• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Wilayah .1 Letak, Luas dan Batas Wilayah .1 Letak, Luas dan Batas Wilayah

4.1.4.2 Jarak Ke Ibukota Kabupaten (dalam km)

Jarak masing-masing tiap kecamatan dengan Ibukota Kabupaten akan mempengaruhi tingkat perkembangan di setiap wilayah, dimana jarak yang paling dekat dengan Ibukota Kabupaten pastinya akan lebih mudah mendapat pengaruh kekotaan dan mempengaruhi tingkat ketersediaan jumlah fasilitas sarana sosial ekonomi di wilayah tersebut. Pembagian jarak masing-masing tiap kecamatan dengan Ibukota Kabupaten dapat dilihat pada Grafik 4.1 berikut:

Grafik 4.1 Jarak Ke Ibukota Kabupaten (dalam km)

Sumber: Kudus Dalam Angka, Tahun 2011

Berdasarkan Grafik 4.1 terlihat bahwa kecamatan yang memiliki jarak paling dekat dengan Ibukota Kabupaten adalah Kecamatan Kota yaitu sepanjang 2km, hal

0 2 4 6 8 10 12 14 Kal iw u n gu Ko ta Jat i Undaan Me jo b o Jekul o B ae Ge bog D a w e Jarak Ke Ibukota Kabupaten (dalam km)

40

dengan Ibukota Kabupaten adalah Kecamatan Undaan yaitu sepanjang 13km. 4.1.4.3 Panjang Jalan

Dalam menunjang kelancaran transportasi dan kemudahan aksesibilitas diperlukan adanya prasarana jalan yang memadai dan dalam kondisi yang baik, yaitu panjang jalan. Semakin banyak jalan yang menghubungkan antar daerah maka akan semakin berkembang daerah tersebut.

Grafik 4.2 Panjang Jalan di Kabupaten Kudus (dalam km)

Sumber: Kudus Dalam Angka, Tahun 2006 dan 2011

Berdasarkan Grafik 4.2 terlihat bahwa Kecamatan Dawe menempati urutan pertama dengan panjang jalan seluas 91,8 km pada tahun 2005 menjadi 118.700 km pada tahun 2010. Panjang jalan pada tiap-tiap kecamatan yang saling berjauhan tersebut dihubungkan dengan akses jalan guna menunjang kelancaran transportasi dan kemudahan aksesibilitas. Panjang jalan dalam kondisi yang baik nantinya akan sangat mempengaruhi dalam perkembangan wilayahnya pula.

59,1 42,45 32,1 46,832 43,318 75,4 40,6 51,8 91,8 61,75 67,03 49,6 66,55 57,1 78,15 45,6 76,7 118,7 Tahun 2005 Tahun 2010

41

Perkembangan wilayah pada penelitian ini yaitu menghitung berbagai indeks jumlah fasilitas sarana sosial ekonomi, kependudukan dan aksesibilitas wilayah yang ada di Kabupaten Kudus. Indeks jumlah fasilitas sarana sosial ekonomi meliputi sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan dan ekonomi. Indeks kependudukan meliputi jumlah dan kepadatan penduduk, serta indeks aksesibilitas wilayah meliputi luas wilayah, jarak ke Ibukota Kabupaten dan panjang jalan. Perhitungan berbagai indeks tersebut dihitung menggunakan rumus:

Cara Scalling:

. 100

Keterangan:

X : Nilai dari variabel

Xmin : Nilai terendah dari variabel Xmax : Nilai tertinggi dari variabel

Setelah itu hasil dari scalling indeks tersebut akan dikompositkan/dijumlahkan, dan hasil penjumlahan tersebut dibuat klasifikasi kelas (tinggi, sedang, rendah). Semakin tinggi nilai yang dihasilkan maka tingkat perkembangan wilayahnya pun akan semakin tinggi pula.

Keterangan Klasifikasi kelas : Rendah = 0 – 33,3

Sedang = 33,4 – 67,3 Tinggi = 67,3 – 100

4.2.1.1 Indeks Jumlah Fasilitas Sarana Sosial Ekonomi

Indeks jumlah fasilitas sarana sosial ekonomi terdiri atas berbagai jenis sarana sosial ekonomi yang meliputi sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan, serta sarana ekonomi. Berbagai indeks jumlah fasilitas sarana sosial ekonomi tersebut nantinya akan dilihat bagaimana perkembangannya di tahun 2005 dan 2010.

Sarana Pendidikan

Sarana Pendidikan pada penelitian ini meliputi jumlah fasilitas TK, SD, SMP, SMA, SMK dan Perguruan Tinggi di Kabupaten Kudus. Jumlah fasilitas sarana pendidikan tersebut digunakan untuk mengetahui ketersediaan fasilitasnya terhadap wilayah tersebut dan melihat seberapa besar perkembangannya selama 5 tahun.

Tabel 4.7 Perhitungan Indeks Fasilitas Sarana Pendidikan di Kabupaten Kudus

Kecamatan

Sarana Pendidikan Tahun 2005 Sarana Pendidikan Tahun 2010 Total

Sarana Indeks Klasifikasi

Total

Sarana Indeks Klasifikasi

Kaliwungu 98 22,07 Rendah 108 24,35 Rendah

Kota 158 100 Tinggi 167 100 Tinggi

Jati 100 24,67 Rendah 104 19,23 Rendah

Undaan 83 2,59 Rendah 89 0 Rendah

Mejobo 81 0 Rendah 91 2,56 Rendah

Jekulo 116 45,45 Sedang 126 47,43 Rendah

Bae 88 9,09 Rendah 91 2,56 Rendah

Gebog 121 51,94 Sedang 131 53,84 Sedang

Dawe 128 61,03 Sedang 143 69,23 Tinggi

Sumber: Kudus Dalam Angka, Tahun 2006 dan 2011

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh informasi bahwa total sarana pendidikan di tahun 2005 dan 2010 yang tertinggi berada di Kecamatan Kota

43

dengan jumlah 167 sarana, sedangkan yang terendah berada di Kecamatan Undaan dengan total sarana 89 sarana. Dari perhitungan indeks pendidikan tersebut jumlah sarana yang sedikit tidak berarti mengindikasikan kualitas pendidikannya rendah, namun perlu dilihat juga pelayanan sarana pendidikan tersebut terhadap jumlah penduduk yang ada.

Sarana Kesehatan

Sarana Kesehatan pada penelitian ini meliputi jumlah fasilitas Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Balai Pengobatan, dan Apotek di Kabupaten Kudus. Berbagai jumlah fasilitas sarana kesehatan tersebut mempunyai peranan yang sangat penting untuk mngendalikan perkembangan dan pertumbuhan penduduk selain hanya penting untuk pelayanan kesehatan penduduknya saja.

Tabel 4.8 Perhitungan Indeks Fasilitas Sarana Kesehatan di Kabupaten Kudus

Kecamatan

Sarana Kesehatan Tahun 2005 Sarana Kesehatan Tahun 2010 Total

Sarana Indeks Klasifikasi

Total

Sarana Indeks Klasifikasi

Kaliwungu 13 5,55 Rendah 16 0 Rendah

Kota 47 100 Tinggi 51 100 Tinggi

Jati 17 16,66 Rendah 32 45,71 Sedang

Undaan 11 0 Rendah 17 2,85 Rendah

Mejobo 12 2,77 Rendah 21 14,28 Rendah

Jekulo 18 19,44 Rendah 27 31,42 Rendah

Bae 11 0 Rendah 17 2,85 Rendah

Gebog 14 8,33 Rendah 20 11,42 Rendah

Dawe 14 8,33 Rendah 22 17,14 Rendah

Sumber: Kudus Dalam Angka, Tahun 2006 dan 2011

Total sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Kudus sudah cukup memadai, hal itu terlihat pada Tabel 4.8 yang menunjukkan bahwa total sarana pada tiap-tiap Kecamatan relatif sama ketersediaan sarana

44

kesehatannya, sehingga diharapkan masing-masing sarana kesehatan yang ada di setiap kecamatan tersebut dapat memberikan pelayanan yang optimal terhadap jumlah penduduk yang ada di wilayah tersebut.

Sarana Peribadatan

Sarana Peribadatan pada penelitian ini meliputi Masjid, Mushola, Gereja, Pura, Wihara, dan Klenteng di Kabupaten Kudus. Hampir setiap jenis sarana peribadatan yang ada tersebut tersebar merata menurut keyakinan dan kepercayaan masing-masing umat beragamanya di setiap Kecamatan.

Tabel 4.9 Perhitungan Indeks Fasilitas Sarana Peribadatan di Kabupaten Kudus

Kecamatan

Sarana Peribadatan Tahun 2005 Sarana Peribadatan Tahun 2010 Total

Sarana Indeks Klasifikasi

Total

Sarana Indeks Klasifikasi

Kaliwungu 198 12,96 Rendah 210 8,10 Rendah

Kota 240 32,40 Rendah 261 27,79 Rendah

Jati 220 23,14 Rendah 231 16,21 Rendah

Undaan 241 32,87 Rendah 303 44,01 Sedang

Mejobo 190 9,25 Rendah 200 4,24 Rendah

Jekulo 352 84,25 Tinggi 365 67,95 Tinggi

Bae 170 0 Rendah 189 0 Rendah

Gebog 254 38,88 Rendah 262 28,18 Rendah

Dawe 386 100 Tinggi 448 100 Tinggi

Sumber: Kudus Dalam Angka, Tahun 2006 dan 2011

Ketersediaan sarana peribadatan yang ada di Kabupaten Kudus berada pada jumlah yang relatif sama pada tiap-tiap Kecamatan, hal itu berarti total sarana yang ada menunjukkan adanya keseimbangan karena hampir di setiap Kecamatan sarana peribadatannya sudah mencukupi dengan jumlah penduduknya sehingga nantinya setiap umat beragama dapat menjalankan ibadahnya masing-masing dengan baik.

45 Sarana Ekonomi

Sarana Ekonomi pada penelitian ini meliputi Pasar, Toko Kelontong, Warung Makan, Koperasi, Bank, dan Industri di Kabupaten Kudus. Berbagai sarana ekonomi yang ada tersebut berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari penduduk dan menunjang perkembangan wilayah dalam segi perekonomiannya.

Tabel 4.10 Perhitungan Indeks Fasilitas Sarana Ekonomi di Kabupaten Kudus

Kecamatan

Sarana Ekonomi Tahun 2005 Sarana Ekonomi Tahun 2010 Total

Sarana Indeks Klasifikasi

Total

Sarana Indeks Klasifikasi

Kaliwungu 941 13,38 Rendah 1693 49,52 Sedang

Kota 1788 76,73 Rendah 2199 93,25 Tinggi

Jati 2099 100 Rendah 2277 100 Tinggi

Undaan 1008 18,39 Rendah 1385 22,90 Rendah

Mejobo 892 9,72 Rendah 1120 0 Rendah

Jekulo 871 8,15 Tinggi 1702 50,30 Sedang

Bae 1102 25,43 Rendah 1347 19,61 Rendah

Gebog 762 0 Rendah 1411 25,15 Rendah

Dawe 1456 51,90 Tinggi 1622 43,38 Sedang

Sumber: Kudus Dalam Angka, Tahun 2006 dan 2011

Berdasarkan tabel diatas, jumlah sarana ekonomi yang tertinggi berada di Kecamatan Jati dengan total sarana 2277 yang terbagi antara lain pasar, toko kelontong, warung makan, koperasi, bank, industri. Sedangkan jumlah sarana ekonomi yang terendah berada di Kecamatan Mejobo dengan total sarana 1120 sarana ekonomi saja. Hal tersebut terkait dengan jumlah penduduk dan tingkat kebutuhan serta daya konsumsi penduduk di wilayah tersebut, selain itu sarana ekonomi juga merupakan faktor yang sangat penting dalam memudahkan kegiatan perekonomian guna menunjang percepatan perkembangan suatu wilayah.

46 4.2.1.2 Indeks Kependudukan Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di Kabupaten Kudus sudah pasti bertambah dari tahun ke tahun, hal ini dipengaruhi oleh faktor alami seperti kelahiran dan kematian maupun faktor non alami seperti migrasi masuk maupun keluar yang menjadi penyebab bertambah banyaknya jumlah penduduk. Perhitungan indeks jumlah penduduk di tahun 2005 dan 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11 Perhitungan Indeks Jumlah Penduduk di Kabupaten Kudus Kecamatan Tahun 2005 Tahun 2010

Jumlah Indeks Klasifikasi Jumlah Indeks Klasifikasi

Kaliwungu 941 13,38 Rendah 90.219 78,65 Tinggi

Kota 1788 76,73 Rendah 91.489 82,18 Tinggi

Jati 2099 100 Rendah 97.291 98,33 Tinggi

Undaan 1008 18,39 Rendah 68.994 19,56 Rendah

Mejobo 892 9,72 Rendah 69.080 19,80 Rendah

Jekulo 871 8,15 Tinggi 97.888 100 Tinggi

Bae 1102 25,43 Rendah 61.966 0 Rendah

Gebog 762 0 Rendah 93.491 87,75 Tinggi

Dawe 1456 51,90 Tinggi 94.188 89,69 Tinggi

Sumber: Kudus Dalam Angka, Tahun 2006 dan 2011

Berdasarkan perhitungan indeks jumlah penduduk di Kabupaten Kudus tersebut diperoleh informasi bahwa sekitar 97.800 jiwa bertempat tinggal di Kecamatan Jekulo pada tahun 2010, sedangkan pada tahun 2005 jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Jati dengan jumlah 2099 jiwa.

47 Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk sangat terkait dengan luas wilayah dan jumlah penduduk serta antara daerah yang satu dengan daerah yang lain tentunya tidak mempunyai tingkat kepadatan yang sama. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12 Perhitungan Indeks Kepadatan Penduduk di Kabupaten Kudus

Kecamatan Tahun 2005 Tahun 2010

Jumlah Indeks Klasifikasi Jumlah Indeks Klasifikasi

Kaliwungu 2.648 21,98 Rendah 2.758 23,10 Rendah

Kota 8.752 100 Tinggi 8.738 100 Tinggi

Jati 3.448 32,20 Rendah 3.699 35,20 Sedang

Undaan 928 0 Rendah 961 0 Rendah

Mejobo 1.784 10,94 Rendah 1.879 11,80 Rendah

Jekulo 1.125 2,51 Rendah 1.181 2,82 Rendah

Bae 2.570 20,98 Rendah 2.657 21,80 Rendah

Gebog 1.623 8,90 Rendah 1.698 9,47 Rendah

Dawe 1.079 1,92 Tinggi 1.097 1,74 Rendah

Sumber: Kudus Dalam Angka, Tahun 2006 dan 2011

Tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi berada di Kecamatan Kota, sedangkan yang paling rendah berada di Kecamatan Undaan., hal tersebut disebabkan karena luas Kecamataan Kota jauh lebih kecil dibandingkan dengan Kecamataan Undaan, namun jumlah penduduknya justru sebaliknya lebh banyak di Kecamatan Kota daripada di Kecamatan Jati.

48 4.2.1.3 Indeks Aksesibilitas Wilayah Luas Wilayah

Perhitungan indeks luas wilayah di Kabupaten Kudus dalam hubungannya dengan perkembangan wilayah akan berbanding terbalik dengan klasifikasinya, hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13 Perhitungan Indeks Luas Wilayah di Kabupaten Kudus Kecamatan Luas (km2) Indeks Klasifikasi

Kaliwungu 32,71 70,49 Tinggi Kota 10,47 100 Tinggi Jati 26,30 78,99 Tinggi Undaan 71,77 18,66 Rendah Mejobo 36,77 65,10 Sedang Jekulo 82,92 3,87 Rendah Bae 23,32 82,95 Tinggi Gebog 55,06 40,83 Sedang Dawe 85,84 0 Rendah

Sumber: Kudus Dalam Angka, Tahun 2006 dan 2011

Luas wilayah dalam hubungannya dengan perkembangan wilayah sangat berkaitan dengan ketersediaan lahan yang masuk dan berkembangnya daerah pertumbuhan yang baru, sebagaimana diketahui bahwa luas wilayah bersifat tetap (statis), sedangkan manusia dan segala macam kegiatannya senantiasa berkembang dan melakukan mobilitas (dinamis).Oleh karena itu, Kecamatan dengan luas wilayah yang kecil akan mudah disisipi dengan berbagai penunjang perkembangan wilayah seperti ketersediaan sarana sosial ekonomi. Kecamatan dengan luas wilayah terkecil berada di Kecamataan Kota, sehingga akan lebih mudah disisipi berbagai penunjang perkembangan wilayah seperti jumlah sarana sosial ekonomi dan juga dari aspek penduduk maupun dalam aksesibilitasnya.

49

Jarak Ke Ibukota Kabupaten (dalam km)

Jarak masing-masing tiap kecamatan dengan Ibukota Kabupaten akan mempengaruhi tingkat perkembangan di setiap wilayah, dimana jarak yang paling dekat dengan Ibukota Kabupaten pastinya akan lebih mudah mendapat pengaruh kekotaan dan mempengaruhi tingkat ketersediaan jumlah fasilitas sarana sosial ekonomi di wilayah tersebut.

Tabel 4.14 Perhitungan Indeks Jarak Ke Ibukota Kabupaten Kudus (dalam km)

Kecamatan Jarak Ke Ibukota

Kabupaten (km) Indeks Klasifikasi

Kaliwungu 6 63,63 Sedang Kota 2 100 Tinggi Jati 4 81,81 Tinggi Undaan 13 0 Rendah Mejobo 7 54,54 Sedang Jekulo 10 27,27 Rendah Bae 5 72,72 Tinggi Gebog 10 27,27 Rendah Dawe 9 36,36 Sedang

Sumber: Kudus Dalam Angka, Tahun 2006 dan 2011

Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa Kecamatan Kota memiliki nilai indeks paling tinggi karena lokasinya yang berada paling dekat dengan Ibukota Kabupaten, dimana secara administratif Ibukota Kabupaten Kudus memang berada di Kecamatan Kota, sedangkan Kecamatan yang memiliki nilai indeks terkecil adalah Kecamatan Undaan yang lokasinya berada paling jauh dari Ibukota Kabupaten.

50 Panjang Jalan

Dalam menunjang kelancaran transportasi dan kemudahan aksesibilitas diperlukan adanya prasarana jalan yang memadai dan dalam kondisi yang baik, yaitu panjang jalan. Semakin banyak jalan yang menghubungkan antar daerah maka akan semakin berkembang daerah tersebut.

Tabel 4.15 Perhitungan Indeks Panjang Jalan di Kabupaten Kudus (dalam km)

Kecamatan

Panjang Jalan Tahun 2005 Panjang Jalan Tahun 2010 Jumlah

(km) Indeks Klasifikasi

Jumlah

(km) Indeks Klasifikasi

Kaliwungu 59.100 45,22 Rendah 61.750 22,09 Rendah

Kota 42.450 17,33 Tinggi 67.030 29,31 Rendah

Jati 32.100 0 Rendah 49.600 5,47 Rendah

Undaan 46.832 24,67 Rendah 66.550 28,65 Rendah

Mejobo 43.318 18,79 Rendah 57.100 15,73 Rendah

Jekulo 75.400 72,52 Rendah 78.150 44,52 Sedang

Bae 40.600 14,23 Rendah 45.600 0 Rendah

Gebog 51.800 32,99 Rendah 76.700 42,54 Sedang

Dawe 91.800 100 Tinggi 118.700 100 Tinggi

Sumber: Kudus Dalam Angka, Tahun 2006 dan 2011

Berdasarkan perhitungan indeks panjang jalan di Kabupaten Kudus, Kecamatan Dawe menempati urutan pertama dengan panjang jalan seluas 118.700 km, hal ini juga dipengaruhi karena Kecamatan Dawe merupakan Kecamatan yang memiliki luas paling besar di Kabupaten Kudus, sehingga faktor luas wilayah menjadi faktor penyebab utamanya, dimana masing-masing Kecamatan yang saling berjauhan tersebut dihubungkan dengan akses jalan.

51

Dokumen terkait