• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI ACUAN PERANCANGAN

C. Sistem Utilitas Dan Perlengkapan Bangunan

1. Jaringan Air Bersih

85 Menggunakan matrial kaca sebagai pemanfaatan cahaya matahari sebagai penerangan ruang ruang.

f. Material bata

Dinding batu bata adalah dinding yang digunakan untuk

86 Dasar-dasar pertimbangan adalah:

Kelancaran distribusi ke setiap unit pemakaian.

(a) Mampu mencukupi batas pemakaian sesuai dengan fungsinya.

(b) Persiapan/cadangan apabila distribusi dari PDAM terhenti.

(c) Faktor penghematan energi di dalam pendistribusiannya.

Penyediaan air bersih dilakukan dengan down feed distribution sistem, dimana air di pompa dari ground water tank ke reservoir atas lalu dengan up distribution sistem untuk mendistribusi dari reservoir atas ke setiap lantai.

2) Panel Sel Surya

Penggunaan panel surya untuk penghematan listrik, dengan memanfaatkan energi matahari sel surya sangat efektif bagi bangunan apa saja, sehingga sangat sfisien dalam sistem pengoperasianya. Panel surya merupakan alat untuk mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik.

3) Generator (Genzet)

Digunakan sebagai cadangan apabila terjadi gangguan aliran dari PLN yang dipakai sebagai penyuplai pada bagian penting bangunan seperti cadangan penerangan, exhaust fan, dan lain-lain. Pertimbangan utama harus diperhatikan adalah dalam hal penempatan serta kemudahan dalam hal perawatan. Pengadaan jaringan listrik dengan kebutuhan pemakaian listrik, keamanan,

87 pengaturan sistem kabel untuk keadaan darurat pada Gedung Kantor Sewa.

4) Sistem Pembuangan Sampah

Dasar pertimbangan dalam sistem pembuangan sampah yaitu memenuhi persyaratan kebersihan serta kesehatan lingkungan sekitar, terjaminnya kenyamanan ruang, mudah dikontrol, system pembuangan tidak mengganggu penampilan ruang, efektif dan ekonomis. Dengan jasa cleaning service yang ada pada kampus Bangunan Kantor Sewa, maka kebersihan gedung dan lingkungan sekitar tetap terjaga.

(a) Pengumpulan

Penyediaan tempat/keranjang sampah dengan tiga jenis, yaitu sampah kering, sampah basah, sampah plastik dalam berbagai bentuk dan ukuran pada tempat-tempat umum yang mudah diangkut dan dibersihkan.

(b) Pengangkutan untuk dibuang

Sebelum pengangkutan, sampah telah dipisah menjadi 2 yaitu sampah organik dan sampah kering. Sampah kering mencakup sampah yang dapat diolah kembali (recycle).

Seperti kayu, kertas, tripleks dll.

(c) Pengangkutan sampah dikerjakan dengan sistem carry out, yaitu dari tempat/keranjang sampah diangkut dengan lori/kereta ke bak penampungan sampah induk. Selanjutnya

88 dari bak penampungan sampah induk diangkut ke luar bangunan/tapak dengan menggunakan kendaraan sampah.

b. Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi yang digunakan pada bangunan, terdiri dari : 1) Telepon, yaitu sarana komunikasi dua arah (keluar ataupun ke

dalam bangunan) dengan menggunakan jasa perumtel.

2) Internet, yaitu bentuk komunikasi yang menggunakan jaringan telepon yang dihubungkan dengan komputer untuk akses jaringan di seluruh dunia.

3) Intercom, digunakan untuk komunikasi antar ruangan dalam tapak.

4) Sound system call, digunakan untuk komunikasi satu arah yaitu untuk pemberitahuan atau panggilan.

5) Handy talkie (HT) untuk komunikasi petugas c. Sistem Pemadam Kebakaran

1) Pencegahan kebakaran diluar bangunan

Pencegahan bahaya kebakaran diluar bangunan menggunakan fire hydrant yang diletakkan dihalaman dengan jarak antar hydrant kurang lebih 90-150m. (Departemen Pekerjaan Umum, pemasangan sistem hydrant)

2) Pencegahan kebakaran didalam bangunan

Pencegahan kebakaran didalam bangunan terdiri dari : (a) Thermo detector

89 (b) Smoke detector

(c) Sprinkler (d) Fire hydrant (e) Fire alarm

(f) Alat pemadam kebakaran ringan, alat bantu evakuasi yang terdiri dari : Sumber listrik darurat, Lampu darurat, Pintu kebakaran, Tangga darurat.

d. Sistem Keamanan

Sistem keamanan menggunakan beberapa cara yaitu:

1) Sistem CCTV dengan kamera yang memantau aktifitas pada didalam lokasi dan ruangan.

2) Penggunaan pos jaga sebagai tempat untuk memantau keamanan.

e. Penangkal Petir

Sistem penangkal petir digunakan pada bangunan untuk melindungi dari bahaya ledakan dan kebakaran yang ditimbulkan oleh sambaran petir. Sistem penangkalan petir, terdiri dari :

1) Sistem konvensional, yaitu sistem faraday dan sistem tongkat Franklin

2) Sistem Radio Aktif

Pemilihan sistem penangkalan petir dipertimbangkan terhadap ketinggian bangunan dan segi estetika, utamanya pada

90 penampilan bangunan dan pemeliharaan. Sistem penangkalan petir yang umumnya digunakan adalah sistem Faraday

1. Acuan Perancangan Lokasi Tapak a. Analisa tapak

Kantor Sewa di Kota Ternate terletak di dekat antara Jalan Bastiong dan Jalan Raya dengan luas Site. lokasi tersebut dapat di lihat pada gambar dibawah ini:

Gambar VI. 1: Kondisi lokasi tapak Sumber : (Google_maps.com 2020) Batas – batas tapak adalah sebagai berikut:

1) Utara : Permukiman Warga

2) Selatan : Jalan Nasional, dan permukiman 3) Timur : Permukiman Warga

4) Barat : Jalan Lokal, Permukiman

Kantor Sewa ini nantinya akan di kembangkan dan di tata sesuai dengan kebutuhan ruang yang sesuai sebagai bangunan yang

92 berbasis komersial dengan dasar pertimbangan : Luas lahan, Sarana utilitas kota, Aksesibilitas, Orientasi matahari dan arah angin, Sirkulasi, Utilitas, View,

b. Analisa Orientasi Matahari.

Orientasi matahari pada tapak tergolong maksimal menyinari bangunan, haltersebut dikarenakan seluruh banguan menghadap kearah barat. Pada tahap perencanaan dan pengembangan diperlukan bukaan yang banyak untuk system pencahayaan alami.

Gambar VI. 2 : Analisa orientasi Matahari Sumber : (Google_maps.com 2020) c. Sirkulasi

Analisis sirkulasi menggambarkan akses masuk dan keluarnya kendaraan maupun manusia, semuanya akan di kembangkan sesuai kebutuhan

.

Gambar VI. 3 : Analisa sirkulasi Sumber : (Google_maps.com 2020)

93 d. Analisa View

View merupakan arah pandang baik itu kedalam lokasi tapak, maupun kedalam tapak, pengembangan bangunan di kembangkan juga dengan dasar pertimbangan view keluar dan kedalam.

Gambar VI. 4 : Analisa view Sumber : (Google_maps.com 2020) e. Analisa Noise

Analisa noise pada tapak berfungsi untuk mengukur tingkat kebisingan pada lokasi site, sehingga dapat teridentifikasi dan ditanggulangi dengan penggunaan kombinasi pepohonan dan tata landscape.

Gambar VI. 5 : Analisa (Noise) kebisingan Sumber : (Google_maps.com 2020)

94

95 1) Ruang Pengelola

No. Ruang Kegiatan Pengelola

Kapasitas (orang/unit)

Satuan (m2)

Standar

(DA) Total

1 R.Manajer 1 14 0,72

2 R. Wakil Manajer 1 12 0,72

3 R. Sekretaris 1 10 0,72

4 R. Divisi Teknik 1 80 0,72

5 R. Divisi Umum 1 35 0,72

6 R. Divisi Customer

Service 5 35 0,72

7 R. Divisi Admin &

Keuangan 1 35 0,72

8 R. Rapat 16 40 0,72

9 R. Tamu dan Lobby 25 70 0,72

10 Lavatory Pria 1 16 2,75

11 Lavatory Wanita 1 16 2,75

12 Pantry 5 25 2,75

13 R.Makan 1 40 0,72

14 Gudang 1 15 asumsi

Jumlah 57 443

Sirkulasi 30%

Total

132.9 575.9

2) Ruang Pelengkap No. Ruang Kegiatan

Pelengkap

Kapasitas Satuan (m2)

Standar (DA)

Total

1 Lobby Resepsionis dan

Ruang Duduk 85 0,72

2 Restaurant dan Cafetaria 1350 ASM

(1,08)

3 Retail 15 30

4 Minimarket 85 ASM

5 ATM Center 45 0,72

Total 1915

96 3) Ruang Kegiatan Utama

4) Ruang Service

No. Ruang Kegiatan Servis Luas (m2)

1 Ruang Kegiatan Servis 600

2 Pelayanan Servis 100

3 Masjid 75

4 Toilet Umum 30

Total 805

6) Area parkir

a) Pemakai mobil PB

Diasumsikan jumlah pemakai mobil untuk perusahaan besar adalah : 20% dari jumlah pegawai.

20% x 60 pegawai perusahaan besar = 12 orang

Total pemakai mobil = 12 orang x 35 PB

= 420 orang PB

No Ruang Kegiatan Utama Luas (m2) Luas yg di Rencanakan (m2) 1 Unit –Unit Ruang Sewa

2 Type Besar = 8 Unit 300 2400

3 Type Menengah = 12 Unit 200 2400

4 Type Kecil = 22 Unit 120 2640

5 Jumlah 7440

6 Sirkulasi 30% 2232

Total 9.672

97 b) Pemakai mobil PM

Diasumsikan jumlah pemakai mobil untuk perusahaan menengah adalah : 10% dari jumlah pegawai.

10% x 30 pegawai perusahaan menengah = 3 orang Total pemakai mobil = 3 orang x 77 PM

= 231 orang PM

Total jumlah pemakai mobil PB + PM = 420 x 231

= 651 orang

Standar luasan parkir 1 mobil adalah 20 – 25 m2

Total luas parkir mobil = 651 x 20 m2

= 1302 m2

c) Pemakai motor PB

Diasumsikan jumlah pemakai motor untuk perusahaan besar adalah : 10% dari jumlah pegawai.

10% x 60 pegawai perusahaan besar = 6 orang

Total pemakai motor = 6 orang x 35 PB

= 210 orang PB

d) Pemakai motor PM

Diasumsikan jumlah pemakai motor untuk perusahaan menengah adalah : 20% dari jumlah pegawai.

20% x 30 pegawai perusahaan menengah = 6 orang

Total pemakai motor = 6 orang x 77 PM

= 462 orang PM

98 Total jumlah pemakai motor PB + PM = 210 + 462

= 672 orang Standar luas parkir motor adalah 1,5 m2 – 5,5 m2 Total luas parkir motor = 672 x 1,5 m2 = 1008 m2 e) Pos jaga 5 orang, standar 3,24 m2 / orang = 16 m2

Total kebutuhan luas parkir = 1302 + 1008 + 16 = 2326 m2

Catatan : Karena keterbatasan lahan maka 75% lahan parkir atau 1744 m2 di tempatkan dalam bangunan (basement). sedangkan 25% m2 atau 581 m2 diluar bangunan.

5) Rekapitulasi Total Ruang

No. Luas Total Kebutuhan Ruang Luas (m2)

1 Ruang Kegiatan Pengelola 575.9

2 Ruang Kegiatan Pelengkap 1915

3 Ruang Kegiatan Utama 9672

4 Ruang Kegiatan Servis 805

5 Lahan Parkir 2326

Sub Total 18.151

6) Rencana jumlah lantai bangunan

Luas lahan yang dibutuhkan pada bangunan Kantor Sewa ini adalah Terbangun : 30 % Tidak Terbangun : 70 %. Luas Lahan terbangun 8.832 m2 x 30% = 2.650 m2.

99 Jumlah lantai pada bangunan Kantor Sewa ini adalah tata masa vertical. Jumlah tersebut dapat diketahui dengan membagi KLB (Koefisien Luas Bangunan). Luas yang akan dibagi merupakan luas yang dikurangi luas GSB (Garis Simpadan Bangunan). Namun luas tersebut harus mengikuti skala KDB (Koefisien Dasar Bangunan) yaitu 30%.

Diketahui, Luas Lahan = 8.832 m2, KDB = 30%, Besaran ruang yang diperolah 2.650 m2.

KDB = Luas Lahan x KDB = 8.832 m2 x 30 % = 2.649 m2 Jumlah Lantai = KLB/KDB = 18.151 m2 / 2.650 m2 = 6,8

= 07 Lantai

Jadi jumlah lantai yang akan direncanakan pada bangunan Kantor Sewa ini berjumlah 07 lantai.

2. Analisa pendekatan hubungan ruang

Organisasi ruang atas pertimbangan hubungan ruang, pengelompokan ruang, skemanya dapat dilihat di bawa ini. Sedangkan hubungan aktivitas pada kantor sewa yang nantinya akan menjadi dasar dan tolak ukur dalam perencanaan pola ruang dapat

Struktur gedung kantor sewa menggunakan struktur beton bertulang yang memiliki ketinggian 16 lantai, Struktur adalah sebuah rangka

101 vertikal yang mampu menahan muatan tanpa terlihat perubahan bentuk dari salah satu bagian dalam hubungannya dengan yang lain.

Struktur bangunan merupakan komponen utama dalam Arsitektur yang berfungsi sebagai penyalur beban ke tanah, memberikan perlindungan terhadap bahaya alam, dan bahaya internal.

Gambar VI. 8 : Struktur beton bertulang

Sumber : https://www.google.com/imgres?imgurlbp.blogspot.com Pada Struktur pondasi, gedung kantor sewa ini menggunakan pondasi tiang pancang dan pondasi telapak, hal tersebut di kondisikan dengan jenis tanah pada daerah berdirinya gedung tersebut.

Gambar VI. 9 : Struktur pondasi telapak dan tiang pancang Sumber : https://www.google.com/imgres.bp.blogspot.com

Memilih material ramah lingkungan menjadi penting karena tidak hanya semata-mata demi kelestarian alam, tetapi juga sebenarnya jauh lebih efisien dan hemat dari segi estimasi biaya jangka panjang.

102 a. Matrial semen instan

Penggunaan semen instan sebagai bahan yang ramah lingkungan, Semen saat ini masih menjadi salah satu penyumbang pemanasan global.

Gambar VI .10 : Matrial semen instan

Sumber : https://www.google.com/imgres.semen-instan.com

Namun dilihat dari penggunaannya, semen instan dinilai lebih ramah lingkungan karena memiliki banyak kelebihan dibandingkan semen konvensional. Semen instan menjadikan pembangunan menjadi lebih efektif, efisien, dan hemat dari segi biaya dan waktu.

Dengan semen instan, kualitas bangunan yang dihasilkan jauh lebih baik dibandingkan cara konvensional.

b. Material Baja Ringan

Matrial baja ringan sebagai kerangka sebuah struktur dinding Alcopan dan partisi ruangan, pengunaan baja ringan sangat efisien dan tahan lama. Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat,

103 antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur.

Gambar VI .11 : Matrial baja ringan

Sumber : https://www.google.com/imgresbaja-ringan.html.com c. Material Alcopan (Lapisan Logam Lunak)

Penggunaan alcopan sebagai penglapis dinding bidang luar merupakan konsep matrial modern untuk sebuah gedung pada saat ini, selain ringan dan tahan terhadap cuaca alcopan juga mempunyai estetika yang tinggi serta berfariasi warnanya dan jenis matrialnya.

Gambar VI .12 : Matrial alcopan composite panel Sumber : https://www.google.com/imgresbaja-ringan.html.com

104 d. Material Kaca

Sesuai dengan konsepnya, kantor sewa sangat perlu adanya menggunakan matrial kaca sebagai pemanfaatan cahaya matahari sebagai penerangan ruang ruang, hal tersebut untuk penghematan energi maupun partisi ruang

Gambar VI . 13 : Matrial kaca

Sumber : https://www.google.com/imgres_matrial_ckaca.html.com

e. Material bata

Dinding batu bata adalah dinding yang digunakan untuk bangunan di indonesia. Dinding ini juga bisa menyimpan panas cukup lama, dimana dinding 10 cm bisa menahan panas maksimum hingga 2-3 jam, meskipun material ini kurang bisa menyimpan panas bila dibandingkan dengan batu alam dan beton. Material dinding bata pada bangunan

Gambar VI .14 : Matrial bata

Sumber : https://www.google.com/imgres_matrial_ckaca.html.com

105 f. Material beton

Dinding beton termasuk material kedua yang bisa menahan dan menyimpan radiasi panas dari luar. Karena dinding beton juga baik digunakan agar mengurangi atau menghilangkan penggunaan AC.

Material dinding beton setebal 15cm (setebal dinding biasa) bisa menahan panas maksimum hingga 3,8 jam sebelum dinding dalam ruangan benar-benar panas.

Gambar VI .15 : Material beton

Sumber : https://www.google.com/imgres_beton.html.com

g. Material besi

Matrial besi di gunakan sebagai tulangan dari setiap modul modul struktur, sehingga kekuatan beton tetap terjaga eksistensinya

Gambar VI .16 : Material besi

Sumber : https://www.google.com/imgres_besi_gedun.com

106 h. Material gypsum

Penggunaan matrial gypsum sebagai bahan partisi ruang dan langit langit ruang, matrial gypsum tergolong ramah lingkungan dan sangat ringan bila di aplikasikan

Gambar VI .17 : Matrial gypsum

Sumber : https://www.google.com/imgres_besi_gedun.com i. Material triplek.

Penggunaan matrial triplek sebagai partisi parti ruang, matrial triplek sangat ringan dan mudah di bentuk sebagai partisi

Gambar VI .18 : Material triplek

Sumber : https://www.google.com/imgres.triplek.com

107 j. Material kayu.

penggunaan matrial kayu juga di kondisikan pada setiap ruang ruang, baik itu penggunaaanya sebagai kusen maupun partisi lainya.

Gambar VI .19 : Matrial kayu dan papan Sumber : https://www.google.com/imgres.kayu.com

k. Material Keramik.

Penggunaan keramik sebagai bahan lantai, sehingga kesan yang di tampilkan lebih berestetika dan modern, keramik juga bias di pasang pada dinding, akan tetapi pada daerah daerah tertentu.

Gambar VI .20 : Matrial keramik

Sumber : https://www.google.com/imgres.keramik.com

108

Dokumen terkait