• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekayasa Modal Sosial Sebagai Pondasi Pembentukan Credit Union

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Rekayasa Modal Sosial Sebagai Pondasi Pembentukan Credit Union

Pengutip I Said Salam Pengutip II Faisal

Modal sosial (sosial capital) merupakan isu menarik yang banyak dibicarakan dan dikaji belakangan ini. Dalam laporan tahunannya yang berjudul Entering the 21st Century, misalnya, Bank Dunia mengungkapkan bahwa tingkat modal sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap proses-proses pembangunan (World Bank 2000). Perhatian besar terhadap peran modal sosial pun makin diarahkan pada persoalan-persoalan pembangunan ekonomi yang sifatnya lokal termasuk dalam hal pengurangan kemiskinan, karena hal-hal ini akan lebih mudah untuk dicapai dan biayanya kecil jika terdapat modal sosial yang besar .

Modal sosial barulah bernilai ekonomis kalau dapat membantu individu atau kelompok misalnya untuk mengakses sumber-sumber keuangan, mendapatkan informasi, menemukan pekerjaan, merintis usaha, dan meminimalkan biaya transaksi. Dalam hidup keseharian, modal sosial atau hubungan antar individual merupakan salah satu sumber daya atau modal yang digunakan orang dalam strategi pemecahan persoalan kehidupan sehari-hari atau dengan kata lain bagaimana masyarakat di sana menggunakan berbagai cara untuk mentransformasi modal sosial dan modal manusia menjadi modal financial dalam konteks ekonomi informal masyarakat.

Beberapa upaya/ bentuk rekayasa modal sosial yang terjadi dalam pembentukan credit union dapat dilihat dalam bentuk :

1. Adanya mekanisme pemanfaatan figure pemimpin informal masyarakat.

Dalam hal ini pihak lembaga mengkondisikan tokoh/figure pemimpin informal yang ada pada masyarakat seperti ulama dan ketua RT untuk memperoleh pinjaman dengan jumlah besar (untuk pinjaman usaha). Dalam bentuk ini, keterlibatan pemimpin informal tersebut dalam memberikan rekomendasi, di satu sisi mengukuhkan kepemimpinan informalnya di kalangan komunitasnya. Di sisi lain, pemimpin informal tersebut akan menarik komunitasnya untuk aktif dalam credit union. Dalam hal ini terjadi simbiosis mutualisme

2. Pinjaman tanpa jaminan

Salah satu bentuk rekayasa modal social dalam pembentukan credit union ini menekankan pada nilai kepercayaan. Dengan adanya system tanpa jaminan ini merupakan kondisi yang seimbang dimana kepercayaan dari anggota menyimpan uangnya dengan jaminan kepercayaan di balas dengan pemberian pinnjaman dengan garansi kepercayaan lembaga terhadap si anggota.

3. Menciptakan rasa kepemilikan bersama yang berakar pada kepercayaan komunitas

Setiap kelompok berkewajiban untuk mengembangkan nilai-nilai kebersamaan, kepercayaan, kepedulian, dan empati, baik dalam sisi kemanusiaan maupun kewajiban berupa financial. Dalam Credit Union ini, kalau ada anggota yang tidak membayar kewajibannya maka,

seluruh anggota dalam kelompok itu menanggungnya jadi mau tidak mau, setiap anggota akan saling kontrol dan mengingatkan supaya tidak lalai dalam menemuhi kewajibannya.. Mekanisme tanggung dapat digunakan sebagai alat untuk pemberdayaan anggota melalui pembinaan, serta dapat dipakai sebagai pengaman asset bersama melalui bentuk saling menanggung pada segi finansial bila terjadi masalah. Selanjutnya, kelompok menyediakan interaski, saling tanggung rasa, saling menghargai dan menjaga diri serta harus ada disiplin dan kebersamaan dalam menemuhi kewajiban.. Oleh karena ini, ada peningkatan harga diri, kesejahteraan masyarakat dan rasa tanggung jawab sosial. Sikap dan rasa memiliki sangat ditekankan kepada seluruh anggotanya. Yang dimaksud disini dengan rasa memiliki bersama adalah yang menjadi penyimpan dana atau para anggota dan juga para pengurus. Nilai yang berkembang adalah dimana dalam hal pinjaman dipandang sebagai sesuatu yang berasal dari saudaranya , karena menurut orientasi nilai masyarakat sekampung adalah saudara sehingga dana wajib dikembalikan. Dengan adanya pengembalian tersebut membuka kesempatan orang lain yang juga saudaranya untuk meminjam kembali dana dari CU.

Masyarakat Kuta Geulumpang pada umumnya merupakan masyarakat petani. Namun yang pasti, pasca bencana Tsunami yang melanda Aceh mewariskan kemiskinan yang semakin akut karena kompleksnya permasalahan di desa ini. Selain itu, kompleksnya permasalahan kemiskinan masyarakat terjadi

disebabkan masyarakat Kuta Geulumpang hidup dalam suasana alam yang keras yang selalu diliputi ketidakpastian (uncertainty) dalam menjalankan usahanya.

Kondisi tersebut di atas merupakan salah satu factor penyebab masyarakat Kuta Geulumpang dijauhi oleh institusi-institusi perbankan dan perusahaan asuransi, seperti sulitnya masyarakat mendapatkan akses pinjaman modal, baik untuk modal kerja maupun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Di tengah kesusahan itulah, masyarakat menggantungkan hidupnya pada institusi lain yang mampu menjamin keberlangsungan hidup keluarganya.

Selama ini, tidak adanya alternatif institusi di wilayah ini dalam menjamin keberlangsungan hidup masyarakat menyebabkan mereka beberapa kali harus jatuh pada pola masalah seperti pelunasan kredit yang tidak pernah berakhir .

Kondisi yang sering terjadi apabila masyarakat sedang mengalami kesulitan ekonomi memaksa masyarakat Kuta Geulumpang melakukan proses adaptasi kondisi. Untuk itu berbagai strategi adaptasi dilakukan masyarakat untuk bertahan hidup. Strategi adaptasi yang biasanya dilakukan adalah memobilisasi peran perempuan (kaum istri) dan anak-anaknya untuk mencari nafkah. Keterlibatan perempuan dalam mencari nafkah untuk keluarga tidak terlepas dari sistem pembagian kerja secara seksual (the division of labour by sex) yang berlaku pada masyarakat setempat.

Kaum perempuan biasanya terlibat penuh dalam kegiatan pranata-pranata sosial ekonomi yang mereka bentuk, seperti arisan, kegiatan pengajian berdimensi kepentingan ekonomi, simpan pinjam, dan jaringan sosial yang bisa mereka manfaatkan untuk menunjang kelangsungan hidup keluarga. Hadirnya pranata-pranata tersebut merupakan strategi adaptasi masyarakat Kuta Geulumpang dalam

menghadapi kesulitan hidup yang dihadapinya. Strategi adaptasi diartikan sebagai pilihan tindakan yang bersifat rasional dan efektif sesuai dengan konteks lingkungan sosial, politik, ekonomi dan ekologi, dimana penduduk itu hidup. Hal ini didukung dengan penuturan salah seorang informan yang berasal dari anggota masyarakat, ibu fitri, yang mengatakan :

Bisanya apabila keluarga sedang mengalami kesulitan ekonomi , maka seperti biasanya yang berlaku di daerah kami ini, kami para kaum istri akan berinisiatif mencari kegiatan-kegiatan yang dapat menghasilkan demi kelangsungan hidup keluarga. Paling tidak kami para istri aka berupaya mencari pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari. Biasanya kami para istri akan mencoba memeinjam kearisan yang diikuti dan apabila tidak ada dana dari arisan maka pergi keladang (ikut gajian) dan apabila

Strategi lainnya yang sering dilakoni masyarakat pemanfaatan jaringan, merupakan salah satu upaya yang ditempuh oleh masyarakat dalam mengatasi masalah keluarga. Jaringan yang dimaksud adalah relasi sosial mereka, baik secara informal maupun formal dengan lingkungan sosialnya dan lingkungan kelembagaan. Pemanfaatan jaringan ini terlihat jelas dalam mengatasi masalah dengan pinjam uang kepada tetangga, mengutang ke warung terdekat, memanfaatkan program anti kemiskinan, bahkan ada yang pinjam uang ke rentenir atau bank dan sebagainya). Kondisi dilapangan menunjukkan, bahwa mereka sering meminta bantuan kepada relasi sosialnya terutama kepada teman sekerja atau tetangga. Kondisi ini menunjukkan, bahwa di antara mereka mempunyai solidaritas yang kuat dan saling percaya. Tampaknya teman merupakan tumpuan untuk memperoleh pertolongan dan sebagai tempat pertama yang akan dituju apabila mereka mengalami masalah. Relasi mereka tidak hanya sebatas di bidang, tetapi mencakup bidang-bidang yang lain, misalnya dalam

peningkatan mental spiritual. Kegiatan ini merupakan strategi yang bersifat aktif untuk memperoleh dukungan emosional.

Dalam tatanan kehidupan sosialnya, masyarakat Kuta Geulumpang hidup dengan mengembangkan sikap dan sifat demokratis. Keputusan-keputusan yang diambil adalah merupakan hasil musyawarah bersama, dengan kata lain tidak akan ada keputusan berdasarkan kemauan satu orang atau sepihak meskipun itu berasal dari aparat desa. Misalnya, walaupun dalam proses pengambilan keputusan dilakukan voting ( pemilihan suara terbanyak), namun selalu diawali dengan musyawarah. Jika dalam musyawarah tidak tercapai suatu kesepakatan atau ada beberapa pendapat yang tidak sejalan barulah ditempuh langkah voting tertutup dengan cara masing-masing orang menulis di kertas.

Setelah keputusan diambil dan ditetapkan, baik itu keputusan hasil musyawarah mufakat ataupun pemungutan suara, biasanya seluruh warga akan melaksanakan keputusan itu dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Jika keputusan telah diambil, semua warga harus menjalankan hasil keputusan tersebut. Bila ada yang melanggar, biasanya akan mendapatkan sanksi. Sanksi yang akan dikenakan kepada pelanggar tersebut juga ditetapkan melalui musyawarah, dan untuk melegitimasi hasil musyawarah untuk menentukan sanksi tersebut, kepala kampung yang akan menjatuhkan hukumannya. Misalnya saja, dalam arih ditetapkan bahwa seluruh warga harus bergotong-royong membersihkan lingkungan dalam waktu seminggu sekali dan bagi pelanggar akan diberi sanksi berupa denda. Maka ketika ada orang yang tidak melaksanakan keputusan tersebut, kepala kampung akan menagih uang denda tersebut kepada si pelanggar. Di samping itu sanksi lain yang diterima adalah berupa sanksi sosial Si

pelanggar tersebut akan dikucilkan dari pergaulan dan aktivitas kehidupan sehari-hari.

Kondisi tersebut di atas merupakan suatu fenomena modal sosial yang apabila diarahkan dapat menjadi suatu potensi positif . Hal inilah yang menjadi dasar optimisme lembaga “Sinar Keumala” untuk sosialisasikan program Credit Union. Adanya suatu sistem pranata, saling percaya dan jaringan sosial dari realitas hidup masyarakat Kuta Geulumpang menjadi suatu modal sosial yang dapat direkayasa untuk pelaksanaan suatu aktivitas ekonomi demi perbaikan kualitas hidup masyarakat itu sendiri.

Konsep modal sosial merupakan pelengkap dari banyak kapital yang sudah berkembang sebelumnya, yaitu natural capital, financial capital, physical capital, human capital, human made capital, dan intelectual capital. modal sosial merupakan syarat penting untuk menggerakkan sebuah organisasi, bahkan untuk pembangunan. Untuk itu, modal sosial harus dikenali dan dikembangkan pula. Konsep modal sosial dapat diterapkan untuk upaya pemberdayaan masyarakat. modal sosial menjadi semacam perekat yang mengikat semua orang dalam masyarakat. Di dalamnya berjalan “nilaisaling berbagi” (shared values) serta pengorganisasian peran-peran (rules) yang diekspresikan dalam hubungan-hubungan personal (personal relationships), kepercayaan (trust), dan common sense tentang tanggung jawab bersama.

Selama ini, banyak pihak yang kurang percaya terhadap kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalahnya sendiri, karena melihat banyak kelompok masyarakat yang mempunyai sikap dan perilaku yang kurang dapat dipercaya. Di pihak lain karena tidak dipercaya dan tidak diberi kesempatan

memecahkan masalah sendiri, masyarakat menjadi lemah, sehingga mereka selalu bergantung kepada pihak luar. Masyarakat yang makin lemah, akan memperkuat pandangan pihak luar bahwa mereka ‘tidak mempunyai kemampuan’ untuk mengorganisir diri sendiri , sehingga hal ini akan menjadi seperti lingkaran setan.

Sangat penting untuk membangun masyarakat yang dapat dipercaya , karena masyarakat seperti inilah yang akan dihargai dan diperhitungkan oleh pihak lain yang mau bekerjasama dengan mereka, sehingga memungkinkan terjadinya kerjasama yang setara di antara masyarakat dengan pihak luar. Kepercayaan merupakan modal sosial dalam melakukan kerjasama, sehingga berjaringan dan bermitra antara masyarakat yang mempunyai modal sosial yang kuat dan pihak luar merupakan keniscayaan. Untuk membangun modal sosial perlu perubahan dalam masyarakat.

Sebagai motor penggerak perubahan masyarakat, Lembaga Sinar Keumala berupaya membangun sikap dan perilaku masyarakat untuk menjadi masyarakat yang bisa dipercaya.Kepercayaan bisa tumbuh, bisa terbangun dengan baik apabila ada rasa saling percaya di antara para pihak, dengan dilandasi keterbukaan, kejujuran, saling menghargai, tidak mementingkan diri sendiri dan sebagainya. Masyarakat yang berhubungan dalam satu ikatan sosial seperti di atas akan menjadi masyarakat yang kuat dan mandiri. Tingkat kemandirian yang paling tinggi apabila ada saling kebergantungan di antara para pihak, dimana hubungan sosial antar berbagai pihak dilandasi oleh kesetaraan.

Bercermin dari kondisi tersebut di atas maka sebagai icon dalam pembaharuan dan pengemban amanat sosial yang peka terhadap peri kehidupan

masyarakat maka lembaga Sinar Keumala berupaya untuk menciptakan sebuah perbaikan dan pencapaian kemapanan masyarakat Kuta Geulumpangmelalui swadaya dan pemanfaatan potensi-potensi yang ada pada masyarakat itu sendiri.

Sebagai alternative pilihan program yang dikembangkan oleh lembaga ini adalah penerapan konsep Credit Union sebagai solusi ekonomi bagi masyarakat Kuta Geulumpang yang dimana penekanannya adalah bahwa sebagai pondasi pembentukannya adalah melalui rajutan-rajutan modal sosial yang ada ditengah-tengah masyarakat itu sendiri sebab Sebuah komunitas terbangun karena adanya ikatan-ikatan sosial di antara anggotanya.. Komunitas ini merupakan ikatan sosial di antara semua warga yang terdiri dari individu-individu dan atau kelompok- kelompok yang berinteraksi dalam sebuah hubungan sosial yang didasarkan kepada suatu tujuan bersama. Kemampuan komunitas atau kelompok-kelompok untuk bekerjasama dan menumbuhkan kepercayaan baik di antara anggota -anggotanya maupun dengan pihak luar merupakan kekuatan yang besar untuk bekerjasama dan menumbuhkan kepercayaan pihak lain, karena itulah disebut modal sosial Jika warga masyarakat saling bekerjasama dan saling percaya yang didasarkan kepada nilai- nilai universal yang ada , maka tidak akan ada sikap saling curiga, saling jegal, saling menindas dan sebagainya sehingga ketimpangan-ketimpangan antara anggota masyarakat akan bisa diminimalkan.

Dalam pelaksanaan program Credit Union ini pihak Sinar Keumala harus bekerja keras dalam mengeksplorasi dan merajut modal-modal sosial yang ada pada masyarakat untuk dijadikan pijakan bagi pembentukan Credit Union tersebut nantinya. Arah dari segala program ini adalah lebih diarahkan kepada manajemen

ekonomi masyarakat atau mengajak masyarakat untuk hidup hemat melalui tabungan yang dalam arti harus ada suatu wadah yang dapat menampung dan meningkatkan tabungan masyarakat melalui Credit Union CU). Sehingga segala kebutuhan masyarakat terutama yang kekurangan modal dapat dengan mudah meminjam melalui CU.. Hal ini diperkuat dengan pernyataan ketua pelaksana Credit Union sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Laksamana Kemala , Bapak Safaruddyn yang mengatakan :

Kami sadar bahwa bekerja tanpa modal itu omong kosong. Masyarakat tidak bisa berpartisipasi dalam program pengembangan jika mereka tidak punya uang. Maka kami himpun masyarakat, tanpa membedakan agama, untuk membentuk Credit Union. Sekarang ini CU ada di mana-mana. Melalui CU, modal berupa uang terkumpul. CU yang dikelola oleh secara bersama sehingga mendorong masyarakat untuk menabung.

Sebagai follow up program, maka perlu dilakukan implementasinya di lapangan, yaitu pengorganisasian masyarakat Kuta Krueng. Berhubungan dengan pengorganisasian ini, lembaga mengajak, mengarahkan masyarakat untuk diskusi bersama, menyampaikan pendapatnya, dan sekaligus memberikan beberapa solusi. Disamping itu, masyarakat diajak untuk mencari apa saja yang menjadi faktor penghambat perkembangan ekonominya atau dengan kata lain bahwa mereka dipacu untuk mengetahui akar permasalahan yang mereka alami pada saat ini. Masyarakat juga disadarkan akan pentingnya suatu organisasi atau kelompok-kelompok .Disamping itu juga mereka membuat aturan mainnya untuk masing-masing kelompok, memilih leadeships seperti ketua, sekretaris, dan bendahara. Setelah masyarakat sepakat untuk membuat suatu wadah yang dapat mendukung kegiatannya, maka terbentuklah sebuah kelompok Credit Union yang bernama BSP (Bantuan Simpan Pinjam) Makmur Ratana . Sesuai dengan filosofinya maka

organisasi ini dibentuk dengan mengandalkan modal sosial yang terdiri dari saling percaya, jaringan sosial dan pranata sosial.

Kelompok ini dibentuk atas dasar kesamaan-kesamaan etnis/suku/marga, kesamaan agama, atau kelompok yang dibentuk atas dasar kesamaan pekerjaan atau mata pencaharian, pada komunitas di Kuta Geulumpang, kelompok atau anggotanya memiliki kesamaan kepentingan antara yang satu dengan yang lain, dan saling membantu serta saling mengisi. Dalam kelompok etnis/suku/marga, keeratan sosial berdasarkan kesukuan dibina dan dibangun sebagai modal sosial untuk memenuhi kepentingan bersama. Disamping hal tersebut masyarakat Kuta Geulumpang merupakan masyarakat yang mata pencahariannya dari bertani, sehingga Kelompok BSP (Bantuan Simpan Pinjam) Makmur Ratana pembentukannya atas dasar kesamaan pekerjaan atau mata pencaharian sebagai petani. Para anggota dari kelompok ini terdiri dari berbagai suku maupun agama yang berbeda. Mereka dipersatukan atas dasar kesamaan kepemilikan lahan atau wilayah hamparan tanah pertanian, yang memiliki kesamaan kebutuhan untuk mengembangkan kehidupan ekonominya.

Ada beberapa point penting yang menjadi esesnsi dan peran modal sosial dalam membentuk dan mempertahankan eksistensi Credit Union yang telah dibentuk yaitu ;

1. Modal sosial berupa kepercayaan yang ada pada masyarakat yang bekerja pada tatanan psikologis individual. Sikap ini akan mendorong orang berkeyakinan dalam mengambil satu keputusan setelah memperhitungkan resiko-resiko yang ada. Dalam waktu yang sama, orang lain juga akan

berkeyakinan sama atas tindakan sosial tersebut, sehingga tindakan itu mendapatkan legitimasi kolektif.

2. Kerjasama, yang berarti pula sebagai proses sosial asosiatif dimana trust menjadi dasar terjalinnya hubungan-hubungan antar individu tanpa dilatarbelakangi rasa saling curiga. Selanjutnya, semangat kerjasama akan mendorong integrasi sosial yang tinggi dalm menjalankan Credit Union 3. Penyederhanaan pekerjaan, dimana modal sosial membantu meningkatkan

efisiensi dan efektivitas kerja Credit Union. Pekerjaan yang menjadi sederhana itu dapat mengurangi biaya-biaya transaksi yang bisa jadi akan sangat mahal sekiranya pola hubungan sosial dibentuk atas dasar moralitas ketidakpercayaan.

4. Ketertiban. Modal sosial berfungsi menciptakan suasana kedamaian dan meredam kemungkinan timbulnya kekacauan sosial. Dengan demikian, membantu menciptakan tatanan sosial yang teratur, tertib dan beradab yang memberikan ruang kondusif bagi perjalanan dan perkembangan Credit Union

5. Modal sosial membantu merekatkan setiap komponen sosial yang hidup dalam sebuah komunitas menjadi kesatuan yang tidak tercerai-berai. Hal ini akan membuat keberadaan Credit Union semakin langgeng berada ditengah-tengah masyarakat.

Sebagai upaya menumbuhkan rasa saling percaya maka diperlukan suatu kerja keras dari lembaga untuk mewujudkannya. Kepercayaan tidak akan tercapai dengan sendirinya, memerlukan proses untuk membangun kepercayaan secara

terus menerus. Untuk menumbuhkan kepercayaan diantara masyarakat Kuta Geulumpang maka diperlukan adanya sikap penerimaan sebab sejak awal hubungan, setiap orang membutuhkan jaminan bahwa mereka diterima sepenuhnya, termasuk rasa aman untuk mengemukakan pendapat dan berkontribusi dalam kegiatan kelompoknya. Membutuhkan suasana saling menghargai untuk tumbuhnya penerimaan dalam kelompok, sehingga kelompok tersebut akan tumbuh menjadi komunitas yang kuat. Dalam perkembangan ikatan sosial sebuah komunitas, saling mengenal dengan baik merupakan awal dari tumbuhnya komunitas tersebut, kepercayaan tidak akan tumbuh terhadap orang baru dengan begitu saja, perlu pembuktian dalam sikap dan perilaku masing– masing dalam waktu yang relatif lama.

Dalam upaya menumbuhkan rasa saling percaya tersebut maka lembaga “Sinar Keumala” memiliki strategi khusus yaitu berupaya menumbuhkan kerjasama dan kepercayaan di antara anggota, menumbuhkan kerjasama dan kepercayaan antara lembaga dengan warga masyarakat . Dalam hal menumbuhkan kerjasama dan kepercayaan diantara sesama anggota, maka diupayakanlah menerapkan pola- pola hubungan yang jujur dan terbuka dalam setiap kegiatan kelompok dengan cara:

1. Merumuskan semua keputusan dan tindakan bersama, tidak ada anggota yang memutuskan sendiri berdasarkan kepentingannya.

2. Menjalin dialog terbuka dengan diskusi-dikusi secara berkala, saling memberikan informasi dan bertukar pengalaman.

3. Mencatat semua kegiatan yang dilakukan dan informasi yang diterima, agar semua anggota bisa mengakses informasi tersebut.

4. Memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota untuk berpendapat dan mengemukakan perasaan- perasaannya dalam suasana saling menghargai

Sementara itu dalam hal menumbuhkan kerjasama dan kepercayaan di antara anggota diupayakan untuk

1. Menjalankan tugas yang diamanahkan oleh masyarakat dengan pengelolaan yang jujur dan adil. Adil bukan berarti bagi rata, akan tetapi menentukan prioritas berdasarkan kebutuhan yang nyata, bukan untuk kepentingan pribadi. Tidak mencari keuntungan pribadi, akan tetapi menjalankan tugas dan tanggung jawab semata – mata untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat.

2. Mampu melindungi masyarakatnya tidak memihak kepada kelompok tertentu akan tetapi memberikan kesempatan kepada semua warga untuk terlibat dalam keseluruhan kegiatan.

3. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada warga mayarakat untuk berpartisipasi dalam proses dari menemukenali masalah (refleksi n dan pemetaan swadaya, merencanakan dan monitoring evaluasi kegiatan, walaupun keputusan terakhir lembaga yang menentukan sebagai pengambil kebijakan.

4. Mempertanggung jawabkan pengelolaan keuangan, kegiatan-kegiatan dan kebijakan yang dikeluarkan (akuntabilitas).

Lahir dan berkembangnya suatu Credit Union sangat bergantung pada kepercayaan suatu komunitas /anggotanya. Kepercayaan itu muncul dari proses. Tingkat kepercayaan anggota akan terus meningkat seiring dengan keberhasilan dalam pengelolaan dan cara mengkomunikasikan kondisi keuangan. Sebaliknya tingkat kepercayaan tersebut akan melorot jika terjadi salah kelola dan tidak komunikatif. Tingkat kepercayaan itu akan menipis dan dapat hilang bila terjadi penyalahgunaan keuangan.

Credit Union dipakai sebagai jaminan sosial yang tercipta berdasarkan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat, yaitu, kebersamaan, tolong-menolong dan kepercayaan antar anggota masyarakat. Inilah sistem bergotong-royong dan kebersamaan, biar kalau ada kesulitan, kelompoknya kerja sama untuk meringankan. Kalau ada yang jahat, semua anggota lain di kelompok harus bertanggung jawab. Oleh karena ini, proses untuk menjadi anggota di koperasi simpan pinjam harus selektif dan anggota harus sudah kenal sama anggota baru. Hal ini sesuai dengan penuturan salah seorang pengurus yaitu Ibu Halimah yang mengatakan :

Kalau ada anggota baru yang minta ijin masuk, semua anggota lain harus membuat kesepakatan didasarkan tingkat kepercayaan sama anggota itu. Selanjutnya, pertemuan menjadi hal yang wajib, karena bagaimana bisa muncul jiwa kebersamaan bila di antara anggota tidak terjadi interaksi, dan kalau tidak

Dokumen terkait