• Tidak ada hasil yang ditemukan

JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM

Dalam dokumen Audited Report Bank Saudara Des 07 (Halaman 70-81)

Sejak tahun 1998, Pemerintah menjamin terhadap kewajiban bank umum yang meliputi : giro, tabungan, deposito berjangka dan deposito on-call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank, pinjaman yang diterima, letters of credit, akseptasi L/C, swap mata uang dan kewajiban kontijen lainnya seperti bank garansi, standby letters of credit, performance bonds dan kewajiban sejenis selain yang dikecualikan seperti pinjaman subordinasi dan kewajiban kepada direktur, komisaris dan pihak terkait dengan Bank.

Berdasarkan Surat Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3) No S235/UP/III/2005 pada tanggal 17 Maret 2005 yang menyatakan bahwa sejak tanggal 18 April 2005, kewajiban pembayaran bank yang dijamin hanya meliputi simpanan dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi pasar uang antar bank. Selanjutnya program penjaminan Pemerintah akan berakhir pada tanggal 22 September 2005. Ketentuan mengenai pengurangan dan pengakhiran program penjaminan ini merupakan penegasan dari ketentuan dalam Keputusan Presiden No 95 Tahun 2004.

Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No 1/PLPS/2005 pada tanggal 26 September 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 22 September 2005. Lembaga Penjamin Simpanan menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu Bank adalah :

a. Seluruhnya, sejak tanggal 22 September 2005 sampai dengan 21 Maret 2006;

b. Maksimum sebesar Rp 5.000.000.000 sejak tanggal 22 Maret 2006 sampai dengan 21 September 2006;

c. Maksimum sebesar Rp 1.000.000.000 sejak tanggal 22 September 2006 sampai dengan 21 Maret 2007;

d. Maksimum sebesar Rp 100.000.000 sejak tanggal 22 Maret 2007.

Beban Premi Penjaminan yang dibayar selama tahun 2007, 2006 dan 2005 masing-masing sebesar Rp 2.026.495.126, Rp 1.390.879.958 dan Rp 1.160.972.137.

67 38. INFORMASI LAINNYA

A. Rasio Permodalan

a. Posisi rasio kecukupan modal (CAR) Bank pada tanggal 31 Desember 2007, 2006 dan 2005 masing-masing sebesar 15,06%, 21,41% dan 15,86 %.

2 0 0 7 2 0 0 6 2 0 0 5 Rp Rp Rp Aktiva Tertimbang Menurut Resiko 1.153.312.035.531 687.300.812.466 520.374.789.429 Modal : Modal inti 162.813.216.303 141.028.482.471 77.950.920.513 Modal pelengkap 11.229.882.905 6.528.797.007 4.987.599.023 Jumlah modal 174.043.099.208 147.557.279.478 82.938.519.536 Dikurangi : Penyertaan (387.437.000) (387.437.000) (387.437.000) Modal – Bersih 173.655.662.208 147.169.842.478 82.551.082.536 2 0 0 7 2 0 0 6 2 0 0 5 % % %

Rasio kecukupan modal 15,06 21,41 13,15

Rasio kecukupan modal – setelah

memperhitungkan resiko kredit 15,06 21,41 13,15 Rasio kecukupan modal – setelah

memperhitungkan resiko pasar 14,99 21,41 13,15 Rasio kewajiban penyediaan modal

minimum yang diwajibkan 8,00 8,00 8,00 Rasio modal inti terhadap aktiva

tertimbang menurut resiko 14,12 20,52 14,98

b. Rasio aktiva tetap terhadap modal pada tanggal 31 Desember 2007, 2006 dan 2005 masing-masing sebesar 18,26%, 15,75% dan 22,79%.

68 38. INFORMASI LAINNYA (Lanjutan)

B. Rasio Rentabilitas

a. Rasio Return on Total Asset pada tanggal 31 Desember 2007, 2006 dan 2005 masing-masing sebesar 3,73%, 2,20% dan 1,74%.

b. Rasio Return on Equity pada tanggal 31 Desember 2007, 2006 dan 2005 masing-masing sebesar 20,25%, 14,26% dan 12,95%.

c. Rasio Net Interest Margin (NIM) pada tanggal 31 Desember 2007, 2006 dan 2005 masing-masing sebesar 12,37%, 9,84% dan 12,79%.

d. Rasio BOPO pada tanggal 31 Desember 2007, 2006 dan 2005 masing-masing sebesar 80,70%, 87,61% dan 91,64%.

C. Rasio Likuiditas

a. Rasio kredit terhadap total simpanan pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006, 2005 masing-masing sebesar 93,87% , 84,57% dan 87,97%.

b. Posisi rasio Non performing asset (NPA) pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006, 2005 masing-masing sebesar 1,06%, 1,37% dan 0,37%.

39. MANAJEMEN RISIKO

Dalam rangka mewujudkan terciptanya Tata Kelola Bank yang sehat, penerapan manajemen risiko di Bank mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia No 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 dan Surat Edaran Bank Indonesia No 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.

Proses Manajemen Risiko yang dilakukan oleh Bank adalah : a. Organisasi Manajemen Risiko

Sebagai salah satu bentuk pengawasan aktif penerapan manajemen risiko, Dewan Komisaris membentuk Komite Pemantau Risiko sesuai Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 010/KEP-DEKOM/SDRA/VI/07 tanggal 21 Juni 2007. Komite Pemantau Risiko dibentuk dengan tujuan untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas dan fungsi pengawasan atas hal-hal yang terkait dengan kebijakan dan strategi manajemen risiko yang disusun oleh manajemen.

Sedangkan dalam rangka pengawasan aktif dari Direksi, Direksi membentuk Komite Manajemen Risiko sesuai Surat Keputusan Direksi No 084/KEP-DIR/RISK.MAN/VI/04 tanggal 21 Juni 2004. Komite Manajemen Risiko beranggotakan Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank yang memiliki tugas untuk membantu Direksi dalam menjalankan tugas menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko, menetapkan limit risiko serta mengevaluasi penerapan manajemen risiko. Komite Manajemen Risiko secara rutin melakukan rapat setiap bulan dimana hasil dari rapat Komite Manajemen Risiko tersebut oleh Dewan Direksi dilaporkan kepada Dewan Komisaris untuk dievaluasi lebih lanjut mengenai penerapan manajemen risiko pada Bank.

69 39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

a. Organisasi Manajemen Risiko (Lanjutan)

Untuk meningkatkan pengawasan aktif dari Dewan Komisaris dan Direksi, Bank telah menetapkan wewenang dan tanggung jawab yang jelas bagi Dewan Komisaris dan Direksi yang terkait dengan penerapan manajemen risiko sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit

Dalam rangka pelaksanaan penerapan manajemen risiko serta untuk memberikan arahan tertulis dalam menjalankan opersional bank, Bank membuat kebijakan dan prosedur serta menentukan limit dan penetapan toleransi risiko yang merupakan batasan potensi kerugian yang mampu diserap oleh kemampuan permodalan Bank dan sarana pemantauan terhadap perkembangan eksposur risiko bank.

c. Profil Risiko

Profil risiko dibuat dengan mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No 5/8/PBI/2003 yang dikeluarkan pada tanggal 19 Mei 2003 tentang Manajemen Risiko untuk Bank Umum. Profil risiko dibuat setiap bulan yang dilaporkan dan dibahas pada Komite Manajemen Risiko dan setiap triwulan dilaporkan kepada Bank Indonesia.

Penilaian profil risiko merupakan kombinasi dari risiko-risiko yang melekat pada setiap aktivitas fungsional (inheren risk) dan sistem pengendalian risiko.

Penilaian profil risiko dilakukan oleh Bank terhadap 8 (delapan) risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategik dan risiko kepatuhan yang terdapat pada aktifitas fungsional bank yang memiliki potensi pada kerugian bank. Aktifitas fungsional bank tersebut adalah Perkreditan, Treasury dan Investasi, Operasional dan Pelayanan, Pendanaan, Teknologi Sistem Informasi/Sistem Informasi Manajemen, dan Sumber Daya Manusia.

Hasil penilaian profil risiko periode Desember tahun 2007 secara komposit memiliki predikat yang Rendah yang merupakan kombinasi dari Inheren Risk yang Rendah dan Sistem Pengendalian Risiko yang Dapat Diandalkan.

Profil risiko periode Desember tahun 2007 adalah sebagai berikut :

Aktivitas Risiko Komposit

Kredit Pasar Likuiditas Operasional Hukum Reputasi Strategik Kepatuhan Risiko Inheren 90,87 100 71,67 97,97 99,74 195 100 100 94,53 Sistem Pengendalian Risiko 78,87 78,04 78,08 75 73,33 78,33 75 75 76,46 Komposit 86,07 91,21 74,23 88,78 89,18 88,33 90 90 87,30

70 39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

c. Profil Risiko (Lanjutan)

Tren profil risiko selama tahun 2007 adalah sebagai berikut :

Periode Profil Risiko Predikat

Inheren RCS Komposit Januari 94,66 76,46 87,38 Rendah Pebruari 95,93 76,46 88,14 Rendah Maret 95,98 76,46 88,17 Rendah April 96,02 76,46 88,19 Rendah Mei 95,27 76,46 87,74 Rendah Juni 95,84 76,46 88,08 Rendah Juli 95,68 76,46 87,99 Rendah Agustus 95,91 76,46 88,13 Rendah September 95,93 76,46 87,90 Rendah Oktober 94,55 76,46 87,31 Rendah Nopember 93,75 76,46 86,83 Rendah Desember 94,53 76,46 87,30 Rendah Risiko kredit

Risiko kreditadalah risiko yang terjadi disebabkan oleh kegagalan pihak lawan (counterparty) dalam memenuhi kewajibannya terhadap Bank. Risiko kredit dapat timbul dari berbagai aktivitas fungsional Bank seperti perkreditan (penyediaan dana), treasury dan investasi.

Pada periode Desember tahun 2007, penilaian risiko inheren untuk risiko kredit berdasarkan hasil penilaian profil risiko memiliki predikat yang Rendah dengan sistem pengendalian risiko yang dapat Diandalkan.

Beberapa parameter yang digunakan dalam penilaian risiko kredit dari aktivitas perkreditan (penyediaan dana) adalah Non Performing Loan (NPL), konsentrasi kredit, kecukupan pembentukan cadangan serta pelampauan/pelanggaran BMPK. Sedangkan parameter yang digunakan dalam penilaian risiko kredit dari aktivitas treasury dan investasi adalah Non Performing Loan (NPL) untuk surat berharga, penempatan dan penyertaan, konsentrasi portofolio treasury, kecukupan pembentukan cadangan serta pelampauan/pelanggaran BMPK. Tingkat Non-Performing Loan (NPL) bruto pada periode Desember 2007 adalah sebesar 1,18% untuk aktivitas perkreditan dan 0,24% untuk aktivitas treasury dan investasi atau berada di bawah angka 5% yang merupakan nilai maksimum NPL yang disyaratkan oleh Bank Indonesia, sedangkan Penyisihan Pencadangan Aktiva Produktif (PPAP) yang dibentuk Bank telah mematuhi peraturan Bank Indonesia yaitu di atas 100%.

71 39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

c. Profil Risiko (Lanjutan)

Risiko kredit (Lanjutan)  

Perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum untuk risiko kredit pada periode Desember 2007 adalah sebesar 15,06% berada di atas angka 8% yang merupakan nilai minimum CAR yang disyaratkan oleh Bank Indonesia.

 

Untuk mengantisipasi implementasi dari Basel II, Bank membentuk Tim Monitoring Basel II untuk mempersiapkan implementasi manajemen risiko kredit dengan menggunakan Standardized Approach.

Risiko Pasar

Pada periode Desember 2007, penilaian risiko inheren untuk risiko pasar berdasarkan hasil penilaian profil risiko memiliki predikat yang Rendah dengan sistem pengendalian risiko yang dapat diandalkan.

Risiko pasar dapat timbul dari aktivitas fungsional Bank yaitu perkreditan (penyediaan dana), treasury dan investasi, serta pendanaan. Parameter yang digunakan dalam penilaian risiko pasar dari aktivitas perkreditan (penyediaan dana) adalah rasio modal terhadap kumulatif potential loss akibat volatilitas suku bunga pada aktivitas perkreditan. Parameter yang digunakan dalam penilaian risiko pasar dari aktivitas treasury dan investasi adalah rasio modal terhadap kumulatif potential loss akibat volatilitas suku bunga pada aktiva dan pasiva. Sedangkan parameter yang digunakan dalam penilaian risiko pasar dari aktivitas pendanaan adalah rasio modal terhadap kumulatif potential loss karena volatilitas suku bunga pada dana deposito.

Rasio modal terhadap kumulatif potensial loss akibat volatilitas suku bunga pada aktivitas perkreditan pada periode Desember 2007 adalah sebesar 1.307,41%. Rasio modal terhadap kumulatif potensial loss akibat volatilitas suku bunga pada aktiva dan pasiva adalah sebesar 493,10%, sedangkan rasio modal terhadap kumulatif potensial loss karena volatilitas suku bunga pada dana deposito adalah sebesar 404,60%.

Sesuai PBI No 5/12/PBI/2003 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar (Market Risk), Bank wajib melaporkan posisi yang diperhitungkan dalam risiko pasar secara bulanan dengan format yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia secara on-line dan mengacu kepada ketentuan tentang Laporan Berkala Bank Umum.

72 39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

c. Profil Risiko (Lanjutan)

Risiko Pasar (Lanjutan) Periode

2007

KPMM Risiko Kredit

%

Posisi Trading Book (Rp)

Risiko Kredit + Risiko Pasar % Januari 21,48 5.000.000.000 21,48 Pebruari 20,85 54.558.000.000 20,30 Maret 20,11 10.066.000.000 20,04 April 19,58 21.240.000.000 19,58 Mei 18,88 41.240.000.000 18,85 Juni 17,84 12.482.000.000 17,70 Juli 17,07 10.307.000.000 16,95 Agustus 16,65 10.136.000.000 16,55 September 15,95 – 15,95 Oktober 15,76 42.671.000.000 15,53 Nopember 15,20 9.580.000.000 15,13 Desember 15,06 9.628.400.000 14,99

Untuk mengantisipasi implementasi dari Basel II, Tim Monitoring Basel II mempersiapkan implementasi manajemen risiko pasar dengan menggunakan Stadardized Approach.

Risiko Operasional

Dalam pengelolaan risiko operasional, masing-masing unit usaha bertanggung jawab untuk risiko yang terjadi pada kegiatan operasional sehari-hari dengan mengacu pada kebijakan dan prosedur, pengendalian dan pengawasan rutin. Selain itu, pengelolaan risiko operasional juga meliputi hal-hal yang terkait dengan pengembangan produk, sistem, sumber daya manusia dan prinsip “know your customer” sebagai aspek pencegahan terhadap kemungkinan adanya hal-hal yang tidak diinginkan.

Untuk mengantisipasi implementasi dari Basel II, Tim Monitoring Basel II mempersiapkan implementasi manajemen risiko operasional dengan menggunakan Basic Indicator.

Sertifikasi Manajemen Risiko

Selain itu dalam rangka meningkatkan kualifikasi SDM dalam penerapan manajemen risiko, Komisaris, seluruh Direksi dan pejabat eksekutif Bank telah mengikuti sertifikasi manajemen risiko yang diselenggarakan oleh lembaga independen diluar Bank Indonesia yaitu Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BMSR). Secara bertahap persyaratan sertifikasi manajemen risiko yang diwajibkan oleh Bank akan dilakukan hingga tahun 2010.

73 40. PERJANJIAN PENTING

1. Bank telah mengadakan sejumlah perjanjian dengan PT Pos Indonesia (Persero), sebagai berikut :

a. Pada tanggal 5 September 2005, Bank mengadakan perjanjian kerjasama tentang Fasilitas Kredit untuk Karyawan, untuk jangka waktu 2 (dua) tahun sejak perjanjian ditandatangani. Atas penyaluran kredit dan pemotongan angsuran kredit yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia (Persero). Pada tanggal 10 September 2007, Perjanjian tersebut diperpanjang untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak perjanjian perpanjangan ditandatangani.

b. Pada tanggal 20 Januari 2006, Bank mengadakan perjanjian tentang sewa menyewa lahan di kantor pos Majalengka, untuk jangka waktu 4 (empat) tahun, 11 (sebelas) bulan, 29 (dua puluh sembilan) hari, terhitung sejak tanggal 20 Januari 2006 sampai dengan tanggal 18 Januari 2011. Harga sewa sebesar Rp 49.500.000.

c. Pada tanggal 12 Juni 2006, Bank mengadakan perjanjian kerjasama tentang Pemotongan Uang Pensiun untuk Angsuran Kredit Pensiun, untuk jangka waktu 2 (dua) tahun sejak perjanjian ditandatangani sampai dengan tanggal 12 Juni 2008.

d. Pada tanggal 7 Juni 2007 Bank mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Pos Indonesia mengenai Layanan Pencetakan, Pengamplopan dan Pengiriman Dokumen. Jangka waktu perjanjian selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal 7 Juni 2007 dan akan berakhir tanggal 6 Juni 2008.

2. Bank telah mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Kelola Jasa Artha sebagai berikut : a. Pada tanggal 24 Maret 2006, Bank mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Kelola

Jasa Artha Cabang Bandung tentang jasa layanan uang tunai. Atas perjanjian ini dilakukan addendum pada tanggal 23 Maret 2007 dan berlaku sejak 24 Maret 2007 sampai dengan 24 Maret 2008.

b. Pada tanggal 6 Juni 2006, Bank mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Kelola Jasa Artha Cabang Jakarta tentang jasa layanan uang tunai. Atas perjanjian ini dilakukan addendum II pada tanggal 25 Juni 2007 dan berlaku sejak tanggal 8 Juni 2007 sampai dengan 8 Juni 2008.

3. Pada tanggal 10 Juni 2005, Bank mengadakan perjanjian kerjasama asuransi dengan PT Sarana Lindung Upaya. Jangka waktu perjanjian selama 1 (satu) tahun terhitung sejak ditandatangani. Jumlah uang pertanggungan (JUP) sama dengan plafond kredit debitur Bank. Pada tanggal 8 Juni 2007 perjanjian ini di addendum dan berlaku sejak tanggal 10 Juni 2007 sampai dengan 10 Juni 2010, dengan jumlah uang pertanggungan menjadi sebesar sisa kewajiban pokok tidak termasuk bunga dan tunggakan.

74 40. PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)

4. Bank telah mengadakan sejumlah perjanjian dengan PT Sigma Cipta Caraka, sebagai berikut : a. Pada tanggal 7 Juli 2003, Bank telah mengadakan perjanjian Jasa Operasional Data

Center yang berlaku sejak perjanjian ditandatangai sampai dengan 7 Juli 2008.

b. Pada tanggal 2 September 2004, Bank telah mengadakan perjanjian Lisensi Program Aplikasi ATM yang berlaku sejak perjanjian ditandatangi sampai masa yang tidak terbatas. Nilai kontrak sebesar Rp 1.050.000.000 dan biaya maintenance sebesar US$ 19,242 per tahun.

c. Pada tanggal 11 Mei 2005, Bank mengadakan perjanjian Lisensi Program Aplikasi Interlink untuk System Online Payment Point (SOPP) dan modul TASKA yang berlaku 5 (lima) tahun sejak perjanjian ditandatangi dengan nilai kontrak sebesar US$ 40,000 dan biaya maintenance sebesar US$ 3,300 per tahun.

5. Pada tanggal 3 September 2004, Bank telah mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Artajasa Pembayaran Elektronis tentang Berlangganan Jasa Jaringan ATM-Bersama untuk jangka waktu selama 36 (tiga puluh enam) bulan terhitung sejak ditandatangani Berita Acara Operasional pemasangan terminal ATM-Bersama. Biaya keanggotaan sebesar Rp 125.000.000 dan biaya tetap sebesar Rp 20.500.000 per bulan, dan apabila tidak ada pemberitahuan pengakhiran maka masa berlangganan akan diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan dan demikian seterusnya.

6. Pada tanggal 29 September 2005, Bank mengadakan perjanjian kerjasama tentang Pemanfaatan Layanan Jasa Perbankan untuk Penerimaan Pembayaran Jasa Telekomunikasi Dengan Sistem Host To Host Computer dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, yang berlaku untuk jangka waktu 3 tahun sejak perjanjian ditandatangani sampai dengan tanggal 28 September 2008. 7. Pada tanggal 25 Juli 2005, Bank mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT TASPEN

(Persero) Kantor Cabang Utama Bandung tentang Pembayaran Tabungan Hari Tua, Tabungan Hari Tua Multiguna dan Pensiun melalui Rekening, yang berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun mulai tanggal 12 April 2007 sampai dengan tanggal 11 April 2009.

8. Pada tanggal 19 Juni 2006, Bank mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Bravo Security Indonesia tentang jasa layanan pengepakan, pengambilan, dan pengantaran uang tunai. Jangka waktu perjanjian selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal 19 Juni 2006 sampai dengan tanggal 19 Juni 2007. Nilai kontrak sebesar Rp 2.500 x 1.784 amplop gaji x 12 = Rp 53.520.000. Pada tanggal 19 Juni 2007 perjanjian ini di addendum dan berlaku sejak tanggal 19 Juni 2007 sampai dengan 19 Juni 2008.

9. Pada tanggal 8 Pebruari 2007 Bank mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Wangsarahardja mengenai Pelatihan Business Coaching Jangka waktu perjanjian selama 1

tahun terhitung sejak tanggal 8 Pebruari 2007 dan akan berakhir tanggal 8 Pebruari 2008 dengan nilai kontrak Rp 250.000.000.

75 40. PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)

10. Pada tanggal 30 Mei 2007 Bank mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Iforte Mitra Infotek mengenai Pengadaan Lisensi & Implementasi serta Perawatan Perangkat Lunak CIPS Custodian, dengan nilai kontrak Rp 744.727.500 dan akan berakhir tanggal 21 Mei 2008. 11. Pada tanggal 14 Mei 2007 Bank mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Asuransi

Jiwasraya mengenai Asuransi Jiwa Kredit Kumpulan Bagi Debitur PT Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk. Jangka waktu perjanjian selama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal 14 Mei 2007 dan akan berakhir tanggal 13 Mei 2009.

12. Bank telah mengadakan sejumlah perjanjian dengan CV Arkananta Nityasa, sebagai berikut : a. Pada tanggal 7 Mei 2007 Bank mengadakan perjanjian kerjasama mengenai Pemeliharaan

Peralatan Automated Teller Machine (ATM) Diebold 1064ix untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sejak perjanjian ditandatangani. Nilai kontrak sebesar Rp 18.000.000 untuk 2 unit ATM.

b. Pada tanggal 26 Juni 2007 Bank mengadakan perjanjian kerjasama dengan CV Arkananta Nityasa Indonesia mengenai Pemeliharaan Peralatan Automated Teller

Machine (ATM) IBM 4783 untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan, terhitung sejak penandatanganan perjanjian sampai dengan tanggal 26 Juni 2008. Total biaya pemeliharaan untuk 13 (tiga belas) unit ATM adalah sebesar Rp 110.500.000.

13. Pada tanggal 19 Pebruari 2003, Bank mengadakan perjanjian kerjasama sewa menyewa bangunan dengan PT Medco Intidinamika seluas 467,75 m2 yang berlaku sejak 1 Maret 2003 sampai dengan tanggal 28 Pebruari 2013. Nilai sewa sebesar Rp 50.000 per meter per bulan. 14. Bank telah mengadakan sejumlah perjanjian dengan Koperasi Serba Usaha (KSU) Mitra

Saudara, sebagai berikut :

a. Pada tanggal 20 Juni 2003, Bank mengadakan perjanjian kerjasama tentang sewa kendaraan bermotor sebanyak 4 (empat) unit kendaraan bermotor roda empat (mobil) untuk jangka waktu 60 bulan, terhitung sejak tanggal 20 Juni 2003 sampai dengan tanggal 20 Juni 2008. Harga sewa sebesar Rp 28.000.000 per bulan.

b. Pada tanggal 26 Maret 2004, Bank mengadakan perjanjian kerjasama tentang sewa kendaraan bermotor sebanyak 18 (delapan belas) unit kendaraan bermotor roda empat (mobil) untuk jangka waktu 60 bulan, terhitung sejak tanggal 26 Maret 2004 sampai dengan tanggal 26 Maret 2009. Harga sewa sebesar Rp 73.800.000 per bulan.

c. Pada tanggal 28 Januari 2005, Bank mengadakan perjanjian kerjasama tentang sewa kendaraan bermotor sebanyak 7 (tujuh) unit kendaraan bermotor roda empat (mobil) untuk jangka waktu 60 bulan, terhitung sejak tanggal 28 Januari 2005 sampai dengan tanggal 27 Januari 2010. Harga sewa sebesar Rp 28.000.000 per bulan.

76 40. PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)

d. Pada tanggal 5 Juni 2006, Bank mengadakan perjanjian kerjasama tentang sewa kendaraan bermotor sebanyak 1 (satu) unit kendaraan bermotor roda empat (mobil) untuk jangka waktu 60 bulan, terhitung sejak tanggal 5 Juni 2006 sampai dengan tanggal 5 Juni 2011. Harga sewa sebesar Rp 5.670.103 per bulan.

e. Pada tanggal 26 Juni 2006, Bank mengadakan perjanjian kerjasama tentang sewa kendaraan bermotor sebanyak 1 (satu) unit kendaraan bermotor roda empat (mobil) untuk jangka waktu 60 bulan, terhitung sejak tanggal 26 Juni 2006 sampai dengan tanggal 26 Juni 2011. Harga sewa sebesar Rp 5.670.103 per bulan.

41. KONDISI EKONOMI

Kondisi ekonomi Indonesia terpengaruh ekonomi secara global, yang mana ekonomi Amerika Serikat, Jepang maupun Eropa Barat kemungkinan akan terjadi kelesuan ekonomi. Tentu saja pasar modal dan pasar uang di Indonesia akan terimbas lebih dahulu. Mata uang rupiah berfluktuatif cukup signifikan terhadap mata uang negara-negara lainnya, demikian pula harga-harga saham maupun surat berharga lainnya bergerak sangat dinamis.

Dalam menghadapi keadaan tersebut, bank harus lebih selektif dalam menempatkan kelebihan likuiditasnya dalam surat berharga, yang memiliki rating penilaian yang baik. Manajemen Bank berkeyakinan bahwa dengan terus diterapkannya prinsip kehati-hatian, Bank akan mampu terus berkembang dan stabil dalam keadaan ekonomi yang lesu.

Laporan keuangan telah mencakup dampak kondisi ekonomi tersebut, sepanjang hal itu dapat ditentukan dan diperkirakan. Pemulihan kondisi ekonomi tersebut tergantung kepada keadaan ekonomi global serta kebijakan fiskal, moneter dan kebijakan-kebijakan lainnya yang telah dan akan ditempuh oleh Pemerintah Indonesia, suatu tindakan yang diluar kendali Bank. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan masa depan dari kondisi ekonomi di Indonesia terhadap pendapatan Bank dan realisasi atas aktiva produktif Bank, termasuk dampak dari pemegang saham dan nasabah.

77

42. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA

a. Pada tanggal 3 Januari 2008 Bank Indonesia telah melakukan klarifikasi atas kekurangan Giro Wajib Minimum. Sehubungan dengan kekurangan tersebut, Bank Indonesia mengingatkan sebagai berikut :

• Terhadap kekurangan tersebut Bank diwajibkan membayar biaya administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

• Untuk selanjutnya dalam melaksanakan operasional sehari-hari, Bank diminta untuk selalu memperhatikan ketentuan yang berlaku.

b. Sejak tanggal 3 Januari 2008, Bank telah memenuhi Giro Wajib Minimum yang dipersyaratkan oleh Peraturan Bank Indonesia No 7/29/PBI/2005 (Lihat catatan 4).

c. Pada tanggal 4 Januari 2008, Bank telah membuka kantor cabang yang berlokasi di Semarang dan Surabaya.

d. Pada tanggal 16 Januari 2008, Bank telah menyelesaikan kewajiban biaya administrasi atas kekurangan terhadap Giro Wajib Minimum sebesar Rp 51.078.088.

43. PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN

Dalam dokumen Audited Report Bank Saudara Des 07 (Halaman 70-81)

Dokumen terkait