• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

6.4. Pertukaran dengan janji dari bank sentral b+j

2.3.3. Jaringan Pertukaran

Kekuasaan (power) adalah dimensi utama yang membentuk

ketidakseimbangan di dalam masyarakat. Kekuasaan juga merupakan faktor yang menentukan pilihan-pilihan hidup (life chances) individu. Ia adalah fokus utama yang dipelajari dalam ilmu-ilmu sosial dan politik, bahkan sejak jaman Hobbes, Machiavelli, Marx dan Weber. Apa yang menentukan seseorang/kelompok memiliki kekuasaan dan bagaimana kekuasaan itu dimainkan adalah isu utama dari kajian tentang kekuasaan ini. Salah satu teori paling berpengaruh dalam membahas kekuasaan ini adalah hasil analisis dari Emerson (1972)

tentang “relasi kekuasaan-ketergantungan” (power-dependence

relations). Kajian tersebut merupakan salah satu isu utama dalam psikologi sosial kontemporer, dimana ia menyempurnakan karya- karya sebelumnya tentang teori pertukaran sosial yang dibangun oleh Homans dan Blau (1964).

Menurut Blau dan Emerson, hubungan antara kekuasaan dan pertukaran sosial ini sangatlah jelas. Faktanya adalah ketika seseorang menguasai sumber daya yang paling bernilai di dalam suatu masyarakat maka secara otomatis ia mendapat posisi sebagai social debts dalam pertukaran serta menciptakan ketimpangan dan subordinasi dalam relasi pertukaran tersebut. Dominasi oleh mereka yang lebih berkuasa tersebut yang menimbulkan ketimpangan dalam

hubungan pertukaran. Ketimpangan dan diferensiasi kekuasaan inilah yang dilihat oleh Blau sebagai sesuatu yang pasti muncul dalam proses pertukaran sosial. Perbedaan alamiah dalam kepemilikan sumberdaya yang bernilai diantara para aktor menghasilkan saling ketergantungan dan kebutuhan untuk saling bertukar. Kondisi ini juga menjadi dasar lahirnya ketimpangan dalam hasil pertukaran (sesuai dengan perbedaan kekuasaan diantara para aktor dalam jaringan pertukaran tersebut).

Hubungan pertukaran antara dua aktor, A dan B, menurut Emerson (1972), dapat digambarkan sebagai berikut :

Kekuasaan aktor A terhadap aktor B dalam hubungan pertukaran Ax:By (dimana x dan y merepresentasikan nilai sumberdaya) meningkat sebagai fungsi dari nilai y bagi A dan menurun secara proporsional pada derajat ketersediaan y bagi A dari alternatif sumberdaya yang ada (selain dari B). Dua faktor ini, nilai sumberdaya dan ketersediaan sumberdaya, mempengaruhi level ketergantungan B terhadap A dan kekuasaan A terhadap B. Semakin besar ketergantungan B terhadap A, semakin besar kekuasaan A terhadap B. Postulat dalam hubungan pertukaran ini adalah bahwa basis kekuasaan itu adalah ketergantungan (power is based on dependence) yang kemudian diformulasikan oleh Emerson :

Pab = Dba

(Ketergantungan B terhadap A merupakan fungsi positif dari “motivasi investasi” B dalam mencapai “Tujuan yang dimediasi” oleh A dan menjadi fungsi negatif dari “ketersediaan tujuan tersebut” bagi B diluar hubungan A-B)

Dalam pertukaran Gantangan, teori diatas dapat menjelaskan fenomena tentang mengapa ketika orang kaya (tokoh masyarakat, tokoh berpengaruh, elit desa, penguasa=A) melakukan hajatan, maka

sebagain besar warga (B) berbondong-bondong menyimpan beras dan uang dalam jumlah yang lebih banyak/besar dari biasanya. Sebab, B termotivasi untuk mendapatkan pengembalian yang sama besar atau lebih besar kelak ketika mereka hajatan (goals). B melihat bahwa A memiliki sumberdaya yang mencukupi dan dapat dipercaya untuk mengembalikan simpanan mereka. Disamping itu, tidak banyak pilihan elit/orang kaya di desa tersebut, sehingga B akan memaksimalkan kesempatan tersebut.

Meskipun formula dasar Emerson diatas berfokus pada hubungan dua aktor (dyadic), namun ciri hubungan pertukaran A:B tersebut melekat juga dalam jaringan pertukaran yang melibatkan multi aktor (C,D,…N). Struktur sosial dari peluang pertukaran dibangun dari basis teori struktural tentang kekuasaan dari Emerson. Satu dari dua penentu utama kekuasaan adalah peluang adanya pertukaran yang melekat di dalam jaringan. Jaringan (networks), dalam kerangka Emerson, dibentuk oleh relasi sosial yang terhubung untuk memperpanjang/memperluas pertukaran dalam satu hubungan saling mempengaruhi. Menurut Emerson, koneksi tersebut dapat bersifat positif atau negatif. Hubungan negatif berarti pertukaran dalam satu relasi mengurangi jumlah atau frekuensi pertukaran dalam relasi yang lain. Sebagaimana diungkapkan oleh Bourdieu bahwa jaringan bukanlah sesuatu yang alamiah (natural given), melainkan harus dikonstruksi oleh masing-masing individu sebagai sebuah investasi yang strategis (Portes, 1998:3).

Contoh : A-B dan B-C, hubungan pertukaran dikatakan negatif bagi B jika pertukaran dalam hubungan A-B mengurangi frekuensi atau jumlah pertukaran dalam hubungan B-C. Sebaliknya,

pertukaran dalam hubungan A-B meningkatkan jumlah atau frekuensi dalam hubungan B-C

Emerson sendiri mengadopsi operant psychology sebagai

pondasi perilaku dalam teorinya, sebab ia melihatnya sebagai teori sosial yang bersifat mikro-level. Namun kemudian, Cook dan

Emerson (1978) memperkenalkan konsep lainnya termasuk resiko

(risk), ketidakpastian, dan kalkulasi rasional dari manfaat dan biaya ke dalam teori “pertukaran sebagai perilaku sosial”. Dalam teori ini,

aktor dimotivasi oleh keuntungan masa depan,

pertimbangan/antisipasi terhadap kehilangan atau biaya, atau secara sederhana mereka belajar dari interaksi di masa lalu yang menguntungkan. Asumsi dasar dalam pertukaran sosial diringkas oleh Molm (1997) antara lain :

1. Perilaku dimotivasi oleh hasrat untuk meningkatkan keuntungan dan menghindari kerugian/kehilangan, meningkatkan hasil positif dan mengurangi dampak negatif.

2. Hubungan pertukaran dibangun dalam struktur hubungan saling

tergantung

3. Setiap aktor terlibat dalam pengulangan, saling tergantung dalam pertukaran dengan partner khusus/spesifik sepanjang waktu (tidak dalam satu transaksi pendek/sekali)

4. Keluaran yang dihasilkan sesuai dengan hukum ekonomi (law of deminishing marginal utility) atau prinsip kejenuhan (principle of satiation) dalam psikologi.

Beberapa konsep lain yang akan sangat membantu dalam memahami pertukaran sosial antara lain : resiprositas, keseimbangan,

kohesi, dan power-balancing operations. Emerson, sebagaimana Homans, memberikan perhatian utama pada pondasi mikro dari pertukaran, khususnya pada bagian I dari formulasinya :

Suatu hubungan pertukaran dikatakan seimbang jika : Dab=Dba, yaitu ketika masing-masing aktor saling tergantung secara equal. Emerson membangun teori pertukaran untuk menjelaskan pengaruh kekuasaan dalam hubungan sosial. Interaksi sosial yang melampaui hubungan dua orang adalah bentuk dari jaringan sosial (social network) yang hubungan satu sama lain diikat oleh hubungan pertukaran. Cook dan Emerson (1978) telah secara spesifik menggambarkan jaringan sosial ini sebagai suatu sistem yang menghubungkan tiga atau lebih individu yang saling bertukar nilai barang atau jasa. Hal ini sesuai dengan kenyataan yang terjadi dimana pertukaran dua individu (dyadic) saja tidak cukup, sebab menganalisa kekuasaan akan selalu membutuhkan penjelasan tentang jaringan, dimana alternatif sosial menjadi muncul dalam pertukaran jaringan ini. Ada tidaknya alternatif itulah yang menjadi salah satu faktor kuat berjalannya suatu hubungan pertukaran.

Selain jaringan sosial, kekuasaan dalam pertukaran sosial juga sangat dipengaruhi oleh prinsip kompetisi. Kompetisi ini merupakan basis fundamental dalam berbagai tipe ekonomi dan hubungan pasar. Ide pokok dalam teori ketergantungan-kekuasaan adalah peluang dan alternatif individu tergantung kepada penurunan peluang dan alternatif individu lainnya. Dengan demikian, struktur dalam jaringan ini pun secara terbuka memberi peluang bagi aktor untuk menjadi penguasa yang dominan.

Dalam membahas dinamika kekuasaan ini Emerson juga

operations). Dengan memfokuskan pada dua variabel yang mempengaruhi ketergantungan, Emerson mengajukan empat proses yang mungkin membuat kekuasaan menjadi lebih seimbang (equal) di dalam berbagai hubungan yang tidak seimbang. Contohnya :

A lebih berkuasa dari B (Pab>Pba dan Dba>Dab). Untuk menyeimbangkan hubungan ini maka :

 B dapat menurunkan level motivasinya dalam mencapai tujuan

yang dimediasi/difasilitasi oleh A

 B dapat menempatkan sumber alternatif lainnya (misal aktor C) sebagai tujuan yang dimediasi oleh A (network extension)

 B dapat mencoba meningkatkan motivasi A dalam mencapai

tujuan-tujuannya yang dapat dimediasi oleh B

 B dapat mencoba untuk mengeliminasi sumber alternatif dari A untuk tujuan yang dimediasi oleh B (bentuk koalisi atau tindakan kolektif dengan aktor lainnya)

Dengan prinsip keseimbangan-kekuasaan ini Emerson dapat memprediksi beragam tipe perubahan dalam jaringan pertukaran yang diproduksi oleh para aktor untuk meraih kekuasaan atau mengelola kekuasaan di dalam suatu jaringan. Jaringan kekuasaan itu sendiri dapat didefinisikan sebagai (Cook, 1977, 62-82):

1. Kesatuan dari tiga atau lebih aktor yang masing-masing

menyediakan kesempatan untuk bertransaksi dengan sekurang- kurangnya satu aktor lain di dalam jaringan. Dengan demikian,

jaringan dapat dianggap sebagai “struktur kesempatan”

(opportunity structure) bagi masing-masing aktor di dalam jaringan.

2. Dua hubungan pertukaran, A:B dan A:C adalah saling terhubung jika frekuensi atau magnitude dari hubungan transaksi yang satu merupakan fungsi dari hubungan transaksi yang lainnya.

3. Kategori pertukaran mewakili kesatuan dari seluruh aktor yang memiliki sumber daya yang sama dan yang sama-sama bernilai untuk dipertukarkan.

4. Kesatuan hubungan pertukaran mempertemukan satu aktor kepada

dua atau lebih anggota suatu kategori pertukaran yang kemudian menghasilkan hubungan alternatif bagi aktor tersebut.