• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis- Jenis Investasi Jangka Panjang a. Saham

Dalam dokumen BAB I KAS (CASH) PENDAHULUAN (Halaman 57-70)

INVESTASI JANGKA PANJANG

E. Jenis- Jenis Investasi Jangka Panjang a. Saham

Sebuah perusahaan juga bisa mendapatkan dana dari para investor dengan mengeluarkan atau menerbitkan saham. Berbeda dengan obligasi, saham adalah sebuah pernyataan dan bukan merupakan surat hutang dan tidak ditebus penerbitnya.

b. Reksa Dana (Mutual Funds)

Para investor dapat melakukan nvestasi namun tidak langsung yakni menggunakan perantaraan perusahaan reksa dana. Dana-dana yang terkumpul dari para investor dalam jumlah yang cukup besar akan meningkatkan posisi tawa-menawar dari perusahaan reksa dana.

c. Investasi Program Pensiun

Perusahaan asuaransi di Indonesi begitu banyak dan sudah menjamur dengan memasarkan dan memperkenalkan produk-produk unggulannya yang dipadukan dengan program investasi dana pensiun. Apabila tiba masa pensiun, investor akan mendapatkan sejumlah dana yang berasal dari hasil pengembangan dari pihak perusahaan asuransi. Namun investasi dan aprogram pensium ini tidak banyak meghasilkan bunga dibanding menabung pada sebuah bank tertentu yang sifat bunganya lebih besar dan tidak menentu dibanding dengan investasi dana pensiun. besar keuntungan dan bunga yang diperoleh tergantung dari besar kecilnya keuntungan yang diperoleh dari perusahaan asuransi.

d. Investasi Emas

Emas yang termasuk dalam logam mulia 99,99% merupakan salah satu logam berharga dan langka yang kehadirannya dapat diterima oleh kalangan umum. Emas yang sifatnya mudah dibentuk dan sering digunakan sebagai perhiasan menjadikan emas sebagai alat investasi yang aman dan menguntungkan.

Dalam keadaan yang tidak menentu, banyak orang beralin investasi ke emas karena emas memiliki nilai jual yang lebih stabil dan dianggap sebagai pengganti mata uang tanpa batasan asset yang penting dan aman kapan saja bisa diuangkan saat dibutuhkan. Nilai tukar US Dollar yang sama dan searah dengan emas, membuat investor beralih investasi ke emas dengan keuntungan yang berlipat apabila harga jual beli emas sedang melonjak naik.

e. Obligasi

Obligasi adalah surat bukti telah memberikan pinjaman kepada pihak yang menerbitkan obligasi dan harus dilunasi pada tanggal jatuh temponya. Adakalanya obligasi juga mempunyai hak atas pembagian keuntungan. Kalau diterima oleh pemegang obligasi yang berbentuk badan, dengan rekarakterisasoi sebagai deviden, bagian keuntungan yang diterima itu tidak dikenakkan pajak. Namun, bagi pembayar bunga yang direkarakterisasi

sebagi deviden itu bukan merupakan biaya pengurang penghasilan. Karena pada saat jatuh temponya, obligasi akan dibayar (kembali) sejumlah nominalnya, agio obligasi merupakan kerugian bagi investor dan sebaliknya disagio merupakan penghasilan.

Hal sebaliknya berlaku untuk perusahaan penerbit obligasi. Dalam praktek akuntansi komersial, dengan adanya agio dan disagio (diskonto) obligasi itu, investor mendapatkan penghasilan bunga efektif yang berbeda dengan tingkat bunga nominal. Perhitungan bunga efektif itu menghendaki adanya amortisasi agio dan disagio sebagai koreksi terhadap nilai buku obligasi. Bertujuan memperoleh bunga tetap setiap tahun selama masa investasi. Penyesuaian Bunga Berjalan & Amortisasi:

• Jurnal penyesuaian terhadap bunga yg belum diterima jika tgl bunga tidak tepat pada tgl akhir periode akuntansi.

• Jurnal penyesuaian terhadap amortisasi agio atau disagio, jika obligasi dibeli dengan harga diatas atau dibawah nilai nominal.

Penjualan Investasi:

• Selisih harga jual dan nilai buku investasi obligasi diakui sbg keuntungan & sebaliknya sbg kerugian.

• Saat penjualan, Kas bertambah sebesar Harga Jual bersih + bunga (bila ada), sedang investasi obligasi berkurang.

f. Investasi dalam Aktiva Lain-lain

Perusahaan dapat melakukan investasi pada aktiva lain-lain, misalnya tanah dan bangunan atau properti. Selain karena ada kelebihan dana, investasi itu dimaksudkan untuk

keperluan ekspansi masa yang akan datang. Penghasilan dari investasi itu pada umumnya merupakan penghasilan kena pajak. Begitu juga dengan keuntungannya apabila investasi itu dijual.

A. Pengertian, Ciri-Ciri dan Tujuan Investasi Jangka Panjang

Utang jangka panjang merupakan utang-utang yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar. Yang termasuk jenis utang jangka panjang, misalnya utang obligasi, wesel jangka panjang, dan lain-lain. Utang jangka panjang biasanya timbul karena adanya kebutuhan dana untuk investasi, seperti pembelian pertambahan aktiva tetap, menaikkan jumlah modal kerja permanen, membeli perusahaan lain atau juga untuk melunasi utang-utang yang lain.

1. Pengertian Obligasi

Menurut Gade dan Khaerul (2000:19), obligasi merupakan suatu janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu (tanggal kupon bunga). Surat obligasi merupakan pengakuan utang pihak yang mengeluarkan (debitur) pada pihak yang membeli (investor) yang menunjukkan jumlah nominal, bunga dan tanggal pembayarannya (tanggal jatuh tempo).

Menurut Warren (2006:174), obligasi (bond) adalah salah satu bentuk dari promes atau wesel berbunga (interest bearing note). Obligasi juga mensyaratkan pembayaran bunga periodik dan jumlah pokok (face value) harus dilunasi pada tanggal jatuh tempo.

Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 859 Tahun 1987, obligasi merupakan surat perjanjian pengakuan utang atas pinjaman yang dilakukan emiten (issuer) kepada masyarakat dengan jangka waktu minimal 3 tahun.

Menurut buku catatan, obligasi adalah surat bukti pengakuan hutang dari pihak yang menerbitkan kepada pembeli/pemilik obligasi yang bersangkutan. Dengan demikian, bagi pihak yang menerbitkan obligasi, obligasi yang telah dikeluarkan (dijual) merupakan hutang sebesar jumlah nominal yang tercantum di dalamnya. Hutang demikian kemudian disebut “pinjaman obligasi”. Dengan kata lain “pinjaman obligasi” adalah pinjaman yang diperoleh dengan cara menerbitkan obligasi. Jatuh tempo pembayaran obligasi biasanya ditetapkan dalam waktu lebih dari 1 tahun, sejak tanggal diterbitkannya. Oleh karena itu, pinjaman obligasi digolongkan dalam hutang jangka panjang.

Penerbitan obligasi biasanya dilakukan jika perusahaan memerlukan dana yang besar yang tidak dapat diperoleh dari 1 (satu) sumber, sementara emisi saham sudah tidak memungkinkan lagi. Obligasi mungkin dijual langsung kepada para penanam modal, dijual melalui lembaga-lembaga keuangan, atau dalam hal obligasi dijamin oleh satu bank, dapat saja obligasi yang diterbitkan seluruhnya dibeli oleh bank penjamin.

2. Ciri-Ciri Obligasi

Menurut Warren (2006:176), sebuah perusahaan yang menerbitkan obligasi harus menandatangani kontrak, yang dikenal sebagai bond indenture atau trust indenture dengan pemegang obligasi. Penerbitan obligasi biasanya dibagi ke dalam sejumlah obligasi individual. Nilai nominal obligasi disebut pokok (principal). Bunga obligasi mungkin

harus dibayarkan secara tahunan, setengah tahunan, atau kuartalan. Sebagian besar obligasi membayar bunga setengah tahunan.

Jika semua obligasi dari satu emisi tanggal jatuh tempo pada saat yang sama, obligasi tersebut disebut obligasi berjangka. Jika obligasi jatuh tempo pada beberapa tanggal yang berbeda, maka disebut sebagai obligasi berseri (serial bond).

Obligasi yang bisa dipertukarkan dengan sekuritas lainnya, seperti saham biasanya, disebut obligasi konvertibel (convertible bond). Jika perusahaan penerbit obligasi memiliki hak untuk menebus atau menarik obligasi sebelum jatuh tempo, maka obligasi tersebut disebut obligasi yang dapat ditarik (callable bond). Obligasi yang diterbitkan atas dasar kredit umum perusahaan dinamakan debenture bond.

3. Tujuan Investasi Jangka Panjang

Suatu perusahaan melakukan investasi jangka panjang tentunya didasarkan pada tujuan tertentu yang kemungkinan berbeda dengan perusahaan lain. Salah satu tujuan investasi adalah untuk mencari keuntungan. Secara umum tujuan investasi memang mencari untung, tetapi bagi perusahaan tertentu kemungkinan ada tujuan utama yang lain selain untuk mencari untung. Dari tulisan para ahli, diperoleh informasi bahwa pada umumnya tujuan investasi adalah sebagai berikut:

a. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti bunga, royalti, deviden, atauuang sewa dan lain-lainnya. b. Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan

ekspansi, kepentingan sosial.

c. Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian ekuitas perusahaan tersebut.

d. Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang dihasilkan.

e. Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis.

B. Perhitungan dan Pencatatan dalam Obligasi Pada Saat : Perolehan dan Penjualan

Obligasi yang dikeluarkan atau dijual dapat dicatat dengan dua cara, yaitu:

1. Hanya mencatat obligasi yang terjual

Dalam cara ini, pengeluaran obligasi akan dicatat apabila obligasi tersebut sudah terjual, sedangkan yang belum terjual tidak akan dicatat.

2. Obligasi yang terjual dan yang belum terjual dicatat.

Pada cara ini obligasi yang belum terjual dicatat dalam perkiraan “obligasi yang belum terjual”. Jika obligasi tersebut telah terjual maka perkiraan “obligasi yang belum terjual” dicatat di kredit.

a. Pencatatan transaksi penerbitan obligasi

Pada saat perusahaan menerbitkan obligasi, ada 2 (dua) cara pencatatan yang dapat diterapkan, yaitu:

 Jumlah obligasi yang diterbitkan tidak dicatatat dalam jurnal. Dengan cara ini hanya obligasi yang dijual yang dicatat dalam buku besar, yaitu dicatat kredit pada akun “pinjaman obligasi” sebesar harga nominalnya, sementara obligasi yang belum dijual (belum beredar), tidak akan terlihat dalam catatan buku besar (dicatat hanya yang terjual).

 Jumlah obligasi yang dicatat dalam jurnal, yaitu dengan mendebet akun “obligasi yang belum beredar” dan mengkredit akun “otorisasi pinjaman obligasi”, masing-masing seharga nominal obligasi yang diterbitkan. Dengan cara ini, obligasi yang sudah diserahkan kepada pembeli, akan tampak disisi kredit akun “obligasi yang belum beredar”.

Pada tanggal 20 Maret 1999, PT. Satria menerbitkan 3.000 lembar obligasi 15% nominal Rp 100.000,- tiap lembar. Obligasi tersebut mulai dikeluarkan tanggal 1 April 1999. Jatuh tempo pembayaran tanggal 1 April 2004, bunga dibayar tiap tanggal 1 April dan 1 Oktober.

Transaksi tersebut dalam kedua cara di atas dicatat sebagai:

Obligasi yang diterbitkan tidak dicatat di jurnal

Obligasi yang diterbitkan dicatat di jurnal

20 Maret tidak ada jurnal. 20 Maret

Obligasi belum beredar Rp Otorisasi pinjaman obligasi Rp

100.000,-b. Pencatatan transaksi penjualan obligasi

Obligasi yang dijual dicatat kredit pada akun pinjaman obligasi atau “obligasi yang belum beredar” sebesar harga nominalnya karena jumlah nominal itulah yang merupakan jumlah hutang yang harus dibayar pada tanggal jatuh tempo pembayaran obligasi. Jika hasil penjualan obligasi lebih besar daripada jumlah nominalnya, selisih yang terjadi dicatat kredit pada akun “agio obligasi” (Premium On Bond), sebaliknya jika hasil penjualan obligasi lebih rendah daripada harga nominalnya, selisih yang terjadi dicatat debet pada akun “disagio obligasi” (Discount On Bond).

Pada bab di muka telah dibahas bahwa dalam jual beli obligasi harus diperhatikan adanya bunga obligasi yang sudah berjalan, yang harus dibayar oleh pihak pembeli. Bagi perusahaan atau badan penerbit obligasi, bunga berjalan yang harus diterima saat penjualan obligasi akan mengurangi beban bunga pada periode yang bersangkutan. Oleh karena itu, dicatat kredit pada akun “beban bunga”.

Ilustrasi:

Misalnya pada tanggal 1 Mei 1999, PT. Satria berhasil menjual 3.000 lembar obligasi 15% nominal Rp 100.000,-/lembar. Pembayaran bunga tiap tanggal 1 April dan 1 Oktobe, kurs 105, provisi dan biaya-biaya Rp. 4.380.000,-.

Perhitungan penjualan dari data pada contoh di atas:

Harga kurs 3.000 x Rp 100.000,- x 105/100 Rp 315.000.000,-Provisi dan lain-lain Rp 4.380.000,

-Hasil penjualan Rp

310.620.000,-Bunga yang sudah berjalan (bulan 1/4 s/d 1/5)

Rp 300.000.000,- x 1/12 x 15% Rp 3.750.000,- + Jumlah yang diterima PT. Satria Rp 314.370.000,

Hasil penjualan obligasi pada contoh di atas daripada harga nominal obligasi yang dijual sehingga timbul agio Rp 310.620.000,- - Rp 300.000.000,- = Rp

10.620.000,-Jurnal yang dibuat PT. Satria sebagai berikut:

Jika jumlah obligasi yang diterbitkan tidak dicatat dalam jurnal

Jika jumlah obligasi yang diterbitkan dicatat dalam jurnal 1 Mei Kas Rp Pinjaman obligasi Rp Agio obligasi Rp Beban bunga Rp 3.750.000,-1 Mei Kas Rp Obligasi belum beredar Rp Agio obligasi Rp Beban bunga Rp

3.750.000,-Dalam hal obligasi dijual dengan kurs dibawah 100, maka akan timbul disagio obligasi.

Ilustrasi:

Misalnya PT. Satria pada contoh dimuka, pada tanggal 1 Mei 1999 menjual dengan kurs 98. Provisi dan biaya lain-lain berjumlah Rp

3.204.000,-Perhitungan penjualan sebagai berikut:

Harga kurs 3.000 x Rp 100.000,- x 98/100 Rp 294.000.000,-Provisi dan lain-lain Rp 3.204.000,

-Hasil penjualan Rp

290.796.000,-Bunga yang sudah berjalan 1 bulan

Rp 300.000.000,- x 1/12 x 15% Rp 3.750.000,- +

294.546.000,-Disagio yang timbul pada transaksi penjualan obligasi di atas adalah sebesar Rp 300.000.000,- - Rp 290.796.000,- = Rp

9.204.000,-Jurnal yang dibuat PT. Satria sebagai berikut:

Jika jumlah obligasi yang diterbitkan tidak dicatat dalam jurnal

Jika jumlah obligasi yang diterbitkan dicatat dalam jurnal 1 Mei Kas Rp 294.546.000,-Disagio obligasi Rp Pinjaman obligasi Rp Beban bunga Rp 3.750.000,-1 Mei Kas Rp 294.546.000,-Disagio obligasi Rp

Obligasi belum beredar Rp Beban bunga Rp

3.750.000,-c. Pencatatan transaksi penjualan obligasi yang dipesan

Dalam hal obligasi dijual dengan dipesan lebih dahulu oleh pembeli, obligasi baru dikeluarkan setelah pembeli melunasi seluruh harga pembeliannya. Oleh karena itu, jumlah obligasi yang dipesan tidak dicatat kredit pada akun “pinjaman obligasi” atau “obligasi belum beredar”, tetapi untuk sementara dicatat kredit pada akun “obligasi yang dipesan”. Setelah pembeli membayar lunas, dari tergantung cara pencatatan yang digunakan. Ilustrasi:

1 Maret 1999, PT. Giri Mukti menerima pesanan 500 lembar obligasi 15% yang diterbitkannya nominal tiap lembar Rp 100.000,-. Pembayaran bunga tiap tanggal 1 Maret dan 1 September. Kurs 105 termasuk provisi dan lain-lain. Sebagai pembayaran pertama, diterima sebesar 60% dan sisanya akan dilunasi tanggal 1 April 1999.

1 April 1999, PT. Giri Mukti menerima pelunasan harga obligasi yang dipesan tanggal 1 Maret 1999. Obligasi yang bersangkutan diserahkan kepada pemesan.

Perhitungan atas transaksi di atas:

Harga obligasi yang dipesan tanggal 1 Maret 1999

52.500.000,-Pembayaran pertama

60% x Rp 52.500.000,- Rp 31.500.000, -Piutang pada pemesan obligasi Rp

21.000.000,-Agio yang timbul dari transaksi di atas adalah sebesar Rp 52.500.000,- - Rp 50.000.000,- = Rp 2.500.000,-. Sementara jumlah yang diterima PT. Giri Mukti pada tanggal 1 April 1999, sebagai pelunasannya obligasi yang dipesan adalah sebesar 40% x Rp 52.500.000,- = Rp 21.000.000,-.

Jurnal untuk mencatat kedua transaksi di atas, sebagai berikut:

Jika jumlah obligasi yang diterbitkan tidak dicatat dalam jurnal

Jika jumlah obligasi yang diterbitkan dicatat dalam jurnal

1 Maret 1999

Kas Rp 31.500.000,-Piutang obligasi dipesan Rp Obligasi dipesan Rp Agio obligasi Rp

2.500.000,-1 Maret 2.500.000,-1999

Kas Rp 31.500.000,-Piutang obligasi dipesan Rp Obligasi dipesan Rp Agio obligasi Rp 2.500.000,-1 April 2.500.000,-1999

Kas Rp Piutang obligasi dipesan Rp 21.000.000,-Obligasi dipesan Rp Pinjaman obligasi Rp 50.000.000,-(mencatat penyerahan obligasi)

1 April 1999

Kas Rp Piutang obligasi dipesan Rp 21.000.000,-Obligasi dipesan Rp Obligasi belum beredar Rp 50.000.000,-(mencatat penyerahan obligasi)

d. Penjualan Obligasi Sebelum Jatuh Tempo

Jika obligasi tersebut dijual sebelum jatuh tempo, maka harus diperhitungkan laba atau ruginya. Harga jual obligasi merupakan kurs jual dikurangi dengan biaya penjualan. Selisih antara harga jual obligasi dengan nilai bukunya dicatat sebagai laba atau rugi penjualan obligasi. Nilai buku obligasi dihitung dengan cara sebagai berikut:

Jika agio = Harga Perolehan – Amortisasi Agio Jika disagio = Harga Perolehan + Akumulasi Disagio

Apabila tanggal penjualan obligasi tidak sama dengan taggal kupon bunga, maka terdapat bunga berjalan yang akan ditanggung oleh pembeli, tetapi tidak termasuk ke dalam harga perolehan obligasi.

f. Pelunasan Obigasi Sebelum Jatuh Tempo

Utang obligasi dapat dilunasi sebelum tanggal jatuh tempo. Obligasi yang ditarik dari peredaran sebelum tanggal jatuh tempo dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu:

1. Obligasi yang ditarik tidak akan dijual kembali. Dalam hal ini penarikan obligasi dicatat dengan mendebet utang obligasi sebesar nilai nominalnya.

2. Obligasi yang ditarik untuk dijual kembali. Dalam hal ini obligasi dicatat dengan mendebet Treasury bonds sebesar nilai nominalnya. Selisih antara nilai nominal dengan harga jual dicatat sebagai agio atau disagio.

Jumlah pelunasan obligasi biasanya tidak sama dengan nilai buku obligasi, selisih antara jumlah pelunasan obligasi dengan nilai bukunya dicatat sebagai laba atau rugi penarikan obligasi. Nilai buku obligasi dihitung dengan cara sebagai berikut:

Jika agio = Harga Jual – Amortisasi Agio Jika disagio = Harga Jual + Amortisasi Disagio

g. Dana Pelunasan Obligasi (DPO)

Pada saat jatuh tempo semua obligasi yang diterbitkan perusahaan harus dilunasi dengan data yang tersedia. Penyediaan dana perusahaan untuk membayar obligasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Mengurus sendiri pengumpulan setiap periode, yaitu dengan cara membukukan langsung dalam catatan perusahaan.

2. Dengan cara menyerahkan pengurusnya pada pihak lain (wali). Dalam hal ini, perusahaan akan menerima laporan dana tersebut tiap periodenya.

C. Perhitungan dan Pencatatan Bunga

a. Amortisasi Agio dan Disagio Obligasi

Agio atau disagio obligasi merupakan penyesuaian terhadap tariff bunga nominal selama umur obligasi, karena tarif bunga obligasi tidak sama dengan tingkat bunga yang berlaku di pasar. Agio obligasi yang terjadi akan mengurangi biaya bunga obligasi yang dibayarkan selama umur obligasi dan diamortisasi dengan mendebet Agio obligasi dan mengkredit biaya bunga obligasi. Sedangkan disagio obligasi akan menambah biaya bunga yang dibayarkan selama umur obligasi dan diamortisasi dengan mendebet biaya bunga obligasi dan mengkredit disagio obligasi.

Amortisasi agio atau disagio obligasi dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu:

1. Metode Garis Lurus (straight-line method)

Dalam hal ini amortisasi tiap periodenya sama, amortisasi agio atau disagio dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Agio atau Disagio Amortisasi per periode =

Umur Obligasi

2. Metode Bunga Efektif

Metode ini dipakai jika harga jual obligasi ditentukan dengan tingkat bunga yang berlaku di pasar. Dalam metode iniamortisasi tiap periodenya tidak sama, tergantung dari tingkat bunga efektif yang berlaku di pasar. Amortisasi agio atau disagio dilakukan sengan cara sebagai berikut:

Amortisasi per periode = Bunga Obligasi – Bunga Efektif

Nilai sekarang dari pembayaran bunga obligasi periodik adalah nilai hari ini dari jumlah bunga yang akan diterima pada akhir setiap periode pembayaran bunga. Serangkaian pembayaran kas yang tetap tersebut disebut anuitas (annuity).

Nilai sekarang dari anuitas (present value of an annuity) adalah jumlah nilai sekarang dari setiap arus kas.

Jumlah yang ingin dibayarkan pembeli untuk suatu obligasi adalah jumlah nilai sekarang dari nilai nominal dan pembayaran bunga periodik.

Ilustrasi:

Asumsi bahwa obligasi Rp 10.000.000,- dengan membayar bunga 10% per tahun dan suku bunga pasar juga 10%. Selain itu, asumsikan juga bahwa obligasi jatuh tempo pada akhir tahun kedua. Nilai sekarang dari pembayaran bunga sebesar Rp 1.000.000,- (Rp 10.000.000,- x 10%) adalah Rp 1.735.600,-.

Nilai ini dapat ditentukan dengan menggunakan tabel nilai sekarang yang diperlihatkan dalam tampilan di bawah ini.

Pembayaran bunga Rp 1.000.000,- x 0,909090 Rp 1.000.000,- x 0,82645 Rp 909.100,-Rp 1.735.600,-Rp 826.500,-Rp

1.000.000,-Hari ini Akhir Tahun 1 Akhir Tahun 2

Nilai sekarang dari pembayaran bunga sebesar Rp 1.000.000,- yang diterima setiap tahun selama 2 tahun

Daftar Pustaka

Gade, Muhammad dan Said Khaerul Wasif. 2000. Akuntansi Keuangan Menengah II. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.

Soemarso,S. R. 2005. Akuntansi Suatu pengantar. Jakarta: Salemba Empat. Reeve, Warren Fess. 2006. Pengantar Akuntansi Edisi 21. Jakarta: Salemba

Empat.

Ode, Limansyah. 2014. Tujuan Investasi Jangka Panjang. http://www.scribd.com/doc/109462768/Tujuan-Investasi-Jangka-Panjang. Diunduh tanggal 9 januari 2014.

Akuntansi untuk Perusahaan Manufaktur

Dalam dokumen BAB I KAS (CASH) PENDAHULUAN (Halaman 57-70)

Dokumen terkait