BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
C. Hasil Temuan (Tes Setiap Siklus)
2. Siklus II
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan siklus I yang terdiri dari empat kegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaan (tindakan), pengamatan, dan refleksi.
1. Perencanaan
a) Membuat rencana program pembelajaran Harian (RPPH).
b) Meminta anak duduk dengan rapi sebelum memulai pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita.
c) mempersiapkan alat-alat pendukung yang diperlukan sebelum bercerita seperti buku cerita bergambar.
26
d) Melaksanakan kegiatan inti sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disipkan di RPPH guru atau peneliti.
e) Lembar observasi aktivitas anak setiap siklus.
f) lembar observasi pelaksanaan pembelajaran.
g) Membuat evaluasi pencapaian anak setiap siklus.
2. Tindakan
a) Membuat suasana belajar sebaik mungkin dan menyenangkan bagi anak.
b) Melaksanakan kegiatan belajar sesuai RPPH yang telah dibuat.
c) Mempersiapkan buku cerita bergambar d) Melakukan evaluasi.
e) Menganalisis hasil evaluasi.
f) Merefleksi pelaksaan tindakan untuk menentukan perbaikan pada kegiatan pembelajaran pada siklus berikutnya.
3. Pengamatan (Observasi)
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena- fenomena yang dijadikan objek pengamatan.
4. Refleksi
Yang dimaksud dengan refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi.
3. Siklus II
Pelaksanaan PTK dimulai dari siklus II yang terdiri dari empat kegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaan(tindakan) pengamatan dan refleksi.
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini yaitu:
a) Membuat perencanaan pembelajaran.
b) Mengucapkan salam kepada guru ketika datang dan pulang sekolah.
27
c) Mempersiapkan bahan-bahan pendukung yang diperlukan. Seperti, buku cerita bergambar dan berbagai macam alat permainan.
d) Membuat lembar observasi siswa.
e) Mendesain cerita berupa pertanyaan dan Tanya jawab.
f) Membuat lembar kerja sesuai gambar yang diceritakan.
2. Tindakan
Tindakan yang dilakukan peneliti meliputi:
a) Membuat suasana belajar sebaik mungkin.
b) Membuat ice breaking untuk melatih konsentrasi anak.
c) Memberikan motivasi dan semangat anak untuk belajar.
d) Melaksanakan kegiatan inti sesuai dengan RPPH.
e) Melakukan evaluasi.
f) Menganalisis hasil evaluasi.
g) Merefleksikan pelaksanaan tindakan untuk menentukan perbaikan pada siklus berikutnya.
3. Pengamatan
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan objek pengamatan.
4. Refleksi
Dari data yang diperoleh baik dari aktivitas anak maupun hasil belajar, akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan data pada penilaian masing-masing siklus. Analisis ini merupakan kegiatan refleksi untuk menentukan apakah tindakan yang dilakukan sudah sesuai harapan atau masih perlu diperbaiki pada siklus berikutnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi
1. Wawancara (interview)
28
(Aesyad& Soeratno, 1988:86) Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung (komunikasi langsung) dengan responden.
2. Observasi
Secara mudah observasi sering disebut juga sebagai metode pengamatan. Ringkasan metode observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan secara cermat dan sistematik.
3. Dokumentasi
(Wiratna Sujarweni, 2019:33) dokumentasi metode pengumpulan data sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan dan berbentuk dokumentasi.
b. Defenisi Konseptual dan Defenisi Operasional 1) Defenisi Konseptual
Defenisi konseptual adalah unsur yang menjelaskan tentang karakteristik sesuatu masalah yang hendak diteliti. Mengembagkan nilai-nilai karakter pada anak usia dini tidak lepas dari pengaruh kebiasaan. pengembangan nilai-nilai karakter yang dimkasud penelitian adalah melatih anak agar terbiasa dengan kebiasaan yang baik yaitu: Membersihkan permainan yang selesai dimainkan, Membersihkan makanan yang tumpah saat makan, Meletakkan buku pada rak buku, Mengucapkan terimakasih, Mengucapkan salam kepada guru ketika datang dan pulang sekolah, Mengucapkan permisi ketika lewat didepan orang, Duduk dengan tenang ketika makan, Tidak mengejek orang lain dan Tidak berbicara ketika mengunyah makanan.
Metode bercerita merupakan suatu metode yang dapat mengembangkan nilai-nilai karakter pada anak, dengan metode bercerita anak akan mengetahui bagaimana prilaku yang baik sehingga anak dapat mencontohkannya.
2) Defenisi Operasional
29
Agar konsep data diteliti secara empiris, maka konsep tersebut harus dioperasionalkan dengan cara mengubahnya menjadi variabel atau sesuatu yang mempunyai nilai.
Metode bercerita adalah cara penyampaian cerita kepada anak.
Metode bercerita sering digunakan orang-orang untuk menerapkan nilai-nilai karakter pada anak usia dini melalui bercerita untuk pengembangan prilaku anak sesuai dengan kebiasaan baik sehari-hari bahwa untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan perkembangan era globalisasi, perlu penguatan karakter bagi peserta didik melalui restorasi pendidikan karakter disekolah.
(Menurut Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No 23 Tahun 2017 Tentang Hari Sekolah).
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis model interaktif, yang terdiri dari tiga alur kegiatan, yaitu: reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi.
1. Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keluasan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu.
a. Penilaian Ketuntasan Hasil Belajar
Nilai tuntas hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan:
P = Skor Yang Diperoleh X 100%
(Skor Total)
(siswa yang tuntas belajar x 100%) 0-25 : Belum Berkembang
26-50 : Mulai Berkembang
51-71 : Berkembang Sesuai Harapan
71-100 : Berkembang Sangat Baik (Almiati, Dkk, 2008).
30
2. Penyajian Data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah dipahami (Sugiyono, 2009). Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun, memberi kemungkinan adanya penarikan.
3. Kesimpulan/ verifikasi
Penarikan kesimpulan ini setelah data disajikan tersusun dalam suatu kesatuan utuh yang mudah dipahami. Oleh sebab itu, kegiatan menyimpulkan dilakukan pula verifikasi terhadap temuan-temuan yang di peroleh dari observasi dan dokumen yang tersedia.
Nilai rata-rata siswa dapat di hitung menggunakan rumus:
X = ∑ X ∑n
Keterangan: X= nilai rata-rata hasil siswa
∑ = jumlah semua siswa
∑ n = jumlah siswa.( Nana sudjana 2009)
(Indrawan, 2020: 156) Secara umum kreteria keberhasilan pembelajaran adalah:
1. Keberhasilan peserta didik menyelesaikan serangkaian tes, baik tes formatif, maupun tes keterampilan yang mencapai tingkat keberhasilan rata-rata 60%.
2. Setiap keberhasilan tersebut dihubungkan dengan standar kompetensi dan ko pentensi dasar yang ditetapkan oleh kurikulum, tingkat ketercapaian kompetensi ini ideal 75%; dan
3. Ketercapaian keterampilan vokasional atau praktik bergantung pada tingkat resiko dan tingkat kesulitan. Ditetapkan idealnya sebesar 75%.
Tabel 3.6 jadwal penelitian
No Des Januari Feb Maret Afril Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Pegajuan dan
pengesaha judul
2. Penyusunan
proposal
3. Seminar
proposal √ √
4. Perbaikan
hasil seminar
proposal √ √
5. Pengurusan
dan penerbitan izin penelitian
√
6. Pengumpulan
data
dilapangan
7. Analisi dan
penyusunan laporan penelitian
8. Seminar
hasil/ ujian
skripsi 9. Perbaikan
hasil ujian
skripsi 10. Pengesahan
hasil ujian oleh tim penguji
11. Pengadaan dan
penyerahan laporan hasil
32 BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Sekolah
1. Sejarah Sekolah
Taman Kanak-Kanak Mutiara Ibu didirikan pada tanggal 23 juni 2011 dibawah pemerintah desa simpang jelutih dengan luas tanah 400 M2. Yang terletak Di Jalan Tembesi-Sarolangun Rt 04 Rw 02 Desa Simpang Jelutih Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi.
TK Mutiara Ibu merupakan satuan TK yang dikelola dengan manajemen berbasis masyarakat dibawah naungan pemerintah DESA Simpang Jelutih dan UPTD P&K Kecamatan Batin XXIV, telah memiliki izin operasional No.503/SK.04/IOP/2013. Pada tahun 2011 hingga 2021 jabatan kepala sekolah diserahkan kepada ibu Herlina, S.Pd.
2. Visi dan Misi Sekolah a. Visi
Menciptakan anak yang Cerdas, Sehat, Ceria, serta Berahklak Mulia dan Bertaqwa sehingga mewujudkan anak yang kreatif dan mandiri.
b. Misi
1 Memberikan pengasuhan layanan pendidikan bagi anak usia dini.
2 Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan inovatif.
3 Membentuk karakter dan kepribadian anak serta menjadikan anak mandiri.
4 Mendidik anak secara optimal sesuai dengan kemampuan anak.
5 Menyiapkan anak didik kejenjang pendidikan dasar dengan ketercapaian kompetensi dasar sesuai tahapan perkembangan anak.
6 Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap pelayanan PAUD.
33
3. Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Taman Kanak-Kanak Mutiara Ibu
4. Keadaan Fisik Sekolah
Ada 10 ruang lingkup manajemen PAUD, salah satunya adalah manajemen sarana dan prasarana PAUD. Sarana dan prasan pendidikan adalah dua hal yang berbeda dan berbeda makna, sarana pendidikan diartikan sebagai peralatan dan perlengkapan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta media pembelajaran. Sementra prasana pendidikan diartikan sebagai fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalnnya proses pengajaran seperti halaman, kebun, taman sekolah, dan jalan menuju sekolah (indrawan, 2020:99).
PELINDUNG/PENASEHAT
Kepala Desa KEPALA SEKOLAH
HERLINA, S.Pd KOMITE
BENDAHARA Rizkiyati Nobilla SEKRETARIS
Ratih Purwasih
GURU
Uliyaturrofi’a h
Yeni Herliza Ratih Purwasih
WALI MURID MURID
34
a. Bangunan Sekolah
Luas tanah 500 m dan luas bangunan 156,5 m.
Tabel 4.1 Bangunan dan Gedung Sekolah
No Jenis Jumlah Keterangan
1 Kantor 1 Ruangan Baik
2 Ruang Kelas 2 Ruangan Baik
3 Wc Guru 1 Ruangan Baik
4 Wc Murid 1 Ruangan Baik
5 UKS 1 Ruangan Baik
6 Tempat cuci tangan 1 buah Baik b. Sarana Bermain di luar Ruangan
Tabel 4.2 Sarana Bermain Diluar Ruangan Kelas
No Jenis Jumlah Keterangan
1 Jungkat Jungkit 2 buah Baik
2 Perosotan 4 Buah Baik
3 Bola Dunia 2 Buah Baik
4 Tangga Kubus 2 Buah Baik
5 Ayunan 4 Buah Baik
c. Sarana Bermain didalam Ruangan Tabel 4.3 Sarana Bermain Di Dalam Kelas
No Jenis Keterangan
1 Bola plastik warna-warni Baik
2 Kubus geometri Baik
3 Balok-balok berbagai bentuk warna Baik
4 Puzzle Baik
5 Kartu huruf Baik
6 Kartu angka Baik
7 Bola karet Baik
8 Kompangan Baik
5. Keadaan Pendidik dan Peserta Didik a. Pendidik/ Guru
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa guru atau pendidik mencangkup semua elemen yangikut serta dalam mencerdaskan anak bangsa, sebagaimana dinyatakan dalam Bab I pasal I Ayat 6:
pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebgai
Taman Kanak-Kanak Mutiara Ibu Desa Jelutih Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari adalah sebuah lembaga pendidikan untuk anak usia 5-6 tahun dengan visi menghasilkan generasi cerdas, beriman, dan berahlak mulia serta mandiri. Taman Kanak-Kanak Mutiara Ibu Desa Jelutih Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari berusaha untuk menghadirkan yang terbaik dalam bidang pendidikan seperti kemampuan membaca, menulis, menghitung.
Karena anak bisa membaca, menulis, dan berhitung orang tua merasa bangga dan senang karena tidak merasa rugi menyekolahkan anaknya di Taman Kanak-Kanak Mutiara Ibu Desa Jelutih Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari. Dalam pendidikan Taman Kanak-Kanak Mutiara Ibu Desa Jelutih Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari hanya mengutamakan
36
pengembangan kemampuan akademik sehingga penanaman nilai-nilai karakter kurang mendapat perhatian.
Pada umumnya semua anak memiliki karakter yang berbeda-beda, akan tetapi karakter itu kurang mendapat perhatian sehingga tidak dapat berkembang secara optimal. Di samping itu metode bercerita kurang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Padahal melalui metode bercerita karakter anak dapat di kembangkan. Metode bercerita dapat diterima anak dalam proses kegiatan pembelajaran apalagi bersifat unik dan menarik. Untuk mengatahui nilai-nilai karakter yang ada dalam diri anak, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode bercerita Peneliti mencoba mengulas pembelajaran mulai dari kegiatan pembuka, dan kegiatan penutup.
Adapun kegiatan mengulas adalah untuk meningkatkan nilai-nilai karakter pada anak seperti membaca do’a sebelum dan sesudah belajar, membereskan alat permainan setelah bermain, mengakui kesalahannya, berbicara dengan guru atau orang tua dengan baik, saling berbagi, saling membantu, menceritakan perasaannya ketika belajar, bermain sesuai urutan atau peraturan, dan mengucapkan terimakasih. Disini juga dapat dilihat rentang perhatian anak ketika mengikuti pembelajaran dengan metode bercerita belum terlihat, apa anak sibuk sendiri atau mendengarkan cerita oleh peneliti atau guru. Peneliti juga memberikan kesempatan pada anak untuk bercerita dihadapan teman-temannya juga.
1. Kondisi Awal Hasil Observasi Prasiklus
Kondisi awal nilai-nilai karakter anak pada kelompok B Taman Kanak-Kanak Mutiara Ibu masih sangat rendah hal ini dapat dilihat dari Hasil observasi prasiklus dilakukan pada tanggal 08 dan 09 Februari 2021 yang dihadiri oleh anak-anak kelompok B yang berjumlah 15 orang.
Peneliti melihat gambaran aktivitas apa yang dilakukan oleh anak-anak kelompok B, diperoleh data tes sebelum tindakan diambil. Hasil prasiklus tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
37
Tabel 4.6 Hasil Prasiklus
No Nama Peneliti Guru Rata-rata % anak Kriteria
1 AS 9 9 9 25% BB
2 RA 11 9 10 27,7% MB
3 ZI 9 9 9 25% BB
4 AA 10 10 10 27,7% MB
5 AF 9 9 9 25% BB
6 BI 11 10 10,5 29,16% MB
7 AN 10 9 9,5 26,38% MB
8 SA 10 9 9,5 26,38% MB
9 FA 12 10 11 30,5% MB
10 HB 10 10 10 27,7% MB
11 AD 11 10 10,5 29,16% MB
12 NA 9 10 9,5 26,38% MB
13 NRA 9 9 9 25% BB
14 RDA 9 9 9 25% BB
15 SSA 10 9 9,5 26,38% MB
Jumlah 149 141 145 26,85% MB
Nilai
rata-rata 27,59% 25,92
% 26,85%
Ketuntasan 75% 75% 75%
Rata-Rata/Orang = Peneliti+Guru Kelas
2
= 9+9
2
= 9
Presentase Anak = Nilai Rata-Rata X 100%
Nilai Tertinggi Jumlah X Item
= 9x 100%
4x9
= 900 36
= 25%
Rata-Rata (%) = Jumlah Nilai X 100%
Nilai Tertinggi X Jumlah Item X Jumlah Anak = 145,5x 100%
38
4x9x15 = 26,85%
Gambar 4.2 grafik perkembangan prasiklus
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa perkembangan nilai-nilai karakter anak mulai berkembang. Hanya terdapat 5 anak yang belum berkembang BB (33,3%) 10 Anak yang mulai berkembang MB (66,6).Dari hasil ini menunjukkan nilai-nilai karakter anak masih ada yang belum berkembang . Selain itu rata-rata presentasi yang diperoleh anak belum mencukupi yakni (26,85%). Maka dari ini peneliti melakukan penelitian tindakan kelas guna untuk melakukan perbaikan pembelajaran dan meningkatkan nilai-nilai karakter anak agar lebih optimal lagi dengan menggunakan metode bercerita.
Pada hasil prasiklus ini peneliti melihat masih adanya 5 anak yang belum berkembang diantaranya 1 tidak mau membereskan alat permainannya ketika selesai bermain, 2 anak tidak meletakkan buku pada tempatnya, 1 bermain ketika makan dan 1 tidak mengucapkan salam. Sedangkan 10 anak sudah mulai berkembang walaupun tidak secara optimal.
Maka dari pra siklus yang telah dilakukan peneliti melakukan penelitian lagi yaitu siklus I.
39
a. Siklus I Pertemuan I 1. Perencanaan
Sebelum melakukan tindakan siklus I, peneliti bersama guru kelas telah menyusun pembelajaran yang akan dilaksanakan didalam kelas, antara lain:
Menyusun rencana kegiatan harian (RKH) yang akan digunakan dalam mengembangkan nilai-nilai karakter anak melalui metode bercerita.
Menyiapkan APE atau media yang akan digunakan sesuai dengan (RKH) serta daya tangkap anak.
Melakukan koordinasi dengan guru kelas sebagai kalaborator peneliti yaitu sebagai pelaksanaan tindakan.
Membuat instrument observasi sebagai pengukur perkembangan peningkatan nilai-nilai karakter anak.
Tabel 4.7 Jadwal Perencanaan Siklus I
No Hari/Tanggal Pertemuan Materi
1. Senin, 01 Maret 2021
I 1. Tema pekerjaan
2. Berdiskusi tentang macam-macam pekerjaan
3. Bermain peran
4. Mengenal pekerjaan guru 5. Bercerita tentang aku anak
bertanggung jawab 2. Kamis, 04 Maret
2021
II 1. Tema pekerjaan
2. Mengetahui tugas seorang dokter
3. Menyebutkan alat-alat kedokteran
4. Bercerita tentang aku anak yang jujur
2. Tindakan
Pencapaian tindakan dilakukan oleh peneliti dan guru pelaksana kelompok B secara klasikal. Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar sambil bermain Pelaksanaan tindakan pada siklus I dimulai pada tanggal 01 Maret
40
2021 meliputi dua kali pertemuan. Dengan alokasi 60 menit dari jam 00.08- 00.09 WIB. Penerapan tindakan dilakukan oleh peneliti dan guru Materi kegiatan metode bercerita dirancang sedemikian baik dan tersusun. Dengan demikian materi yang disajikan dapat meningkatkan minat belajar anak dan nilai-nilai karakter anak.
Kegiatan pada pertemuan pertama pada tanggal 01 Maret 2021 dengan tema cerita aku anak bertanggung jawab. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, membaca do’a belajar, membaca surah pendek dan bernyanyi. Kemudian peneliti memberikan semangat dan motivasi kepada peserta didik. Peneliti melihatkan gambar dan dilanjutkan dengan guru menceriakan isi gambar kemudian Tanya jawab kepada peserta didik tentang cerita tersebut.
Kegiatan inti, peneliti mengatakan kepada anak bahwa hari ini bercerita tentang aku anak bertanggung jawab. Kemudian peneliti menyebutkan ciri-ciri anak yang bertanggung jawab dan peneliti menyiapkan media yang akan di gunakan oleh guru dalam menyampaikan cerita kepada anak. Kegiatan penutup dilakukan peneliti dengan melaksanakan evaluasi Tanya jawab seputar kegiatan yang telah dilakukan (mengulas kembali apa yang telah dipelajari, menanyakan perasaan anak, dan merespon kejadian) dan dilanjutkan dengan mempersilahkan anak untuk merapikan dan mengembalikan alat yang sudah digunakan ke tempat semula dan mengambil tas yang ada di samping anak. Kemudian anak membaca do’a sesudah belajar bersama, anak diminta untuk duduk rapi lalu guru memberikan kuis seputar pertambahan kepada anak siapa yang paling cepat menjawab maka akan diminta pulang lebih dahulu. Sebelum pulang anak mengucapkan salam kepada Guru sembari mencium tangan guru dan peneliti. Anak-anak sangat bersemangat ketika mendengarkan cerita apalagi menggunakan media buku cerita bergambar.
41
Tabel 4.8 Pertemuan I Siklus I
No Nama Peneliti Guru Rata-rata % anak Kriteria
1 Al 11 12 11,5 31,10% MB
2 ID 11 9 10 27,7% MB
3 ZI 12 11 11,5 31,10% MB
4 AA 11 9 10 27,7% MB
5 AF 13 11 12 33,3% MB
6 AI 11 10 10,5 29,16% MB
7 AN 11 10 10,5 29,16% MB
8 SA 10 11 10,5 29,16% MB
9 FA 10 9 9,5 26,38% MB
10 HB 10 12 11 30,5% MB
11 AD 9 10 9,5 26,38% MB
12 NA 13 9 11 30,5% MB
13 NRA 13 10 11,5 31,10% MB
14 RDA 11 12 11,5 31,10% MB
15 SSA 10 10 10 27,7% MB
Jumlah 166 155 160,5 29,72% MB
Nilai
rata-rata 30,74% 28,7% 29,72%
Ketuntas an
75% 75% 75%
Rata-rata/orang = peneliti+guru kelas
2
= 11+12
2
= 11,5
Presentase anak = nilai rata-rata x 100%
Nilai tertinggi jumlah x item
= 11,5x 100%
4x9
= 1.150
36
= 31,10
Rata-rata (%) = jumlah nilai x 100%
Nilai tertinggi x jumlah item x jumlah anak
42
= 160,5x 100%
4x9x15
= 16.050 540
= 29,72%
Gambar 4.3 grafik peningkatan siklus I pertemuan ke-1
Berdasarkan tabel diatas perkembangkan karakter anak mulai berkembang sepenuhnya dari 15 anak sudah 100% mulai berkembang (MB) akan tetapi harus dikembangkan lagi agar mendaptkan hasil yang di inginkan.
Presentase yang diproleh anak pada siklus I ini 29,72%.
Dapat dilihat dari hasil data pertemuan siklus 1 pertemuan ke 1 bahwa terdapat beberapa anak yang masih tidak mau membereskan alat permainannya (1 anak), tidak meletakkan buku pada tempatnya(2 anak), berbicara ketika makan (1anak), tidak mau menyalami gurunya (1 anak) akan tetapi lebih banyak untuk slalu diingatkan lagi.
Hasil ini menunjukkan bahwa nilai-nilai karakter anak belum sepenuhnya berkembang pada siklus ini 1 pertemuan ke 1, maka peneliti melakukan pertemuan ke 2 lagi pada siklus 1 ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
a. Pertemuan II Siklus I.
1. Pelaksana
Pencapaian tindakan dilakukan oleh peneliti dan guru pelaksana Kelompok B secara klasikal. Kegiatan pembelajran berpusat pada guru sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar sambil bermain. Kegiatan pada
0 50 100
BB MB BSH BSB
Siklus I Pertemuan Ke-1
hasil observasi ketuntasan
43
pertemuan 2 pada tanggal 04 Maret 2021 dengan cerita judul Aku Anak Yang Jujur. Peneliti membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, membaca do’a belajar, membaca surah pendek dan bernyanyi. Kemudian peneliti memberikan semangat dan motivasi kepada anak. Peneliti memperlihatkan gambar dan dilanjutkan Tanya jawab kepada anak.
Tentang tema dan subtema. Peneliti menjelaskan apa itu bercerita, langkah-langkah bercerita.
Kegiatan inti, peneliti mengatakan pada anak bahwa cerita tentang aku anak jujur.Kemudian peneliti menyiapkan media yang akan digunakan dalam bercerita, mengembangkannya sesuai daya tangkap anak dan kreaktifitas anak. Kegiatan penutup dilakukan peneliti dengan melakukan evaluasi tanya jawab seputar kegiatan yang telah dilakukan (mengulas kembali apa yang telah dipelajari, menanyakan perasaan anak dan merespon semua kejadian) dan dilanjutkan dengan mempersilahkan anak untuk merapikan dan mengembalikan alat yang sudah digunakan ke tempat semula dan mengambil tas yang ada di samping anak kemudian anak membaca do’a sesudah belajar bersama, sebelum pulang guru memberikan kuis yang berkaitan dengan angka siapa yang cepat menjawabnya maka akan pulang lebih awal dan mengucapkan salam pada Guru sembari menyalami tangan guru dan peneliti.Anak sangat bersemangat dalam mengikuti pembelajaran ini, anak-anak sangat aktif dalam mengikuti pembelajaran ini, karna mereka menyukai cerita apalagi cerita bergambar
2. Pengamatan/Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang merupakan gambaran aktivitas anak selama proses pembelajaran berlangsung, secara keseluruhan aktivitas anak dalam proses belajar mengajar mulai berlangsung optimal, hal ini dapat di lihat pada tabel berikut ini:
44
Tabel 4.9 pertemuan ke II siklus I
No Nama Peneliti Guru Rata-rata % anak Kriteria
1 AL 18 17 17,5 48,61% MB
2 RA 17 19 18 50% MB
3 ZI 19 13 16 44,4% MB
4 AA 18 16 17 47,2% MB
5 AF 20 16 18 50% MB
6 AI 17 15 16 44,4% MB
7 AN 17 18 17,5 48,61% MB
8 SA 20 17 18,5 51,38% BSH
9 FA 19 19 19 52,7% BSH
10 HB 16 18 17 47,2% MB
11 AD 16 16 16 44,4% MB
12 NA 16 18 17 47,2% MB
13 NRA 20 16 18 50% MB
14 RFA 20 18 19 52,7% BSH
15 SSA 20 17 18,5 51,38% BSH
Jumlah 273 253 244 45,18% MB
Nilai rata-rata 50,5% 46,85% 45,18%
Ketuntasan 75% 75% 75%
Rata-rata/orang = peneliti+guru kelas
2
= 18+17
2
= 17,5
Presentase anak = nilai rata-rata x 100%
Nilai tertinggi jumlah x item
= 17,5x 100%
4x9
= 1.750 36
= 48,61
Rata-rata (%) = jumlah nilai x 100%
Nilai tertinggi x jumlah item x jumlah anak
= 244x 100%
4x9x15
45
= 45,18%
Gambar 4.4 Grafik peningkatan siklus I pertemuan ke-2
Pada tabel diatas dapat dilihat perkembangkan anak meningkat sesuai harapan (BSH) yaitu 4 anak (26,6%) dan 11 anak yang di katagorikan mulai berkembang (MB) 73,3% dari jumlah 15 keseluruhan anak.
Berdasarkan data diatas dari hasil pengamatan siklus 1 pertemuan ke 2 beberapa anak sudah mampu membereskan alat permainnanya ketika bermain, membersihkan makanan yang tumpah saat makan, meletakkan buku pada raknya dan mengucapkan salam.
Hasil ini menunjukkan bahwa perkembangan nilai-nilai karakter anak berkembang sesuai harapan yang diingikan akan tetapi belum mencapai ketuntasan yakni 75% , sedangkan pada pertemuan ini hanya mencapai 45,18%. Maka dari ini agar lebih meningkat lagi guru dan peneliti melakukan refleksi lagi agar mendapatkan hasil yang diingkan.
3. Refleksi siklus I
Berdasarkan lembar observasi anak pada pelaksanaan siklus I dapat dikatakan sudah berhasil namun hanya mengalami peningkatan sedikit dan perlu ditingkatkan pada siklus II. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya karakter anak, adanya anak yang masih diminta untuk merapikan alat permainannya ketika bermain, anak yang bermain ketika berdo,a, anak canggung ketika mengakui kesalahannya dan anak masih malu untuk bercerita dihadapan temannya. Oleh karena itu pada pelaksanaan siklus II
0 20 40 60 80
BB MB BSH BSB
Siklus I Pertemuan Ke-2
hasil observasi ketuntasan
46
perlu adanya perbaikan pada desaian pembelajaran. Hasil refleksi terhadap siklus 1 pertemuan ke 1 dan 2 dapat dirinci sebagai berikut:
Kefokusan anak dalam mendengarkan cerita sudah mulai terlihat namun masih belum maksimal.
Minat dan motivasi anak mengikuti kegiatan pembelajaran mulai terlihat namun belum maksimal, hal ini terlihat ada anak yang masih bermain dan tidak fokus pada saat kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Berdasarkan hasil refleksi dari pertemuan 1 dan pertemuan ke 2 tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa permasalahan yang muncul pada pelaksanaan siklus I untuk itu pada pelaksanaan siklus II perlu adanya perbaikan pada desaian pembelajaran. Adapun rencana revisi tersebut adalah:
Pengelolaan waktu yang efisien dan seefektif mungkin dalam pelaksanaan kegiatan belajar sambil bermain kelompok B, salah satunya yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pembagian buku cerita agar anak dapat memahami isi cerita.
Memberikan motivasi dan semangat kepada anak setiap pertemuan agar anak lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan metode bercerita. Selain itu guru juga menyajikan kegiatan atau materi yang membuat anak lebih fokus pada kegiatan pembelajaran yang diberikan.
2. Siklus II pertemuan I 1. Pertemuan
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I peneliti dan guru berdiskusi untuk menyusun perencanaan pelaksanaan tindakan pada Siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan.
Berdasarkan refleksi dan evaluasi pada siklus 1 peneliti dan guru pelaksana menyusun rencana pembelajaran.