• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.2 Komunikasi Antarpibadi

2.1.2.5 Jenis-jenis Komunikasi Antarpribadi

Seperti komunikasi lainnya, komunikasi interpersonal mempunyai jenis-jenisnya yang berbeda dengan bentuk komunikasi lain. Secara teoritis komunikasi ini diklasifikasikan menjadi uda jenis menurut sifatnya, yaitu:24 1. Komunikasi Diadik (Dyadic Communication)

Komunikasi diadik adalah komunikasi berlangsung antara dua orang yakni kominkator adalah seseorang yang menyampaikan pesan dan seorang lagi yang menerima pesan.

22 Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna. (Jakarta. Kencana Prenada: 2011) hlm 27-30

23 Ibid. Hal 31-32

24 Sihabudin, Ahmad & Rahmi Winangsih. Komunikasi Antarmanusia. Serang : Pustaka Getok Tular. Hal : 110.

2. Komunikasi Triadik (Triadic Communication)

Komunikasi triadik adalah komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan secara berdialogis.

2.1.2.6Tujuan Komunikasi Antarpribadi

Kegiatan komunikasi antarpribadi yang dilakukan mempunyai beberapa tujuan, yakni:

1. Mempelajari

Ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain, orang tersebut belajar mengenai diri sendiri selain juga tentang orang lain, memperoleh pengetahuan tentang orang lain, dunia dan diri seniri. Kenyataannya, persepsi iri seseorang sebagian besar dihasilkan dari apa yang telah dipelajari tentang diri sendiri dan

orang lain selama komunikasi, khususnya dalam perjumaan-perjumpaan antarpribadi. Komunikasi juga membantu seseorang untuk menemukan dunia luar, dunia yang dipenuhi objek, peristiwa, dan manusia lain.

2. Untuk Berhubungan

Membentuk hubungan dengan orang lain, interaksi dengan orang lain sebagai indivdiu. Seseorang menghabiskan banyak waktu dan energi komunikasi untuk membinaan memelihara hubungan sosial. Seseorang berkomunikasi dengan teman dekat di sekolah, di kantor, di telepon, di

internet, dan sebagainya. Seseorang berbincang-bincang dengan orang lain, anak-anak, saudara. Seseorang berinteraksi pula dengan rekan kerjanya. 3. Untuk Membantu

Membantu seseorang untuk mengkeritik, menyatakan sebuah empati, bekerja dengan satu kelempok untuk memecahkan suatu masalah atau mendengarkan dan mendukung orang lain pada saat berbicara.

4. Untuk Mempengaruhi

Memperkuat atau mengubah sikap atau perilaku orang lain. Dalam pejumaan sehari-hari, seseorang berusaha mengubah sikap dan perilaku orang lain. Seseorang akan berusaha mengajak orang lain melakukan sesuatu, mencoba cara diet baru, membeli produk tertentu, menonton film, menyakini sesuatu itu benar atau salah, menyetujui atau menyecam gagasan tertentu, dan sebagainya.

5. Untuk Bermain

Memperoleh pengalaman pada suatu waktu. Dalam kegiatan bermain, komunikasi digunakan untuk menciptakan relasi dengan orang-orang di sekeliling.25

25 Joseph A Devito. Komunikasi Antarmanusia. Tanggerang Selatan: Karisma Publishing Group. 2011. Hal. 10

2.1.2.7Proses Komunikasi Antarpribadi

Proses komunikasi terjadi manakala manusia berinteraksi dalam aktivitas komunikasi yakni menyampaikan pesan guna mewujudkan motif komunikasi. Dalam tataran antarpribadi, komunikasi relatif lebih dinamis, bersifat dua arah, komunikator dan komunikasi sama aktif saling mempertukan pesan-pesan untuk dimaknai dan ditanggapi oleh pihak lainnya. Oleh karena itu bisa kita simpulkan, proses komunikasi adalah urutan-urutan peristiwa yang terjadi ketika manusia menmyampaikan pesannya kepada manusia lain.26

Menurut Onong Uchana Effendy, proses komunikasi terjadi kedalam dua tahap yakni:

1. Proses Komunikasi Secara Primer

Proses komunikasi secara primer merupakan proses pencapaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang

(symbol) dengan media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kyal, isyarat, warna dan sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa.

2. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai

lambang sebagai media pertama. Media kedua yang sering igunakan iantaranya adalah surat, telepon, surat kabar, majalah radio, televisi, film dan lain-lain.27

2.1.3 Remaja

2.1.3.1Pengertian Remaja

Remaja berasal dari kata latin yaitu “adolescence” yang berarti perkembangan menjadi dewasa. Piget mengemukakan bahwa istilah

adolscence mempunyai arti lebih luas yaitu mencakup kematangan emosional, mental, sosial dan fisik. Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.28

Remaja adalah masa peralihan individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang tumbuh dan berkembang dalam proses pematangan, baik dari segi fisik maupun psikologis. Batas usia remaja biasanya usia 12-22 tahun, yaitu menjelang masa dewasa muda, dimana seseorang banyak mencari jati diri mereka. Masa remaja, menurut Mappiare (1982),

berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12 atau 13 tahun sampai dengan 17

27 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung: Rosda Karya, 1998. Hal 17

28 Yusuf Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001. Hal. 184.

atau 18 tahun adalah masa remaja awal dan usia 17 atau 18 sampai dengan 21 atau 22 tahun adalah masa remaja akhir.29

Terjadinya perubahan fisik dan psikis menimbulkan kebingungan dikalangan remaja sehingga masa ini disebut periode strum and drang. Hal ini karena remaja mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku dimasyarakat.30

Hal senada diungkapkan oleh Santrock bahwa remaja (adolescence) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.31 Hurlock membedakan masa remaja dalam dua bagian, awal dan akhir masa remaja. Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari usia13-16 tahun dan 17-18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode yang sangat singkat.32

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa remaja adalah periode perkembangan dari anak–anak ke dewasa awal yang mencakup perubahan baik secara fisik, sosial, kognitif, emosional dan mental yang berlangsung antara 12 tahun sampai 21 tahun. Masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri.

29 Dwi Putri Aprianti, Komunikasi remaja pelaku seks pranikah, 2011

30 L Zulkifli. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992. Hal 63.

31 Santrock, Adolescence : Perkembangan Remaja. Alih bahasa oleh : Shinto B. A. Dan S. Saragih. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2003. Hal. 26.

32 Hurlock. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga, 1980. Hal. 206.

2.1.3.2Karakteristik Remaja

Hurlock mengatakan bahwa semua periode yang paling penting selama masa kehidupan mempunyai karakteristiknya sendiri. Begitupun masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode masa kanak-kanak dan dewasa. Ciri-ciri tersebut antara lain:33

a. Masa remaja dipandang sebagai periode yang penting.

Masa remaja dipandang sebagai periode yang penting daripada periode lain karena akibatnya yang langsung terhadap sikap dan perilaku, serta akibat-akibat jangka panjangnya. Misalnya, perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat, terutama pada masa remaja awal. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru. Minat baru yang dominan muncul pada masa remaja adalah minatnya terhadap seks. Pada masa remaja ini mereka berusaha melepaskan ikatanikatan afektif lama dengan orang tua. Remaja lalu berusaha membangun relasi-relasi afektif yang baru dan yang lebih matang dengan lawan jenis dan dalam memainkan peran yang lebih tepat dengan seksnya. Dorongan untuk melakukan ini datang dari tekanan-tekanan sosial akan tetapi terutama dari minat remaja pada seks dan keingintahuannya tentang seks. Karena meningkatnya minat pada seks inilah, maka remaja berusaha mencari lebih banyak informasi mengenai seks. Tidak jarang, karena

33 Heriana Eka Dewi, Memahami Perkembangan Fisik Remaja. Yogyakarta: Gosyen Publishing, 2012.

dorongan fisiologis ini juga, remaja mengadakan percobaan dengan jalan masturbasi, bercumbu atau bersenggama.34

b. Masa remaja sebagai periode peralihan

Artinya, apa yang telah terjadi pada masa sebelumnya akan menimbulkan bekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang. Anak-anak harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanakkanakan dan juga harus mempelajari pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan. Dalam masa peralihan ini, remaja bukan lagi seorang anak-anak dan juga bukan orang dewasa. Namun status remaja yang tidak jelas ini menguntungkan karena status ini memberi waktu kepada remaja untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya. c. Masa remaja sebagai periode perubahan

Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja beriringan dengan tingkat perubahan fisik. Perubahan itu antara lain:

1) Meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.

2) Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dipesankan, menimbulkan masalah baru.

3) Perubahan minat dan pola perilaku menyebabkan berubahnya nilai-nilai.

34 Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga, 1980. Hal. 226.

4) Remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka menginginkan kebebasan tetapi cenderung takut untuk bertanggungjawab. d. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Hal ini dikarenakan selama masa kanak-kanak sebagian besar permasalahan diselesaikan oleh guru atau orang tua mereka, sehingga pada masa remaja mereka tidak cukup berpengalaman dalam menyelesaikan masalah. Namun mereka ingin mandiri sehingga ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan dari guru dan orang tua sampai akhirnya mereka menemukan bahwa penyelesaian masalahnya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka.

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Pada akhir masa kanak-kanak sampai pada awal masa remaja, penyesuaian diri dengan standar kelompok jauh lebih penting bagi anak yang lebih besar daripada individualitas. Namun pada masa remaja ini. mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-temannya dalam segala hal.

f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.

Stereotip populer pada masa remaja mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya sendiri, dan ini menimbulkan ketakutan pada remaja. Remaja takut bila tidak dapat memenuhi tuntutan masyarakat dan orang tuanya sendiri. Hal ini menimbulkan pertentangan dengan orang tua sehingga membuat jarak bagi anak untuk meminta bantuan kepada orang tua guna mengatasi berbagai masalahnya.

g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

Remaja cenderung melihat dirinya sendiri dan orang lain seperti yang mereka inginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik ini tidak hanya untuk dirinya sendiri tapi juga untuk orang lain di sekitarnya yang akhirnya menyebabkan meningginya emosi. Kemarahan, rasa sakit hati, dan perasaan kecewa ini akan lebih mendalam lagi jika tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapnya sendiri.

h. Masa remaja sebagai ambang masa depan

Meskipun belumlah cukup, remaja mulai berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa. Remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, seperti merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obat terlarang dan terlibat dalam perbuatan seks dengan harapan bahwa perbuatan ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.35

35 Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga, 1980. Hal. 207-209.

Dokumen terkait