• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tatap Muka ke 10 3 POLE AND LINE

3. Jenis alat penangkapan dan cara penangkapannya.

Ikan akan selalu mencari tempat yang sesuai dengan sifat hidupnya. Biasanya suatu jenis ikan mempunyai suhu optimum, faktor musim dan perubahan suhu serta berbagai keadaan lainnya akan mempengaruhi penyebaran serta kelimpahan suatu daerah penangkapan ikan (fishing ground). Sejauh ini telah diketahui bahwa salah satu daerah penangkapan (fishing ground) yang baik terdapat di perbatasan atau pertemuan arus panas dengan arus dingin, pada daerah terjadinya pembalikan lapisan air (up welling), terjadinya arus pengisian (divergensi) dan lain sebagainya (Gunarso, 1985).

Penentuan daerah penangkapan (fishing ground) tuna dan cakalang secara tepat dapat dilakukan dengan dukungan berbagai informasi. Informasi dapat diperoleh berdasarkan pengalaman nelayan dan bantuan teknologi yang terus berkembang. Fishing ground tuna dan cakalang dapat ditentukan secara visual langsung di perairan, atau secara tidak langsung berdasarkan data yang diperoleh melalui teknologi penginderaan jauh dan hidroakustik (Anonymous, 2001b).

Saat pencarian fishing ground merupakan suatu hal yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan untuk membaca tanda-tanda alam. Biasanya hal ini merupakan tanggung jawab dari fishing master, tanda-tanda alami di laut yang menunjukkan tentang adanya kawanan ikan tersebut, antara lain :

1. Kawanan burung yang terkonsentrasi di atas permukaan laut dan sesekali menukik 2. Adanya percikan air di permukaan laut

3. Terdapat kayu, benda-benda terapung

4. Adanya mamalia laut, seperti lumba-lumba dan ikan paus

5. Konsentrasi warna yang lebih gelap, berbeda dibandingkan warna air disekitarnya. Selain menggunakan tanda-tanda alami, kini para nelayan dipermudah dengan adanya

fishing ground buatan yang biasa disebut dengan rumpon. Ide pembuatan rumpon diperoleh dengan memperhatikan tingkah laku ikan yang suka mengikuti benda-benda atau terapung di tengah laut (Subani dan Barus, 1998).

Berdasarkan pengalaman nelayan, daerah penangkapan (fishing ground) tuna dan cakalang yang catchable diantaranya ditandai oleh :

1. Warna perairan lebih gelap dibandingkan perairan sekitarnya

2. Ada banyak burung beterbangan dan menukik-nukik di permukaan air 3. Banyak buih di permukaan air

4. Umumnya jenis ikan ini bergerombol di sekitar batang-batang kayu yang hanyut diperairan atau bersama ikan berukuran besar seperti ikan paus (Anonymous, 2001b).

Pada suatu daerah penangkapan ikan (fishing ground), kelompok ikan pada umumnya tidak akan berada dekat pada lapisan permukaan dimana mereka lebih memungkinkan untuk dapat ditangkap, bila suhu di tempat atau lapisan tersebut tidak sesuai bagi mereka, walau mungkin saat itu mereka ada di sana (Gunarso, 1985).

Menurut Subani dan Barus (1998), ada beberapa persyaratan umum daerah penangkapan yang potensial, untuk alat tangkap pole and line adalah :

1. Daerah tersebut ditemukan banyak gerombolan ikan cakalang sepanjang tahun 2. Daerah tersebut mempunyai kadar garam/ salinitas yang tinggi

3. Daerah tersebut merupakan tempat pertemuan arus 4. Daerah tersebut mudah didapatkan umpan hidup

Disamping itu persyaratan lain bagi ikan cakalang adalah kedalaman perairan sekitar 40 m, warna air laut jernih dan merupakan daerah perairan terbuka.

Daerah penyebaran ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) membentang di sekitar 40ºLU-30ºLS. Daerah penangkapannya yang terbesar berada sepanjang katulistiwa yaitu antara 10ºLU-10ºLS. Sebagian dari perairan Indonesia merupakan lintasan ikan cakalang yang bergerak menuju kepulauan Filipina dan Jepang. Itulah sebabnya cakalang dijumpai hampir sepanjang tahun di perairan Indonesia. Kelompok yang padat sering dijumpai pada perairan sekitar Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku dan Irian Jaya (Gunarso, 1985).

Menurut Gunarso (1985), pola ruaya ikan cakalang dari Utara ke Selatan sepanjang pantai Barat Sumatera (Samudera Hindia bagian Timur) sebagai berikut: bulan Juli sampai September di bagian Utara jauh dari pantai Barat Sumatera dan pada bulan Oktober hingga Desember di bagian Selatan dengan gerakan ke arah Timur. Pada bulan April hingga Juni, ikan cakalang tersebut muncul diselatan Jawa Tengah dan Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat. Selama kurun waktu bulan April hingga Juni ikan cakalang kembali ke Selatan menuju Samudera Hindia.

Ikan cakalang dapat mencapai panjang 1 meter dengan berat 25 kg. Ikan ini juga terdapat di tiga samudra dunia tetapi menghendaki kondisi tertentu, faktor pembatasnya yang penting adalah suhu dan salinitas. Cakalang lebih banyak hidup di perairan lapisan permukaan dengan suhu 16-30 oC dan salinitas 32-36 promil dan melakukan pemijahan di daerah pantai (Nontji, 1993).

3.12.Alat Bantu Penangkapan

Dalam pengoperasian pole and line, diperlukan alat bantu penengkapan yang berguna unuk membantu mengumpulkan kawanan ikan atau untukk membantu dalam kelancaran operasi penangkapan.

Alat bantu tersebut antara lain : a. Jaring tangguk / seser

Jaring tangguk berguna untuk memojokkan umpan ke suatu sudut agar mudah di tangguk dengan churchill. Sedangkan seser yang besar berguna untuk memindahkan umpan hidup ke ember dan seser kecil digunakan untuk menyebar umpan

b. Penyemprot air

Penyemprot air yang erbuat dari pipa dan erletak di bagian tepi kapal yitu dibawah para- para . penyemprot air ini bergna untuik menyemprotkan air ke arah kawanan ikaan agar kawanan ikan tersebut mengira air yang jatuh adalah umpan yang disebar sehingga mudah untuk ditangkap/ dipancing.

c.Ember

Digunakan untuk menampung umpan hidup sebelum dipindah ke seser keciluntuk disebar d. Mesin pemancing

Mesin pemncing ini teretak pada bagian pinggir lambung kapal. Ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa penggunaan mesin ini lebih efektif dari tenaga manusia.

e.Rumpon

Rumpon ini berguna untuk mengumpulkan kawanan ikan dan harus dipasang jauh hari sebelum operasi penangkapan, jadi tidak perlu menggunakan ikan hidup sebagai umpan namun semprotan air masih harus terus digunakan.

3.13.Tehnik Operasi f. Persiapan

Tahap persiapan ini dilakukan sebelum kapal berangkat untuk mencari gerombolan ikan / fishing ground.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain : 1. Merangkai alat pancing

2. es / freon yang digunakan untuk menyimpan ikan hasil tangkapan agar lebih awet 3. umpan hidup, biasanya menggunakan ikan teri yang diperoleh dari hasil menjla

sendiri atau membeli dari pengusaha ikan umpan

4. ember, kaleng, jaring tangguk, seser yang berguna untuk membantu kelancaran operasi penagkapan yaitu untuk menyebarkan umpan

5. joran / gandar yang telah dirangkai sesuai dengan sejumlah pemancing besreta cadangannya.

6. Bahan bakar untuk berangkat dan kembali dari Fishing Ground 7. Bahan Makanan untuk anak buah kapal

8. Dan alat- alat lain yang dapat membantu kelancaran operasi penangkapan Page 106 of 160

b. Mencari Fishing Ground

1. Mencari gerombolan ikan

Setelah semua alat yang diperlukan dalam operasi penangkapan disiapkan, dilakukan pencarian gerombolan ikan. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan mencari secara langsung gerombolan ikan dengan berlayar kesana-kemari ( manouvere ) dan dengan memperhatikan kawanan burung laut atau ke tempat rumpon yang telah disiapkan sebelumnya

2. Mengejar ruaya ikan

Untuk teknik mengejar ruaya ikan dapat digunakan 3 cara seperti diagram berikut ini :

1. angin arus 2. angin arus 3. Angin Arus b. Pemancingan

Pemancingan dilakukan dengan melemparkaan ikan umpan hidup sebagai perangsang agar cakalang lebih mendekat ke arah kapal sehingga lebih udah dijangkau oleh pancing. Setelah ikan mendekat, agar umpan hidup tidak banyak terbuang, maka kran penyemprot air laut dibuka dan setelah ikan terlihat meloncat-loncat kemudian dipancing. Kegiatan pemncingan ini dilakukan begitu rupa yaitu dengan menjatuhkan pancing ke atas permukaan air dan bila disambar oleh cakalang, dengan cepat diangkat melalui atas kepala dan secara otomatis terlempar ke dalam dek kapal. Hal demikian dilakukan hingga berulang-ulang. Pemancingan dengan cara seperti ini biasa disebut dengan cara banting. Disamping itu ada yang disebut dengan cara gepe yaitu cara pemancingan dengan pole and line dimana setelah ikan terkena pancing dan diangkat dari dalam air kemudian pengambilan dari mata pancing dilakukan dengan cara menjepit ikan diantara tangan dan badan si pemancing

Adapun tahapan dalam pengoperasian alat tangkap pole and line sebagai berikut :

1. Setelah tiba di daerah penangkapan ikan cakalang, maka kecepatan kapal dikurangi. Angin berasal dari lambung kanan kapal agar juru umpan lebih mudah membuang umpan ke laut dan semburan air mengarah ke depan. Arus sebaiknya berasal dari lambung kiri dengan membentuk sudut 450 dengan arah angin. Apabila terjadi arus

Page 107 of 160

IKAN

kapal

IKAN

kapal

IKAN

kapal

kuat maka posisi kapal harus sejajar atau berlawanan arah arus sehingga kapal berada diatas angin. Kemudian buoy-buoy (pelempar umpan) sudah siap untuk melempar umpan hidup.

2. Nahkoda memberikan aba-aba pada buoy-buoy untuk mulai melempar ikan umpan hidup dengan “sipu-sipu” (sejenis gayung yang terbuat dari jaring) dari lambung kiri kapal. Apabila menggunakan alat bantu rumpon maka jarak kapal dengan rumpon berkisar 500-1000 m.

3. Apabila ikan cakalang mulai memangsa umpan hidup, kemudian buoy-buoy secara perlahan menebar ikan umpan hidup lagi dari haluan kapal, dan diusahakan gerombolan ikan selalu berada di sebelah kiri lambung kapal dan haluan kapal.

4. Laju kapal dihentikan dan pemancing mulai melakukan pemancingan dari bagian haluan, lambung kiri dan lambung kanan kapal.

3.15.Hal – Hal Yang Mempengaruhi Operasi Penangkapan

Pada penangkapan ikan dengan menggunakan pole and line ini hasil tangkapan dipengaruhi oleh :

a.Kelengkapan alat bantu penangkapan : Apabila alat bantu penangkapan yang diperlukan tidak lengkap dapat menghambat operasi penangkapan, sehingga mempengaruhi hasil tangkapan

b.Waktu Penangkapan : Penangkapan dengan pole and Line ini juga tergantung dari waktu penangkapan. Waktu yang optimal yaitu pukul 09.00 dan 15.00.

c. Keahlian memancing : Keahlian memancing ini mempengaruhi hasil tangkapan yang diperoleh. Keahlian dibagi 3 yaitu :

1. Kelas 1 = 12 -15 ekor / mnt 2. Kelas 2 = 7 -12 ekor / mnt 3. Kelas 3 = 0 -7 ekor / mnt

Dokumen terkait