• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data Industri kayu sekunder

HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Jenis dan Harga Kayu yang Diperdagangkan di Kota Medan

Kondisi hutan di Indonesia saat ini yang kurang produktif sangat mempengaruhi jenis kayu komersial yang beredar dan diperdagangkan dipasaran, salah satunya adalah kota Medan. Menurut Effendi (2001) sampai saat ini hutan alam merupakan bahan baku utama bagi industri perkayuan di Indonesia dan dalam kenyataannya produksi hutan alam Indonesia mengalami penurunan. Hal ini memiliki dampak terhadap pemakaian kayu yang semakin terbatas, apalagi untuk jenis kayu yang berasal dari hutan alam.

Kayu Komersial yang Diperdagangkan

Pemanfaatan kayu – kayu berkualitas tinggi seperti ulin, merbau, meranti, damar sangat sedikit dan terbatas, Hal ini diakibatkan oleh harga kayu – kayu tersebut cukup mahal dan stok kayu yang sedikit bahkan tidak ada lagi disuplai dari hutan. Jenis – jenis kayu yang ada di perusahaan dagang/panglong hanya terdiri beberapa jenis kayu saja, jenis kayu yang dulunya tidak begitu komersial saat ini banyak ditemukan dipasaran dan digunakan sebagai konstruksi bangunan serta keperluan lainnya.

Adapun jenis kayu tersebut adalah Kayu buah – buahan serta kayu hutan lainnya yang kurang awet serta beberapa jenis kayu dengan kelas kuat I – II. Kayu – kayu yang beredar dipasaran dibagi kedalam 5 kelas, yaitu (Lihat Tabel 7) :

1. Sembarang Keras (SK) Kampung, merupakan jenis kayu yang berasal dari perkampungan penduduk baik itu yang tumbuh liar/alami maupun tanaman yang dibudidayakan seperti pohon

buah – buahan, seperti durian (Durio zibethinus), nangka (Artocarpus integra), Rambutan (Nephelium lappaecum).

2. Sembarang Keras (SK) Hutan, Jenis kayu campuran yang berasal dari hutan yang tumbuh secara alami dan bukan merupakan jenis tanaman yang sering dibudidayakan. Kayu SK Hutan adalah jenis kayu yang dulunya kurang komersial danjarang digunakan namun saat ini kayu tersebut sudah banyak dimanfaatkan karena stok kayu dari hutan alam terbatas. Seperti Ingul/ Surian (Toona sureni Merr), Mersawa (Anisoptera spp), Rengas (Gluta renga L).

3. Kayu Meranti (Shorea spp), Meranti batu (Shorea platyclados), Meranti Gembung (Shorea leprosula Miq) dan Keruing (Dipterocarpus spp)

4. Kayu Damar Laut (Shorea macroptera).

5. Kayu Merbau (Intsia spp), merupakan jenis kayu yang memiliki kualitas terbaik saat ini dan diperdagangkan di panglong. Jenis kayu merbau ini juga memiliki warna lebih gelap jika dibanding dengan jenis kayu lainnya.

6. Kayu lain, jenis kayu diluar dari jenis –jenis kayu yang ada diatas seperti kelapa (Cocos nucifera). Batang kelapa yang mayoritas dalam bentuk papan dan broti.

Banyak jenis kayu komersial yang disebutkan oleh Martawijaya, et. al. (1981) dalam Atlas Kayu Indonesia tidak ditemukan atau diperdagangkan lagi, diantaranya adalah jenis kayu Sungkai (Peronema canescens Jack), Eboni (Diospyros celebica Back) yang merupakan jenis kayu kelas kuat I – II.

Tingkat Harga

Harga merupakan nilai jual kayu yang dinilai dengan mata uang per satuan tertentu. Industri kayu sekunder/panglong kota Medan menjual kayu untuk produk papan, broti, balok dengan satuan ton dimana Zainal (2006) menyebutkan bahwa isi satu ton adalah 7200 inch kubik. 1 ton juga dikonversi ke meter kubik adalah sebesar 1,416 m3, namun lazimnya 1 ton kayu dikatakan sebesar 450 inch untuk ukuran kayu yang memiliki panjang 16 kaki (30,48 cm), ini di dapat dari 7200 : 16 = 450 inch. Hal ini berlaku untuk papan, broti yang memiliki ukuran panjang 16 kaki. Harga kayu juga dikonversi ke inch, sehingga setiap produk kayu seperti papan atau balok memiliki harga per inch. jenis kayu merupakan salah satu faktor dominan yang mempengaruhi harga jual produknya.

Contoh : untuk broti ukuran 2 inch x 3 inch x 16 kaki.

Jadi banyak broti untuk 1 ton adalah 450 inch : (2 x 3) inch = 75 batang Demikian juga dengan harganya, misalkan saja harga kayu meranti Rp.6.000.000,- maka harga kayu meranti per inch adalah

Rp.6.000.000,- : 450 = Rp. 13.300,-

Madura (2001) menyatakan bahwa penentuan harga dapat didasarkan suply persediaan bahan baku dan berdasarkan harga pesaing. Harga kayu yang tinggi dipengaruhi oleh stok atau persediaan kayu yang sulit didapat. Hal ini menciptakan harga kayu yang beredar dan diperdagangkan di kota Medan pada saat inicukup mahal jika dibandingkan puluhan tahun lalu.

Jenis kayu komersial yang diperdagangkan di panglong kota Medan (Dapat dilihat dalam tabel 7) dengan harga yang tertinggi adalah jenis kayu merbau (Intsia spp) yang mencapai harga rata - rata Rp 12. 000.0000 per tonnya,

Kayu Damar laut (Shorea macroptera) Rp. 9.000.000, Meranti ( Shorea. Spp) Rp.6.000.000, Sembarang Keras (SK) Hutan Rp. 4.250.000, dan kayu Sembarang Keras (SK) Kampung Rp. 3. 850.000, merupakan jenis kayu yang memiliki harga paling kecil dan stok yang lebih banyak.

Menurut Martawijaya, et. al. (1981) kayu merbau merupakan kayu yang berkualitas baik dengan berat jenis 0,84 dan kelas kuat I – II. Sedangkan kayu SK kampung seperti kemiri (Aleuritus mollucana) hanya memiliki berat jenis 0,57 – 0,61 berada pada kelas kuat III – II dan kayu SK hutan seperti rengas (Gluta rengas L) memiliki berat jenis 0,66 – 0, 69 berada pada kelas kuat II.

Kelas kuat kayu diklasifikasikan berdasarakan oleh Berat Jenis yang dimiliki oleh suatu kayu. Kekuatan kayu dipengaruhi oleh berat jenis kayu itu sendiri. Berat jenis berbanding lurus dengan dengan kekuatan kayu (Yap , 1964).

Wiryomartono (1976) menyebutkan bahwa Jenis kayu seperti merbau termasuk jenis kayu yang diperuntukkan untuk keperluan – keperluan konstruksi berat, tidak terlindung dan terkena tanah lembab sedangkan jenis kayu seperti meranti dan suren merupakan kayu untuk keperluan konstruksi – konstruksi ringan yang terlindung. Tingkat harga kayu yang beredar di kota Medan digambarkan dalam Tabel 7 dan Gambar 5 berikut dibawah ini.

Harga rata - rata kayu komersial per Ton pada industri kayu sekunder panglong di kota Medan

3,85 4,25 6 9 12 0,8 0 2 4 6 8 10 12 14 SK Kampung

SK Hutan Meranti Damar laut Merbau Kelapa

J ut a R upi a h

Harga (Juta Rupiah)

Gambar 5. Grafik Harga Rata – Rata Kayu Komersial pada Industri Kayu Sekunder Panglong di Kota Medan

Tabel 7. Daftar Jenis dan Harga Rata – Rata Kayu Komersial di Panglong Kota Medan

Jenis Kayu Komersial Harga (Rupiah)/ ton

Minimum Maximum Rata – rata Rata – rata m3 Sembarang Keras (SK) Kampung

Durian (Durio zibethinus) Nangka ( Artocarpus integra) Manggis (Garcinia mangostana) Jengkol (Phitecollium labatum) Petai (Parkia speciosa Hassk) Duku (Lansium domesticum) Kemiri (Aleurites molluccana ) Rambutan (Nephelium

lappaecum)

Rp. 3.600.000,- Rp. 4.000.000,- Rp. 3. 850.000,- Rp. 5.451.600,-

Sembarang Keras (SK) Hutan

Rengas (Gluta renga L) Pualang/Cengal (Hopea sangal ) Mayang/ Nyatoh (Ganua spp) Sampinur (Dacrydium junghunii) Ingul/ Suren (Toona sureni Merr) Bintangur (Callophillum spp) Mersawa (Anisoptera spp)

Rp. 4.000.000,- Rp. 4.500.000,- Rp. 4.250.000,- Rp. 6.018.000,-

Meranti ( Shorea. Spp)

Meranti batu (Shorea platyclados) Meranti gembung (Shorea

leprosula Miq)

Keruing (Dipterocapus spp)

Rp. 6.000.000,- Rp.8.496.000,-

Damar Laut (Shorea macroptera) Rp. 8.000.000,- Rp.10.000.000,- Rp. 9.000.000,- Rp. 12.744.000,-

Merbau (Intsia spp) Rp. 11.000.000,- Rp.13.000.000,- Rp.12.000. 000,- Rp.16.992.000,-

Kayu lain

Penyediaan Jenis Kayu Komersial di Panglong

Berat jenis kayu mempengaruhi kekuatan kayu yang juga mempengaruhi tingkat harga kayu tersebut. Kayu SK hutan dan SK kampung yang memiliki BJ yang lebih kecil hanya dapat dipergunakan untuk keperluan konstruksi ringan dan berbagai keperluan lainnya, kini kuantitasnya atau stok kayunya lebih banyak dari jenis kayu yang memiliki berat jenis yang lebih tinggi. Hal ini mempengaruhi tingkat harga kayu yang beredar. Jenis kayu seperti merbau, damar, meranti yang memiliki BJ tinggi dengan stok lebih sedikit berada pada tingkat harga yang tinggi.

Sifat fisis kayu seperti berat jenis dan kerapatan kayu dapat diperbaiki melalui proses pemadatan. Menurut Rilatupa, et. al. (2004) akibat proses pemadatan rata – rata berat jenis papan damar meningkat dari 0,41 menjadi 0,80 sedangkan kerapatannya meningkat dari 0,46 gr/ cm3 menjadi 0,83 gr/cm3. Hal ini menunjukkan bahwa jenis kayu lain seperti SK kampung maupun SK hutan dapat dijadikan sebagai kayu untuk keperluan yang lebih kuat melalui proses pemadatan. Tingkat penyediaan jenis kayu komersial yang diperdagangkan di kota Medan saat ini digambarkan dalam Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Tingkat Penyediaan Jenis Kayu Komersial di Panglong

Jenis kayu Jumlah Panglong Persentase (%)

SK kampung 36 100

SK Hutan 36 100

Meranti 18 48,65

Damar 8 21,62

Merbau 5 13,51

Jenis kayu lain

Dari panglong yang berada di 21 kecamatan di kota Medan hanya ada beberapa panglong yang menyediakan jenis kayu tertentu, karena tidak semua jenis kayu terdapat pada suatu panglong. Keberadaan jenis kayu yang diperdagangkan di panglong didominasi oleh jenis kayu sembarang keras kampung sebesar 100% dan sembarang keras hutan 100 % yang dimiliki dan diperdagangkan oleh seluruh panglong yang ada di 21 Kecamatan kota Medan.. Jenis kayu yang memiliki kualitas lebih baik, seperti merbau hanya 13,51 % panglong yang menyediakannya, meranti 48,65 %, dan damar laut 21,62 %.

100 100 48,65 21,62 13,51 2,7 0 20 40 60 80 100 Jumlah Panglong (%)

Jenis kayu komersial pada industri kayu sekunder panglong di kota Medan

SK kam pung SK Hutan Meranti Dam ar Merbau Kelapa

Gambar 6. Grafik Jenis Kayu Komersial pada Industri Kayu Sekunder Panglong di Kota Medan

Dokumen terkait