• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA "

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA

DI TAMAN KANAK-KANAK MUTIARA IBU DESA JELUTIH KECAMATAN BATIN XXIV

KABUPATEN BATANGHARI

SKRIPSI

RIKA

NIM. 209173246

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI

2021

(2)

i

PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA

DI TAMAN KANAK-KANAK MUTIARA IBU DESA JELUTIH KECAMATAN BATIN XXIV

KABUPATEN BATANGHARI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar serjana Strata satu (S1) Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

RIKA NIM. 209173246

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI

2021

(3)

ii

KEMENTERIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Alamat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN STS Jambi Jl. Jambi – Ma. Bulian KM. 16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Revisi Tgl. Revisi Halaman In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 25-10-2019 R-0 1 dari 1

Hal : Nota Dinas Lampiran :

Kepada

Yth.Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di Jambi

Assalamualaikumwr.wb

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : Rika NIM : 209173246

Judul Skripsi : Pengembangan nilai-nilai karakter anak usia dini melalui metode bercerita di Taman Kanak-Kanak Mutiara Ibu Desa Jelutih Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari

Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam pendidikan islam anak usia dini. Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/ tugas akhir saudara tersebut di atas dapat segera di munaqasyahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

(4)

iii

KEMENTERIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Alamat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN STS Jambi Jl. Jambi – Ma. Bulian KM. 16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Revisi Tgl. Revisi Halaman In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 25-10-2019 R-0 1 dari 1

Hal : Nota Dinas Lampiran :

Kepada

Yth.Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di Jambi

Assalamualaikumwr.wb

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara;

Nama : Rika NIM : 209173246

Judul Skripsi : Pengembangan nilai-nilai karakter anak usia dini melalui metode bercerita di Taman Kanak-Kanak Mutiara Ibu Desa Jelutih Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari

Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam pendidikan islam anak usia dini. Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut di atas dapat segera di munaqasyahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

(5)
(6)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar serjana pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruh isinya merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan nama, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang- rundang yang berlaku.

Jambi, 23 April 2021

Rika NIM 209173246

(7)

v

PERSEMBAHAN Assalamu;alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ucapan syukur alhamdulillah saya ucapkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan saya kesempatan untuk menyelesaikan tugas akhir ini (skripsi). dan tak lupa pula sholawat serta salam saya kirimkan kepada Nabi besar Muhammad Shallallahu Alai Wassalam.

Saya persembahkan hasil karya ini (skripsi) untuk orang-orang yang sangat saya cintai dan sangat saya sayangi didalam hidup ini dan rasa terima kasih saya ucapakan untuk kedua orang tua saya ALM Ayahnda (Zuhri) dan Ibunda (Jahara) sebagai penasehat yang tak henti-hentinya mendo’akan, merawat dan membesarkan saya dari kecil hingga saya dapat menyelesaikan pendidikan di perguran tinggi ini. Terimakasih telah menjadi orang tua yang selalu sabar dalam mendidik dengan penuh kasih sayang.

Terimakasih untuk Saudara saudari kandungku (Sadam, Rati, Karim dan Alini) karna telah mendukung dan selalu menyemangati saya. Dan terimakasih untuk Kakak ipar (Fadil Murabil dan Ade Ariani) yang selalu menasehati saya.

(8)

vi MOTTO

َسَمَذ َو َس ِخاَءْهٱ َم ْوَيْلٱ َو َ هللَّٱ ۟اوُج ْسَي َىاَم يَوِّل ٌتٌََسَح ٌة َوْسُأ ِ هللَّٱ ِهوُس َز ىِف ْنُنَل َىاَم ْدَقهل ا ًسيِثَم َ هللَّٱ

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (Q.S AL-Ahzab ayat 21).

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha-Pengasih lagi Maha-Panyayang, segala puji bagi Allah Tuhan semesta-alam, peneliti panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Anak Usia Dini Melalui Metode Bercerita Di Taman Kanak-Kanak Mutiara Ibu Desa Jelutih Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari”.

Skripsi ini telah disusun dengan semaksimal mungkin dan juga berkat bantuan dari berbagai pihak. Pihak-pihak yang berkenaan meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu peneliti sampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Maka dari itu peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan skripsi yang penulis buat. Mungkin dari segi bahasa, susunan kalimat atau hal lain yang tidak peneliti sadari. Oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai sarana perbaikan skripsi yang lebih baik lagi.

Adapun maksud dari penulisan karya ilmiah (Skripsi) ini adalah untuk memenuhi sebagian tugas akhir dan syarat memperoleh gelar serjana pendidikan S-1 pada Program Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiayah dan Keguruan, Universitas Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini karna jika tidak berkat bantuan kalian skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Suaidi Asya’ari, MA, Ph.D selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Dr. Hj. Fadillah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

(10)

viii

3. Kepada Bapak Ridwan, S.Psi. Psikolog selaku ketua jurusan Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini.

4. Kepada Bapak Dr. Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd.I Selaku dosen pembimbing I dan Bapak Husin, M.Pd.I sebagai pembimbing II yang telah banyak membimbing, meluangkan waktunya dan mencurahkan pemikirannya untuk mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini (skripsi).

5. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Kepada Bapak Kabag dan Kasubbag beserta karyawan dan karyawati dilingkungan Akademik Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

7. Kepada Ibu Herlina, S.Pd kepala Taman Kanak-Kanak Mutiara Ibu Desa Jelutih Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari.

8. Kepada sahabat-sahabat saya Nur Mia, Nur Ainun, Lili Rosita, suci, vivi,aam, zuhrini dan siel yang telah memberikan motivasi dan selalu menyemangati penulis.

9. Serta teman-teman mahasiswa dan mahasiswi PIAUD kelas C yang telah menjadi fatner diskusi selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Semoga amal baik beliau diterima disisi Allah Subhanahu Wata’ala, mendapat balasan yang lebih dari apa yang telah diberikannya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Hiwabarakatuh

Jambi, 23 April 2021 Penulis

Rika Nim 209173246

(11)

ix ABSTRAK Nama : Rika

Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Judul :Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Anak Usia Dini Melalui Metode Bercerita di Taman Kanak-Kanak Mutiara Ibu Desa Jelutih Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik Kelompok B Taman Kanak-Kanak Mutiara Ibu Desa Jelutih Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari semester II tahun ajaran 2020- 2021. Adapun jumlah anak didik kelompok B 15 anak yang terdiri dari 7 perempuan dan 8 laki-laki. Penelitian ini bersifat kalaboratif antara guru dan peneliti. Data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Keabsahan data diperiksa dapat dilihat perkembangan anak dari hasil penelitian mulai dari pra siklus yaitu BB 33,3% , MB 66,6%, BSH 0%, dan BSB 0%, dan pada pra siklus ini hasil nilai rata-rata anak 26,85%. Meningkat pada siklus I pertemuan I BB 0% , MB 100%, BSH 0%, BSB 0%, dan pada siklus I pertemuan ke I ini nilai rata-rata meningkat menjadi 29,72% Dan meningkat lagi pada siklus I pertemuan ke II BB 0%, MB 0%, BSH 26,6% dan BSB 73,3% jumlah nilai rata- rata menjadi 45,18%. Pada siklus II pertemuan I meningkat lagi BB 0%, MB 0%, BSH 100% dan BSB 0% nilai rata-rata menjadi 56,94% Dan meningakat lagi pada siklus ke II pertemuan ke II yakni BB 0%, MB 0%, BSH 6,6%, dan BSB 93% dengan jumlah nilai rata-rata 87,03%. Maka dari perhitungan persenan setiap siklus diatas dapat dikatakan perkembangan nilai karakter anak sudah tuntas dengan menggunakan metode bercerita.

Kata Kunci nilai-nilai karakter, metode bercerita

(12)

x ABSTRACT Name : Rika

Department : Islamic Education of Early Childhood

title :Development Of Character Values For Early Childhood Through The Storytelling Method In Mutia Ibu Kindergarten Of Jelutih Village Mother, Batin Sub-District XXIV, Batanghari Regency.

This study is to determine the development of early childhood character values through storytelling methods. This research is a classroom action reseaec.

The subjects in this study werw students of group B kindergenten in the mother of Batanghari district while II academic year 2020-2021. As for the number of Group B 15 Children of 7 girs and 8 boys. This research is collaborative between teachers and researchers. Data collocted through observation, interviews and documentation. The validity of the data is checked. It can be seen that the development of children from the result of research starting from pre-cycle BB 33.3%, MB 66.6%, BSH 0% and BSB 0% and in this pre-cycle the results of the average score of children 26.85 increased in the first cycle of meeting I BB 0%, MB 100%, BSH 0%, BSB 0% and the first cycle of this first meeting the average value increased to 29.72% and it increased again in the first cycle of the second meeting with BB 26.%, MB 0%, BSH 26.6%, and 73.3% BSB. The total avarage vale became 45.18% in the first cycle of meeting I increased again BB 0%, MB 0%, BSH 100% and BSB 0% the avarage value became 56.94%. and increasing again in the second cycle of the second meeting, namely BB 0%, MB 0%, BSH 6.6% and 93.3% BSB with a total average value 83.3%. So from the calculation of the percentages for each cycle obove, it can be said that the development of children’s character values has been completed using the method.

Keywords: character values, storytelling method

(13)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

NOTA DINAS ... ii

NOTA DINAS ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

A. Nilai-Nilai karakter Anak Usia Dini ... 6

1. pengembangan ... 6

2. Nilai-Nilai ... 6

3. Karakter ... 9

4. Anak Usia Dini ... 11

5. Metode ... 13

6. Bercerita ... 16

B. Studi Relavan ... 20

C. Kerangka Berfikir ... 21

D. Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Jenis Penelitian ... 22

B. Desain Penelitian ... 22

C. Setting dan Subjek Penelitian ... 22

D. Jenis dan Sumber Data ... 23

E. Prosedur Umum Penelitian... 23

F. Teknik Pengumpulan Data ... 36

G. Teknik Analisis Data ... 28

H. Jadwal Penelitian ... 30

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sekolah ... 31

1. Sejarah Sekolah ... 31

2. Visi Dan Misi Sekolah ... 32

3. Struktur Organisasi ... 33

4. Keadaan Fisik Sekolah ... 33

(14)

xii

5. Keadaan Pendidik dan Peserta Didik ... 34

B. Temuan Penelitian ... 34

C. Hasil Temuan (Tes Setiap Siklus) ... 37

1. Siklus I ... 30

2. Siklus II ... 45

D. Pembahasan ... 54

BAB V PENUTUP ... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 63

(15)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian Tindakan Kelas ... 22

Gambar 3.1 Desian Ptk Model Spiral Refleksi Kemmis Mc Taggert ... 23

Gambar 4.1 struktur ... 33

Gambar 4.2 grafik peningkatan pra siklus ... 38

Gambar 4.3 grafik peningkatan siklus I pertemuan ke-1 ... 42

Gambar 4.4 grafik peningkatan siklus I pertemuan k-2 ... 45

Gambar 4.5 grafik peningkatan siklus II pertemuan ke-1 ... 49

Gambar 4.6 Grafik peningkatan siklus II pertemuan ke-2 ... 53

Gambar 4.7 Grafik Presentase (Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus I ... 55

(16)

xiv DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 31

Tabel 4.1 Bangunan Dan Gedung Sekolah ... 34

Tabel 4.2 Sarana Bermain di Luar Ruangan Kelas ... 34

Tabel 4.3 Sarana Bermain Didalam Kelas ... 34

Tabel 4.4 Nama-Nama Tenaga Pengajar ... 35

Tabel 4.5 Peningkatan Jumlah Anak Setiap Tahun ... 35

Tabel 4.6 Hasil Prasiklus ... 37

Tabel 4.7 Jadwal Perencanaan Siklus I ... 39

Tabel 4.8 Pertemuan I Siklus I ... 41

Tabel 4.9 Pertemuan II Siklus I ... 44

Tabel 4.10 Jadwal Perencanaan Siklus II ... 47

Tabel 4.11 Pertemuan I Siklus II ... 48

Tabel 4.12 Pertemuan Ke II Siklus II ... 52

Tabel 4.13 Hasil Mengunakan Metode Bercerita Pada Setiap ... 55

Siklus(Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus II) ... 55

(17)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi ... 63 Lampiran 2. Rencana Program Pembelajaran (RPPH) ... 85 Lampiran 3. Instrumen Pengumpulan Setiap Siklus ... 94

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia sangat kompleks, hal ini dibuktikan dengan berbagai permasalahan sosial yang melanda masyarakat Indonesia, masalah harta, kedudukan, pangkat dan kekuasaan selalu di dewakan dan dipentingkan sehingga banyak terjadi pergeseran nilai yang tumbuh dimasyarakat. Pergeseran nilai-nilai dibuktikan dengan perubahan nilai-nilai sosial, ekonomi dan kultural. Masalah kriminalitas semakin tinggi, kasus pembuhan semakin sulit dihindari, kenakalan remaja seperti narkoba, seks bebas, tawuran, fenomena geng motor semakin bertambah, dan sampai masalah harga diri bangsa juga semakin dipertaruhkan. Selain itu, prilaku remaja sekarang cendrung cuek, tidak ada rasa peduli, dan kurang sopan santun dan masih banyak permasalahan moral dan karakter yang melanda masyarakat Indonesia. Pemerintah memberikan perhatian terhadap kebutuhan esensial anak usia dini dibidang pendidikan dengan menyelenggarakan lembaga PAUD agar anak mampu tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan tahapan perkembangan dan potensi yang dimilikinya untuk menjadi manusia yang berkualitas dan di lembaga PAUD ini pula anak-anak perlu dikenalkan dengan pendidikan karakter karena pada masa usia dini inilah karakter fisik, mental dan spiritual anak mulai terbentuk (Ingsih, Dkk, 2018: 20).

Pendidikan karakter dalam bentuk penanaman nilai-nilai karakter positif untuk menghasilkan manusia berkepribadian menjadi hal yang sangat penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan anak usia dini sebagai pendidikan yang paling fundamental dalam melandasi anak di masa depan dan mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas. Karakkter tidak datang

(19)

2

dan tumbuh dengan sendirinya namun karakter harus dibentuk, ditumbuhkembangkan serta dibangun secara sadar dan sengaja ( Garnika, 2020: 1).

Kegagalan pembentukan nilai karakter di usia dini akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa depan dikarenakan penentu masa depan suatu bangsa berada pada generasi penerus bangsa tersebut oleh karena itu penanaman nilai-nilai karakter sedini mungkin kepada anak adalah kunci utama untuk membangun bangsa, salah satu cara untuk mengembangkan nilai karakter bagi anak usia dini adalah melalui metode bercerita. Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada oranng lain dengan menggunakan alat peraga atau tanpa alat peraga tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng, yang dikemas dalam bentuk cerita yang dapat didengarkan dengan rasa menyenangkan, dengan bercerita diharapkan dapat memberikan informasi atau pengetahuan baru bagi pendengar (Yusra, Yunisari. 2019:146).

Sebagaimana Ayat Al-Qur’an yang telah menjelaskan atau mengisahkan kisah yang telah lalu dan dapat diambil hikmahnya sebagai berikut

ا ًسْمِذ اهًُدهل يِه َلٌََْٰيَتاَء ْدَق َو ۚ َقَبَس ْدَق اَه ِءٓاَبًَۢأ ْيِه َلْيَلَع ُّصُقًَ َلِلََٰرَم

Artinya: Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Q.S Thaha ayat 99).

Dari ayat di-atas dapat dijelaskan bahwa cerita atau kisah adalah sebuah peringatan. Dari sebuah cerita atau kisah kita dapat belajar dan menggambil hikmah cerita atau kisah tersebut, karena cerita atau kisah banyak mengandung nilai karakter dan dapat kita sampaikan kepada anak inti dari cerita atau kisah yang kita sampaikan, akan tetapi harus menggunakan metode yang menarik pula agar anak merasa tertarik untuk mendengarnya.

(20)

3

Cerita akan membuat anak-anak mengerti tentang hal-hal yang baik dan juga melatih mereka dengan dasar-dasar perilaku yang baik pula. Hal ini karena didalam sebuah cerita tertanam banyak nila-nilai luhur yang tentunya akan dapat terbawa kedalam jiwa pendengarnya. Cerita dapat digunakan oleh pendidik bahkan juga orang tua sebagai sarana mendidik dan membentuk kepribadian anak melalui pendekatan transmisi budaya (cultural transmission approach), terdapat nilai-nilai karakter yang ditanamkan pada diri anak melalui penghayatan terhadap makna dan maksud dari cerita (meaning and intention of story) (Hayati, 2014:12).

Berdasarkan observasi awal peneliti, pada tanggal 10 November 2020 di Kelompok B Taman Kanak-Kanak Mutiara Ibu Desa Jelutih Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari ditemukan masalah dilapangan yang berupa adanya 9 anak dari 15 yang tidak menunjukkan sikap tanggung jawab dan sopan santun seperti 3 anak tidak mau membereskan alat-alat permainan setelah bermain, 2 anak tidak meletakan buku pada tempatnya, 2 anak berbicara ketika makan dan 2 anak tidak mengucapkan salam kepada guru ketika datang dan pulang.

Maka dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan peneliti mengangkat judul “Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Anak Usia Dini Melalui Metode Bercerita Di Taman Kanak-Kanak Mutiara Ibu Desa jelutih kecamatan batin XXIV Kabupaten Batanghari”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pokok masalah yang dikemukakan pada latar belakang masalah, dapat diduga akan muncul berbagai masalah penelitian. Oleh sebab itu, masalah dalam penelitian ini perlu diidentifikasi sebagai berikut:

1. Adanya anak yang tidak mau membereskan alat permainan setelah bermain.

2. Tidak meletakan buku pada tempatnya 3. berbicara ketika makan

4. tidak mengucapkan salam kepada guru ketika datang dan pulang

(21)

4

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, dapat dirumuskan pokok masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah metode bercerita dapat mengembangkan nilai-nilai karakter anak usia dini di Kelompok B Taman Kanak-kanak Mutiara Ibu Desa Jelutih Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari?.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui pengembangan nilai-nilai karakter anak usia dini di Kelompok B Taman Kanak-kanak Mutiara Ibu Desa Jelutih Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari dengan menggunakan metode bercerita.

a. Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoritas

Penelitian ini memberi peluang bagi peneliti dan pembaca untuk melakukan penelitian pada tahap berikutnya.

2) Manfaat Praktis

a. Bagi anak : Dapat meningkatkan nilai-nilai karakter anak.

b. Bagi peneliti : Mendapat pengetahuan baru tentang cara mengembangkan nilai-nilai karakter melalui metode bercerita.

c. Bagi guru : Sebagai acuan untuk guru dalam mengembangkan nilai-nilai karakter anak melalui metode bercerita.

d. Bagi sekolah : Hasil dari penelitian penerapan menggunakan metode bercerita ini dapat memberikan referensi dalam mengembangkan nilai-nilai karakter anak usia dini, meningkatkan kualitas pendidikan dan proses belajar mengajar yang diberikan oleh guru.

(22)

5 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai-Nilai Karakter Anak Usia Dini 1. Pengembangan

Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemmapuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan latihan. Pengembangan adalah suatu proses mendesain pembelajaran secara logis, dan sistematis dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilakukan dalam proses kegiatan belajar dengan memperhatikan potensi dan kompetensi peserta didik (Majid, 2005:24).

Pengembangan adalah suatu proses untuk menjadikan potensi yang menjadi suatu yang lebih baik dan berguna sedangkan penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langka-langka untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk yang telah ada menjadi produk yang dapat di pertanggungjawabkan.

Perkembangan (development) secara sederhana Saefrt & Hoffnung (1994) mendefenisikan perkembangan sebagai “long-term changes in a person’s growth, feeling, patters of thingking, sosial relationsps, and motor skill’. Sementara, chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai:

a. Perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir hingga meningggal dunia.

b. Pertumbuhan.

c. Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah kedalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah kedalam bagian-bagian fungsional.

d. Kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.

(23)

6

Perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru (Afandi, 2019:9-10).

2. Nilai-Nilai

Dalam konteks sekolah, pada dasarnya pendidikan karakter adalah proses internalisasi nilai-nilai karakter yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik melalui berbagai kegiatan yang mendidik Internalisasi berasal dari kata internal yang berarti menyangkut bagian dalam Internalisasi diartikan sebagai proses penanaman dan penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrın, atau nilai sehingga menjadi keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku (Najib, Dkk 2016: 72-74).

Kemudian secara bahasa atau lughawi nilai merupakan sifat-sifat (hal-hal yang penting atau berguna bagi manusia ataupun sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya). Menurut Abdul Majid nilai adalah suatu norma atau standar yang telah diyakini atau secara psikologis telah menyatu dalam diri individu.

Pada nilai terdapat pembakuan mengenai perilaku baik serta perilaku buruk dan pengaturan perilaku itu sendiri Nilai dalam masyarakat sangat banyak jumlahnya sehingga pendidikan berusaha membantu untuk mengenali memilih, dan menetapkan nilai-nilai tertentu sehingga dapat digunakan sebagai landasan pengambilan keputusan untuk berperlaku secara konsisten serta menjadi kebiasaan dalam hidup bermasyarakat. Ada tiga elemen nila yaitu:

1. Nilai merupakan ide atau konsep bukan perasaan sehingga nilai dapat didefinisikan dianalisis atau dibandingkan dengan nilai-nilai lain.

2. Nilai berada dalam mind seseorang yang bebas dari kesadaran diri maupun afirması masyarakat.

3. Nilai lebih terkait dengan sesuatu yang dapat diukur dari pada kategori absolut.

(24)

7

Rokeach mengungkapkan bahwa nilai adalah sesuatu yang berhubungan dengan dimensi kognitif dan afektit Pendapat Rokeach tersebut berarti berbeda dengan pendapat shaver yang mengungkapkan bahwa nilai berhubungan dengan dimensi kognitif mund Sedangkan Fraenkel mengungkapkan bahwa nilai terkait dengan dimensi ide/konsep dan emosi Itulah sebab pemahaman rentang nilai harus dilakukan melalui dua cara, yaitu:

1. Nilai adalah ide mengenai kegunaan atau kemanfaatan sesuatu atau dengan kata lain nilai merupakan kosep-konsep atau abstraksi-abstraksi.

2. Nilai adalah sesuatu yang bersifat emosional Sebagai sesuatu yang bersifat emosional maka nilai merupakan komitmen emosional yang powerfull atau sebuah keinginan yang kuat pada sesuatu.

Apa yang disebut dengan nilai-nilai karakter dalam praktik pendidikan karakter Barat merupakan muatan kurikulum yang harus diajarkan kepada peserta baik dalam kesempatan pelatihan pendidikan karakter ataupun disajikan secara terpadu dalam bahan ajar dengan kata nilai-nilai karakter tersebut diimplementasikan ke dalam sekolah Tentu saja konteks karakter tidak diartikan secara luas berbagai aktivitas dan pengalaman peserta didik yang dilakukan.

Aziz, (2017: 191-192) Mengemukakan penanaman karakter bagi anak usia dini merupakan sebuah keniscayaan. Hal ini dapat dipahami bahwa usia anak sangat tepat sebagai dasar penanaman akhlak melalui sosialisasi berupa: indoktrinasi, klasifikasi nilai, keteladanan, dan perilaku pendidik. Adapun karakter yang harus dikembangkan bagi anak usia dini sebagai berikut:

1. Trustworthy: meliputi jujur. Menepati janji, memiliki royalitas tinggi, integrasi pribadi (komitmen, disiplin, selalu ingin berprestasi).

2. Menghormati orang lain: perilaku untuk mementingkan kepentingan umum atas kepentingan pribadi, siap dengan perbedaan dan tidak merasa paling benar.

(25)

8

3. Bertanggung jawab: merupakan gabungan dari prilaku yang dapat dipertanggung jawabkannya, segala hal yang dilakukan harus berani menanggung akibatnya dan berfikir sebelum bertindak.

4. Sikap terbuka, tidak memihak, mau mendengarkan orang lain dan memiliki empati.

5. Cinta dan perhatian yang meliputi: menunjukkan prilaku kebaikan, hidup dengan nilai-nilai kebenaran, berbagi kebahagiaan, bersedia menolong orang lain, tidak egois, tidak kasar dan sensitif terhadap perasaan orang lain.

Selain nilai-nilai di atas, 9 karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal yang harus ditanamakan bagi anak usia dini meliputi:

1. Karakter cinta kepada Tuhan dan segenap ciptaan-Nya.

2. Kemandiriaan dan tanggung jawab.

3. Kejujuran atau amanah serta diplomatis.

4. Hormat dan santun.

5. Dermawan.

6. Suka tolong menolong dan gotongroyong dan kerjasama.

7. Percaya diri dan pekerja keras.

8. Kepemimpinan dan keadilan.

9. Baik dan rendah hati, serta toleransi, kedamaian, dan kesatuan.

Adapun mengajari anak tanggung jawab adalah hal yang tidak mudah untuk dilakukan oleh orang tua manapun namun hal itu sangat penting untuk dilakukan mengingat sangat pentingnya bagi seseorang untuk memiliki sifat dan tanggung jawab dalam menjalankan kehidupannya. Mengingat pentingnya sikap tanggung jawab padadiri seseorang maka sifat tersebut akan lebih baik jika ditanamkan pada diri sesorang sejak ia masih dalam usia dini. Sikap yang harus dimiliki individu merupan sikap positif dalam melakukan tantangan. Orang tua dapat meminta anak untuk menyelesaikan kegiatan apa saja yang telah dilakukan, missalnya membersihkan mainan yang sudah selesai

(26)

9

dimainkan, membereskan tempat tidurnya sendiri, membersihkan makanan yang tumpah saat anak makan, meletakkan buku pada rak buku.

Menurut Megawani dikutip Kartikowati Dkk. (2020:69) pendidik dalam mengajar karakter sopan dan santun melalui aktivitas membiasakan anak dalam keseharian untuk mengucapkan terima kasih setelah seseorang memberikan sesuatu atau bantuan, berkata, “tidak, terima kasih”, dengan sopan ketika menolak pemberian atau pertolongan orang lain, mengucapkan salam pada orang tua ketika berangkat dan pulang sekolah, mengucapkan salam pada guru ketika datang dan pulang sekolah, mengucapkan permisi ketika lewat didepan orang lain, tidak mengejek oranng lain, tidak berbicara ketika mengunyah makanan dan duduk dengan tenang ketika makan.

Berdasarkan berbagai pengertian nilai atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai merupakan ide atau konsep yang bersifat emosional yang dapat mendorong seseorang untuk mewujudkan konsep tersebut sementara nilai-nilai karakter adalah ide atau konsep yang dijadikan sebagai pedoman dalam berperilaku bagi seseorang (Maghfhirah, 2020:79).

3. Karakter

Karakter dapat diartikan sebagai kumpulan tata nilai yang mewujudkan dalam suatu sistem data juang yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku.Menurut Djumhana karakter merupakan aktualisasi potensi dari dalam dan internalisasi nilai-nilai moral dari luar menjadi bagian kepribadiannya.Menurut Soedarsono karakter merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam diri kita melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan, dan pengaruh lingkungan, dipadukan dengan nilai-nilai dari dalam diri manusia menjadi secamam nilai instrinsik yang mewujudkan dalam sistem daya juang melandasi pemikiran, sikap, dan prilaku.

Berikut ini adalah Ayat yang menjelaskan tentang pentingnya pendidikan karakter bagi anak.

(27)

10

َسَفَم ْيَه َو ۚ هِسْفٌَِل ُسُنْشَي اَوهً ِاَف ْسُنْشهي ْيَه َو هِّ ِللَّ ْسُنْشا ِىَا َتَوْن ِحْلا َي َٰوْقُل اٌَْيَتَٰا ْدَقَل َو اِب ْك ِسْشُت َلَ هيٌَُبَٰي ٗهُظِعَي َوُه َو هٌِْب ِلَ ُي َٰوْقُل َه اَق ْذ ِا َو )

21

(دْيِوَح ٌّيٌَِغ َ ّاللّٰ هى ِاَف اًٌْه َو ٗهُّهُا ُهْتَلَوَح ِهْيَدِل ا َوِب َيَٰسًْ ِ ْلَا اٌَْيهص َو َو )

21

ٌ( نْيِظَع ٌنْلُظـَل َك ْسِّشلا هىِا هِّللَّ

)

21

( ُسْي ِصَو ْلا هيَلِا َلْيَدِل ا َوـِل َو ْيِل ْسُنْشا ِىَا ِيْيَه اَع ْيِف ٗهُل َٰصِف هو ٍيْه َو ىَٰلَع

Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri;

dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” (Q.S Al-Lukman ayat 12-14).

Ayat tersebut menjelaskan tentang penanaman nilai karakter untuk berbuat baik kepada kedua orang tua dan selalu bersyukur kepada Allah dan ibu bapak. Karakter diartikan sebagai ciri khas yang mendemonstrasikan etika atau sistem nilai personal yang ideal (baik dan penting) untuk eksistensi diri dan berhubungan dengan orang lain.

Sedangkan pendidikan karakter adalah pendidikan nilai, budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati (Kemendiknas 2010).

Karakter bukan bakat atau bawaan lahir seorang anak, melainkan hasil dari tempaan atau didikan orang tua yang dilakukan secara konsisten dan terus menerus. Sehingga penting bagi orang tua untuk menerapkan pola asuh yang sesuai dengan masinng- masing anak, karena setiap anak berbeda. Seperti halnya fondasi sebuah bangunan, sebuah fondasi yang

(28)

11

bagus dibangun sesuai karakteristik tanah tempatnya berpijak. Demikian pula dengan pembentukan karakter pada masing-masing anak.Unsur utama dari karakter adalah pikiran. Pikiran sangat berperan dalam mengatur dan mengontrol setiap tindakan kita. Baik itu saat berbicara, bertindak atau berbuat (Khairuddin, 2014: 3).

Menurut pandangan islam karakter adalah lebih dikenal dengan istilah akhlak. Seperti yang dikatan imam Al-Gazali akhlak adalah sifat yang tertanam/ menghujam didalam jiwa dengan sifat itu seseorang akan segera spontan dapat dengan mudah memancarkan sikap, tindakan, dan perbuatan (Soedarsono, 2018:16-17).

Menurut imam Al-Ghazali karakter adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan yang mudah tanpa melakukan pertimbangan pikiran. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan standar-standar batin yang terimplemntasi dalam berbagai bentuk kualitas diri (Suprayitno dan Wahyudi, 2020:64).

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa karakter merupan nilai atau sifat dan ahlak yang terdapat pada masing- masing orang yang dikendalikan oleh alam bawasadar kita. Karakter juga tumbuh mulai dari sejak kecil dan dibentuk dengan apa yang pernah kita lihat dan rasakan.

4. Anak Usia Dini

Di Indonesia, anak usia dini adalah anak dalam kategori umur kronologis dari 0-6 tahun. Hal itu dapat dilihat dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal angka yang menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan pendidikan lebih lanjut. Berangkat dari landasan yuridis tersebut di atas, maka

(29)

12

pelaksanaan pendidikan pra-sekolah KB, TPA, dan PAUD sejenis) diperuntukkan bagi anak (Khomaeny, 2019: 31).

Kajian tentang anak usia dini secara intens baru dilakukan sejak abad 18 Jika dilihat dari sudut pandang ini maka boleh dibilang kajian keilmuan pendidikan AUD masih terbilang baru. Walaupun demikian tokoh Aris Toteles yang merupakan filsuf yunani kuno SM memiliki konsep tentang AUD. Aris Toteles mengatakan anak umur 0-7 tahun adalah usia bermain.

Bermain bagi anak usia dini merupakan aktivitas utama. Mulai saat terbangung dari tidur hingga tidur kembali, yang dilakukan oleh anak adalah bermain. Bermain anak lakukan termaksud aktivitas utama seperti saat mandi anak sambil bermain air, bermain bebek-bebekan, sambil mengucek air, pada saat makan juga sambil bermain, padasaat bersama dengan orang lain atau bahkan saat sendiri anak melakukan kativitas bermain (Hamzah 2015: 6).

Pengertian anak berdasarkan dimensi usia kronologis sebagaimana dikemukakan National Association for The Education for Young Childen (NAEYC) bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun, tercakup dalam program pendidikan di taman penitipan anak, pada keluarga, pendidikan pra sekolah baik swasta maupun negeri, TK dan SD ( Siti Aisyah, 2008:13).

Usia dini merupakan priode awal yang paling penting dan mendasar sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan selanjutnya sampai priode akhir perkembangan. Salah satu priode yang menjadi penciri anak usia dini adalah priode keemasan.Banyak konsep dan fakta yang ditemukan memberikan penjelasan priode anak usia dini, yaitu masa semua potensi anak berkembang paling cepat. Menurut para ahli psikologi anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun.

Pada masa ini sering disebut juga sebagai "usia emas" (the golden age).

Pendidikan anak usia dini adalah (PAUD) dapat dipahami bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pemberian pendidikan pada anak usia 0-6 tahun agar dapat mengembangkan potensi-potensi pada diri

(30)

13

anak, karena seorang anak diibaratkan seperti kertas putih yang kosong dan lingkungan pendidikanlah yang akan memberikan warna-warna serta goresan-goresan tinta pada kertas tersebut (Agusniatih, 2019:14).

Hakikat anak usia dini merupakan masa peka dalam berbagai aspek perkembangan yaitu masa awal perkembangan kemampuan fisik motorik, bahasa, sosial emosional, serta kognitif. (Pebriana, 2017: 4). Pada masa ini anak paling peka dan pontensial untuk mempelajari sesuatu, rasa ingin tahu anak sangat besar. Oleh karena itu, pendidikan bagi anak usia dini harus diberikan secara stimultan, serta senantiasa menampilkan keteladanan yang baik. Secara stimultan dan berbasis keteladanan yang baik karena anak usia dini merupakan seorang imitator ulung. Apabila guru atau orang tua tidak menampilkan sikap dan prilaku yang baik, hal itu pula yang akan diikuti dan dilakukan oleh anak. Begitu juga dengan pendekatan dan mekanisme yang simultan harus diberikan kepada anak.

Hal ini karena berhubungan dengan pembiasaan. Dengan kata lain, jika anak usia dini sejak awal diberikan dan diajarkan tentang pembiasaan yang baik, sikap itu pula yang melekat dalam diri anak usia dini. (Fakruddin, 2018: 10).

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun dimana pada usia ini perkembangan dan pertumbuhan anak lebih cepat meningkat. Usia ini juga anak lebih cepat menangkap apa yang dilakukan oleh orang dewasa.

5. Metode

Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti "melalui" dan hodos berarti "jalan" atau "cara". Dalam Kamus Besar Bahasa indonesia disebutkan bahwa "metode" adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian, maka metode merupakan sebuah jalan yang hendak ditempuh oleh seseorang supaya sampai kepada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan perusahaan atau perniagaan maupun dalam kupasan ilmu pengetahuan, dan lainnya.

(31)

14

Metode adalah suatu cara kerja yang sistematis dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan yang bermula dari pertanyaan "bagaimana".

Menurut Sanjaya metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode pengajaran secara umum meliputi keseluruhan cara atau teknik dalam menyajikan bahan pelajaran kepada siswa serta bagaimana siswa diperlakukan selama pembelajaran tersebut oleh karena itu, metode mengajar bukan hanya terkait dengan diskusi tentang apakah pelajaran perlu diberikan secara keseluruhan atau sebagian namun juga berhubungan secara langsung dengan memperlakukan anak sesuai dengan waktu yang diatur ( Akbar, 2020: 18-19).

Metode merupakan suatu alat dalam pelaksanaan pendidikan, yakni yang digunakan dalam penyampaian materi tersebut. Materi pembelajaran yang mudahpun kadang-kadang sulit berkembang dan diterima oleh peserta didik, karena cara atau metode yang digunakannya kurang tepat.

Namun, sebaliknya suatu pelajaran yang sulit akan mudah diterima oleh peserta didik, karena penyampaian metode yang digunakan mudah dipahami, tepat dan menarik (Maesaroh, 2013:155).

Metode adalah cara yang dilakukan oleh seseorang pendidik atau guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik , agar anak lebih mudah untuk memahami apa yang disampaikan sehingga tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan (Harianto, 2020: 22).

Terdapat beberapa kriteria yang harus menjadi pertimbangan guru dalam memilih metode pembelajaran, yaitu karakteristik tujuan pembelajaran. Indikatornya apakah untuk perkembangan aspek kognitif, aspek efektif, atau fisikomotor pembelajaran itu bertujuan untuk mengembangkan doimain fisik-motorik, sosial- emosional, bahasa dan estetika (Fitri, 2020: 111).

Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih berdasarkan stategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode

(32)

15

merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Setiap guru akan menggunakan metode sesuai gaya melakan kegiatan. Namun yang harus diingat taman kanak-kanak mempunyai cara yang khas. Oleh karena itu ada metode-metode lain yanglebih sesuai bagi anak TK dibandingkan dengan metode-metode lainnya. Misalnya guru TK jarang sekali menggunakan metode ceramah, orang akan segera menyadari bahwa metode ceramah tidak berdaya guna bagi anak TK. Metode-metode yang memungkinkan anak satu dengan anak lain berhubungan akan lebih memenuhi kebutuhan dan minat anak.

Melalui kedekatan hubungan guru dan anak, guru akan dapat mengembangkan kekeuatan pendidik yang sangat penting (Moeslichatoen, 2004:7).

a. Macam-Macam Metode Pembelajaran

Harianto dan Husin (2020:23). Menjelaskan macam-macam metode pembelajaran anak usia dini sebagai berikut:

1. Metode Becerita

Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan penyampaian cerita atau memberi penjelasan tentangsuatu cerita kepada anak secara lisan.

2. Metode Bercakap-Cakap

Metode bercakap-cakap berupa kegiatan bercakap-cakap atau bertanya jawab antara anak dengan guru atau antara anak dengan anak.

3. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab dilaksanakan dengan cara mengajukan pertanyaan tertentu kepada anak.

4. Metode Karyawisata

Metode dengan mengajak anak mengunjungi obyek-obyek yang sesuai dengan tema.

5. Metode Demonstrasi

(33)

16

Metode demonstrasi adalah metode yang dilakukan dengan cara menunjukkan cara atau memperagakan suatu cara atau suatu keterampilan.

6. Metode Sosiodrama atau Bermain Peran

Metode sosiodrama adalah cara memberikan pengalam kepada anak melalui bermain peran.

7. Metode Eksprimen

Metode eksprimen adalah cara memberikan pengalaman kepada anak dimana anak memberikan perlakukan terhadap sesuatu dan mengamati akibatnya.

8. Metode Proyek

Metode proyek adalah cara memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan alam sekitar dan kegiatan sehari-hari sebagai bahan pembahasan melalui berbagai kegiatan.

9. Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas yang disiapkan oleh guru.

Dari beberapa penjelasan diatas tentang metode Maka dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang digunakan seseorang dalam melakukan atau menyampaikan sesuatu dengan tujuan tertentu sehingga dapat tercapainya suatu pembelajaran yang diiginkan.

6. Bercerita

Bercerita adalah suatu ungkapan atau ulasan anak sehingga membentuk suatu kalimat berurutan, serta bercerita merupakan suatu stimulan yang dapat membangkitkan anak terlibat secara mental (Rahmah dalam rosada, 2018:133).

Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat peraga atau tanpa alat peraga tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan atau hanya sebuah dongeng yang dikemas dalam bentuk cerita yang dapat didengarkan dengan rasa

(34)

17

menyenangkan, dengan bercerita diharapkan dapat memberikan informasi atau pemgetahuan baru bagi pendengar (Yusra, 2019: 147-148).

Bercerita adalah metode komunikasi universal yang sangat berpengaruh kepada jiwa manusia. Bahkan dalam Al-kitab pun ditemukan cerita tentang kehidupan manusia. Allah mengajar manusia untuk hidup benar sesuai kehendak Allah, dengan cara mengetahui, merenung, menghayati dan melakukan pesan moral dan spritual yang terdapat dalam Al-kitab (Ronda, 2015: 137).

Metode bercerita adalah penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dal bentuk cerita dari guru kepada anak didik.

Mrtpde bercerita merupaka salah satu pemberian pengalam belajar bagi anak Tempat Penitipan Anak, Taman Kanak-kanak atau Raudatul Afhfal, Bustanul Athfal, Kelompok Bermain dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang digunakan harus menarik dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak. Usahakan ketika bercerita guru harus mampu menguasai kelas (Ridwan Dkk, 2021:31).

Metode bercerita adalah suatu cara mengajar dengan bercerita atau menyampaikan suatu kisah atau peristiwa yang sangat penting bagi peserta didik untuk dipetik hikmahnya atau peserta didikan dari cerita tersebut. Pada hakikatnya metode bercerita sama dengan metode berceramah, karena informasi disampaikan melalui peraturan atau penjelasan lisan dari seseorang kepada orang lain (Lufri, Dkk, 2020: 61).

Metode cerita adalah metode berkomunikasi universal yang sangat mempengaruhi jiwa manusia, suatu proses kreatif bagi guru untuk menyampaikan pesan moral yang dapat ditiru dan ditinggalkan. Contoh cerita yang dapat dijadikan untuk menyampaikan pesan moral, minsalnya cerita tentang “ persahabatan kera dan kodok” cerita ini mengandung pesan moral tentang kepedulian, persahabatan, kasih sayang, keadilan dan kejujuran. Dari sebuah cerita dapat mengambil pelajaran yang sangat beharga baik yang boleh ditiru maupun yang tidak boleh ditiru. Banyak

(35)

18

cerita yang dapat dijadikan alat untuk mencapai tujuan pendidikan karakter.

Cerita atau dongeng adalah guru yang bijak, yang dapat menjadi jembatan komunikasi yang efektif dalam menyampaikan pengajaran kepada anak- anak (Garnika, 2020: 9-10).

(Widayati, Harits, 2020:11) Cerita anak memiliki bentuk dan jenis yang beragam menyesesuaikan dengan perkembangan zaman. Jika melihat dari sisi perkembangan maka jenis cerita anak dapat dikatagorikan menjadi 2 jenis , diantaranya sebagai berikut:

1. Sastra anak tradisional, yang termaksud jenis katagori ini adalah bentuk- bentuk cerita seperti mitos, legenda,epic, dongeng, dan fable.

2. Sastra anak modern. Jenis ini mengacu pada cerita-cerita anak yang berkembang saat ini, minsalnya fantasi, science fiction/fiksi sains, buku bergambar, dan buku wordless.

Dalam program pembelajaran pada Taman Kanak-Kanak, cerita dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:

1. Cerita untuk kegiatan inti.

2. Cerita untuk kegiatan pembuka.

3. Cerita untuk kegiatan penutup.

Adapun tujuan cerita adalah 1. Mengkomunikasi nilai budaya.

2. Mengkomunikasikan nilai sosial.

3. Mengkomunikasikan nilai keagamaan.

4. Menanamkan etos kerja, etos waktu dan etos alam.

5. Membantu mengembangkan fantasi anak.

6. Membantu mengembangkan dimensi kognitif anak.

7. Mengembangkan dimensi bahasa anak.

Kelebihan Metode Bercerita

1. Guru dapat menguasai kelas bila penyampaian cerita menarik.

2. Guru dapat meningkatkan konsentrasi peserta didik dalam waktu relatif lama.

3. Dapat mengembangkan daya imajinasi dan emosi peserta didik.

(36)

19

4. Guru dapat menyempaikan pesan pendidikan atau moral bagipeserta didik.

5. Dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah yang banyak bila suara guru cukup memadai.

6. Metode ini baik untuk intermezo atau sebagai variasi dalam pembelajaran.

Kekurangan Metode Bercerita

1. Sering peserta didik terbuai dengan jalannya cerita sehingga tidak dapat menngambil intisarinya apalagi tidak disimpulkan diakhir cerita.

2. Hanya guru yang pandai bermain kata-kata atau kalimat.

3. Menyebabkan peserta didik pasif, karena guru yang aktif. Peseta didik cenderung hapal isi cerita dari pada sari cerita atau pesan yang terkandung dalam cerita.

Sari (2019: 6) Sebelum bercerita, pendidik hars memahami terlebih dahulu tentang cerita apa yang hendak disampaikan, tentu saja disesuaikan dengan karakteristik anak-anak usia dini. Agar dapat bercerita dengan tepat, pendidik harus mempertimbangkan materi ceritanya. Berikut ini jabaran ketentuan memilih cerita.

1. Pemilihan tema

Anak-anak menyukai hal-hal yang fantastic, aneh dan hal yang membuat imajinasi “menari-nari”. Bagi anak-anak hal yang menarik berbeda pada setiap tingkat usia, minsalnya:

a. Anak sampai usia 4 tahun menyukai dongeng fabel dan horor, seperti Belalang Ingin Pulang, Katak yang Berhati Tulus, Si Kecil Mungil, Ulat Bulu dan Lebah Madu, Rakasasa yang Suka Marah, dan sebagainya.

b. Anak usia 4-8 tahun menyukai dongeng jenaka, tokoh pahlawan atau hero da kisah tentang kecerdikan, seperti: Jembatan Waktu, Alina Si Pemberani, Dino Gendut Sahabatku, Gua Kecil di Tengah Hutan, dan sebagainya.

(37)

20

c. Anak usia 8-12 tahun menyukai dongeng pertualangan fantastic rasional(sage), seperti: Bob si Jago Skate Boart, Nona dan Noni, Bola Kulit Milik Adi, dan sebagaintya.

2. Waktu penyajian

a. Sampai usia 4 tahun cerita hingga 7 menit.

b. Usia 4-8 tahun, waktu cerita hingga 10-15 menit.

c. Usia 8-12 tahun, waktu cerita hingga 25 menit.

3. Suasana/ tempat (situasi dan kondisi)

Suasana disesuaikan dengan cara atau peristiwa yang sedang atau akan berlangsung, seperti acara kegiatan keagamaan, hari besar nasioanl, ulang tahun, pisah sambut anak didik, peluncuran produk, pengenalan profesi, program sosial dan lain-lainnya akan berbeda materi dan jenis ceritanya.

Bercerita juga dapat menanamkan nilai karakter baik pada diri anak, tergantung pada cerita yang dipilih. Cerita kelinci yang sombong dan kura- kura yang suka menolong cocok disuguhkan pada anak usia dini. Sebab pikiran anak akan terbuka, bagaimana kura-kura yang jalnnya lambat itu berlomba lari dengan kelinci yang jalnnya melompat-lompat dengan cepat (khadijah dkk, 2021:29).

Jadi dapat disimpulkan bercerita adalah cara penyampaian guru yang berbeda dengan tujuan tertentu. Karna bercerita menurut anak usia dini sangat menarik apalagi jikalau penyampaiannya menggunakan alat peraga atau buku bergambar. Disini peneliti akan menggunakan cerita berbasis tematik anak-anak yang akan dijelaskan dalam kehidupan nyata anak dan anak dapat mengaplikasikannya secara langsung.

B. Studi Relevan

Berikut ini dijelaskan penelitian yang relevan atau yang sama dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Oleh sebab itu ada 2 studi yang dikemukakan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Skripsi oleh Triyanti (2020): Upaya Meningkatkan Moral dan Agama Melalui Metode Bercerita Ditaman Kanak-Kanak Para Bintang

(38)

21

Kecamatan Alam Berajo Kota Jambi, berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan bahwa penerapan metode bercerita dapat meningkatkan nilai moral dan agama pada anak TK di Taman Kanak-kanak Para Bintang Kecamatan Alam Berajo Kota Jambi.

2. Skripsi oleh Delfi Eliza (2017): Pengembangan Model Pembelajaran Karakter Berbasis Cerita Tradisional Minangkabau untuk Anak Usia Dini. Penelitian ini adalah pengembangan model pembelajaran yang berbasis cerita tradisional mingangkabau sebagai kearifan lokal untuk pengembangan karakter anak usia 5-6 tahun.

3. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini oleh Sandy Rahmadhani Dkk, (2019):

Penanaman Nilai-Nilai Karakter Melalui Kegiatan Storytelling Dengan Menggunakan Cerita Rakyat Sesak Pada Anak Usia Dini. Kegiatan tanam moral melalui kegiatan story telling dilakukan menggunakan cerita rakyat sesak untuk menanamkan nilai-nilai karakter anak di TK Ummi Adniyah NW Sekarteja dari proses penerapan metode mendongeng dalam menanamkan nilai-nilai karakter, bercerita memberikan pengalaman untuk anak-anak dalam proses pembelajaran. Kegiatan mendongeng mendukung pemahaman anak-anak dan sangat penting dalam perkembangan bahasa anak-anak.

C. Kerangka Berpikir

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang mana sebelum melakukan penelitian peneliti melalukan observasi terlebih dahulu dan kemudian mengambil dokumentasi yang ada disekolah tersebut. Pada pertemuan pertama terdapat 9 anak yang nilai karakternya masih rendah.

Perkembangan karakter anak akan berkembangan apabila seorang memberikan stimulus yang mampu di terima anak. Anak lebih menyukai hal yang untuk dan menarik, maka peneliti menggunakan metode bercerita dalam menggembangkan nilai-nilai karakter yang terdapat dalam diri anak.

Kegiatan Bercerita disini mampu mengembangkan beberapa nilai-nilai karakter anak diantaranya adalah cinta kepada tuhan dan segenapnya,

(39)

22

kemandirian dan tanggung jawab, kejujuran, hormat dan santun, dermawan, suka menolong, percaya diri, adil dan rendah hati.

Maka dengan ini dapat dilihat dalam kerangka berfikir yang dipaparkan di bawah ini:

Gambar 2.1 kerangka berfikir tindakan kelas

Kondisi awal Nilai-nilai karakter anak belum berkembang

Diberikan tindakan dengan menggunakan metode bercerita

Kondisi akhir Nilai-nilai karakter anak berkembang

(40)

23 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut (Kardiawarman, 2007). Dengan penelitian pengembangan nilai-nilai karakter anak usia dini melalui metode bercerita.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan disini adalah desain model PTK menurut Mc. Taggart dan Kemmis. Mana desain penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu: (1) rencana, (2) pelaksanaan, (3) tindakan, dan (4) refleksi. Desain ini dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

Gambar 3.1 Desain PTK Model Spiral Refleksi Kemmis dan Mc Taggart C. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelompok B Taman Kanak-Kanak Mutiara Ibu Desa Jelutih Kecamatan Batin XXIV Kabuapten Batanghari.Alasan pemilihan lokasi tersebut juga didasarkan beberapa pertimbangan, yaitu,

(41)

24

1. Keterjangkuan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dari segi tenaga maupun efesiensi waktu.Situasi sosial: Sebelum mendapat izin formal, untuk memasuki lokasi tersebut peneliti telah mengadakan komunikasi informal dengan pihak sekolah sehingga mendapat izin secara informal.

2. Waktu Penelitian: Penelitian akan dilaksanakan selama tiga bulan sejak bulan februari-april 2021.

2. Subjek Penelitian

Adapun subjek penelitian disini adalah anak usia dini umur 5-6 di Kelompok B Taman Kanak-Kanak Mutiara Ibu Desa Jelutih Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari. subjek penelitian lain adalah guru dan peneliti sendiri. Adapun anak yang akan menjadi subjek penelitian berjumlah 15 orang terdiri dari 7 perempuan dan 8 laki-laki.

D. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data yang diambil adalah:

a. Data Primer adalah data diproleh dari guru dan siswa yang dijadikan objek penelitian. Data primer adalah data yang didapat langsung dan lapangan atau laboratorium, dikumpulkan, diolah oleh organisasi atau perorangan.

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh suatu organisasi perorangan dari pihak lain. Data ini tidak langsung diperoleh Data ini diperoleh dari bacaan, baik koran, majalah atau melalui perpustakaan.

Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah:

1) Berupa manusia meliputi kepala sekolah, guru dan anak-anak.

2) Berupa situasi meliputinilai-nilai karakter prilaku sikap disiplin, tanggung jawab, sopan dan santun anak.

3) Berupa dokumentasi meliputi gambar kativitas anak.

E. Presedur Umum Penelitian 1. Pra Tindakan

Sebelum melakukan tindakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran di Kelompok B

(42)

25

Taman Kanak-Kanak Mutiara Ibu Mutiara Ibu Desa Jelutih Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap permasalahan yang muncul. Posisi peneliti dalam penelitian ini sebagai orang yang aktif, dimana keikut sertaan sangat berperan aktif sebagai pengamat, kemudian hasil pengamatan tersebut dievaluasi serta hasil pengamatan dan refleksi digunakan sebagai bahan evaluasi selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan peneliti diantaranya melakukan berbagai persiapan prapenelitian seperti membuat surat perizinan penelitian, menentukan waktu penelitian dan menentukan subjek penelitian.

Penelitian ini dilakukan observasi dikelompok B Taman Kanak-Kanak Mutiara Ibu yang berjumlah 15 orang anak yang terdiri 7 perempuan 8 laki- laki. Menurut hasil lapangan yang didapatkan melalui observasi atau pengamatan secara langsung. Pada observasi ini peneliti menemukan ada 3 anak yang tidak mau membereskan mainannya ketika selesai bermain, 2 anak tidak meletakkan buku pada tempatnya, 2 berbicara ketika makan dan 2 tidak mengucapkan salam kepada guru ketika datang dan pulang sekolah.

Hal ini disebabkan kurang pedulinya anak terhadap masa lingkungan, teman sebaya, mentaati aturan,dan merespon secara wajar. Oleh sebab itu, peneliti menggunakan metode bercerita untuk pengembangan nilai-nilai karakter pada anak usia dini di Kelompok B Taman Kanak-Kanak Mutiara Ibu Desa Jelutih Kecamatan Batin XIIV Kabupaten Batanghari.

2. Siklus I

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan siklus I yang terdiri dari empat kegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaan (tindakan), pengamatan, dan refleksi.

1. Perencanaan

a) Membuat rencana program pembelajaran Harian (RPPH).

b) Meminta anak duduk dengan rapi sebelum memulai pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita.

c) mempersiapkan alat-alat pendukung yang diperlukan sebelum bercerita seperti buku cerita bergambar.

(43)

26

d) Melaksanakan kegiatan inti sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disipkan di RPPH guru atau peneliti.

e) Lembar observasi aktivitas anak setiap siklus.

f) lembar observasi pelaksanaan pembelajaran.

g) Membuat evaluasi pencapaian anak setiap siklus.

2. Tindakan

a) Membuat suasana belajar sebaik mungkin dan menyenangkan bagi anak.

b) Melaksanakan kegiatan belajar sesuai RPPH yang telah dibuat.

c) Mempersiapkan buku cerita bergambar d) Melakukan evaluasi.

e) Menganalisis hasil evaluasi.

f) Merefleksi pelaksaan tindakan untuk menentukan perbaikan pada kegiatan pembelajaran pada siklus berikutnya.

3. Pengamatan (Observasi)

Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena- fenomena yang dijadikan objek pengamatan.

4. Refleksi

Yang dimaksud dengan refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi.

3. Siklus II

Pelaksanaan PTK dimulai dari siklus II yang terdiri dari empat kegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaan(tindakan) pengamatan dan refleksi.

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini yaitu:

a) Membuat perencanaan pembelajaran.

b) Mengucapkan salam kepada guru ketika datang dan pulang sekolah.

(44)

27

c) Mempersiapkan bahan-bahan pendukung yang diperlukan. Seperti, buku cerita bergambar dan berbagai macam alat permainan.

d) Membuat lembar observasi siswa.

e) Mendesain cerita berupa pertanyaan dan Tanya jawab.

f) Membuat lembar kerja sesuai gambar yang diceritakan.

2. Tindakan

Tindakan yang dilakukan peneliti meliputi:

a) Membuat suasana belajar sebaik mungkin.

b) Membuat ice breaking untuk melatih konsentrasi anak.

c) Memberikan motivasi dan semangat anak untuk belajar.

d) Melaksanakan kegiatan inti sesuai dengan RPPH.

e) Melakukan evaluasi.

f) Menganalisis hasil evaluasi.

g) Merefleksikan pelaksanaan tindakan untuk menentukan perbaikan pada siklus berikutnya.

3. Pengamatan

Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan objek pengamatan.

4. Refleksi

Dari data yang diperoleh baik dari aktivitas anak maupun hasil belajar, akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan data pada penilaian masing-masing siklus. Analisis ini merupakan kegiatan refleksi untuk menentukan apakah tindakan yang dilakukan sudah sesuai harapan atau masih perlu diperbaiki pada siklus berikutnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi

1. Wawancara (interview)

(45)

28

(Aesyad& Soeratno, 1988:86) Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung (komunikasi langsung) dengan responden.

2. Observasi

Secara mudah observasi sering disebut juga sebagai metode pengamatan. Ringkasan metode observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan secara cermat dan sistematik.

3. Dokumentasi

(Wiratna Sujarweni, 2019:33) dokumentasi metode pengumpulan data sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan dan berbentuk dokumentasi.

b. Defenisi Konseptual dan Defenisi Operasional 1) Defenisi Konseptual

Defenisi konseptual adalah unsur yang menjelaskan tentang karakteristik sesuatu masalah yang hendak diteliti. Mengembagkan nilai-nilai karakter pada anak usia dini tidak lepas dari pengaruh kebiasaan. pengembangan nilai-nilai karakter yang dimkasud penelitian adalah melatih anak agar terbiasa dengan kebiasaan yang baik yaitu: Membersihkan permainan yang selesai dimainkan, Membersihkan makanan yang tumpah saat makan, Meletakkan buku pada rak buku, Mengucapkan terimakasih, Mengucapkan salam kepada guru ketika datang dan pulang sekolah, Mengucapkan permisi ketika lewat didepan orang, Duduk dengan tenang ketika makan, Tidak mengejek orang lain dan Tidak berbicara ketika mengunyah makanan.

Metode bercerita merupakan suatu metode yang dapat mengembangkan nilai-nilai karakter pada anak, dengan metode bercerita anak akan mengetahui bagaimana prilaku yang baik sehingga anak dapat mencontohkannya.

2) Defenisi Operasional

Referensi

Dokumen terkait

Kepada calon peternak dan peternak ayam broiler yang ingin mengusahakan pemeliharaan ayam broiler dengan sistem closed house pada pola kemitraan agar dapat memproduksi

TELEPON 013-3627715 Ahmad Zainal bin Ibrahim SETIAUSAHA Pejabat Pelajaran Daerah Batang. Padang, D/A

Dalam penelitian ini yang termasuk sebagai sumber data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari hasil observasi, dokumentasi, dan hasil wawancara dengan kepala

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubung- an pengetahuan penderita hipertensi dengan pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu (POSBIN- DU) Penyakit Tidak Menular (PTM) di

Sebelum Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Penerima Beasiswa dengan Metode SAW pada SDN Wonoyoso ini di buat, untuk menentukan prioritas siswa yang berhak

Untuk membantu proses seleksi penerimaan visa kitas lansia tersebut, maka dibuat sebuah Sistem Pendukung Keputusan seleksi penerimaan visa kitas lansia tersebut dengan

Rakyat jilid I, II, III, dan IV terbitan Balai Pustaka serta animasinya di Youtube. Tujuan penelitian ini 1) menjabarkan struktur faktual cerita rakyat Nusantara dalam