayanan rawat inap diberikan di ruang rawat inap kelas III (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011).
Dibawah ini rincian pelayanan kesehatan yang diberikan: 1. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya meliputi:
1) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan 2) Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin)
3) Tindakan medis kecil
4) Pemeriksaan dan pengobatan gigi, termasuk cabut/ tambal 5) Pemeriksaan ibu hamil/nifas/menyusui, bayi dan balita
6) Pelayanan Keluarga Berencana dan penanganan efek samping (alat kontrasepsi disediakan Badan Kesehatan Keluarga Berencana Nasional) 7) Pemberian obat.
b. Rawat Inap Tingkat Pertama, dilaksanakan pada Puskesmas Perawatan, meliputi pelayanan :
1) Akomodasi rawat inap
2) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan 3) Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin)
4) Tindakan medis kecil 5) Pemberian obat
6) Program Obstetri Neonatus Emegensi Dasar (PONED). Biaya pelayanan rawat inap tingkat pertama tidak diklaimkan secara terpisah akan tetapi menjadi bagian dari kapitasi dana pelayanan kesehatan dasar
c. Persalinan normal dilakukan di Puskesmas non-perawatan/bidan di desa/ Polindes/dirumah pasien/praktek bidan swasta.
2. Pelayanan kesehatan di Pemberi Pelayanan Kesehatan Lanjutan:
a. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan di Rumah Sakit dan Balkesmas meliputi:
1) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh dokter spesialis/umum
2) Rehabilitasi medik
3) Penunjang diagnostik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik 4) Tindakan medis
5) Pemeriksaan dan pengobatan gigi tingkat lanjutan
6) Pelayanan KB, termasuk kontap efektif, kontap pasca persalinan/ keguguran, penyembuhan efek samping dan komplikasinya (kontrasepsi disediakan Badan Kesehatan Keluarga Berencana Nasional)
7) Pemberian obat mengacu pada Formularium 8) Pelayanan darah
9) Pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi dan penyulit
b. Rawat Inap Tingkat Lanjutan, dilaksanakan pada ruang perawatan kelas III (tiga) Rumah Sakit, meliputi :
1) Akomodasi rawat inap pada kelas III
2) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
3) Penunjang diagnostik: patologi klinik, patologi anatomi, laboratorium mikro patologi, patologi radiologi dan elektromedik.
4) Tindakan medis
6) Pelayanan rehabilitasi medis 7) Perawatan intensif
8) Pemberian obat mengacu pada Formularium 9) Pelayanan darah
10) Bahan dan alat kesehatan habis pakai
11) Persalinan dengan risiko tinggi dan penyulit c. Pelayanan gawat darurat (emergency)
d. Seluruh penderita thalasemia dijamin, termasuk bukan peserta Jamkesmas
2.7. Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum Madani 2.7.1 Landasan Hukum
Peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan hokum penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan masyarakt Umum Madani Kota Tanjungbalai, adalah (Keputusan Walikota Tanjung Balai Nomor 440/103/K/2009): 1. Undang-Undang dasar 1945 yang tercantum pada:
− Pasal 28 H angka 91 menyatakan bahwa: “setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
− Pasal 34 angka (2) menyatakan bahwa: “Negara mengembangkan system
− Pasal 34 angka (3) menyatakan bahwa” Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan eksehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”.
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan sebagai berikut:
− Pasal 4: “ setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat
kesehatan yang optimal”.
− Pasal 5: “ setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan personalnya, keluarga dan lingkungannya”. − Pasal 65: a. Penyelenggaraan upaya kesehatan dibiayai oleh pemerintah dan
atau masyarakat.
b. Pemerintah membantu upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, terutama upaya kesehatan bagi masyarakat rentan.
− Pasal 66: “ pemerintah mengembangkan, membina dan mendorong Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat sebagai cara yang dijadikan landasan setiap penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang pembiayaannya dilaksanakan secara pra upaya, berazaskan usaha bersama dan kekeluargaan”. 3. Keputusan Walikota Tanjungbalai dalam penugasan PT. Askes Cabang
4. Perjanjian kerja Sama antara PT. Askes Kantor Cabang Tanjungbalai dengan Pemerintah Kota Tanjungbalai dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum Madani Kota Tanjungbalai Tahun Anggaran 2012. 2.7.2. Tatalaksana Kepesertaan
1. Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum Madani Kota Tanjungbalai adalah masyarakat miskin/tidak mampu yang tidak terdaftar sebagai Peserta Program Nasional Jamkesmas Tahun 2011 yang berada di wilayah Kota Tanjungbalai Propinsi Sumatera Utara yang dikelola oleh PT. Askes Kantor Cabang Tanjung berdasarkan Keputuan Walikota Tanjungbalai.
2. Jumlah sasaran peserta Program Jaminan Kesehatan Umum Madani sebanyak 20.000 jiwa yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Walikota Tanjungbalai. 3. Peserta Program Jaminan Kesehatan Umum Madani yang menjadi tanggungjawab
PT. Askes Kantor Cabang Tanjungbalai adalah yang iurannya bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Tanjungbalai.
4. Kartu Peserta yang diterbitkan oleh PT. Askes merupakan identitas sah peserta Program Jaminan Kesehatan Umum Madani.
5. Masa berlaku kartu peserta sesuai masa berlaku Perjanjian Kerja Sama.
6. Penerbitan dan distribusi kartu sampai ke Peserta PT. Askes Kantor Cabang Tanjungbalai bekerjasama dengan pemerintah Kota Tanjungbalai dan atau pihak ketiga lainnya yang disetujui oleh Pemerintah Kota Tanjungbalai.
dapat mengguanakn identitas Kartu Madani/Surat Jaminan Pelayanan bagi masyarakat miskin/yang tidak mampu yang terdaftar.
2.7.3. Tatalaksana Pelayanan Kesehatan
1. Setiap Peserta Program Jaminan Kesehatan Umum Madani mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan dasar Puskesmas dan jaringannya meliputi pelayanan kesehatan Rawat Jalan dan Rawat Inap Tingkat Pertama, serta pelayanan kesehatan rujukan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan dan rawat inap kelas III (tiga) di rumah sakit yang ditunjuk oleh PT. Askes Kantor Cabang Tanjungbalai.
2. Pelayanan Kesehatan menerapkan Sistem Rujukan terstruktur dan berjenjang. 3. Pelayanan rawat inap dilaksanakan pada puskesmas perawatan dan Ruang rawat
inap kelas III (tiga) di Rumah Sakit Pemerintah yang ditunjuk PT. Askes Kantor Cabang Tanjungbalai yang bekerja sama dengan PT. Askes Kantor Cabang Tanjungbalai.
4. Pelayanan Obat di Rumah Sakit dengan ketentuan sebagai berikut: a. Berdasarkan DPHO PT. Askes yang berlaku pada tahun berjalan.
b. Pelayanan diberikan di Instalasi farmasi rumah sakit dan atau apotik yang bekerjasama dengan PT. Askes kantor cabang Tanjungbalai.
2.8. Landasan Teori
Menurut Grindle dalam Samodra (1994), “implementasi kebijakan pada dasarnya ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks kebijakan”. Isi kebijakan menunjukkan kedudukan pembuat kebijakan sehingga posisi kedudukan ini akan mempengaruhi proses implementasi kebijakan, kontek kebijakan ini meliputi kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor-aktor yang telibat. Keterkaitan antara
[image:53.612.146.527.315.465.2]elemen-elemen dalam pelembagaan dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1. Implementasi kebijakan Program Model D.C. Korten Sumber : Samodra, 1994
2.9. Kerangka Pikir
Lingkup kajian meliputi 3 (tiga) institusi yang terlibat dalam penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Umum Madani, dan peserta Program Jaminan Kesehatan Umum Madani.
1. Pemerintah Kota dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tanjungbalai sebagai penentu kebijakan dan pemberi dana
Program
Beneficiaris Organization
Program Outputs
Beneficiary Need
Taks Requerments
Mean of demand Organization
2. PT Askes dan Dinas Kesehatan sebagai penyelenggara dan pengelola dana, serta pihak lain yang berkaitan seperti puskesmas dan rumah sakit.
3. Fasilitas kesehatan sebagai pemberi pelayanan dan penerima pembayaran. 4. Peserta Program Jaminan Kesehatan Umum Madani.
[image:54.612.113.509.235.477.2]5. Orang miskin yang belum mendapatkan kartu bila diperlukan.
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Pemko Tanjung Balai
Dan DPRD Kota Tanjungbalai
PT. Askes Dinas Kesehatan
Rumah Sakit dan
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, baik berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan kegiatan yang dapat diamati. Pendekatan ini dipilih berdasarkan pertimbangan, bahwa penelitian ini memerlukan data yang bersifat informasi kualitatif, sehingga dapat memahami lebih mendalam tentang pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Umum Madani Kota Tanjung Balai.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi
Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan di Kota Tanjung Balai. 3.2.2. Waktu
Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni tahun 2012.
3.3. Informan Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah. Tengku Mansyur Tanjung Balai, Kepala Puskesmas, dan peserta Program Jaminan Kesehatan Umum Madani sebanyak 5 orang yang ditentukan secara accidental (bertemu saat penelitian di lapangan) . Bila diperlukan ditambah peserta (orang miskin) yang belum memiliki kartu peserta.
3.4. Metode Pengumpulan Data 1. Pengumpulan data primer
Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap para informan. Data primer yang akan digali dalam teknik wawancara mendalam ini adalah bagaimana implementasi kebijakan Program Jaminan Kesehatan Umum Madani di Kota Tanjung Balai yang dibuat. Wawancara dilakukan melalui pertanyaan tak terstruktur, dalam hal ini informan tidak ditempatkan sebagai objek penelitian, akan tetapi sebagai subjek penelitian, di mana informan diberikan kebebasan untuk menceritakan apa saja tanpa dibatasi oleh pilihan jawaban oleh peneliti. Akan tetapi, diupayakan untuk tidak menyimpang dari pedoman penelitian yang ada.
2. Pengumpulan data sekunder
3.5.Variabel Penelitian
Untuk melakukan analisis terhadap kebijakan Program Jaminan Kesehatan Umum (PJKMU) Madani Kota Tanjung Balai maka variabel yang akan digunakan sebagai acuan adalah:
1. Aspek Kebijakan
Aspek kebijakan mencakup beberapa area kajian, yaitu: a. Peran pemerintah kota
b. Sosialisasi
c. Proses pembuatan kebijakan
1) Mekanisme penyaringan kebutuhan 2) Partisipasi stakeholders
− Asosiasi Fasilitas kesehatan
− Masyarakat (Lembaga Swadaya Masyarakat) − Departemen terkait
− Instansi terkait
d. Pemantauan dan evaluasi 2. Aspek Kepesertaan
a. Penentuan Masyarakat Miskin
− Siapa yang menetapkan kriteria masyarakat miskin. − Siapa yang melakukan identifikasi
− Siapa yang melakukan Verifikasi
− Siapa yang menetapkan jumlah dan masyarakat miskin − Bagaimana keterlibatan stakeholders
b. Kriteria Masyarakat Miskin 3. Aspek Manajemen Pelayanan
Aspek manajemen pelayanan meliputi tata-cara kerja sama dengan institusi pelayanan kesehatan, yaitu puskesmas dan rumah sakit. Area telaah adalah:
a. Penempatan Sumber Daya Manusia khusus yang menangani Program Jaminan Kesehatan Umum Madani di fasilitas kesehatan
b. Paket Manfaat c. Penanganan keluhan d. Prosedur klaim
e. Sistem evaluasi dan pelaporan
3.6. Analisis Data
Analisis data bersifat deskripsi, yaitu memuat sejumlah narasi mengenai proses, temuan, dan kecenderungan yang menonjol dalam hasil penelitian. Analisis akan membuat sejumlah narasi mengenai berbagai temuan yang berkaitan dengan
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak Geografi
Kota Tanjungbalai merupakan salah satu kota yang menjadi bagian wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di antara 2º58’ Lintang Utara dan 99 º48 Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tanjungbalai Kabupaten Asahan
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sei Kepayang Kabupaten Asahan
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan
Tabel 4.1 Pembagian Kecamatan dan Kelurahan Kota Tanjungbalai
No. Kecamatan Kelurahan
1. Tanjungbalai Utara 1. Tanjungbalai III 2. Sejahtera
3. Tanjungbalai IV 4. Mata Halasan 5. Kuala Silo Bestari 2. Tanjungbalai Selatan 1. Tanjungbalai I
2. Perwira 3. Karya
4. Tanjungbalai II 5. Indra Sakti 6. Pantai Burung
3. Teluk Nibung 1. Sei Merbau
2. Pematang Pasir 3. Perjuangan
4. Kapias Pulau Buaya 5. Beting Kualo Kapias 4. Sei Tualang Raso 1. Keramat Kubah
2. Sumber Sari 3. Muara Sentosa 4. Pasar Baru 5. Sei Raja
5. Datuk Bandar 1. Sirantau
2. Gading 3. Pahang 4. Sijambi 5. Pantai Johor 6. Datuk Bandar Timur 1. Selat Lancang
2. Bunga Tanjung 3. Selat Tanjung Medan 4. Pulau Simardan 5. Semula Jadi Sumber: Tanjungbalai dalam Angka Tahun 2011
4.1.2 Data Demografi
[image:61.612.122.529.139.584.2]per km². Jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Teluk Nibung yaitu sebanyak 35.802 jiwa sedangkan jumlah penduduk paling sedikit di Kecamatan Tanjungbalai Utara yaitu sebanyak 15.862 jiwa. Kecamatan Tanjungbalai Utara merupakan kecamatan yang paling padat penduduknya yakni sebanyak 18.883,33 jiwa per km² dan Kecamatan Datuk Bandar merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terkecil yakni sebanyak 1.502, 76 jiwa per km².
Tabel 4.2 Distribusi Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan di Kota Tanjungbalai Tahun 2011
No. Kecamatan Luas Wilayah (km²)
Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga Kepadatan Penduduk per km²
1. Datuk Bandar 22,49 33.797 6.973 1.502,76 2. Datuk Bandar Timur 14,57 26.942 5.882 1.849,14 3. Tanjungbalai Selatan 1,98 19.330 5.428 9.762,63 4. Tanjungbalai Utara 0,84 15.862 4.007 18.883,33 5. Sei Tualang Raso 8,09 22.712 4.852 2.807,42 6. Teluk Nibung 12,55 35.802 7.996 2.852,75
Jumlah 60,52 154.445 35.138 2.552
Sumber: Profil Kesehatan Kota Tanjungbalai Tahun 2011
Berdasarkan jenis kelamin, penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 77.933 jiwa dan penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 76.512 jiwa. Secara rinci dapat di lihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin di Kecamatan Kota Tanjungbalai Tahun 2011
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1. Laki-Laki 77.933 50,46
2. Perempuan 76.512 49,53
Jumlah 154.445 100
[image:62.612.109.534.613.673.2]Berdasarkan kelompok umur, sebagian besar penduduk kota Tanjungbalai merupakan penduduk usia produktif. Penduduk pada kelompok umur 0-4 tahun sebanyak 17.946 jiwa, 5-14 tahun sebanyak 36.107 jiwa, 15-44 tahun sebanyak 73.703 jiwa, 45-64 tahun sebanyak 21.717 jiwa dan kelompok umur >=65 tahun sebanyak 4972 jiwa. Secara rinci dapat di lihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Distribusi Penduduk Kota Tanjungbalai Berdasarkan Umur Tahun 2011
No. Kelompok Umur (Tahun)
Jumlah Persentase (%)
1. 0-4 17.946 11,61
2. 5-14 36.107 23,37
3. 15-44 73.703 47,72
3. 45-64 21.717 14,06
4. ≥65 4.972 3,21
Jumlah 154.445 100
Sumber: Profil Kesehatan Kota Tanjungbalai Tahun 2011
4.1.3 Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang berada di wilayah Kota Tanjungbalai terdiri rumah sakit, Puskesmas, praktik dokter, Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan Posyandu. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Distribusi Sarana Kesehatan di Kota Tanjungbalai Tahun 2011
No. Sarana Kesehatan Jumlah (Unit)
1. Rumah Sakit Umum 2
2. Puskesmas Perawatan 1
3. Puskesmas Non Perawatan 7
4. Puskesmas Keliling 8
5. Puskesmas Pembantu 13
6. Rumah Bersalin 1
7. Klinik/Balai Pengobatan 5
[image:63.612.114.528.569.698.2]Tabel 4.5 (Lanjutan)
9. Praktik Dokter Perorangan 30
10. Poskesdes 31
11. Posyandu 120
12. Apotek 13
13. Toko Obat 7
Jumlah 239
Sumber: Profil Kesehatan Kota Tanjungbalai Tahun 2011
4.1.4 Tenaga Kesehatan
[image:64.612.110.532.140.221.2]Tenaga kesehatan yang terdapat di Kota Tanjungbalai pada tahun 2010 secara rinci dapat di lihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Distribusi Tenaga Kesehatan di Kota Tanjungbalai Tahun 2011
No. Tenaga Kesehatan Jumlah (Orang)
1. Dokter Spesialis 9
2. Dokter Umum 48
3. Dokter Gigi 17
4. Bidan 161
5. Perawat 279
6. Tenaga Kefarmasian 12
7. Tenaga Gizi 22
8. Tenaga Kesmas 17
9. Tenaga Sanitasi 13
10. Tenaga Teknisi Medis 26
11. Fisioterapis 6
Jumlah 610
Sumber: Profil Kesehatan Kota Tanjungbalai Tahun 2011
4.2.Hasil Wawancara
[image:64.612.118.528.363.545.2]4.2.1. Wawancara dengan Pengelola Program PJKMU Madani (Walikota, DPRD Kota Tanjung Balai, Dinas Kesehatan, PT Askes, RSUD Tengku Mansyur dan Kepala Puskesmas)
1. Jawaban Wawancara berdasarkan variabel penelitian Tentang Aspek Kebijakan No Peran Pemerintah Kota
1. Walikota Kota Tanjung Balai
Dalam masalah kebijakan di bidang kesehatan sudah tentu melibatkan pemerintah, artinya bahwa pemerintah berperan penuh dalam perumusan kebijakan ini. Karena memang yang merumuskan kebijakan ya pemerintah bukan sektor swasta. Tentunya dalam merumuskan kebijakan program ini kita memiliki latar belakang yang jelas, yaitu karena ternyata program layanan kesehatan yang ditawarkan pemerintah tidak mampu menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan yang terjangkau. Artinya program nasional tidak menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang ada di daerah. Jadi, kami memandang perlu ada program layanan kesehatan yang dikelola oleh pemerintah daerah.
Peran lain?peran mengawasilah…sebagaimana lazimnya, kalau kita sudah merumuskan kebijakan, maka kita harus memantau dalam arti mengawasi berjalannya program tersebut. Jangan sampai ada penyimpangan-penyimpangan. Dalam hal ini kita bekerjasama dengan Dinas kesehatan. Dalam hal pendataan siapa yang berhak untuk mendapatkan layanan ini, kita bekerjasama dengan Badan Pusat statistic Kota Tanjung Balai. Jadi siapa-siapa masyarakat yang termasuk dalam keluarga miskin ya berhak mendapatkan layanan program ini.
DPRD Kota Tanjung Balai
Sebagaimana amanat yang kita emban dalam menjalankan tugas sebagai wakil rakyat adalah menciptakan suasana yang tenang, nyaman bagi masyarakat. Terpenuhi kebutuhan dasarnya, misalnya layanan kesehatan. Termasuk PJKMU Madani ini merupakan program yang kita rumuskan dengan tujuan untuk memberikan layanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat. Kita membicarakan hal ini dengan Walikota dan pihak-pihak terkait lainnya, sehingga terumus program ini. Jadi, sejauh ini peranan kita masih sebatas merumuskan dan mengawasi. Masalah pengawasan kita serahkan pada Dinas Kesehatan yang memberikan laporan kepada Bapak Walikota
Badan Pusat Statistik Kota Tanjung Balai
Kita memang mendapat mandat dari pemerintah Kota Tanjung Balai untuk melakukan pendataan masyarakat yang berhak mendapatkan layanan ini. Namun harus kami akui bahwa kami tidak dapat bekerja sendiri. Kami membutuhkan bantuan dari pihak kelurahan dan lingkungan masyarakat yang terdekat. Karena yang paling tau kondisi masyarakat di daerah yang bersangkutan adalah pemerintahnya, dalam hal ini kalau bukan Lurah ya RT atau RW atau keplingnya. Cara kerjanya adalah kita memberikan form isian yang harus diisi masyarakat yang mana isian tersebut akan membawa kita pada kesimpulan keluarga ini miskian atau tidak. BPS kan sudah memiliki 14 kriteria tentang keluarga miskin. Kita gunakan itu.
Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap masyarakat penerima PJKU umum diketahui bahwa sasaran layanan ini masih kurang maksimal. Karena masih ada keluarga yang sebenarnya tidak layak/tidak pantas mendapatkan layanan ini karena sebenarnya dinilai mampu dari segi ekonomi. Kesulitan dan masalah ini muncul karena dalam melakukan pendataan masyarakat miskin masih ditemukan laporan yang tidak benar. Artinya masih ada masyarakat yang mengaku keluarga miskin padahal sebenarnya masuk dalam keluarga kategori mampu.
Usulan untuk memperbaiki masalah yang dihadapi dalam melakukan pendataan, yaitu supaya data sasarannya di update paling tidak satu tahun sekali. Verifikasi data masyarakat miskin dilakukan, apabila ditemukan ketidaktepatan sasaran. Sistem data base masyarakat miskin sudah menggunakan komputerisasi, dan juga sudah terintergrasi dengan data peserta askes komersial dan sosial. Dalam hal ini dituntut kerja keras, kejujuran dan ketelatenan dari pemerinath setempat untuk selalu melakukan pengawasan agar program ini tepat sasaran.
No Sosialisasi
2. Walikota Kota Tanjung Balai
Masalah sosialisasi program ini?wah, kita sangat gencar mensosialisasikan nya. Melalui media cetak, media elektronik, brosur, pengumuman di Puskesmas dan juga melalui lurah-lurah kita itu.
DPRD Kota Tanjung Balai
Dinas Kesehatan Kota Tanjung Balai
Sosialisasi PJKMU Madani dilakukan bersama, antara pihak PT. Askes, Pemerintah Kota, dan Dinas Kesehatan ke masing-masing kecamatan, yang dihadiri oleh seluruh Kepala lurah, kepala lingkungan, dan masyarakat peserta PJKMU Madani. Pada sosialisasi, masalah yang muncul adalah perbedaan jenis pelayanan yang didapatkan peserta Jamkesmas dan peserta PJKMU Madani. Unt