• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Harga Pokok

Dalam dokumen BAB I KAS (CASH) PENDAHULUAN (Halaman 42-47)

Penilaian dan pelaporan piutang

PERSEDIAAN BARANG DAGANG

2.3 Metode Harga Pokok

2.3.1 Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First in First Out)

Metode FIFO menganggap bahwa harga pokok dari barang-barang yang pertama kali dibeli akan merupakan barang yang dijual pertama kali. Dalam

metode ini persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling akhir.

Metode ini juga mengasumsikan bahwa barang yang terjual karena pesanan adalah barang yang mereka beli. Oleh karenanya, barang-barang yang dibeli pertama kali adalah barang-barang pertama yang dijual dan barang-barang sisa di tangan (persediaan akhir) diasumsikan untuk biaya akhir. Karenanya, untuk penentuan pendapatan, biaya-biaya sebelumnya dicocokkan dengan pendapatan dan biaya-biaya yang baru digunakan untuk penilaian laporan neraca. Metode ini konsisten dengan arus biaya aktual, sejak pemilik barang dagang mencoba untuk menjual persediaan lama pertama kali. FIFO merupakan metode yang paling luas digunakan dalam penilaian persediaan.

Metode FIFO seringkali tidak nampak secara langsung pada aliran fisik dari barang tersebut karena pengambilan barang dari gudang lebih didasarkan pada pengaturan barangnya. Dengan demikian meode FIFO lebih nampak pada perhitungan harga pokok barang. Dalam metode FIFO, biaya yang digunakan untuk membeli barang pertama kali akan dikenali sebagai Cost of Goods Sold (COGS). Untuk perhitungan harga maka digunakan harga dari stok barang dari transaksi yang terdahulu.

Ciri khas FIFO yaitu:

1. Menghasilkan harga pokok penjualan yang rendah, 2. Menghasilkan laba kotor yang tinggi,

3. Menghasilkan persediaan akhir yang tinggi

a. Perhitungan FIFO dengan metode perpetual Transaksi penjualan tangal 10 januari 2013

Dijual 125 unit barang dagang, Harga Pokok penjualan dihitung sebagai berikut:

100 unit x Rp 125.000 = Rp 12.500.000 25 Unit x Rp 130.000 = Rp 3.250.000

HPP transaksi penjualan tanggal 10 januari Rp 15.750.000

Transaksi Penjualan tangal 25 Januari 2013

Dijual 100 Unit barang dagang, Harga Pokok Penjualan dihitumg sebagai berikut:

HPP = Jumlah fisik barang x Harga per unit

50 unit x Rp 130.000 = Rp 6.500.000 50 Unit x Rp 135.000 = Rp 6.750.000

HPP transaksi penjualan tanggal 25 januari Rp 13.250.000 Dengan demikian HPP dalam bulan januari adalah = Rp 29.000.000

b. Perhitungan FIFO dengan metode fisik

Persediaan yang masih tersedia atau belum dijual sebanyak 155 unit dengan rincian, barang yang dibeli tanggal 15 januari masih tersisa 30 unit karena telah dijual 50 unit, barang yang dibeli tanggal 20 dan 30 januari masih utuh karena belum terjual masing-masing sebanyak 50 unit dan 75 unit.

Nilai Persediaan barang dagang ahir dihitung dengan rumus; = Jumlah fisik persediaan barang x Harga Per unit barang

=> 30 unit x Rp 135.000 = Rp 4.050.000 => 50 unit x Rp 140.000 = Rp 7.000.000 => 75 unit x Rp 145.000 = Rp 10.875.000+ Total ...= Rp 21.925.000

2.3.2 Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last in First Out)

Metode LIFO membebankan biaya dari pembelian terakhir dan memberikan biaya yang paling dtua di akun persediaan. Ada beberapa cara untuk menerapkan metode LIFO. Karena setiap variasi menghasilkan, angka yang berbeda untuk biaya bahan baku yang dikeluarkan, biaya persediaan akhir, dan laba, maka penting untuk mengikuti prosedur yang dipilih secara konsisten.

Ciri khas LIFO yaitu:

1. Mudah menandingkan biaya sekarang dengan pendapatan sekarang, 2. Jika harga naik, harga barang konservatif,

3. Laba operasi tidak tercemar oleh untung/rugi fluktuasi harga, 4. Jika harga berfluktuasi, dapat meratakan laba tahunan.

a. Perhitungan LIFO metode perpetual Transaksi Penjualan tangal 25 Januari 2013

Dijual 100 Unit barang dagang, Harga Pokok Penjualan dihitung sebagai berikut:

HPP = Jumlah fisik barang x Harga per unit

75 unit x Rp 145.000 = Rp 10.875.000 25 Unit x Rp 140.000 = Rp 3.500.000

HPP transaksi penjualan tanggal 25 januari...Rp 14.375.000

Transaksi penjualan tangal 10 januari 2013

Dijual 125 unit barang dagang, Harga Pokok penjualan dihitung sebagai berikut:

25 unit x Rp 140.000 = Rp 3.500.000 80 Unit x Rp 135.000 = Rp 10.800.000

20 Unit x Rp 130.000 = Rp 2.600.000

HPP transaksi penjualan tanggal 10 januari...Rp 16.900.000 Dengan demikian HPP dalam bulan januari adalah = Rp 31.900.000

b. Perhitungan LIFO metode fisik

Persediaan yang masih tersedia atau belum dijual sebanyak 155 unit dengan rincian, barang yang dibeli tanggal 5 januari masih tersisa 55 unit karena telah dijual 20 unit dan persediaan barang dagang awal sebesar 100 unit.

Dengan demikian nilai persediaan barang dagang ahir pada bulan januari dengan metode MTKP adalah sebagai berikut:

Nilai Persediaan barang dagang ahir dihitung dengan rumus; = Jumlah fisik persediaan barang x Harga Per unit barang

= 55 unit x Rp 130.000 = Rp 7.150.000 = 100 unit x Rp 125.000 = Rp 12.500.000+ Total ... = Rp 19.650.000

2.3.3 Metode Biaya Rata-rata (Average)

Metode average atau disebut juga metode rata-rata dibagi menjadi dua yaitu metode rata-rata sederhana atau simple average method dan metode rata-rata tertimbang atau weighted average method. Pada metode rata-rata sederhana harga rata-rata barang per unit dihitung dengan membagi total harga per satuan setiap transaksi pembelian dengan jumlah transaksi pembelian termasuk persediaan awal barang. Sedangkan nilai persediaan barang diperoleh dari hasil perkalian harga rata-rata per unit barang dengan sisa barang.

Pada metode rata-rata tertimbang harga per unit barang dihitung dengan membagi jumlah harga pembelian barang yang tersedia untuk

dijual dengan jumlah jumlah barang yang tersedia. Sedangkan nilai persediaan ahir dihitung dengan mengalikan jumlah barang yang tersedia dengan harga rata-rata persatuan.

 Metode Rata-rata sederhana

 Metode Rata-rata tertimbang

2.3.4 Perbandingan Metode-metode Persediaan - FIFO

1. Menghasilkan harga pokok penjualan yang rendah 2. Menghasilkan laba kotor yang tinggi

3. Menghasilkan persediaan akhir yang tinggi

4.Selama periode inflasi atau kenaikan harga, penggunaan FIFO akan

mengakibatkan hal ini, tapi dalam kondisi ekonomi turun, terjadi kebalikannya.

- LIFO

1. menghasilkan harga pokok penjualan yang tinggi 2. Menghasilkan laba kotor yang rendah

3. Menghasilkan persediaan akhir yang rendah - Biaya rata-rata

Memperoleh hasil antara FIFO dan LIFO untuk ketiga konsep yang telah diuraikan.

2.4 Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang

Dalam dokumen BAB I KAS (CASH) PENDAHULUAN (Halaman 42-47)

Dokumen terkait