Karakteristik Wanita Menopause Pada Wanita Perokok Di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai
SKRIPSI Dian Ramadha Sari
Skripsi
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Judul : Karakteristik Wanita Menopause pada Wanita Perokok di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai
Peneliti : Dian Ramadha Sari
NIM : 071101105
Jurusan : Keperawatan
Tahun : 2009
Tanggal Lulus :
Pembimbing Penguji I
………. ……….
Evi Karota Bukit, S.Kp.MNS Siti Zahara Nasution, S.Kp.MNS
NIP. 1967 1215200003 2001 NIP. 1971 0305200112 2001
Penguji II
………... M. Syukri Tanjung, S.Kep, Ns
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara telah menyetujui Skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan untuk kelulusan Sarjana Keperawatan ( S.Kep).
Medan,
Pembantu Dekan I
……… Erniyati, S.kp,MNS
Judul : Karakteristik Wanita Menopause pada Wanita Perokok di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai
Peneliti : Dian Ramadha Sari
NIM : 071101105
Jurusan : Keperawatan
Tahun : 2009
ABSTRAK
Menopause bukan merupakan penyakit melainkan kondisi dimana seorang wanita mencapai masa berhentinya menstruasi. Menopause dikatakan terjadi apabila seorang wanita tidak lagi menstruasi selama 12 bulan. Usia rata-rata untuk mencapainya menopause alami adalah diatas 51 tahun. Bila seorang wanita mencapai menopause pada usia kurang dari atau usia 45 tahun dapat dikatagorikan sebagai menopause dini. Merokok diasumsikan dapat mempercepat datangnya menopause atau menopause dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran karakteristik wanita menopause pada wanita perokok di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai. Desain penelitian ini menggunakan penelitian deskritif, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposif sampling terhadap 64 responden wanita menopause yang perokok di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 64 responden wanita
menopause dengan riwayat merokok di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai yang diperoleh dari data demografi yaitu usia responden berada pada rentang kelompok umur 51-55 sebanyak 58%, seluruh responden telah merokok sebelum mereka menopause, usia wanita menopause dengan kelompok umur 46-50 tahun (47%), status sudah menikah (59%) wanita tersebut menikah, jumlah responden yang beragama Islam yaitu (61%), pendidikan responden sampai tamat sekolah menengah umum sederajat (44%), responden yang berwirausaha (45%). Berdasarkan penghasilan, 37 responden (58%) berada pada kelompok berpenghasilan lebih dari 1.000.000. Sedangkan dari data tingkat kebiasaan merokok pada wanita diperoleh data 27 responden (42%) wanita berada pada kondisi perokok ringan dan 59% merupakan kelompok perokok berat. Diketahui bahwa 23 responden telah menopause pada usia kurang dari atau sama dengan 45 tahun dan diantara 23 responden tersebut 17 orang diantaranya adalah kelompok perokok berat.
PRAKATA
Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT yang
dengan pertolongan-Nya selalu menyertai penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Karakteristik Wanita Menopause pada
Wanita Perokok di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai”. Dan
juga kepada Rasullah SAW sebagai uswatun hasanah, semoga kita memperoleh
syafaatnya dikemudian kelak.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada ibu Evi Karota Bukit, SKp, MNS selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah menyediakan waktu, serta memberi masukan dan arahan yang
berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya kepada
Dekan Fakultas Keperawatan USU Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes.
Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak
kecamatan terutama Bapak Edwarsyah, S.Sos selaku Camat Tanjungbalai Utara
serta semua staf yang telah membantu penulis dalam mengurus administrasi
penelitian ini.
Terimakasih tidak terhingga kepada keluarga penulis, Bapak Subroto, SE
dan Ibu Marliani selaku Ayah dan Ibu kandung saya yang tidak pernah bosannya
mendoakan saya, memberikan bantuan moril dan materil. Begitu juga kepada Ibu
Rosmini selaku Ibu sekaligus pengasuh saya selama saya menjalani masa studi,
Adik-adik tercinta, Panji, Yudi, Aldo, Momon dan Adiet selaku teman terdekat
Rica Yolanda, SKp, Yun Rolaz, AMK, Ira Pengek, SE, Ilellibe, AMK, yang selalu
menyumbangkan saran, ide serta kritikannya dan seluruh pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan namanya satu persatu.
Saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam
penyusunan skripsi ini. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan. Akhirkata
penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Medan, 22 Desember 2009
DAFTAR ISI
4.4. Bagi Penelitian Selanjutnya ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.Menopause ... 6
1.1. Definisi Menopause ... 6
1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Menopause ... 7
1.3. Tanda dan Gejala Menopause ... 9
1.4. Karakteristik Menopause Wanita ... 11
1.4.1. Karakteristik Wanita Menopause ... 11
1.4.2. Usia Menopause ... 13
2.Merokok ... 14
2.1. Defenisi Merokok ... 14
2.2. Wanita Perokok ... 15
2.3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Aktivitas Merokok ... 16
2.4. Bahaya Merokok ... 17
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 1. Kerangka Konseptual ... 20
2. Defenisi Operasional ... 22
2.1 Karakteristik Wanita Menopause ... 22
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian ... 29
1.1. Karakteristik Responden. ... 29
1.2. Kebiasaan Merokok Wanita ... 32
1.3. Tingkat Kebiasaan Merokok ... 34
2. Pembahasan ... 34
BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan ... 37
1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
2. Instrumen Penelitian
3. Rencana Anggaran Biaya Penelitian
4. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU
5. Surat Izin Penelitian dari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota
Tanjungbalai
6. Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Kecamatan Tanjungbalai Utara
Kota Tanjungbalai
DAFTAR SKEMA
Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian Karakteristik Wanita Menopause
Pada Wanita Perokok di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan data demografi
responden di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai
(N=64 responden)... 30
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase pengelompokan usia, usia
merokok, dan usia menopause responden... 32
Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan tingkat
kebiasaan merokok wanita (N=64)... 33
Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan tingkat kebiasaan
Judul : Karakteristik Wanita Menopause pada Wanita Perokok di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai
Peneliti : Dian Ramadha Sari
NIM : 071101105
Jurusan : Keperawatan
Tahun : 2009
ABSTRAK
Menopause bukan merupakan penyakit melainkan kondisi dimana seorang wanita mencapai masa berhentinya menstruasi. Menopause dikatakan terjadi apabila seorang wanita tidak lagi menstruasi selama 12 bulan. Usia rata-rata untuk mencapainya menopause alami adalah diatas 51 tahun. Bila seorang wanita mencapai menopause pada usia kurang dari atau usia 45 tahun dapat dikatagorikan sebagai menopause dini. Merokok diasumsikan dapat mempercepat datangnya menopause atau menopause dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran karakteristik wanita menopause pada wanita perokok di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai. Desain penelitian ini menggunakan penelitian deskritif, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposif sampling terhadap 64 responden wanita menopause yang perokok di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 64 responden wanita
menopause dengan riwayat merokok di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai yang diperoleh dari data demografi yaitu usia responden berada pada rentang kelompok umur 51-55 sebanyak 58%, seluruh responden telah merokok sebelum mereka menopause, usia wanita menopause dengan kelompok umur 46-50 tahun (47%), status sudah menikah (59%) wanita tersebut menikah, jumlah responden yang beragama Islam yaitu (61%), pendidikan responden sampai tamat sekolah menengah umum sederajat (44%), responden yang berwirausaha (45%). Berdasarkan penghasilan, 37 responden (58%) berada pada kelompok berpenghasilan lebih dari 1.000.000. Sedangkan dari data tingkat kebiasaan merokok pada wanita diperoleh data 27 responden (42%) wanita berada pada kondisi perokok ringan dan 59% merupakan kelompok perokok berat. Diketahui bahwa 23 responden telah menopause pada usia kurang dari atau sama dengan 45 tahun dan diantara 23 responden tersebut 17 orang diantaranya adalah kelompok perokok berat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Kodratinya, seorang wanita tetap akan melewati fase perubahan fisiologis
diawali dengan perkembangan masa remaja yang ditandai dengan menstruasi yang
kemudian secara normal itu terjadi terus – menerus setiap bulannya pada masa
reproduktif. Selanjutnya wanita melewati masa hamil dan menyusui. Fase
reproduksi ini kemudian diakhiri dengan datangnya menopause yang umumnya
mulai terjadi pada usia lebih dari 45 tahun (Siagian, 2003).
Menopause dialami oleh wanita – wanita yang telah melewati masa subur
yang ditandai dengan berhentinya haid secara menetap. Periode berhentinya
menstruasi secara definitife ini disebut dengan periode klimakterium (Kartini,
1992). Berhentinya haid dinilai banyak membawa penderitaan dan konsekuensi
kesehatan baik secara fisik maupun psikis yang berakibat buruk jika tidak
ditangani secara serius ditambah lagi tidak cukupnya persiapan dalam menghadapi
masa menopause (Nirmala, 2003). Seringkali wanita menopause melaporkan
bahwa tubuhnya tidak sehat, perasaan tidak tenang, merasa tidak berguna lagi,
penampilan menjadi semakin tua dan merasa kehilangan status peran (Caroline,
2001).
Setiap orang mempunyai waktu menopause yang berbeda-beda yaitu ada
yang lebih datang lebih awal dan ada yang menjalani terlambat. Dikatakan awal
bila menopause muncul pada usia 20-40 tahun. Usia menopause terlambat
biasanya terjadi di atas 51 tahun. Dalam kondisi ini yang lebih dapat
disebut dengan menopause dini, dimana terjadi penurunan aktivitas ovarium serta
estrogen dan progesteron berfluktuasi. Hal ini berangsur-angsur terus terjadi
sampai ovarium tidak beraktifitas lagi dan kadar estrogen akan menimbulkan
gejala-gejala menopause yang juga lebih awal dialami perempuan tersebut.
Kondisi ini akan membuat ketidaknyamanan sebab penurunan estrogen disinyalir
membawa dampak munculnya penyakit seperti osteoporosis, penyakit jantung,
Alzheimer dan kanker usus besar (Wahyudi, 2002).
Kenyataannya sebagian besar wanita ingin masa menopausenya datang
lebih lama (pada rentang usia 51 tahun) karena kekhwatiran mereka dalam
menghadapi berbagai permasalahan kesehatan yang mungkin timbul akibat
menopause ini. Menopause yang datang terlambat kurang membawa masalah
(Jones, 2005). Hal ini didukung pula oleh tim penelitian Unversitas Harvard
(1997) yang mengasumsikan usia menopause yang lebih lama dinilai positif
karena melambangkan tingginya kemampuan reproduksi perempuan. Ironisnya di
tengah-tengah kekhwatiran itu, saat ini berkembang pula istilah premature
ovarium failure (POF) yaitu kondisi berhentinya haid pada usia kurang dari 45
tahun karena kegagalan produksi estrogen di dalam ovarium. Kondisi ini
kemudian dikenal dengan istilah menopause dini (Nirmala, 2003).
Banyak faktor yang mempengaruhi waktu terjadinya menopause.
Beberapa faktor tersebut antara lain : genetic, riwayat kesehatan reproduksi seperti
riwayat oopherectomi, infeksi kesehatan reproduksi, riwayat pekerjaan. Gaya
hidup seperti merokok, olah raga, makanan dan nutrisi, karakteristik individu
seperti ras; iklim lingkungan; berat badan; dll, dimana semua hal diatas dapat
tidak. Dari data karakteristik di ketahui wanita berkulit putih lebih cenderung
mendapatkan menopause pada usia yang sewajarnya, sementara pada ras kulit
kuning memiliki resiko mendapatkan menopause dini sekitar 32 %. Untuk wanita
yang tinggal di negara dengan iklim panas kejadian menopause dini kerap lebih
banyak terjadi dibandingkan yang tinggal di iklim dingin (Manuaba, 1999).
Menurut Wahyudi, wanita dengan tingkat pendapatan minimal atau yang
lazim hidup di bawah garis kemiskinan hampir 60 % mengalami menopause lebih
awal. Hal ini didominasi oleh faktor gizi, gaya hidup, dan keteraturan aktivitas
yang mempengaruhi seluruh mekanisme tubuh termasuk di dalamnya
metabolisme hormon estrogen dan progesteron.
Hasil penelitian di Norwegia (2007) yang dilakukan oleh mahasiswa
Harvard memaparkan dari 2.123 perempuan yang berusia 59 sampai 60 tahun,
mereka yang saat ini perokok aktif ada sekitar 25%, 28% mantan perokok dan
35,2% adalah kelompok perokok pasif. Hasil evaluasi dari penelitian itu
menyatakan bahwa 59% kelompok yang lebih beresiko memasuki menopause
sebelum usia 45 tahun adalah kelompok perokok aktif (sukma, 2007). Hal yang
sama dikemukakan oleh Jones (2005) dalam bukunya bahwa merokok akan
mempercepat menopause.
Dari observasi lapangan sementara, tingkat kebiasaan merokok masyarakat
Tanjungbalai sangat tinggi. Tidak hanya pada komunitas laki-laki tapi juga wanita
bahkan anak-anak. Kebiasaan merokok ini tampaknya terjadi karena pengaruh
budaya dan prilaku “ kumpul-kumpul” yang sering dilakukan sehingga kebiasaan
merokok kerap ditularkan kepada teman perkumpulannya. Untuk itulah saya
2. Pertanyaan Penelitian
2.1. Bagaimanakah gambaran karakteristik wanita menopause pada wanita
perokok di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai?
3. Tujuan Penelitian
3.1. Mengidentifikasi gambaran karakteristik wanita menopause pada wanita
perokok di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai.
4. Manfaat Penelitian 4.1. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah sekaligus membuka wawasan
baru bagi peneliti, sebagai wadah untuk mengepresikan ilmu dan
kemampuan analisanya terhadap suatu masalah yang timbul di
masyarakat.
4.2. Bagi masyarakat
Komunitas atau personal yang diteliti dapat secara langsung memahami
dan mendapatkan informasi baru sehingga diharapkan hal ini dapat
meningkatkan status kesehatan wanita.
4.3. Bagi institusi
Sebagai wujud peningkatan peran serta keperawatan di komunikasi
dalam upaya meningkatnya derajat kesehatan wanita.
4.4. Bagi penelitian selanjutnya
Sebagai bahan tambahan, perbandingan dan inspirasi bagi mahasiswa
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Menopause
1.1. Defenisi menopause
1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi menopause
1.3. Tanda dan gejala menopause
1.4. Karakteristik Menopause wanita
2. Merokok
2.1. Defenisi merokok
2.2. Wanita perokok
2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas merokok
1. Menopause
1.1.Defenisi Menopause
Menopause dialami oleh wanita-wanita yang telah melewati masa subur
yang ditandai dengan berhentinya haid secara menetap. Priode berhentinya
menstruasi secara definitife ini disebut dengan priode klimakterium (Kartini,
1992).
Klimaterium merupakan suatu masa peralihan dari kehidupan seorang
wanita yang berawal sejak fungsi indung telur berkurang hingga beberapa waktu
sampai berhentinya haid. Masa klimaterium ini biasa terjadi pada usia 45 – 60
tahun. Kondisi yang demikian jika terjadi pada rentang usia dibawah 45 tahun
termasuk pada kondisi menopause dini (Sembiring, 1991).
Menopause adalah kondisi dimana seorang wanita mencapai masa
berhentinya haid pada usia lebih dari atau pada 45 tahun. Usia rata-rata untuk
mencapainya menopause alami atau berhentinya haid adalah diatas 51 tahun. Bila
seorang wanita mencapai menopause pada usia kurang dari atau tepat 45 tahun
dapat dikatagorikan sebagai menopause dini (Nirmala, 2003).
Menopause dikatakan terjadi apabila selama 12 bulan haid tidak datang
lagi, maka ditetapkan menopause sebenarnya. Sebelum menghadapi masa
menopause secara alamiah, seseorang akan dihadapkan pada masa premenopause
yang terjadi 3-5 tahun sebelum menopause sebenarnya. Pada tahap ini keluhan
klimaterium mulai berkembang. Selanjutnya diikuti pada tahap menopause sampai
akhirnya postmenopause yaitu tahap awal setelah 12 bulan tidak haid. Tahap
postmenopause akan dihadapi semua wanita menopause baik yang alamiah
postmenopause disebut masa perimenopause. Pada masa inilah terjadi keluhan
yang memuncak (Kartini, 1992).
1.2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menopause
Ada banyak faktor yang terkait dengan kondisi menopause baik secara
sengaja diperbuat ataupun tanpa segaja. Berikut faktor – faktor yang terkait
dengan timbulnya menopause:
Menopause secara alami terjadi karena penurunan aktivitas ovarium yang diikuti dengan penurunan produksi hormon reproduksi. Ini terjadi secara alamiah. Seorang wanita secara spontan telah memiliki folikel/indung telur
dari sejak lahir. Namun, folikel – folikel ini matang dan bekerja untuk
menghasilkan sel telur pada saat memasuki usia puberitas yang ditandai dengan
proses menstruasi. Seiring dengan hal tersebut, granulose secara otomatis
menghasilkan estrogen yang merupakan salah satu hormon reproduksi wanita.
Estrogen tadi akan memaksa folikel untuk mengeluarkan sel telur, keluarnya sel
telur dari corpus luteum ini akan meningkatkan produksi estrogen dan
progresteron. Progresteron sendiri menyiapkan tempat pembuahan dengan
menebalkan dinding endometrium. Setiap bulannya jika sel telur tidak jadi
dibuahi, akan membuat dinding endometrium yang menebal tadi luruh. Luruhnya
dinding endomerium dibuktikan dengan keluarnya darah melalui lubang vagina
dan inilah yang disebut menstruasi. Ketika ovarium tidak lagi produktif, folikel
yang dihasilkan berkurang maka rangsangan produksi hormon estrogen dan
mencapai titik pada masa klimaterium dengan keadaan menopause (Nirmala,
2003).
Menopause karena operasi. Ini terjadi akibat proses pembedahan, diantaranya operasi rahim (histerektomi) dan pengangkatan kedua indung telur
(oophorectomy bilateral). Kondisi ini sering disingkat dengan istilah TAHA/BSO.
Bila rahim diangkat dan dinding telur tetap dipertahankan maka masa haid
berhenti namun gejala menopause tetap berlangsung ketika wanita tersebut
mencapai usia menopause alami. Itu artinya wanita tersebut akan tetap
mengeluhkan rasa ketidaknyamanan seperti keringat berlebih, panas yang
dirasakan ditubuh dan kesulitan tidur pada dirinya saat usianya mencapai masa
klimaterium atau pada kisaran usia 40 tahun ke atas (Manuaba, 1999).
Menopause karena kondisi medis. Kemoterapi karena menderita kanker seringkali berakibat pada kondisi menopause dini sementara ataupun permanen.
Obat – obatan anti kanker dinilai mempengaruhi produksi hormon yang
diproduksi oleh indung telur. Tidak hanya itu, perilaku dan kebiasaan
mengkonsumsi obat – obatan anti hipertensi, reumatik dan jantung akan
mempercepat datangnya masa menopause. Obat – obatan ini diduga akan
memberikan efek penekanan produksi hormon – hormon reproduks i (Nirmala,
2003).
Menopause karena merokok. Walaupu n belum diteliti secara mendalam, diasumsikan merokok dapat mempercepat datangnya masa
menopause. Aktivitas merokok dilaporkan membawa pengaruh terhadap
menopause dini pada wanita. Diketahui 59% wanita perokok aktif lebih mungkin
perokok sembilan kali lebih cepat mendapati masa menopausenya dibanding
mereka yang tidak merokok (Takasihaeng, 2000). Ini disinyalir karena kerusakan
yang mungkin terjadi pada alat – alat reproduksinya seperti indung telur sehingga
produksi hormon estrogen menurun. Penurunan produksi estrogen akibat
kerusakan ovarium maupun ovum, secara otomatis akan mematikan siklus
reproduksi secara bertahap. Ketika produksi estrogen tidak lagi memadai, maka
proses menstruasi akan terhenti dan henti haid atau menopause data lebih awal
dari waktu yang semestinya (Elisabet, 2005).
Menopause karena kondisi peran. Dinyatakan bahwa seorang wanita single baik itu janda maupun wanita tidak menikah di usia yang sudah tidak muda
lagi lebih cepat mendapati masa menopause. Hal ini diakibatkan karena kondisi
peran yang tidak komplit dalam hidupnya. Wanita yang tidak memiliki pasangan
memiliki kewajiban lebih besar terhadap keluarganya sehingga memungkinkan
untuk mengalami stress atau tekanan dalam hidupnya. Wanita yang berpendidikan
kurang mungkin memasuki menopause dalam usia 40 tahunan (Takasiahaeng,
2000).
1.3.Tanda dan Gejala Menopause
Menopause ternyata memberi pengaruh ketidaknyamanan. Berikut
dikemukakan beberapa gejala fisik yang sering muncul pada kondisi menopause
dini, antara lain:
Hot flashes yaitu perasaan panas, gerah bahkan rasa seperti terbakar pada area wajah, lengan, leher, dan tubuh bagian atas serta muncurnya keringat
sering dikeluhkan dan menjadi pemberat utama dalam menghadapi masa
klimaterium (Caroline, 2001).
Kesulitan tidur sepanjang malam dengan atau tanpa gangguan keringat. Kesulitan tidur ini bisa terjadi karena kegelisahan akibat perubahan faal tubuh
atau mungkin keinginan BAK yang datang lebih sering dari biasanya. Kesulitan
tidur yang dialami wanita akan berakibat buruk pada status kesehatannya, dimana
wanita tersebut akan tampak lemah dan pucat (Elisabet, 2005)
Nafsu makan bertambah, sehingga wanita tersebut kelihatan lebih gemuk ditambah lagi pelebaran pada bagian pinggul, pinggal dan paha. Belum
disadari benar mengapa keinginan makan pada wanita perimenopause meningkat.
Diduga, lemak tubuh akan diolah untuk terus menghasilkan estrogen sehingga
keinginan makan akan bertambah untuk mensuptitusi pemecahan lemak tubuh
tadi.
Kerontokan rambut membuat menipisnya rambut di kepala, kemaluan dan seluruh tubuh. Namun bulu – bulu pada area wajah meningkat. Hal ini sejalan
dengan berkurangnya produksi kelenjar dan lapisan lemak pada kulit.
Vagina kering akibatnya sakit saat melakukan hubungan seks. Keringnya vagina dapat terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen yang secar
berangsur – angsur meminimalkan pengeluaran cairan vagina. Selain itu otot –
otot vagina juga semakin kendur dan daya kontraksinya lebih rendah. Hal ini
secara tidak langsung nantinya berdampak pada menurunnya libido.
halus. Kondisi seperti ini lebih memberatkan saat malam hari karena mengganggu
aktivitas istirahat dan tidur.
Gangguan pada kulit dan ekstremitas adanya gelenyar – gelenyar pada kaki dan tangan yang diakibatkan kurangnya vitamin B12, perubahan kelenturan
pembuluh darah dan menipisnya kadar potassium dan kalsium. Juga kondisi kulit
kering dan pecah – pecah (Wahyudi Nugroho, 2000).
Selain gejala fisik seperti yang dikemukakan di atas, terdapat pula gejala
psikis yang menonjol pada wanita menopause seperti : mudah tersinggung, susah
tidur, kecemasan, gangguan daya ingat, streess, depresi, tertekan, gugup dan
kesepian. Ada juga wanita yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya
tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan suami dan keluarga.
Semua tanda dan gejala diatas mulai data pada waktu yang lebih awal yaitu sekitar
3 – 5 tahun sebelum menopause atau sebanding dengan usia 40 – 45 tahun
(Kartini, 1992).
1.4.Karakteristik Menopause Wanita 1.4.1. Karakteristik Wanita Menopause
Menopause selain disebabkan oleh beberapa faktor seperti yang telah
dijelaskan di atas, terdapat juga beberapa hal yang mesi dikaji terkait karakteristik
wanita tersebut. Kecenderungan bahwa karakteristik tertentu berpengaruh
terhadap datangnya masa menopause memang belum diteliti secara mendalam
namun dalam beberapa analisa diketahui bahwa faktor – faktor berikut ini
Status perkawinan, wanita yang tidak menikah dinilai lebih berisiko untuk mendapati menopause dalam waktu lebih awal. Begitu juga jika wanita
tersebut berstatus sebagai janda. Kondisi ini dimungkinkan berhubungan dengan
pengalaman psikis yang terjadi pada seorang wanita yang hidup tanpa atau tidak
lagi dengan pasangannya (Wahyudi Nugroho, 2000)
Suku bangsa, ras kulit kuning atau ras pada perempuan yang tinggal di belahan bumi bagian selatan mempunyai resiko mendapatkan menopause dini
lebih tinggi dibandingkan perempuan ras putih yang tinggal dibelahan bumi
bagian utara. Selain itu, pada negara dengan iklim panas, kejadian menopause dini
lebih kerap dibandingkan negara beriklim dingin (Manuaba, 1999).
Pendidikan, wanita yang berpendidikan kurang mungkin memasuki menopause dalam usia 40 tahunan. Disebabkan wanita yang berpendidikan
cendrung mampu mengatur koping dan kebutuhan hidupnya ke arah yang lebih
sehat ( Takasiahaeng, 2000)
Pekerjaan, riwayat pekerjaan juga menjadi sorotan. Nantinya hal ini terkait dengan kesehatan. Seorang perempuan yang sering terpapar radiasi perlu
diwaspadai terhadap kemunculan menopause dini ( Wahyudi Nugroho, 2000)
Sisial ekonomi, pendapatan yang sangat menimal atau kurang memadai kurang mungkin pula untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam keluarga tersebut.
Sementara itu kerja faal tubuh harus disuplai energi yang diperoleh melalui
metabolisme makanan yang padat gizi (Wahyudi Nugroho, 2000)
Gaya hidup, wanita perokok; pengkonsumsi alkohol dan mereka yang memiliki kebiasaan sebagai vegetarian murni lebih berisiko untuk mencapi masa
juga dapat berdampak pada waktu menopause yang juga hadir lebih awal / dini
(Purwanto, 2007)
Riwayat keluarga / genetik, faktor genetik memegang peranan penting. Perempuan dengan riwayat keluarga yang mempunyai menopause dini cenderung
mendapat menopause lebih awal dan mengalami kegagalan kemampuan
reproduksi. Menarche, masa menstuasi yang datang terlambat pada usia puberitas
memberi kecendrungan masa menopause data lebih cepat (Wahyudi Nugroho,
2000)
1.4.2. Usia Menopause
Setiap orang mempunyai waktu menopause yang berbeda – beda. Ada
yang datang lebih awal dan ada yang terlambat. Dikatakan awal bila menopause
muncul pada usia 20 – 40 tahun. Usia menopause terlambat biasanya terjadi di
atas 51 tahun (Sukma, 2007).
Klimaterium merupakan suatu masa peralihan dari kehidupan seorang
wanita yang berawal sejak fungsi indung telur berkurang hingga beberapa waktu
sampai berhentinya haid. Masa klimaterium ini bisa terjadi pada usia dibawah 45
tahun termasuk pada kondisi menopause dini (Sukma, 2007)
Menopause adalah kondisi dimana seorang wanita mencapai masa
berhentinya haid pada usia lebih dari atau pada 45 tahun. Usia rata – rata untuk
mencapainya menopause alami atau berhentinya haid adalah diatas 51 tahun
2. Merokok
2.1. Definisi Merokok
Merokok berarti membakar tembakau dan daun tar, dan menghisap asap
yang dihasilkannya. Menghisap asap yang dihasilkannya berarti sekurang –
kurangnya menghirup 60% gas dan uap yang dihasilkannya. Merokok
didefinisikan sebagai suatu aktivitas aktif menghisap/mengkonsumsi sebagi upaya
memenuhi keinginan, kebutuhan dan kebiasaannya. Beribu – ribu orang pada
dewasa ini menjadi perokok berat bukan hanya karena suatu pilihan melainkan
karena mereka tidak punyak jalan keluar. Motivasi merupakan faktor utama yang
berpengaruh terhadap perubahan gaya hidup seseorang untuk berhenti merokok,
namun tidak banyak implus yang dapat merangsang keinginan seseorang agar
berhenti merokok (Aiman, 2006).
Dengan menghisap/mengonsumi sebatang rokok berarti menghisap 69
bahan kimia berbeda yang menyebabkan kanker dan ribuan racun lain yang dapat
meningkatkan resiko beberapa jenis penyakit berbeda. Dengan kata lain merokok
berarti secara sengaja mensuplay tubuh dengan berbagai jenis racun melalui
kegiatan aktif menghisap rokok (Aiman, 2006).
Zat yang paling berbahaya adalah tar dan nikotin. Zat tar ini nantinya akan
menumpuk pada selaput lendir cabang tenggorok. Tak tidak hanya menimbulkan
rangsang atau dampak buruk bagi area tersebut namun juga dapat berdampak pada
gangguan vascular. Begitu juga efek nikotin yang tidak hanya menimbulkan minat
ketagihan sehingga merokok menjadi sebuah kebutuhan, nikotin juga berdampak
pada kerusakan tubuh karena perlu disadari bahwa nikotin merupakan derifat dari
Pada penelitian di Inggris (2007) dinyatakan 70% perokok ingin berhenti
merokok namun mereka terhalang oleh kekuatan nikotin. Hanya satu dari lima
orang yang berusaha berhenti merokok berhasil menghentikan kebiasaan merokok
mereka (ASH,2007). Pemerintah Inggris menyatakan 106.000 orang telah
meninggal dalam setahun akibat penyakit yang berhubungan dengan rokok.
Karena itu pula pada 1 juli 2007, merokok telah dilarang di tempat – tempat
umum tertutup di seluruh Inggris (Rich, 1999)
ASH menyatakan seperempat orang dewasa di Inggris saat ini merokok,
70% diantaranya adalah orang tua tunggal. Diantara 70% itu, 24,9% adalah
wanita. Ini merupakan angka yang cukup besar mengingat dampak yang nantinya
berpengaruh pada wanita tersebut.
2.2. Wanita Perokok
Wanita perokok adalah wanita yang secara aktif dan dalam intensitas rutin
mengkonsumsi rokok. (Rich, 1999). Kegiatan merokok bukan hanya kebiasaan
yang lazim dilakukan para lelaki atau pemuda. Tidak jarang ditemui bahwa
seorang wanita bahkan remaja putri merokok secara aktif. Komunikasi perokok
pada wanita kian lama kian kian meningkat, bahkan dibeberapa tempat mengalami
kemajuan yang pesat. Persentasenya hampir sama dengan jumlah perokok pria.
ASH mengidentifikasi (data 2006) jumlah perokok wanita dewasa di Inggris saat
ini mencapai sepertiga lebih yaitu 37,7%; 55,4% ada pada kalangan laki – laki
dewasa dan 0,8% pada kalangan anak – anak/remaja. Aktivitas merokok pada
juga memaparkan bahwa 50% lebih penderita kanker paru – paru di Inggris adalah
wanita dengan riwayat merokok (Aiman. 2006).
Dengan mempertimbangkan bahaya dan dampak negatif yang mungkin
timbul maka sesungguhnya ini merupakan awal masalah pada penurunan status
kesehatan masyarakat secara global.
2.3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Merokok
Sebenarnya ada banyak hal yang mempengaruhi aktivitas merokok baik
secara internal maupun eksternal. Namun fakton internal dan eksternal itu tidak
sedemikian rupa dapat dipisah – pisahkan. Adapun faktor yang lazim berpengaruh
pada aktivitas merokok antara lain:
Lingkungan dan pergaulan. Kebanyakan perokok pada mulanya tidak secara mutlak ingin merokok karena pikiran mereka sendiri, melainkan karena
orang lain. Seorang terpaksa belajar merokok karena terikut pada apa yang
dilakukan orang lain (Jones, 2005).
Masalah atau kondisi stress. Mereka yang merasa hidupnya dipenuhi banyak tekanan, merasa merokok dapat membantu meringankan tekanan dan
peranana strees itu. Walaupun sebenarnya efek nikotin yang ada pada rokok justru
memberikan stimulasi yang antagonis dari yang dipersepsikan (Jones, 2005)
Budaya yang berkembang. Sebuah kebudayaan atau kebiasaan yang di suatu komunitas tertentu menjadi satu alasan seseorang terpaksa merokok. Mereka
menyimpulkan dengan tidak merokok berarti mereka bukan bagian dari komunitas
itu. Bagaimanapun merokok menjadi suatu syarat yang dianggap legal untuk
Ketidaknyamanan dan pertambahan usia. Kelihatannya sangat ironis bahwa pertambahan usia menjadi salah satu faktor yang dapat memacu konsumtif
dari seorang wanita untuk merokok. Namun hal inilah yang dikemukakan Aiman.
Menurutnya pertambahan usia seiring dengan pertambahan beban hidup yang
akan dihadapi seorang wanita. Apalagi bagi wanita yang menuju masa
menopause, dimana perasaan sensitif, kecemasan, kesulitan tidur, perasaan
kesepian kerap hadir dan terasa sangat mengganggu. Beberapa dari mereka
mengantisipasi hal ini dengan meningkatkan frekuensi merokok (Aiman, 2006).
2.4. Bahaya Merokok
Merokok banyak membawa dampak buruk bagi kesehatan baik secara fisik
maupun psikis. Data statistik menggambarkan bahwa 90% kematian yang
disebabkan karena gangguan pernapasan , 25% kematian yang disebabkan karena
penyakit jantung koroner dan 75% kematian yang disebabkan karena penyakit
emphysema, kesemuanya itu dipacu oleh kebiasaan merokok (Aiman, 2006).
Beberapa permasalahan yang sering timbul akibat dari merokok antara lain:
Ketagihan, efek nikotin membawa keinginan merokok terus ada bagi yang telah mencobanya. Bahkan ini merupakan hambatan yang cukup besar bagi
seorang yang ingin berhenti merokok. Aktivitas putus rokok justru sering
membuat ketidaknyamanan seperti kesulitan tidur bahkan gangguan pencernaan
seperti konstipasi. Dampak ketagihan ini tidak hanya membawa pengaruh buruk
bagi kesehatan namun juga pengeluaran financial akibat dari kebutuhan akan
Sakit pada area pernapasan. Paru – paru sebagai sumber pengatur pernapasan merupakan komponen yang sangat vital bagi tubuh manusia. Aktivitas
merokok dengan kondisi menghisap asap rokok akan langsung mempengaruhi
organ pernapasan. Efek dari tar memberi pengaruh pada penebalan selaput lendir
paru. Ini menghilangkan sedikit demi sedikit elastisitas paru, akibatnya kerja paru
tidak edekuat. Dinyatakan bahwa seorang perokok membayar 34,6 menit
hidupnya untuk sebatang rokok (Jones, 2005).
Kanker, kondisi kronik dari sakit pada area pernapasan akan dilanjutkan pada kondisi kanker. Ini terjadi ketika zat – zat pada rokok telah mengendap dan
meracuni sel – sel di tubuh kita. Dampak yang kronik ini tidak hanya dihadapi
oleh satu atau dua orang melainkan sebagian besar pengkonsumsi rokok.
Impotensi, ini merupakan kondisi yang sangat tidak menguntungkan. Bukan hanya pada pria tapi juga pasangannya. Impotensi berarti gangguan yang
terjadi pada kesehatan reproduksi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh aktivitas
merokok yang membuat kerusakan sel – sel dan mengganggu faal tubuh.
Beberapa konsekuensi yang harus dihadapi pada kondisi ini adalah hilangnya
keharmonisan rumah tangga, tidak tercapainya kepuasan seksual bagi pria
maupun pasangannya. Dan kemungkinan untuk mempunyai keturunanpun tidak
akan terwujud (Aiman, 2006).
Gangguan kehamilan dan janin, seorang wanita yang hamil berarti segala sesuatu yang diperbuatnya meliputi dua hal yaitu ibu/dirinya dan janin.
Merokok membawa dampak buruk bagi kesehatan secara umum, begitu juga efek
yang ditimbulkan pada sang janin. Melalui plasenta zat – zat racun itu diabsobrsi
pada masa kehamilannya, bisa dipastikan 97% bayinya kan lahir dengan kelainan
jantung ataupun kecacatan (Nirmala, 2003).
Menopause dini, merokok dapat mempercepat menopause. Ini karena rokok ternyata dapat mempengaruhi produksi hormon estrogen. Nikotin yang
terdapat di rokok diasumsikan menghambat produksi hormon estrogen sehingga
siklus hormonal pada wanita tersebut tidak berjalan efektif. Seringkali wanita
perokok mengeluhkan siklus menstruasinya tidak teratur dan jarak persiklusnya
sangat panjang. Kondisi ini memungkinkan terhentinya menstruasi secara
permanen akan lebih cepat. Kondisi menopause dini ini nantinya akan
mempengaruhi juga pada penyakit osteoporosis yang lebih awal. Hal ini karena
berkurangnya produksi hormon estrogen yang mengurangi kemampuan observasi
tubuh terhadap kalsium juga berkurang. Diketahui bahwa 20% wanita merokok
mengalami masa menopause pada usia dini, hal ini berbanding dengan angka
1,7% saja dari mereka yang tidak merokok (Elisabet, 2005).
Ketidaknyamanan Fisik, ini biasanya diakibatkan dari reaksi ketergantungan rokok. Sehingga sering kali seorang perokok merasa pusing, mual
dan lemas jika kebutuhan akan rokoknya terhambat. Kondisi ini pula yang
memacu seseorang untuk terus mengkonsumsi rokok setiap hari, tanpa ada
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
karakteristik dan usia menopause pada wanita perokok di kota Tg. Balai. Merokok
dianggap sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi usia menopause dimana
hal ini juga didukung oleh beberapa karakteristik tertentu yang ada pada wanita
tersebut. Menurut Aiman, menopause dini erat kaitannya dengan perilaku dan
kebiasaan merokok pada wanita.
Yang membedakan antara menopause dini dengan menopause alami
adalah waktu/masa klimakterium itu. Menopause dini timbul pada usia kurang
dari atau sama dengan 45 tahun. Dimana wanita tersebut telah mengalami henti
haid secara permanen, proses ovulasi dan pembuahan sel telurpun berhenti
(Kartini, 1992).
Dengan kondisi diatas, maka peristiwa – peristiwa pada masa
klimakterium juga datang lebih awal, gejala yang lazim pada menopause dini
antara lain : Hot flases, tubuh berkeringat pada malam hari, isomnia, napsu makan
meningkat, kerontokan rambut, vagina kering, rasa sakit saat berhubungan
seks,mengendurnya hasrat seksual, inkontinensia, cepat tersinggung, marah dan
depresi. Semua kondisi ini dirasakan lebih hebat dan hadir lebih awal pada wanita
dengan diagnosa menopause dini atau menopause yang datang pada usia yang
Berdasarkan tinjauan pustaka, kesemua hal diatas juga berkaitan dengan
latar belakang atau karakteristik serta riwayat kesehatan klien terutama tentang
riwayat merokoknya (Aiman, 2006). Adapun bentuk skema konseptual penelitian
karakteristik dan usia menopause pada wanita perokok adalah sebagai berikut:
Kerangka Konseptual
Karakteristik Wanita Menopause Pada Wanita Perokok
Menopause pada wanita perokok di Tanjung Balai
Karakteristik wanita menopause:
• Usia
• Status perkawinan
• Agama
• Suku
• Pendidikan
• Pekerjaan
• Pendapatan
Wanita Perokok
• Ringan
2. Definisi Operasional
2.1. Karakteristik Wanita Menopause
Karakteristik merupakan data demografi dan ciri atau kebiasaan wanita
menopause meliputi usia, status perkawinan, agama, suku, pendidikan, pekerjaan.
Usia yaitu umur seseorang yang dikumulatifkan dari saat ia lahir hingga saat ini. Usia dalam hal ini terkait kajian usia menopause yaitu waktu atau umur
seorang wanita saat terakhir kalinya mengalami menstruasi. Usia merokok
merupakan waktu dimulaianya untuk pertama kali mengkonsumsi rokok.
Status perkawinan yaitu keadaan yang membedakan status wanita dalam hal perkawinan/pernikahan yang dapat diklasifikasikan bentuk wanita menikah,
wanita tidak menikah dan janda.
Agama adalah nilai – nilai kepercayaan yang dianut wanita menopause dan diwujudkan dalam bentuk ibadah atau keyakinan pada Tuhan.
Suku merupakan garis keturunan tertentu yang nantinya terkait pada alat dan kebiasaan yang dijalaninya.
Pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar dalam situasi formal yang pernah diikuti oleh wanita menopause
Pekerjaan adalah aktivitas rutin yang harus dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga
2.2. Wanita Perokok
Wanita perokok adalah wanita yang memiliki kebiasaan secara aktif
menghisap rokok yang dilakukan secara rutin/terus menerus dengan frekuensi dan
dalam jumlah tertentu. Katagori untuk perokok ringan adalah wanita yang aktif
merokok dalam rentang waktu dan jumlah yang tidak membuatnya konsumtif
serta ketagihan. Batasan jumlah tidak melebihi dari tiga batang perhari.
Sedangkan katagori untuk perokok berat adalah seorang wanita yang aktif
merokok dalam jumlah dan frekuensi waktu yang tetap, memiliki sikap
komsumtif yang tinggi disertai dengan perasaan candu atau ketagihan. Jumlah
BAB 4
METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka penelitian ini
menggunakan desain deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi
karakteristik wanita menopause pada wanita perokok di Tanjungbalai.
2. Populasi dan Sample 2.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita dewasa yang
diperkirakan telah mengalami menopause dan tinggal di wilayah kota
Tanjungbalai. Berdasarkan observasi data yang dilakukan ke Kantor Kecamatan
Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai, Jumlah wanita dewasa yang saat ini
berusia 45 – 55 tahun di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai ada
sekitar 640 orang.
2.2. Sample Penelitian
Penentuan jumlah sampel diambil dengan cara yang dikemukakan oleh
Arikunto (1998), dimana pengambilan subjek sebanyak 10% dari jumlah populasi.
Hal ini dilakukan mengingat jumlah populasi sudah lebih dari 100 subjek.
Sehingga didapat jumlah sampel sebanyak 64 orang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sample yang
ciri spesifik yang dimiliki oleh sample itu (Nasution, 1982). Kriteria untuk subjek
penelitian adalah wanita dewasa dan telah menopause, berusia 45 – 55 tahun,
tidak pernah melakukan operasi histerektomi, mempunyai riwayat merokok.
Bersedia menjadi responden serta dapat berbahasa Indonesia, membaca dan
menulis dengan baik dan benar.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Tanjungbalai Utara
Kota Tanjungbalai dengan pertimbangan jumlah wanita dewasa dengan kategori
umur 45 – 55 tahun di tempat itu memadai dan banyak wanita perokok sehingga
dapat memenuhi kriteria sampel. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
09 November 2009 sampai dengan 28 November 2009.
4. Pertimbangan Etik
Peneliti menyerahkan secara langsung lembar persetujuan kepada
responden, agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika
responden bersedia menjadi objek penelitian maka diminta persetujuannya dengan
menandatangani lembar persetujuan. Dimana dalam hal ini responden yang
menjadi objek penelitian diminta kesediaannya secara suka rela, tidak akan
memberikan tekanan kepada responden baik fisik maupun psikis. Jika responden
menolak untuk menjadi objek penelitian maka peneliti tidak akan memaksa dan
tetap menghormati haknya. Responden dapat kapan aja memilih berhenti untuk
menjadi objek penelitian dan peneliti tidak akan mencantumkan nama responden
tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan
oleh responden dijamin oleh peneliti (Nursalam, 2001).
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dibuat dalam bentuk
kuisioner. Pada bagian awal instrumen penelitian berisi data demografi klien yang
meliputi umur, status perkawinan, agama, suku bangsa, tingkat pendidikan,
pekerjaan, dan penghasilan perbulan. Data ini sekaligus sebagai pertimbangan
untuk mengidentifikasi karakteristik wanita menopause
Bagian instrumen penelitian selanjutnya berisi pernyataan untuk
mengidentifikasi aktifitas/kebiasaan merokok pada wanita meopause. Bagian ini
terdiri dari 10 pernyataan terkait aktivitas merokok dengan pilihan ya dan tidak.
Untuk jawaban ya diberi nilai 1 dan jawaban tidak diberi nilai 0. Nilai tertinggi
adalah 10 dan nilai terendah adalah 0. Pengukuran kebiasaan merokok
dikatagorokan berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (1992).
kelas banyak
g ren
p= tan
Kategori kelas untuk kebiasaan merokok yaitu wanita perokok berat dan
wanita perokok ringan. Skor merokok dengan interval 0 – 10 dengan rentang
sebesar 10 dan 2 kategori kelas, didapatlah panjang kelas 5. Nilai terendah 0
sebagai batas bawah kelas interval pertama, tingkat merokok dikategorikan
sebagai berikut : 0 – 5 adalah perokok ringan sedangkan 6 – 10 adalah perokok
Peneliti terlebih dahulu melakukan uji reliabilitas pada instrumen
penelitian. Uji relibilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui konsistensi
instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian berikutnya dalam ruang
lingkup yang sama. Dalam penelitian ini digunakan reliabilitas konsistensi
internal karena memiliki kelebihan yaitu: pemberian instrumen hanya satu kali
dengan satu bentuk instrumen kepada satu subjek studi. Uji reliabilitas dilakukan
kepada responden dan diolah dengan memakai uji KR – 20 (Kuder Richardson
20) (Portney & Watkins, 1999; Arikunto, 1998).
Uji reliabilitas dilakukan terhadap 10 orang responden sebelum
pengumpulan data (Nursalam, 2003). Responden diambil di Kecamatan
Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila
koefisiennya sama dengan atau lebih dari 0.70 (Polit & Hungler, 1995). Hasil uji
reliabilitas untuk kuisioner karakteristik wanita menopause pada wanita perokok
di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai yang dilakukan terhadap 10
orang didapat hasilnya sebesar 0.78. Instrumen ini berarti real dan layak untuk
diteruskan.
7. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan kuisioner. Pada tahap awal peneliti mengajukan permohonana ijin
pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara), kemudian permohonan ijin yang telah diperoleh
dikirimkan ke tempat penelitian (Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota
Utara kota Tanjungbalai, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian.
Apabila peneliti menemukan calon responden yang memenuhi criteria, maka
calon responden tersebut dipilih sesuai dengan keinginan peneliti. Setelah
mendapatkan calon responden, selanjutnya peneliti menjelaskan pada calon
responden tersebut tentang tujuan, manfaat dan proses pengisian kuisioner,
kemudian calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani surat
persetujuan. Responden selanjutnya diminta untuk mengisi kuisioner yang
diberikan oleh peneliti dan diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada
point-point yang tidak dimengerti. Setelah semua responden mengisi kuisioner tersebut,
maka seluruh data dikumpulkan untuk dianalisa.
8. Analisa Data
Setelah data terkumpul, maka analisa data dilakukan melalui pengolahan
data dengan perhitungan statistik deskritif menggunakan sistem komputerisasi.
Pertama, memeriksa data demografi responden serta memastikan bahwa semua
pernyataan telah diisi dengan benar. Dilanjutkan dengan mengklarifikasi data
dengan mentabulasi data yang telah dikumpulkan. Untuk mengolah data terlebih
dahulu setiap jawaban responden diberi skor terendah sampai tertinggi dan
disesuiakan dengan bentuk kuisionernya. Kemudia dilakukan pengolahan data
dengan menggunakan salah satu program komputer. Hasil analisa data baik data
demografi dan data kebiasaan merokok pada wanita bertujuan untuk
mengidentifikasi gambaran karakteristik wanita menopause pada wanita perokok
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian yang telah dialakukan
selama tiga minggu yaitu dari tanggal 9 November 2009 sampai dengan 28
November 2009 dengan jumlah responden sebanyak 64 orang. Penyajian analisa
data dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan data demografi dan karakteristik
serta kebiasaan merokok wanita menaupause pada wanita perokok di kecamatan
Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai.
1.1. Karakteristik Responden
Hasil penelitian Pada tabel 1 menggambarkan data demografi wanita
menopause pada wanita perokok di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota
Tanjungbalai, usia responden berada pada rentang kelompok umur 51-55
sebanyak 37 orang (58%). Seluruh responden yaitu 64 orang (100%) telah
merokok pada usia sebelum mereka menaupause. Sementara itu usia wanita
menopause dengan kelompok umur 46-50 tahun ada 30 orang (47%). Berdasarkan
status pernikahan 59% wanita tersebut menikah. Responden beragama Islam
mencapai 61%. Hampir setengah dari responden suku Batak (45%). Responden
telah menyelesaikan sampai tingkat sekolah menengah umum (SMU) sederajat
yaitu sekitar 44%. Berdasarkan pekerjaannya, hampir setengah dari responden
Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan data demografi responden di Kec Tanjung balai Utara Kota Tanjungbalai (N = 64)
Tabel 1. (Lanjutan)
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase pengelompokan usia, usia merokok dan usia menopause responden.
Data Demografi Fr %
1.2. Kebiasaan Merokok Wanita
Pada tabel 3 mengenai kebiasaan merokok wanita diketahui 100%
responden menyatakan telah merokok sebelum memasuki usia menopause.
Responden mayoritas menyatakan frekuensi merokoknya tidak meningkat saat
menjelang menopause yaitu sekitar 39 responden (61%), responden yang
Responden umumnya merasa pusing, mual dan lemas jika tidak merokok. Hal ini
terlihat dari hasil persentase sebesar 63%. 93% wanita perokok menyatakan
bahwa mereka merokok setiap hari dan terus menerus. Namun 64% responden
menyatakan waktu istirahatnya tidak selalu dihabiskan dengan merokok. Setara
dengan pernyataan tersebut, 64% responden menyatakan lebih baik makan/jajan
dari pada merokok. Responden yang menyatakan bahwa mereka merokok
sedikitnya tiga batang perhari 92% orang. Umumnya responden menyukai rokok
yang mengandung filter yaitu sebanyak 80%. Responden yang menyatakan hanya
bisa tidur jika telah merokok hanya 8 orang (12.5%).
Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan kebiasaan merokok wanita (n=64).
Pernyataan Ya Tidak
n (%) n (%)
Kebiasaan merokok sebelum menopause 64 (100) 0 (0)
Frekuensi merokok meningkat menjelang 25 (39) 39 (61)
menopause
Saat stres jumlah rokok yang dihisap lebih 59 (92) 5 (8)
banyak
Merokok setiap hari dan terus menerus 63 (98) 1 (2)
Menghabiskan waktu istirahat dengan merokok 23 (36) 41 (64)
1.3. Tingkat Kebiasaan Merokok
Tabel 4 menunjukan hasil penelitian tenyang pengelompokan tingkat
kebiasaan merokok dari 64 responden, 27 orang (42%) wanita berada pada
kondisi perokok ringan dan 37 orang (59%) merupakan kelompok perokok berat.
Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan tingkat kebiasaan merokok wanita.
Tingkat kebiasaan merokok Fr (n) %
Perokok ringan 0-5 27 42
Perokok berat 6-10 37 58
2. Pembahasan
Pada penelitian yang dilakukan terhadap 64 wanita perokok yang telah
menopause di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai umumnya
responden berusia diatas 50 tahun .Dengan nilai mean 51 tahun. Selanjutnya bila
dilihat dari aspek status pernikahan, hasil penelitian menunjukan bahwa 8 dari 23
responden yang menopause dini berstatus janda dan 2 dari 3 responden wanita
perokok yang tidak menikah tergolong dalam menopause dini. Hal yang sama
juga dikemukakan oleh Takasihaeng (2000). Dinyatakannya bahwa seorang
wanita single baik itu janda maupun wanita tidak menikah di usia yang sudah
tidak muda lagi lebih cepat mendapati masa menopause. Hal ini diakibatkan
karena kondisi peran yang tidak komplit dalam hidupnya. Kebiasaan merokok
tampaknya dipengaruhi juga oleh karakteristik budaya dan kebiasaan hidup
sehari-hari seperti yang dipaparkan oleh Mu’tadin (2002) bahwa sebuah
seseorang terpaksa merokok. Mereka menyimpulkan dengan tidak merokok
berarti mereka bukan bagian dari komunitas itu. Terdapat 45% responden
merupakan suku Batak, 6 orang diantaranya telah menopause sejak usia kurang
dari 45 tahun. Hanya ada 23% wanita perokok aktif yang bersuku Melayu, 8 orang
diantaranya merupakan kelompok menopause dini. 44% responden adalah
tamatan SMU sederajat, 10 diantaranya menopause dini. Hal ini berbeda dengan
pernyataan Takasiahaeng (2000) yang menyatakan bahwa wanita yang
berpendidikan kurang mungkin memasuki menopause dalam usia 40 tahunan.
Penyebabnya adalah wanita yang berpendidikan cendrung mampu mengatur
koping dan kebutuhan hidupnya ke arah yang lebih sehat. Jika melihat pada
konsep teoritis, harusnya kelompok diatas berpotensi menopause pada usia lebih
lama lagi, apalagi 37 responden (58%) merupakan kelompok wanita dengan
penghasilan bulanan lebih dari Rp 1.000.000,- sehingga pemenuhan primer seperti
pangan dalam kehidupannya dipersepsikan cukup seperti pernyataan Wahyudi
Nugroho (2000) menyatakan pendapatan yang sangat minimal atau kurang
memadai kurang mungkin pula untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam keluarga
tersebut. Sementara itu kerja faal tubuh harus disuplai energi yang diperoleh
melalui metabolisme makanan yang padat gizi. Namun tampaknya teori ini tidak
berlaku bagi wanita yang aktif merokok sebab tidak hanya 10 responden
berpendidikan yang mengalami menopause dini, 18 responden tamatan SMU yang
aktif merokok lainnya menopause pada usia tidak lebih dari 55 tahun.
Kondisi diatas diasumsikan dapat dicegah atau diminimalkan jika saja
jumlah wanita perokok dapat diturunkan. Kenyataannya, dari 64 responden yang
mengalami menopause. Bahkan 27% responden mulai merokok pada usia remaja.
58% diantanya merupakan perokok berat. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
92% responden sepakat jumlah konsumsi rokok yang merek hisap akan meningkat
pada saat stres. Jones (2005) juga menyatakan mereka yang merasa hidupnya
dipenuhi banyak tekanan, merasa merokok dapat membantu meringankan tekanan
dan peranana strees itu. Walaupun sebenarnya efek nikotin yang ada pada rokok
justru memberikan stimulasi yang antagonis dari yang dipersepsikan.
Hal ini juga tampaknya yang mendasari banyaknya wanita-wanita remaja
yang mulai aktif merokok dan memungkinkan seseorang akan meningkatkan
frekuensi merokoknya disaat menjelang menopause karena adanya stres atau
tekanan yang dihadapinya, peningkatan frekuensi merokok pada waktu menjelang
menopause dialami oleh 39% responden. Hasil penelitian juga menggambarkan
98% responden menyatakan mengkonsumsi rokok setiap hari dan terus menerus.
Ini merupakan salah satu bentuk ketagihan seperti yang dinyatakan Stuart (2006).
Stuart juga menyatakan perokok aktif akan mengalami gangguan kesulitan tidur
terutama ini terjadi dari kompensasi putus rokok. Namun kenyataannya Hasil
penelitian juga menggambarkan 98% responden menyatakan mengkonsumsi
rokok setiap hari dan terus menerus. Ini merupakan salah satu bentuk ketagihan
seperti yang dinyatakan Stuart (2006).
Bila dilihat dari hasil penelitian mengenai usia menopause, ada 36%
responden berada dalam katagori menopause dini yaitu wanita yang telah
mengalami menopause pada usia kurang dari atau sama dengan 45 tahun. Seperti
yang dikemukakan oleh Nirmala (2003) menyatakan bahwa menopause adalah
dari atau pada 45 tahun. Usia rata-rata untuk mencapainya menopause alami atau
berhentinya haid adalah diatas 51 tahun. Bila seorang wanita mencapai
menopause pada usia kurang dari atau tepat 45 tahun dapat dikatagorikan sebagai
menopause dini. Dari hasil penelitian diketahui bahwa diantara 23 responden yang
menopause dini, 17 responden diantaranya merupakan kelompok perokok berat.
Hal ini berarti 72% responden yang menopause dini merupakan wanita perokok
berat. Dari fakta tersebut diatas tampaknya terlihat adanya indikasi hubungan
antara kebiasaan merokok dengan waktu menopause. Bahkan kemungkinannya
tergambar sangat besar. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Sukma (2007) yang
menyatakan bahwa aktivitas merokok dilaporkan membawa pengaruh terhadap
menopause dini pada wanita. Diketahui 59% wanita perokok aktif lebih mungkin
berisiko terhadap menopause dini.
Penelitian ini hanya sebatas memberi gambaran tentang karakteristik
wanita menopause yang perokok sehingga tidak mungkin ditarik kesimpulan pasti
apalagi gambaran secara kualitatif mengenai kemungkinan pengaruh merokok
terhadap menopause dini. Untuk itu, sebenarnya perlu adanya pengkajian lebih
dalam mengenai hubungan atau pengaruh merokok terhadap usia menopause. Hal
ini pastinya akan lebih akurat bila dilakukan dengan bentuk penelitian kualitatif di
BAB 6
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan
rekomendasi mengenai deskritif dari karakteristik wanita menopause pada wanita
perokok di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai sebagai berikut :
1. Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 64 responden (wanita menopause
dengan riwayat merokok) di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai
diperoleh dari data demografi yaitu mayoritas usia responden berada pada rentang
kelompok umur 51-55 sebanyak 37 orang (58%), 64 responden (100%) telah
merokok pada usia sebelum mereka menaupause, usia wanita menopause dengan
kelompok umur 46-50 tahun ada 30 orang (47%), status pernikahan 59% wanita
tersebut menikah (38 orang), jumlah responden yang beragama Islam yaitu
berjumlah 39 orang (61%), suku Batak 29 orang (45%), pendidikan responden
sampai batas sekolah menengah umum (SMU) sederajat yaitu sekitar 28 orang
(44%), responden yang berwirausaha sebanyak 29 orang (45%). Berdasarkan
penghasilan, 37 responden (58%) berada pada kelompok berpenghasilan lebih
dari 1.000.000. Sedangkan dari data tingkat kebiasaan merokok pada wanita
diperoleh data 27 responden (42%) wanita berada pada kondisi perokok ringan
dan 37 responden (59%) merupakan kelompok perokok berat. Sukma (2007)
menyatakan bahwa aktivitas merokok dilaporkan membawa pengaruh terhadap
berisiko terhadap menopause dini. Pernyataan Sukma diatas tampaknya sejalan
dengan hasil penelitian dimana telah diketahui bahwa 23 responden telah
menopause pada usia kurang dari atau sama dengan 45 tahun dan diantara 23
responden tersebut diatas, 17 orang diantaranya adalah kelompok perokok berat.
2. Rekomendasi 2.1. Bagi Masyarakat
Bagi komunitas wanita perokok ataupun personal wanita yang diteliti
diharapkan lebih dapat memahami pentingnya menjaga gaya hidup sehat terutama
hidup bebas tanpa rokok dan alkohol.
2.2. Bagi Institusi Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan pengembangan
keperawatan khususnya di bidang keperawatan komunitas. Institusi Keperwatan
diharapkan dapat meningkatan peran serta keperawatan komunikasi dalam upaya
meningkatnya derajat kesehatan wanita.
2.3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan pendekatan
kualitatif untuk mengetahui pengaruh merokok terhadap usia menopause seorang
DAFTAR PUSTAKA
Aiman, (2006). Tobat Merokok. Jakarta : Pustaka Ilman.
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Caroline J. Bohme, M.D. (2001). Kesehatan wanita di atas 40 tahun. Jakarta: Pt.
Elek Media Komputinjo
Devore, J. (1986). Statistic, the exploration and analysis of data. St. Paul: West
Publishing Company.
Dowling, C. (1989). Cinderella Complex: Ketakutan wanita pada kemandirian.
Jakarta: Erlangga
Elisabet, Owen, M.D. (2005). Panduan kesehatan bagi wanita. Jakarta: PT
Prestasi Pustaka Raya.
Hawari, M. (1990). Merokok Menurunkan Kualitas Hidup. Jakarta: Rineka Cipta.
Kartono, K. (1992). Psikologi wanita jilid 2. Bandung: Mandar Maju
Khalid, J. (2004). Hanya untuk perempuan. Solo: Era Intermedia
Ibrahim. (2006). Rokok & kanker. Pada website
Jones, D.I. (2005). Setiap wanita. Jakarta: Delapratasa Publising
http: //library.usu.ac.id.html
Manuaba, Ida Bagus. (1999). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta :
Arcan
M.Ruth, (1999). Apa yang kamu ketahui tentang wanita. Bandung : Tarsito
Mu’tadin, Z. (2002). Penyesuaian Diri Remaja. Dibuka pada website
http://www.e-psikologi.com.
Nirmala. (2003). Hidup sehat dengan menopause. Jakarta: Buku Pupuler Nirmala
Notoatmodjo, S. (1993). Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu prilaku
kesehatan. Yogyakarta: Andi Affset.
Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan (ed.1). Jakarta: Salemba Medika.
Purwanto. (2007). Seks dan menopause. Dibuka pada website
http:www.ama.assn.org
Rey Sukma. (2007). Wanita merokok? waspadai menopause dini! Dibuka pada pada tanggal 12 oktober 2007.
websit
Rich. (1999). Penelitian tentang pengaruh rokok terhadap kesehatan individu.
Dibuka pada websit
pada tanggal 18 September 2007.
Sembiring , H. (1991). Memahami Wanita Menopause. Yokyakarta: Pustaka
Pelajar.
Stuaart. (2006). Pertanyakan Legalitas Merokok! Jakarta: Gaya Baru.
Sudjana, M.A. (1984). Metode Statistik (ed.3). Bandung: Tarsito.
Takasihaeng, J. (2000). Hidup sehat bagi wanita. Jakarta: Kompas.
Wahyudi Nugroho, (2000). Kesehatan wanita. Jakarta : Erlangga.
Aiman, (2006). Tobat Merokok. Jakarta : Pustaka Ilman.
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Caroline J. Bohme, M.D. (2001). Kesehatan wanita di atas 40 tahun. Jakarta: Pt.
Elek Media Komputinjo
Devore, J. (1986). Statistic, the exploration and analysis of data. St. Paul: West
Publishing Company.
Dowling, C. (1989). Cinderella Complex: Ketakutan wanita pada kemandirian.
Jakarta: Erlangga
Elisabet, Owen, M.D. (2005). Panduan kesehatan bagi wanita. Jakarta: PT
Prestasi Pustaka Raya.
Hawari, M. (1990). Merokok Menurunkan Kualitas Hidup. Jakarta: Rineka Cipta.
Kartono, K. (1992). Psikologi wanita jilid 2. Bandung: Mandar Maju
Khalid, J. (2004). Hanya untuk perempuan. Solo: Era Intermedia
Ibrahim. (2006). Rokok & kanker. Pada website
Jones, D.I. (2005). Setiap wanita. Jakarta: Delapratasa Publising
http: //library.usu.ac.id.html
Manuaba, Ida Bagus. (1999). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta :
Arcan
M.Ruth, (1999). Apa yang kamu ketahui tentang wanita. Bandung : Tarsito
Mu’tadin, Z. (2002). Penyesuaian Diri Remaja. Dibuka pada website
http://www.e-psikologi.com.
Nasution, S. (1982). Metode research. Bandung: Jemmars
Notoatmodjo, S. (1993). Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu prilaku
kesehatan. Yogyakarta: Andi Affset.
Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan (ed.1). Jakarta: Salemba Medika.
Purwanto. (2007). Seks dan menopause. Dibuka pada website
http:www.ama.assn.org
Rey Sukma. (2007). Wanita merokok? waspadai menopause dini! Dibuka pada pada tanggal 12 oktober 2007.
websit
Rich. (1999). Penelitian tentang pengaruh rokok terhadap kesehatan individu.
Dibuka pada websit
pada tanggal 18 September 2007.
Sembiring , H. (1991). Memahami Wanita Menopause. Yokyakarta: Pustaka
Pelajar.
Stuaart. (2006). Pertanyakan Legalitas Merokok! Jakarta: Gaya Baru.
Sudjana, M.A. (1984). Metode Statistik (ed.3). Bandung: Tarsito.
Takasihaeng, J. (2000). Hidup sehat bagi wanita. Jakarta: Kompas.
Wahyudi Nugroho, (2000). Kesehatan wanita. Jakarta : Erlangga.