• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH BANK DALAM

C. Jaminan Terhadap Perlindungan Nasabah Dalam Kaitannya

Nasabah merupakan konsumen sehingga perlindungan bagi kepentingannya merupakan suatu tuntunan yang tidak boleh diabaikan begitu saja. Dalam dunia perbankan, nasabah merupakan unsur yang sangat berperan sekali, karena mati hidupnya dunia perbankan bersandar kepada kepercayaan dari pihak nasabah atau masyarakat.150 Pengertian konsumen dalam Pasal 1 angka (2) Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu : 151

“Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”.

149

Dikutip dari http://www.kompas-cetak/ekonomi/.htm, Diakses tanggal 3 April 2009. 150

M. Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Cet. 3, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 2001)

151

Undang-undang No. 8, LN No. 3674 Tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 1 angka (2)

Sedangkan nasabah dalam Undang-Undang Perbankan sebagai pihak yang menggunakan jasa bank. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nasabah bank dapat dikategorikan sebagai konsumen karena nasabah menggunakan jasa bank demi kepentingan nasabah itu sendiri. 152

Isi perjanjian internet banking banyak yang merugikan nasabah.

Alasannya karena isi klausula baku tersebut banyak yang melepaskan tanggung jawab pihak bank. Padahal sebagai konsumen, nasabah juga mempunyai hak dan kewajiban yang setara dengan pihak bank. 153

Namun di dalam perjanjian internet banking hak-hak nasabah sesuai dengan Pasal 4 Undang-Undang Perlindungan Konsumen, hampir tidak ada dalam perjanjian tersebut. Hak nasabah yang ada dalam perjanjian internet

banking hanyalah berupa: 154

1. Nasabah mempunyai kesempatan untuk membatalkan transaksi finansial karena sistem terlebih dahulu akan melakukan konfirmasi terhadap data yang di-input nasabah dengan cara menekan tombol “batal”.

2. Nasabah dapat melakukan inquiry user ID-nya sendiri melalui fasilitas registrasi internet banking di mesin ATM bank tersebut, apabila nasabah tidak ingat user ID-nya.

Berarti perjanjian internet banking tersebut tidak mengakomodir kebutuhan-kebutuhan nasabah dan justru menimbulkan permasalahan bagi

152

M. Djumhana, Op. Cit., hal. 5 153

Dikutip dari http://www.mediaindo.co.id/, Diakses tanggal 3 April 2009. 154

nasabah. Permasalahan muncul apabila nasabah belum mengerti penggunaan

internet banking. Untuk itu diperlukan pemberian informasi secara benar, jelas,

dan jujur oleh pihak bank kepada nasabah. 155

Sedangkan kewajiban-kewajiban nasabah di dalam perjanjian internet

banking, yaitu: 156

1. Nasabah harus mengisi data yang dibutuhkan untuk setiap transaksi secara benar dan lengkap.

2. Nasabah wajib dan bertanggung jawab untuk memastikan ketepatan dan kelengkapan instruksi transaksi.

3. Nasabah wajib meng-input PIN setiap kali melakukan instruksi transaksi finansial.

4. Nasabah wajib tidak meninggalkan terminal dalam keadaan aktif (log-on) atau harus melakukan log-out setiap kali meninggalkan terminal.

5. Nasabah wajib mengamankan user ID dan PIN.

6. Nasabah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua instruksi berdasarkan penggunaan user ID dan PIN yang dimiliki nasabah.

7. Nasabah wajib segera memberitahukan kepada bank apabila user ID dan/atau PIN tersebut telah diketahui oleh orang lain. Segala transaksi sebelum adanya laporan tersebut menjadi tanggung jawab nasabah.

8. Nasabah wajib mendaftarkan salah satu alamat e-mail yang telah dimiliki.

155 Ibid. 156

9. Pada saat mendapat kartu ATM bank yang baru, nasabah harus melakukan registrasi ulang pelayanan internet banking.

Tujuan pengaman penggunaan internet banking bagi nasabah adalah untuk mencegah adanya akses informasi dan pencurian informasi oleh orang yang tidak berwenang. Beberapa teknik kontrol dalam penerbitan dan pengamanan PIN adalah: 157

a. Infomasi PIN agar disimpan setelah melakukan enkripsi;

b. Penyimpanan dan pengoperasian PIN dilaksanakan dengan pengawasan ketat oleh pejabat senior yang berwenang dengan melibatkan audit intern bank; c. Informasi PIN tidak boleh tercantum secara nyata dan perlu diamankan

dengan menggunakan PIN mailer;

d. Pembuatan dan pengiriman PIN seyogyanya terpisah dari kartu magnetis; e. Sistem perlu diupayakan dapat mencegah akses maupun penampilan

informasi PIN.

Nasabah sendiri harus berhati-hati dalam menjaga penggunaan PIN miliknya agar tidak diketahui oleh orang lain dengan cara: 158

a. PIN harus dimasukkan sendiri oleh si pemegang nomor PIN tersebut; b. Memasukkan nomor PIN harus terlindung dari penglihatan orang lain; c. Jika nasabah lupa nomor PIN, nasabah haru membuat nomor PIN yang baru; d. Nasabah harus membiasakan diri untuk mangganti nomor PIN secara berkala.

157

Dikutip dari http://www.wikipedia.co.id/, Diakses tanggal 3 April 2009. 158

Selain hal-hal di atas, maka nasabah juga perlu memperhatikan bahwa walaupun semua internet banking sudah melengkapi dirinya dengan sistem keamanan terpercaya. Namun, ada beberapa hal yang masih perlu diperhatikan nasabah dalam bertransaksi melalui internet banking, yaitu: 159

a. Jangan memberitahukan user ID dan password kepada siapapun, termasuk kepada petugas bank, atau orang lain yang dipercaya sekalipun.

b. Jangan menerima amplop PIN jika dalam keadaan rusak atau tampak seperti sudah dibuka.

c. Sebisa mungkin, usahakan untuk mengakses internet banking melalui komputer pribadi milik nasabah sendiri.

d. Jika pada layar muncul kotak yang menanyakan apakah nasabah ingin agar komputer mengingat password sehingga nasabah tidak perlu menuliskannya lagi, maka nasabah harus memilih “NO”.

e. Jika nasabah terpaksa harus mengakses internet banking dari warnet atau komputer yang dipakai beramai-ramai, maka nasabah harus menghapus

cache di browser. Pada internet explorer, nasabah memilih tools-internet option, lalu memilih delete files dan clear history pada kotak yang muncul.

Ternyata, internet banking tidak hanya memberikan keuntungan kepada nasabah tetapi juga terdapat kerugian bagi nasabah, yaitu: 160

159

Ibid., hal. 2 160

1. Keamanannya masih belum terjamin sehingga dikhawatirkan sistem dapat disalahgunakan.

2. Tidak menarik bagi nasabah karena perlu banyak biaya lagi untuk memasang internet. Akibatnya, besarnya biaya pulsa, listrik dan lainnya yang harus ditanggung nasabah.

3. Tidak jauh berbeda dengan ATM, layanan internet banking ini pun tetap memerlukan ATM untuk pengambilan uang tunai.

4. Internet banking hanya bisa digunakan oleh orang yang memiliki atau

mengerti tentang internet.