• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek vital dari modal sosial adalah keterkaitan ( Connectedness ), jaringan ( networks ) dan kelompok ( groups ). Keterkaitan terwujud didalam beragam tipe kelompok pada tingkat lokal maupun di tingkat yang lebih tinggi. Adanya jaringan hubungan antar individu, norma-norma dan kepercayaan, sebagai bagian dari modal sosial memberikan manfaat dalam konteks terbentuknya kerjasama kolektif dalam menghadapi dan memecahkan persoalan bersama komunitas masyarakat kecil secara kolektif yang akan memperkuat posisi tawar mereka terhadap kekuatan-kekuatan struktural, seperti pasar dan nelayan pemilik yang senantiasa berupaya mengeksploitasikan mereka melalui penentuan harga secara sepihak dan system bagi hasil yang tidak setara dan adil. Tentang keterkaitan ini berikut akan dikutip pendapat dari penelitian terdahulu oleh Zulkifli Lubis ( 2001) :

Keterkaitan antar individu di dalam kelompok memilki tiga elemen penting yang paling relevan, yaitu : (i) hubungan yang bersifat lokal ( local connection ), berupa ikatan yang kuat antara individu-individu di dalam kelompok – kelompok lokal dan komunitas; (ii) hubungan lokal – lokal ( local – local connection ), berupa hubungan hosrisontal antar grup di dalam satu komunitas atau antar komunitas yang kadangkala menjadi flatform bagi struktur – struktur institusional yang lebih baru pada tingkat yang lebih tinggi; (iii) hubungan lokal-luar (local – external connections) berupa hubungan vertikal antara kelompok – kelompok lokal dan agensi atau organisasi dari luar, biasanya hubungan bersifat satu arah atau dua arah.

Adanya sikap saling percaya yang terbangun antar beberapa golongan komunitas nelayan merupakan dasar bagi munculnya keinginan untuk membentuk jaringan sosial (networks). Adanya saling percaya diantara beberapa golongan komunitas nelayan tersebut membuat mereka mampu membentuk jaringan sosial. Jaringan sosial tersebut terbentuk antar golongan nelayan yang berperan sebagai ”klien”. Jaringan sosial juga terbentuk antar sesama golongan ”klien”. Menurut Putnam, kerjasama sukarela lebih mudah terjadi di dalam suatu komunitas yang telah mewarisi sejumlah modal sosial yang substansial dalam bentuk aturan- aturan yang telah mewarisi sejumlah modal sosial yang substansial dalam bentuk aturan-aturan, pertukaran timbal balik (reciprocity), dan jaringan-jaringan antar warga. Jaringan sosial (networks), yang meliputi adanya partisipasi (participations), pertukaran timbal balik (reciprocity), solidaritas (solidarity), kerjasama (collaboration/cooperation ), dan keadilan (equity). Elemen – elemen pokok modal sosial ini tersebut bukanlah sesuatu yang tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, melainkan harus dikreasikan dan ditransmisikan melalui mekanisme-mekanisme sosial budaya didalam sebuah unit sosial di dalam sebuah unit soaial seperti keluarga, komunitas, asosiasi sukarela, negara, dan sebagainya. Dalam penelitian Putnam di Italia, ia menemukan bahwa warga negara di negara bagian EmiliaRomagna dan Tuscany misalnya, memiliki banyaknya organisasi -organisasi komunitas yang aktif, dan mereka di tautkan oleh isu-isu publik, bukan melalui pola patronasme. Mereka percaya satu sama lain untuk berlaku fair dan mematuhi hukum. Para pemimpin didalam komunitas-komunitas ini relative jujur dan komit terhadap kesetaraan, jaringan- jaringan sosial dan politik diorganisasi secara horisontal, bukan hikarial. Komunitas seperti ini menurut Putnam menilai

penting solidaritas, partisipasi warga (civic participations) dan integritas; dan dalam komunitas seperti ini demokrasi berjalan ( democracy work). Sikap saling percaya itu terbangun karena adanya dua unsur yang paling terkait yaitu norma – norma resiprositas norms of reciprocity). Salah satu elemen pokok modal sosial adalah adanya jaringan sosial yang meliputi adanya partisipasi.

Solidaritas adalah faktor utama dalam merekatkan hubungan sosial dalam sebuah komunitas. Karena rasa solidaritaslah masyarakat bisa menyatukan resepsinya tentang hal yang ingin mereka perjuangkan. Salah satu unsur dalam jaringan sosial adalah kerjasama. Kerjasama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Hampir pada semua kelompok manusia dapat ditemui adanya pola-pola kerjasama. Kerjasama timbul karena individu memiliki orientasi terhadap kelompoknya atau terhadap kelompok lain. Charles H Cooley ( Dalam Soekanto, 1997) menggambarkan kerjasama sebagai :

Kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan – kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerjasama yang berguna.

2.1.3. Pranata Sosial

Pranata sosial merupakan salah satu merupakan elemen penting dari modal sosial selain dari kepercayaan dan jaringan sosial. Pranata (institutions), yang meliputi nilai-nilai yang di miliki bersama (shared value), norma-norma dan sanksi-sanksi (norms and sanctions), dan aturan-aturan. (Soekanto, 1997 : 7).

Pranata atau lembaga adalah sistem-sistem yang menjadi wahana yang memungkinkan warga masyarakat itu untuk berinteraksi menurut pola-pola resmi. Pranata muncul di sebabkan adanya keperluan dan kebutuhan manusia yang tidak dapat dipenuhi sendiri, dan lembaga ini muncul dengan norma-norma masing-masing. Di dalam pranata, masayarakat dapat berinteraksi satu sama lain tetapi sudah di ikat oleh aturan-aturan yang telah di sepakati bersama. Jika tidak ada aturan-aturan dan pola-pola yang resmi maka belum di sebut sebagai pranata sosial, karena hal itu masih merupakan interaksi sosial biasa.

Pranata sosial ini sangat bermacam-macam ragam bentuknya, mulai dari yang tradisional (masyarakat adat) sampai pada pranata yang modern (partai politik, koperasi, perusahaan dan perguruan tinggi). Menurut Koentjaraningrat (1990) ada delapan tipe dari pranata sosial, yaitu :

1. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk mata pencaharian hidupnya

2. Pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan kehidupan kkerabatan,yang sering di sebut Domestic institution.

3. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan pendidikan.

4. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan ilmiah manusia atau sering disebut scientific institution.

5. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan untuk menghayatkan rasa keindahan.

6. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan fisik dan kenyamanan hidup manusia.

7. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk berbakti kepada Tuhan .

8. Pranata yang berfungsi untuk keperluan manusia untuk mengatur keseimbangan kekuasaan dalam masyrakat.

Di dalam suatu pranata supaya dapat tercipta kerjasama, maka harus ada norma-norma yang mengatur . Norma-norma yang ada pada sebuah pranata dapat terbentuk secara sengaja maupun tidak sengaja. Norma-norma yang ada pada masyarakat mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda, ada yang lemah dan ada yang kuat ikatannya.

Dokumen terkait