• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tatap Muka ke 10 3 POLE AND LINE

3. Pancing Tandipang

Mata pancing yang digunakan untuk mata pancing tandipang, berukuran yang paling kecil dan idak berkait balik, dan dalam pengoperasiannya menggunakan umpan yang terdiri dari udang halus atau udang rebon. Penangkapan dilakukan dengan bedramai-

ramai. Biasanya terdiri dari 15-20 perahu yang berukuran panjang 5m, lebar 0,5 m, dalam 0,45 m dan dilengkapai dengan katir / sema bila telah ditemukan kawanan ikan tembang, kemudian sebelum melakukan pemancingan ditaburi dulu dengan udang halus. Sementara pancing yang telah diberi umpan dilemparkan ke dalam airdan umumnya segera disambar. Umpan yang telah disambar ini dengan cepat diangkat ke atas perahu. cara pemancingan ini sama dengan pole and line tapi khusus untuk ikan kecil. Distibusi dari pancing ini adalah di daerah perikanan sekitar Gorontalo.

3.7.Gambar tehnis

a.Pancing ini digunakan untuk menangkap blue fin tuna di Gulf of Biscay, Prancis

1. Diameter pole 30 mm 2. Panjang pole 1,35 m 3. Yaps,d : 4 , spread : 20

4. Tali mata pancing: PA MONO, d : 0,6 - 0,8

b.Pancing untuk Mackerel dari Jepang

1. Pole dari bambu 1,5 – 2 m

2. Tali pancing : PA MONO, d / 0,52 , panjang : 1.5 – 2 m 3. Umpan : sayatan daging ikan 50 – 60 mm

4. Shank : 41 – 47, spread : 14 - 18

c. Pancing untuk tuna digunakan di daerah kep Fiji, Samudera Pasifik

1. Pancing dengan 1 pole untuk ikan < 8 KG Page 102 of 160

2. Pancing dengan 2 pole untuk ikan > 8 kg

3. Pole dari bambu panjang 3,20 – 3,40 m, d : 45 4. Tali pancing, PA MONO, d : 1,65 ,panjang 2,60 m

3.8.Bahan dan Spesifikasinya a. Gandar

Untuk nelayan jepang yang menggunakan pole and line sebagai alat tangkapnya merek biasanya menggunakan gandar dari bambu,karena disamping ringan juga lentur. Selain itu ada juga yang menggunakan fiberglass untuk dipakai joran/ gandar, namun harga fiberglass ini lebih mahal dari bambu.

b. Tali pancing

Tali pancing bisanya menggunakan PA atau polyamide dan ada juga yang menggunakan benang / nylon monofilament dan senar plastik seperti nelayan di daerah Ambon dan kepulauan Maluku lainnya.

c. Tali mata pancing

Tali mata pancing yaitu tali yang menghubungkan pancing dengan tali pancing, biasanya terbuat dari kawat ( wire ) baja.

3.9.Umpan

Umpan yang digunakan untuk pole and line ini terdiri dari dua jenis yaitu umpan benar ( true bait ) dan umpan imitasi. Untuk umpan benar biasanya menggunakan ikan yang masih hidup yaitu dari jenis ikan teri, sardin, selar, kembung, dan lolosi yang biasanya didapat dari pengusaha penagkapan ikan umpan. Sedangkan umpan imitasi dapat digunakan bulu ayam atau umpan palsu yang memang sudah dibuat secara komersil dan telah tersedia di pasaran.

Pada perikanan cakalang (Katsuwonus pelamis), karena dalam usaha menangkap jenis ikan tersebut diperlukan umpan, maka baik para nelayan maupun para ahli perikanan

berusaha untuk mengetahui jenis umpan yang bagaimana disukai ikan tersebut. Ikan cakalang termasuk jenis ikan yang rakus dan tidak menunjukkan adanya makanan utama, tambahan dan sebagainya (Gunarso, 1985).

Pada perikanan tuna dan cakalang, besarnya hasil tangkapan yang dikehendaki bergantung pada dapat terpenuhi atau tidaknya umpan hidup ataupun umpan mati dalam jumlah dan kualitas tertentu. Beberapa jenis umpan tertentu, terkadang hanya dapat diperoleh di perairan tertentu saja, yang mungkin sekali bahwa tempat untuk memperoleh umpan tersebut sangat jauh dari daerah penangkapan, disamping bahwa beberapa spesies tertentu tidak dapat diperoleh atau ditangkap secara terus menerus sepanjang tahun, karena mungkin sekali jenis umpan tersebut dapat diperoleh secara musiman saja (Gunarso, 1985).

Umpan hidup merupakan faktor pembatas dalam penangkapan ikan cakalang dengan

pole and line. Analisa dari hasil-hasil penelitian (Widodo dalam Anonymous, 1986), memberi petunjuk bahwa banyak sedikitnya hasil tangkapan yang diperoleh dari hasil analisa menunjukkan rata-rata ratio hasil penangkapan ikan cakalang dan umpan berkisar antara 4,8-8,6 kg. Artinya dalam 1 kg ikan umpan menghasilkan 4,8-8,6 kg ikan cakalang. Besarnya angka ratio ini dapat di pengaruhi oleh besar kecilnya gerombolan (schooling) cakalang yang

dijumpai dan keadaan cakalang waktu dijumpai (lapar atau kenyang), juga selera/ nafsu makan cakalang terhadap jenis umpan (mutu ikan umpan) yang digunakan.

Salah satu faktor pembatas berhasilnya perikanan cakalang adalah dengan cukup tersedianya umpan hidup, yang dimaksud dengan perikanan cakalang yang berkaitan dengan “umpan hidup” ialah penangkapan cakalang dengan pole and line. Walaupun pada prinsipnya penggunaan ikan umpan hidup (life bait fishes) ditujukan khusus untuk menangkap ikan cakalang dengan pole and line, namun hasilnya tidak hanya ikan cakalang/ skipjack

(Katsuwonus pelamis), tetapi juga jenis-jenis ikan lainnya. Untuk cakalang sendiri meliputi 80-95 %, sedang sisanya terdiri dari : Albakora/ albacore (Thunnus alalunga), Tuna mata besar/ Big eye tuna (Thunnus obesus), Madidihang/ Yellowfin tuna (Thunnus albacares), Tongkol (Euthynnus affinis).

Umpan yang digunakan adalah umpan hidup, dimaksudkan agar setelah ikan umpan dilempar ke perairan akan berusaha kembali naik ke permukaan air. Hal ini mengundang ikan cakalang untuk mengikuti naik ke dekat permukaan. Selanjutnya diadakan penyemprotan air melalui sprayer. Penyemprotan air dimaksudkan untuk mengaburkan pandangan ikan cakalang, sehingga tidak dapat membedakan antara ikan umpan sebagai makanan atau mata pancing yang sedang dioperasikan. Umpan hidup yang paling sering digunakan adalah jenis teri (Stolephorus spp.)

Umpan yang baik dan sering dipakai terutama adalah jenis teri, sardin, lolosi dan layang. Sedangkan alat yang digunakan dalam penangkapan umpan tersebut yang berada di perairan Teluk Bone, perairan Kendari dan perairan Bau-bau adalah alat tangkap bagan rambo, bagan apung, sero, dan jala lompo.

3.10.Kapal dan Hasil Tangkapan

Para nelayan tradisional di Indonesia dalam operasinya masih menggunakan kapal kayu, karena disamping bahan lebih mudah didapat tapi juga harganya lebih murah. Sedangkan untuk nelayan dari jepang dapt dibedakan menjadi dua yaitu untuk kapal dengan ukuran kurang dari 60 GT dibuat dari fiberglass, sedangkan yang lebih dari 70 GT dibuat dari baja. Memancing dilakukan di haluan kapal, sedangkan semprotan air terletak di luar pagar kapal. Untuk ruangan ikan dilapisi dengan kayu, namun karena terjadi kebocoran maka plat kayu diganti dengan lapisan palt baja setebal 4,5 sampai 6 milimeter.

Pada penagkapan ikan dengan menggunakn pole and line ini, hasilnya antara lain : a.Skipjack / cakalang ( Katsuwo pelamis )

b.Albacore ( Thunnus alalunga ) c. Mackerel ( Auxis tazard )

d.Bullet Mackerel ( Auxis rochei ) e.Bonito timur ( Sarda orientalis ) f. Kakap (Lates calcarifer )

g.Ikan-ikan pelagis kecil seperti Euthynnus spp dan Euthynnus affinis. h.Dll

3.11.Daerah Penangkapan

Di perairan Indonesia, penangkapan dengan menggunakan pole and line banyak terdapat di wilayah Indonesia timur seperti Minahasa, Gorontalo, Air tembaga, Ambon, Bacan, Banda, Teratai dan Sorong. Sedangkan daerah penangkapan ikan dunia dengan menggunakan pole and line sebagai berikut

 Antara lintang 400LU dan 400LS yaitu daerah kep Hawiai, Chilli, North Island , dan

zona ekuator lainnya.

 Daerah kepulauan Hokkaido dan Filipina.  Samudera Atlantic dan Laut Mediterania

Adapun faktor-faktor yang erat hubungannya dengan fishing ground adalah :

Dokumen terkait