• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI ACUAN PERANCANGAN

C. Sistem Utilitas Dan Perlengkapan Bangunan

6. Jaringan komunikasi

Penyediaan sistem komunikasi pada bangunan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Komunikasi Internal, yaitu komunikasi yang menghubungkan antar ruang. Media yang digunakan dapat berupa intercom dan telepon sistem parallel.

Gambar VI . 28 : Intercom dan telepon sistem parallel.

Sumber : https://www._tangga_intercom.google.com

b. Komunikasi Eksternal, yaitu komunikasi yang menghubungkan bangunan dengan luar bangunan. Media yang digunakan adalah telepon, faksimil dan sistem PABX.

Gambar VI. 28 : Faksimil dan sistem PABX Sumber : https://www.google.pictures_pabx.com

114 7. Elevator / Lift

Elevator atau lift dibagi menjadi 2 bagian, yaitu lift penumpang untuk pengangkutan orang, dan lift barang, untuk pengangkutan barang.

a. Lift Penumpang

Lift yang ditempatkan pada kantor, hotel, atau pusat perbelanjaan adalah lift konvensional yang digunakan untuk membawa orang naik dan turun tingkat. Batas berat maksimum yang bisa diangkut dalam satu kali pengangkutan juga cukup rendah.

Jumlah orang yang dapat diangkut dalam satu kali pengangkutan pun bervariasi, mulai dari 15 orang, atau bahkan hingga 30 orang, tergantung dengan lebar lift.

Gambar VI. 29 : Lift Penumpang

Sumber : https://www.google.pictures_lift.orang.com

b. Lift barang

Lift barang adalah lift yang digunakan untuk mengangkut barang. Untuk itu, bentuk dan fitur – fitur lift ini dikondisikan agar dapat mengangangkut barang, bukan manusia. lift barang biasanya digunakan di gedung-gedung besar, di industri yng memerlukan

115 pemindahan alat-alat besar dari satu lantai ke lantai lain, di pabrik, atau di bandara. Lift ini tersedia dengan berbagai ukuran, dan mungkin memiliki dua pintu sekaligus.

Gambar VI. 30 : Lift Barang

Sumber : https://www.google.pictures_lift..com

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Table II. 1 : Strategi Pencapaian Arsitektur Kontemporer ... 21 Table II. 2 : Sifat kaca bangunan yang berhubungan dengan efek radiasi

sinar matahari ... 35 Table III.1 : Luas Wilayah Per Kecamatan di Kota Ternate Tahun 2018 . 55 Table III.2 : Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kota Ternate Tahun

2018 ... 58 Table III.3 : Jumlah Perusahaan yang Bergerak Di bidang Jasa dan

Industri Di Kota Ternate Tahun 2016-2019 ... 65 Table III.4 : Daftar Perusahaan Yang Belum Memiliki Kantor Tetap ... 68

PERENCANAAN KANTOR SEWA DENGAN PENDEKATAN KONSEP KONTEMPORER

LAPORAN PERANCANGAN

DIAJUKAN SEBAGAI PERSYARATAN UNTUK UJIAN SARJANA ARSITEKTUR

DI SUSUN OLEH : IKRAM YOIOGA

45 13 043 051

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2020/2021

iii KATA PENGANTAR

Assalam’mu alaika ya Rosullullah SAW, Asalam’mu alaina ya ahlulbait, assalam’mu alaina ya ibadilahi sholihin, Assalamu alaikum Waromatullahi Wabarokatu.

Alhamdulillah, akhirnya penulisan ini dibuat dalam bentuk laporan yang merupakan garis besar perencanaan fisik pada tahap studio akhir. Hasilnya diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai dengan judul

KANTOR SEWA DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA DENGAN PENDEKATAN KONSEP ARSITEKTUR KONTEMPORER dapat terselesaikan sebagai salah satu kelengkapan tugas Akhir Perancangan Arsitektur Universtas Bosowa Makassar.

Penulis menyadari bahwa terlepas dari penyusunan Acuan Perencanaan ini, mungkin masih sangat jauh dari kesempurnaan. Namun tak terlepas dari itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang memberikan sumbangsi, bahan diskusi, referensi demi kelancaran penyusunan acuan ini.

Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua yang selalu mendukung serta seluruh keluarga yang telah memberi semangat baik materi maupun non materi hingga akhir penulisan tugas akhir ini.

2. Bapak Prof. DR. Ir. HM. Saleh Pallu, M.Eng. Selaku Rektor Universitas Bosowa Makassar.

3. Bapak Dr. H. Nasrullah, ST.,MT. selaku Ketua Pogram Studi Teknik Arsitektur Universitas Bosowa Makassar.

4. Bapak Syamsuddin Mustafa, ST.,M.T. selaku Pembimbing Akademik Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Bosowa Makassar.

iv 5. Bapak M. Awaluddin Hamdy, ST., MSi. selaku pembimbing I yang

telah memberikan arahan dan masukan serta semangat pada penulis.

6. Bapak Syahril Idris, ST., MSP. Selaku Pembimbing II yang juga telah memberikan arahan dan masukan serta semangat pada penulis.

7. Semua Dosen Arsitektur di Universitas Bosowa Makassar.

8. Seluruh teman-teman arsitek angkatan 013 dan adik-adik serta kakanda-kakanda di fakultas teknik Universitas Bosowa Makassar yang telah memberikan warna warni kampus.

9. Pengurus kelembagaan Teknik Arsitektur (HMA) yang telah membantu proses pengerjaan skripsi ini.

Semoga apa yang telah penulis buat ini dapat memberikan manfaat bagi yang lain. Terimaksaih untuk semua bantuan dan bimbingannya selama ini, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, cinta dan kasih sayang-Nya kepada kita semua. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Makassar, 01 Desember 2020 Penulis

IKRAM YOIOGA

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... v BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan Perencanaan Kantor Sewa ... 3 1. Tujuan Perencanaan... 3 2. Sasaran Perencanaan ... 3 BAB II RINGKASAN PERENCANAAN PROYEK KANTOR SEWA

A. Data Fisik ... 4 B. Pengertian Kantor Sewa ... 4 C. Bentuk Usaha Dalam Kantor Sewa ... 5 D. Fungsi Kantor Sewa ... 5 BAB III PERENCANAAN KANTOR SEWA

A. Perencanaan Ruang Makro ... 7 B. Perencanaan Ruang Mikro ... 10 C. Bentuk Dan Penampilan Bangunan ... 12 D. Sistem Utilitas dan Perlengkapan Bangunan ... 20

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

x DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Kondisi lokasi tapak …...………

Gambar 2 : Analisa orientasi Matahari………

Gambar 3 : Analisa sirkulasi...

Gambar 4: Analisa view……….

Gambar 5 : Analisa (Noise) kebisingan ……….

Gambar 6 : Bentuk dan Penampilan Bangunan………

Gambar 7 : Struktur beton bertulang………

Gambar 8 : Struktur pondasi telapak dan tiang pancang ………

Gambar 9 : Matrial semen instan ………

Gambar 10 : Matrial baja ringan ………..

Gambar 11 : Matrial alcopan composite panel………

Gambar 12 : Matrial kaca……….

Gambar 13 : Material beton ……….

Gambar 14 : Material besi ………..

Gambar 15 : Matrial gypsum ………..

Gambar 16 : Material triplek………..

Gambar 17 : Material kayu dan papan………..

Gambar 18 : Matrial keramik ………..

Gambar 19 : Fire Hydrant ………..

Gambar 20 : Portable Fire Extingusir ………

Gambar 21 : Pylar Hydrant ………..

Gambar 22 : Pemipaan untuk sprinkler ………

7 8 8 9 9 12 13 13 14 15 15 16 16 17 18 18 19 19 21 22 22 23

xi Gambar 23 : Tangga kebakaran (tangga darurat)………

Gambar 24 : Sistem Penangkal Petir ………..

Gambar 25 : Intercom dan telepon sistem parallel.………

Gambar 26 : Faksimil dan sistem PABX ………

Gambar 27 : Lift Penumpang ………..

Gambar 28 : Lift barang ………..

23 24 25 25 26 27

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proyek

Kota Ternate sebagai Kota Madya di Provinsi Maluku Utara Dengan melihat hal tersebut kota Ternate berupaya untuk memenuhi pengadaan fasilitas–fasilitas pelayanan di bidang perdagangan, industri, bisnis retail, dan pemerintahan yang didukung oleh kebijakan prosedur birokrasi. Dalam usaha menarik minat para investor dalam maupun luar negeri, pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya seperti menghilangkan birokrasi yang berbelit-belit, penyederhanaan prosedur dan sebagainya. Namun, di bidang fisik upaya dalam menyediakan fasilitas berupa sarana dan prasarana penunjang kegiatan perdagangan dan bisnis kurang memadai.

Perkembangan sektor perdagangan dan industri membuat para investor baik lokal maupun asing mencoba untuk bekerjasama dalam bentuk bantuan modal, teknologi dan sebagainya. Mereka tentunya membutuhkan wadah yang memenuhi syarat sebagai tempat menjalankan usaha secara lebih komersil, dalam pengertian dapat diketahui oleh masyarakat luas dan mampu memberikan keuntungan.

Pada umumnya para pengusaha mencari tempat di pusat-pusat aktivitas atau pusat-pusat pelayanan yang merupakan konsentrasi penduduk. Mahalnya harga tanah di tempat-tempat yang dianggap strategis untuk kegiatan perkantoran dan semakin terbatasnya lahan yang tersedia pada lokasi tersebut, mengakibatkan sulitnya para pengusaha untuk membangun kantor sendiri. Umumnya mereka membuat kantor yang bersatu dengan tempat tinggal, yang jika dilihat dari standar bagi suatu kantor yang komersil, hal ini belum memenuhi syarat.

2 Perkembangan teknologi yang juga diikuti dengan berkembangnya sektor-sektor lain yaitu, politik, ekonomi, sosial dan budaya, sangat berpengaruh terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat. Meningkatnya taraf hidup masyarakat berarti tuntutan dan kebutuhan hidup meningkat. Peningkatan ini bagi kalangan yang berpendapatan menengah ke atas, mengakibatkan kebutuhan hidup yang makin meluas ke hal-hal bersifat rekreatif dan konsumtif. Di dalam pekerjaan mereka tidak hanya sekedar membutuhkan ruang atau tempat untuk menjalankan usaha tetapi juga fasilitas lain yang dapat menunjang kelancaran pekerjaan mereka sekaligus sebagai tempat menghilangkan ketegangan dan kepenatan sehabis melaksanakan tugas di kantor.

Kebutuhan akan wadah yang beragam, baik yang berupa sarana perkantoran maupun prasarana penunjangnya menyebabkan timbulnya usaha Menrencanakan gedung perkantoran berlantai banyak yang strategis serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung di kota Ternate. Pendirian kantor sewa di kota Ternate merupakan alternatif yang tepat dalam mengatasi masalah-masalah tersebut di atas, yang saat ini semakin dibutuhkan, sebagai akibat dari banyaknya badan usaha ataupun organisasi bisnis yang membutuhkan rumah/tempat dalam mengelola administrasi perusahaan.

Dari permasalahan minimnya wadah adminitrasi di kota Ternate, solusi yang tepat untuk mengatasi hal tersebut adalah merencanakan kantor sewa yang dapat memenuhi kebutuhan administrasi terjadi di kota Ternate, kantor sewa dengan pendekatan arsitektur kontemporer di kota Ternate Provinsi Maluku Utara diharapkan dapat menjadi solusi yang tepat.

3 B. Tujuan dan Sararan Perencanaan Kantor Sewa

1. Tujuan Perencanaan

Merumuskan secara obyektif alternatif kegiatan kantor sewa dan aspek-aspek tinjauan lainnya yang kemudian dapat dituangkan dalam perencanaan bentuk fisik bangunan.

2. Sasaran Perencanaan

Sebagai wadah kegiatan perkantoran dengan meninjau dari berbagai macam segi baik yang bersifat arsitektural maupun segi lainnya yang obyektif.

4 BAB II

RINGAKASAN PROYEK RUMAH SAKIT KHUSUS KUSTA A. Data Fisik

Nama Proyek : Perencaan Kantor Sewa Dengan Pendekatan Konsep Arssitektur Kontemporer

Lokasi Proyek : Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara Pemilik Proyek : Pihak Swasta

Luas Tapak : 1.000 m2 B. Pengertian Kantor Sewa

Menurut Cyrill M. Haris dalam bukunya Dictionary of Architecture and Construction, kantor berarti bangunan yang digunakan untuk tujuan profesional ataupun administrasi dan tidak ada bagian yang dipergunakan untuk keperluan hunian, kecuali oleh para penjaga dan pembersih kantor.

Kantor sewa dapat diartikan sebagai kantor yang disewakan oleh pengelola terhadap pengguna (user) yang digunakan untuk menampung segala bentuk yang bersifat administratif dan komersil dengan menyewakan ruang - ruang yang telah disediakan oleh pihak pengelola baik berupa ruangan terkecil (modul terkecil) dari sebuah ruangan kantor sewa hingga disewa perlantai (modul terbesar) dari suatu ruangan kantor sewa yang disewa dalam jangka waktu tertentu pula sesuai dengan kesepakatan antara pihak pengelola dengan pihak penyewa (user).

Bangunan perkantoran selain dibangun untuk memenuhi seragam kebutuhan maupun tuntutan yang berlaku umum, juga dimaksudkan untuk

5 dapat menarik sebanyak mungkin peminat dari segala lapisan yang membutuhkannya.

C. Bentuk Usaha Dalam Kantor Sewa

Bentuk usaha dalam perkantoran adalah berupa perdagangan jasa / pelayanan jasa serta barang, diantaranya :

1. Kantor Sewa

Kantor sewa adalah bentuk dari jenis usaha pelayanan jasa pengelolaan administrasi dimana kantor sewa ini disediakan untuk para pengusaha dimana rata-rata pengguna perkantoran umumnya bergerak dibidang pelayanan jasa perbankan serta perusahaan yang berhubungan erat dengan pertokoan.

2. Perdagangan jasa dan hiburan

Perdagangan jasa dan fasilitas hiburan dalam perkantoran adalah bentuk usaha yang digunakan sebagai pemberi daya tarik bagi konsumen terhadap keberadaan perkantoran tersebut. Jenis pelayanan jasa diantaranya :

a. Cinema / bioskop b. Restaurant c. Pujasera d. Fitness centre e. Coffee shop f. Salon

g. Tempat bermain anak-anak (children playground) D. Fungsi Kantor Sewa

Keterkaitan antara satu sama lain (pengelola, penyewa serta konsumen) didasarkan pada adanya persamaan kepentingan dan saling ketergantungan dalam

6 menunjang aktifitas. Adanya persamaan kepentingan dan hubungan yang saling mendukung inilah yang menciptakan hubungan erat antar pelaku kegiatan.ubungan antar pelaku kegiatan ini dapat dilihat sebagai berikut.

Fungsi pelayanan berdasarkan pada kepentingan masing-masing aktifitas pelaku dapat diapat dibagi

1. Aktifitas utama yang dilakukan oleh pelaku adalah aktifitas perkantoran, baik itu berupa pekerjaan administrasi, ataupun yang lainnya.

2. Aktifitas penunjang lainnya berupa kegiatan pelayanan jasa maupun jual beli barang yang berlangsung di dalam gedung serta opesaional dan pemeliharaannya.

3. Aktifitas yang tidak langsung adalah kegiatan yang tidak langsung menunjang kegiatan utama yaitu model manajemen yang ditangani oleh pihak-pihak / badan property.

7 BAB III

PERENCANAAN FISIK PERENCANAAN KANTOR SEWA A. Perencanaan Ruang Makro

1. Lokasi

Kantor Sewa di Kota Ternate terletak di dekat antara Jalan Bastiong dan Jalan Raya dengan luas Site. lokasi tersebut dapat di lihat pada gambar dibawah ini:

Gambar III. 1: Kondisi lokasi tapak Sumber : (Google_maps.com 2020) Batas – batas tapak adalah sebagai berikut:

1) Utara : Permukiman Warga

2) Selatan : Jalan Nasional, dan permukiman 3) Timur : Permukiman Warga

4) Barat : Jalan Lokal, Permukiman

Kantor Sewa ini nantinya akan di kembangkan dan di tata sesuai dengan kebutuhan ruang yang sesuai sebagai bangunan yang berbasis komersial dengan dasar pertimbangan : Luas lahan, Sarana utilitas kota, Aksesibilitas, Orientasi matahari dan arah angin, Sirkulasi, Utilitas, View,

8 2. Analisa Orientasi Matahari.

Orientasi matahari pada tapak tergolong maksimal menyinari bangunan, haltersebut dikarenakan seluruh banguan menghadap kearah barat. Pada tahap perencanaan dan pengembangan diperlukan bukaan yang banyak untuk system pencahayaan alami.

Gambar III. 2 : Analisa orientasi Matahari Sumber : (Google_maps.com 2020) 3. Sirkulasi

Analisis sirkulasi menggambarkan akses masuk dan keluarnya kendaraan maupun manusia, semuanya akan di kembangkan sesuai kebutuhan

.

Gambar III. 3 : Analisa sirkulasi Sumber : (Google_maps.com 2020) 4. Analisa View

View merupakan arah pandang baik itu kedalam lokasi tapak, maupun kedalam tapak, pengembangan bangunan di kembangkan juga dengan dasar pertimbangan view keluar dan kedalam.

9 Gambar VI. 4 : Analisa view

Sumber : (Google_maps.com 2020) 5. Analisa Noise

Analisa noise pada tapak berfungsi untuk mengukur tingkat kebisingan pada lokasi site, sehingga dapat teridentifikasi dan ditanggulangi dengan penggunaan kombinasi pepohonan dan tata landscape.

Gambar VI. 5 : Analisa (Noise) kebisingan Sumber : (Google_maps.com 2020)

10 B. Perencanaan Ruang Mikro

1. Besaran Ruang a. Ruang Pengelola

a) R.Manajer = 14 m² b) R. Wakil Manajer = 12 m² c) R. Sekretaris = 10 m² d) R. Divisi Teknik = 80 m² e) R. Divisi Umum = 35 m² f) R. Divisi Customer Service = 35 m² g) R. Divisi Admin & Keuangan = 35 m² h) R. Rapat = 40 m² i) R. Tamu dan Lobby = 70 m² j) Lavatory Pria =16 m² k) Lavatory Wanita = 16 m² l) Pantry = 25 m² m) R.Makan

= 40m²

n) Gudang = 15 m² +

Jumlah = 443 m² 2. Ruang Pelengkap

a) Lobby Resepsionis dan Ruang Duduk = 85 m² b) Restaurant dan Cafetaria = 1350 m² c) Retail = 15 m² d) Minimarket = 85 m²

11 e) ATM Center = 45 m² +

Jumlah = 1915

3. Ruang Kegiatan Utama Unit –Unit Ruang Sewa :

a) Type Besar = 8 Unit = 2400m² b) Type Menengah = 12 Unit = 2400 m² c) Type Kecil = 22 Unit = 2640 m² +

Jumlah = 7440 4. Ruang Service

a) Ruang Kegiatan Servis = 600 b) Pelayanan Servis = 100 m² c) Masjid = 75 m² d) Toilet Umum = 30 m² + Jumlah = 805 m²

e) Lahan parkir = 2326 m² Jumlah keseluruhan = 12.929 m² Total luas yang terbangun sesuai dengan gambar perencanaan seluruhnya adalah 12.929 m², sedangkan total luas bangunan dalam acuan perancangan adalah 18.151m². Perbandingan (Deviasi) besaran ruang pada gambar perencanaan dengan acuan perancangan sebagai berikut :

Deviasi = Total luas lantai terbangun (desain) – Total luas perencanaan (acuan) x 100%

12 Total luas perencanaan

= 12.929 m² – 18.151m² x 100%

18.151 = 6 %

Terdapat Deviasi sebesar 6 % dari perencanaan semula, hal ini terjadi karena adanya pertambahan jumlah lantai yang sebelumnya 05 lantai menjadi 07 lantai Hal ini disebabkan penambahan sirkulasi untuk mengatasi kepadatan penghuni dan mencegah penularan secara kontak lansung oleh pengguna bangunan dan mempertimbangkan Konsep Healing Enviroment dengan menerapkan vegetasi dan terapi penyembuhan kusta seperti Terapi Ikan Dan Terapi Air Hangat di dalam bangunan.

C. Bentuk Dan Penampilan

1. Bentuk dan Penampilan Kontemporer

Penampilan bentuk bangunan mengikuti konsep kontemporer, akan tetapi modifikasi kontemporer juga di terapkan ke interior dan beberapa elemen material.

Gambar III. 7 : Bentuk dan Penampilan Bangunan Sumber : Konsep Penulis 2020

13 2. Struktur Konstruksi Bangunan

Struktur gedung kantor sewa menggunakan struktur beton bertulang yang memiliki ketinggian 16 lantai, Struktur adalah sebuah rangka vertikal yang mampu menahan muatan tanpa terlihat perubahan bentuk dari salah satu bagian dalam hubungannya dengan yang lain.

Struktur bangunan merupakan komponen utama dalam Arsitektur yang berfungsi sebagai penyalur beban ke tanah, memberikan perlindungan terhadap bahaya alam, dan bahaya internal.

Gambar III. 8 : Struktur beton bertulang

Sumber : https://www.google.com/imgres?imgurlbp.blogspot.com

Pada Struktur pondasi, gedung kantor sewa ini menggunakan pondasi tiang pancang dan pondasi telapak, hal tersebut di kondisikan dengan jenis tanah pada daerah berdirinya gedung tersebut.

Gambar III. 9 : Struktur pondasi telapak dan tiang pancang Sumber : https://www.google.com/imgres.bp.blogspot.com

14 Memilih material ramah lingkungan menjadi penting karena tidak hanya semata-mata demi kelestarian alam, tetapi juga sebenarnya jauh lebih efisien dan hemat dari segi estimasi biaya jangka panjang.

a. Matrial semen instan

Penggunaan semen instan sebagai bahan yang ramah lingkungan, Semen saat ini masih menjadi salah satu penyumbang pemanasan global.

Gambar III .10 : Matrial semen instan

Sumber : https://www.google.com/imgres.semen-instan.com

Namun dilihat dari penggunaannya, semen instan dinilai lebih ramah lingkungan karena memiliki banyak kelebihan dibandingkan semen konvensional. Semen instan menjadikan pembangunan menjadi lebih efektif, efisien, dan hemat dari segi biaya dan waktu. Dengan semen instan, kualitas bangunan yang dihasilkan jauh lebih baik dibandingkan cara konvensional.

b. Material Baja Ringan

Matrial baja ringan sebagai kerangka sebuah struktur dinding Alcopan dan partisi ruangan, pengunaan baja ringan sangat efisien dan tahan lama.

Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja

15 memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur.

Gambar III .11 : Matrial baja ringan

Sumber : https://www.google.com/imgresbaja-ringan.html.com c. Material Alcopan (Lapisan Logam Lunak)

Penggunaan alcopan sebagai penglapis dinding bidang luar merupakan konsep matrial modern untuk sebuah gedung pada saat ini, selain ringan dan tahan terhadap cuaca alcopan juga mempunyai estetika yang tinggi serta berfariasi warnanya dan jenis matrialnya.

Gambar III .12 : Matrial alcopan composite panel Sumber : https://www.google.com/imgresbaja-ringan.html.com

16 d. Material Kaca

Sesuai dengan konsepnya, kantor sewa sangat perlu adanya menggunakan matrial kaca sebagai pemanfaatan cahaya matahari sebagai penerangan ruang ruang, hal tersebut untuk penghematan energi maupun partisi ruang

Gambar III . 13 : Matrial kaca Sumber : Analisa Penulis

e. Material bata

Dinding batu bata adalah dinding yang digunakan untuk bangunan di indonesia. Dinding ini juga bisa menyimpan panas cukup lama, dimana dinding 10 cm bisa menahan panas maksimum hingga 2-3 jam, meskipun material ini kurang bisa menyimpan panas bila dibandingkan dengan batu alam dan beton. Material dinding bata pada bangunan

Gambar III .14 : Matrial bata

Sumber : https://www.google.com/imgres_matrial_ckaca.html.com

17 f. Material beton

Dinding beton termasuk material kedua yang bisa menahan dan menyimpan radiasi panas dari luar. Karena dinding beton juga baik digunakan agar mengurangi atau menghilangkan penggunaan AC. Material dinding beton setebal 15cm (setebal dinding biasa) bisa menahan panas maksimum hingga 3,8 jam sebelum dinding dalam ruangan benar-benar panas.

Gambar III .15 : Material beton

Sumber : https://www.google.com/imgres_beton.html.com

g. Material besi

Matrial besi di gunakan sebagai tulangan dari setiap modul modul struktur, sehingga kekuatan beton tetap terjaga eksistensinya

Gambar III .16 : Material besi

Sumber : https://www.google.com/imgres_besi_gedun.com

18 h. Material gypsum

Penggunaan matrial gypsum sebagai bahan partisi ruang dan langit langit ruang, matrial gypsum tergolong ramah lingkungan dan sangat ringan bila di aplikasikan

Gambar III .17 : Matrial gypsum

Sumber : https://www.google.com/imgres_besi_gedun.com i. Material triplek.

Penggunaan matrial triplek sebagai partisi parti ruang, matrial triplek sangat ringan dan mudah di bentuk sebagai partisi

Gambar III .18 : Material triplek

Sumber : https://www.google.com/imgres.triplek.com

19 j. Material kayu.

penggunaan matrial kayu juga di kondisikan pada setiap ruang ruang, baik itu penggunaaanya sebagai kusen maupun partisi lainya.

Gambar III .19 : Matrial kayu dan papan Sumber : https://www.google.com/imgres.kayu.com

k. Material Keramik.

Penggunaan keramik sebagai bahan lantai, sehingga kesan yang di tampilkan lebih berestetika dan modern, keramik juga bias di pasang pada dinding, akan tetapi pada daerah daerah tertentu.

Gambar III .20 : Matrial keramik

Sumber : https://www.google.com/imgres.keramik.com

20 C. Sistem Utilitas dan Perlengkapan Bangunan

1. Jaringan Air Bersih

1. Distribusi Air ke Bawah (Down Feed Riser System)

Apabila tekanan air tidak memenuhi syarat, maka air PAM yg ditampung di reservoir bawah dipompa naik pada reservoir atas. Dari sana baru dialirkan ke tiap-tiap lantai melalui sistem gravitasi. Distribusi Air ke Atas (Up Feed Riser System)

2. Apabila tekanan air memenuhi syarat, air PAM yang ditampung pada reservoir bawah dapat langsung didistribusikan ke tiap-tiap lantai bangunan dengan bantuan pompa. Keuntungannya, tidak membutuhkan tangki penyimpanan di atas bangunan. Namun kerugiannya aliran air bersih tidak dapat mengalir bila aliran listrik padam, dibutuhkan beberapa pompa tekan otomatis kekuatan tinggi dan umumnya pada daerah teratas kekuatan air relatif menjadi kecil, terutama untuk bangunan bertingkat tinggi.

2. Jaringan Air Kotor

Pendistribusian air kotor ini dibagi menjadi 4, yaitu :

a. Air hujan, dialirkan keluar tapak melalui saluran kota dengan dilengkapi bak kontrol pada jarak tertentu dan pada pertemuan saluran.

b. Kotoran, yang berbentuk padat langsung dialirkan ke septic tank yang berhubungan dengan sumur resapan.

c. Air kotor dari lavatory dan wastafel dialirkan ke saluran kota.

21 3. Jaringan Sampah

Tempat atau penampungan sampah dibedakan antara sampah kering dengan sampah basah. Setelah terkumpul bisa dibuang ke tempat pembuangan sampah kota.

Pada bangunan bertingkat tinggi ada beberapa cara untuk menyalurkan sampah padat, antara lain :

a. Sistem vertikal melalui shaft sampah.

b. Sistem horisontal dengan menggunakan penampungan sementara yang telah ditempatkan dalam gedung

4. Sistem Penanggulangan Kebakaran a. Pencegahan Aktif Kebakaran

1) Fire Hydrant

Memiliki jarak maksimum 30 m dengan luas pelayanan 800 m2, dan ditempatkan pada koridor dan tempat-tempat lain yg mudah dicapai.

Gambar III. 21 : Fire Hydrant Sumber : http://haydrant.html.com

22 2) Portable Fire Extingusir

Memiliki jarak maksimum 25 m dengan luas pelayanan 200 m2, dan ditempatkan di daerah umum atau pada ruangan yg kecil seperti dapur, ruang panel dan lain-lain.

Gambar III .22 : Portable Fire Extingusir Sumber : http://haydrant.html.com

3) Pylar Hydrant

Memiliki jarak maksimum 100 m, dan ditempatkan di halaman yg mudah dicapai oleh mobil pemadam kebakaran.

Gambar III. 23 : Pylar Hydrant Sumber : http://haydrant.html.com

Dokumen terkait