• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2 Saran

5.2.2 Saran Praktis

Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Sebagai harapan masa depan bangsa, seharusnya remaja mengetahui benar tanggung jawab dan kewajiban besar yang dibebankan di bahu mereka. Oleh karena itu, agar tidak terjerumus ke hal-hal negatif yang merugikan diri sendiri maupun pihak lain, maka remaja harus membentengi diri dengan cara memperdalam pengetahuan agama, yang bisa dilakukan dengan cara memperbanyak membaca buku keislaman, rajin mengikuti ceramah keagamaan, mengikuti kegiatan/organisasi keagamaan atau organisasi lain yang bermanfaat, dan bergaul dengan teman-teman yang baik.

2. Bagi orang tua diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang seks pranikah pada remaja sejak usia dini, pemahaman agama yang baik serta memberikan informasi yang baik dan bertanggung jawab agar remaja tidak salah dalam mendapatkan informasi. Orang tua harus meluangkan waktu untuk memperhatikan anak, serta mengontrol kegiatan mereka, juga harus menyempatkan diri berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak-anaknya demi menjaga komunikasi didalam keluarga agar tetap kondusif. Lebih mengawasi anak-anaknya dalam bersosialisasi dengan masyarakat terutama dalam bergaul dengan teman-teman disekitarnya, harus menerapkan

kedisiplinan beribadah/beragama dengan cara memberi teladan yang baik. Usahakan agar orangtua dapat menjadi teman, guru, sekaligus ayah maupun ibu yang baik bagi anak-anak agar mereka bisa bersikap terbuka.

3. Bagi Masyarakat Umum. Masyarakat diharapkan lebih peduli terhadap lingkungannya termasuk pada perilaku remaja. Kepedulian terhadap para remaja seharusnya lebih di intensifkan, karena remaja merupakan penerus bangsa yang akan memperbaiki tatanan bangsa kedepannya.

Effendy, Onong Uchjana. 1998. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung: Rosda Karya.

Canggara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Widjaja, W. A. 1993. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta : Bumi Aksara.

Canggara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Devito, Joseph A. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Tanggerang Selatan: Karisma Publishing Group

Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Supratiknya, Dr. A. 2003. Komunikasi Antar Pribadi “Tinjauan Psikologis”,

Yogyakarta;Kanisius

Mudjiono, Yoyon. 2009. Ilmu Komunikasi. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press

Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta. Kencana Prenada

Sihabudin, Ahmad & Rahmi Winangsih. 2012. Komunikasi Antarmanusia. Serang : Pustaka Getok Tular.

Vardiansyah, Dani. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia

Syamsu, Yusuf. 2001. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Zulkifli, L. 1992. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Santrock, Adolescence : Perkembangan Remaja. Alih bahasa oleh : Shinto B. A. Dan S. Saragih. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2003.

Hurlock. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Dewi, Heriana Eka. 2012. Memahami Perkembangan Fisik Remaja. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Athar, Shahid. 2004. Bimbingan Seks Bagi Kaum Muda Muslim Jakarta: Pustaka Zahra.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung; Alfabeta.

Mulyana, Deddy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy j. 2006. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya.

Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial lainnya. Yogyakarta; Tiara Wacana Yogya.

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung; Alfabeta.

Patton, Michale Quinn. 2002. Qualitative Research & Evaliation Methods, California; Sage publications.

JURNAL DAN SKRIPSI

Rony Setiawan dan Siti Nurhidayah, Pengaruh Pacaran Terhadap Perilaku SeksPranikah. Jurnal Soul, Vol. 1, No. 2, September 2008:61.Gustina Heny.

(Jom FISIP Volume 2 No. 2 – Oktober 2015). Korelasi Media Sosial Instagram Dengan Presentasi Diri Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi.

Universitas Riau.

Dwi Putri Aprianti, Komunikasi Remaja Pelaku Seks Pranikah, 2011.

Tiffany Daryanto. Hubungan antara Religius dengan Perilaku Seks Pranikah pada Mahasiswa Indekost di Malang. Skripsi, Malang: Universitas Negeri Malang, 2009.

Ririn Darmasih, Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja,2012

INTERNET

Al Fatih. Seks Bebas Remaja Tertinggi di Bandung. 2014, diakses pada 24 feb 2016 pukul 21.34

Kristian Widya Wicaksono. 56% Remaja Melakukan Seks di Luar Nikah. 2012, diakses pada 25 februari 2016 pukul 19:45

Hendra. Perilaku Seks Pranikah Sudah Mengkhawatirkan. 2015, diakses pada 20 Juni 2016 pukul 2354

Tu Opsiatisza. Efektivitas Komunikasi Interpersonal. 2014, diakses pada 21 Juni 11:28

Biodata Informan

1. Nama Informan :

2. Tempat, Tanggal Lahir :

3. Usia Informan : 4. Agama : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan : 7. Alamat : Topik Pertanyaan

1. Komunikasi hubungan remaja dengan pasangannya sebelum melakukan hubungan seksual pranikah

1. Nama Informan : Ranum (bukan nama sebenarnya) 2. Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 05 April 1997

3. Usia Informan : 19 tahun

4. Agama : Islam

5. Pendidikan Terakhir : SMP

6. Pekerjaan : Karyawan Pabrik

Wawancara dengan informan pertama Ranum (bukan nama sebenarnya) dilakukan setelah membuat janji terlebih dahulu dengan informan yang dilakukan di rumah informan pertama,

pada tanggal 30 September 2016. Penulis mendatangi rumah informannya di RT 09, Kp. Pabean. Untuk menanyakan kesediaan informan untuk diwawancarai, dimulai dari pukul

19.30 wib. Berikut transkip wawancara.

Yesi : Ranum, teteh pengen wawancara Ranum, kira-kira Ranum mau gak ? Ranum : Emang tentang apaan teh ?

Yesi : Teteh jelasin dulu yah neng. Jadi begini, teteh lagi nyusun skripsi, judulnya tentang komunikasi interpersonal remaja pelaku seks pranikah. Teteh mau minta tolong sama Ranum, kira-kira Ranum mau ga kalau teteh wawancarain Ranum tentang masa lalu Ranum ?

Ranum : Masa lalu gimana maksudnya teh ?

Yesi : Masa lalu Ranum waktu sebelum Ranum hamil

Ranum : Duh teh agak berat sebenernya, soalnya ini aib Ranum. Ranum juga malu

Yesi : Kalau Ranum keberatan buat diwawancari yah teteh ga maksa. Tapi kalau Ranum mau bantu teteh, teteh minta tolong ke Ranum buat bantu nyelesain tugas akhir teteh. Kalau masalah identitas inshaallah teteh rahasiakan, jadi neng ga usah khawatir. Itung-itung curhat-curhatan ini mah neng hehe

Ranum : Ranum pikirin dulu yah teh, nanti besok kesini lagi aja, nanti Ranum kasih keputusannya ke teteh

Yesi : yaudah cantik, besok teteh kesini lagi yah, semoga Ranum bisa bantuin teteh, makasih ya Ranum

Yesi : Gimana Ranum bersedia teteh wawancarai ?

Ranum : Iya udah teh, asalkan beneran yah teh identitas Ranum nya ga ada yang tau ?

Yesi : Iya sayang, identitas tetep rahasia, yang tau hanya Ranum sama teteh. Yauda kita mulai wawancaranya siap neng ?

Ranum : Iya teh

Yesi : Ngomong-ngomong dede nya mana num ? Ranum : Itu teh lagi sama neneknya

Yesi : Siapa tuh nama dedenya num ? Ranum : Rizka (nama samaran)

Yesi : Oh iya dede Rizka, gemes loh liat anak Ranum, chubby banget hehe Ranum : Hehe iyah, makasih teh

Yesi : Oh iya Ranum sebelum kejadian hamil dulu umurnya berapa ? Ranum : 16 tahun teh

Yesi : Dulu kok bisa Ranum sampai hamil ? gimana ceritanya ?

Ranum : Yah gitu teh, ngelakuin hal kaya gitu pengen direstuin sama bapak Ranum. Yesi : Hal gitu yang kaya gimana num ?

Ranum : Ngelakuin hubungan suami istri

Yesi : Emang dulu ngelakuinnya sama siapa ?

Ranum : Namanya Erik (nama samaran), bapaknya si dede. Pertama kali Ranum ketemu dia pas lagi ada pameran dilapangan Pabean (nama kampung) itu loh teh

Yesi : Komunikasi yang kaya gimana ?

Ranum : Kaya nanyain lagi apa, lagi dimana, terus sampe janjian ngajakin jalan Yesi : Sering gak komunikasinya ?

Ranum : Sering. Namanya kan lagi kesemsem jadi komunikasinya lancar teh

Yesi : Oke. Berapa kali dalam seminggu Ranum ketemu sama Erik ? Setiap ketemu ngobrolin apa aja num ?

Ranum : Kadang 3-4 kali ketemu dalam seminggu. Ngobrolin banyak hal, dari hal-hal yang umum sampe hal yang pribadi

Yesi : Kalau teteh boleh tau, kalau Ranum lagi ngobrol sama Erik, yang umum ngobrolin tentang apa num ? Kalau yang pribadi juga ngobrolin masalah apa ?

Ranum : Kalau yang umum mah kaya nanyain kabar dia, terus nanyaain dia lagi ngapain, terus nanyain uda makan apa belum, nanyain masalah kerjaan dia, gitu lah. Kalau hal yang pribadi mah kaya nanyain hubungan dia sama mantannya, kaya gimana dia pas lagi pacaran sama mantannya, terus cerita-cerita tentang keluarganya, terus juga kaya saling terbuka tentang keinginan kita masing-masing.

Yesi : Keinginan masing-masing yang kaya gimana ? Ranum : Kaya kesukaan kita tuh ngapain aja, hobilah.

Yesi : Kalau lagi ga ketemu suka telponan atau chattingan ga sama Erik ? Ranum : Kalau lagi ga ketemu, paling malem suka smsan, kadang telponan Yesi : Kalau lagi telponan ngomongin apa num ?

Yesi : Ciieee dikodein hahaha, kode yang kaya gimana ?

Ranum : Yah dia suka nanyain pernah ciuman engga ke Ranum, terus Ranum jawab aja engga. Terus mancing-mancing aja dia itu kalau uda ngomongin masalah ciuman pelukan duh. Terus kalau Ranum jawab engga pernah ngapa-ngapain sama mantan Ranum gitu, dia pasti ngomong, kalau sama aa mau ga, gitu teh.

Yesi : Ranum jawab apa? Ranum tanya balik ke dia engga ? biasanya cowo lebih banyak pengalaman euy hahaha

Ranum : Ranum jawab aja enggalah, kaya kamunya mau tanggungjawabin saya aja, gitu. Eh padahal mah pas diajak Ranumnya mau haha, pas itu lagi sayang banget sih Ranumnya. Tanyalah teh hahaha, enak aja dia nanya gitu ke saya, Ranum juga kepolah, tak tanya balik pastinya.

Yesi : Terus jawabannya ?

Ranum : Ngomongnya mah sebelum sama Ranum mah belum pernah haha Yesi : Hahaha okleh, terus pacaran sama Erik berapa lama num ?

Ranum : Pacarannya mah sekitar 6 bulan teh, sampe ngelakuin dan hamil

Yesi : Waduh.. Maaf sebelumnya num, emang pertama kali ngelakuinnya dimana ? Ranum : Dirumah Erik

Yesi : Uda berapa kali ngelakuin num ?

Ranum : Semenjak oangtua Ranum gak setuju sama hubungan Erik sama Ranum, selama jalan setiap ada kesempatan yah ngelakuin begitu teh

Yesi : Selain dirumah Erik ada lagi tempat lain buat ngelakuin ? Ranum : Pernah digubuk yang uda ga kepake di pantai gitu teh hahaha

Yesi : Orantua Ranum gak ngerestuin hubungan kalian ?

Ranum : Engga teh, mangkannya Ranum ngelakuin gitu sama Erik

Yesi : Cuma karna biar dapet restu dari orangtua Ranum ngelakuin hubungan itu ?

Ranum : Iya teh tujuan utamanya mah karna pengen dapat restu dari orangtua. Tapi juga karna saling peraya, saling sayang juga, dan dorongan hasrat keinginan Ranum dan Erik buat ngelakuin hubungan seks

Yesi : Emang gimana sih cara Erik ngajakin Ranum pas mau ngelakuinnya ?

Ranum : Ngalir gitu aja teh. Awalnya yah ciuman, terus pelukan, yah sampai ngelakuin Yesi : Ranum gak pikir panjang dulu pas diajak ngelakuin ?

Ranum : Sebenernya agak takut, takut dosa, tapi yah ga tau lagi caranya minta restu keorangtua Ranum, akhirnya Ranum ngambil keputusan ngeiyain ajakan Erik buat ngelakuin hubungan seks

Yesi : Emang gimana Erik pas ngajak Ranum ngelakuin hubungan seks ?

Ranum : Erik ngomong gini “sayang, aku pengen ngelakuin (seks) ya sama kamu, kamu mau ga ?”. gitu kan, awalnya ragu teh, tapi kan ngeliat Erik uda serius sama Ranum dan ngelakuin gini juga kan karna orangtua Ranum gak setuju sama hubungan Ranum sama Erik, yah Ranum bilang aja “iya uda, tapi sakit gak ? gitu kan hahaha jadi malu, namanya juga kan Ranum petama kali kan teh ngelakuin, jadi agak-agak takut gimana gitu. Terus kata Erik “kita pelan-pelan aja” gitu teh. Ranum juga ngomong ke Erik “ tapi janji tanggungjawabin aku yah kalau aku hamil?”, kata Erik “iya tenang aja, kan ini juga biar orangtua kamu ngerestuin” gitu. Yauda teh akhinya ngelakuin itu

Yesi : Maaf lagi nih neng, sebelum ngelakuin hubungan suami istri, langsungan aja apa ada awalan dulu, dalam arti langsung ngelakuin atau ciuman dulu pelukan dulu gitu ?

Yesi : Oke.. Ranum sebelumnya tau engga tentang ngelakuin hubungan seks gitu?

Ranum : Yah kalau dari temen tau, temen yang uda nikah suka cerita, jadi kaya yang ciuman mah udah tau lah, tapi belum pernah liat langsung orang yang lagi berhubungan itu kayak gimana, Cuma pernah denger dari cerita temen aja.

Yesi :Oh gitu, oke-oke. Terus selama Ranum pacaran sama Erik uda ngelakuin berapa kali ?

Ranum : Yah kira-kira 5-6 kali, ga ngitungin juga sih

Yesi : Setelah ngelakuin gimana komunikasi Ranum sama Erik ?

Ranum : Baik teh, malah makin mesra. Tapi makin berani dia ngajakin Ranum begituan Yesi : Sampai ketahuan hamil komunikasi tetep baik ?

Ranum : Waktu ketahuan hamil Ranum langsung bilang ke Erik “a, Ranum hamil”. “yauda

nanti kita bilang yah sama orantua kita”. Erik juga bilang mau tanggung jawab. Tapi pas mau jujur keorangtua itu yang berat. Rasanya campur aduk pokoknya, teteh bisa bayangin lah

Yesi : Iya yah, pasti takut banget

Ranum : Iya teh, sampe Ranum nangis, orangtua nangis, sampe dimarahin abis-abisan, sedih lah teh kalau ingat masalah itu

Yesi : Iya, maaf ya num uda ngungkit. Tapi itu orangtua Ranum akhirnya nikahin Ranum yah sama Erik ?

Ranum : Gak papa teh. Iya teh, terpaksalah yah kan aib

Yesi : Setelah kejadian seperti ini gimana hubungan kamu sama Erik Num ?

Ranum : Baik teh, komunikasinya lancar, karna tujuannya kan memang pengen dapat restu dari orangtua mangkannya kita sampai ngelakuin hubungan tersebut

dia galak teh, suka marah-marah, padahal pas pacaran dia baik banget, malah pas uda nikah dia suka mukul Ranum, sampe yang waktu itu kuping Ranum sobek, kuping Ranum itu digunting sama Erik teh, pasti teteh denger kan gosipnya ? itu bener teh, Erik yang ngelakuin, sedih banget teh, sekarang malah Ranum ngerasa benci banget sama Erik. Uda mah Ranum ngelakuin dosa, nyakitin hati orangtua,

“horengan Erik kitu ka Ranum meni galak ka Ranum”, (pas uda tau ternyata Erik kaya begitu ke Ranaum, galak ke Ranum), nyesel banget teh

Yesi : Ya allah num, sabar yah.. Jadikan ini sebagai pelajaran buat Ranum. Kalau sesuatu hal itu harus dipikir dulu sebelum bertindak

Ranum : Iya teh

Yesi : Makasih banget ya num uda mau teteh wawancara. Ranum uda mau buka rahasia Ranum ke teteh. Uda bantu teteh juga. Makasih ya Ranum

1. Nama Informan : Erik (bukan nama sebenarnya) 2. Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 27 Maret 1993

3. Usia Informan : 26 tahun

4. Agama : Islam

5. Pendidikan Terakhir : SMA

6. Pekerjaan : Pedagang

Wawancara dengan pasangan informan pertama Ranum yakni Erik (nama samaran) yang dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2016. Wawancara dilakukan di tempat kediamanrumah Erik di Desa Kasemen, Kec. Kasemen. Wawancara dimulai pukul 11:30 wib. Beikut transkip

wawancaranya.

Makmun : Assalamualaikum

Erik : Walaikumsalam. Aih kang manjing kerihin. ( Waalaikumsalam. Aih kang silahkan masuk)

Makmun : Enggeh-enggeh, atur nuhun. Mengketen rik, niki ponakan kakang sing Terate

(nama desa) ayun wawancara sipeng Erik, gunah tugas kuliahe.

(Iya-iya, terimakasih. Begini rik, ini keponakan saya dari Terate mau wawancara dengan Erik, untuk tugas kuliahnnya)

Erik : Aih, lah enggeh sih. Tapi kule meh boten bangkit nape-nape jeh teh.. ayun wawancara tentang nape tetehe ?

(Iya. Tapi saya tidak bisa apa-apa. Mau wawancara tentang apa teh?)

Yesi : Hehe, boten nape-nape kang. Mengketen kang, kang Erik niki bener mantan suami dari Ranum ?

(Bukan apa-apa kang. Begini kang, kang Erik benar mantan suami dari Ranum?) Erik : Aih enggeh teh. Tetangge Ranum tah teh ?

(Iya teh. Tetangga Ranum yah teh ?)

Yesi : Enggeh kang Erik. Sebelumnya maaf nih kang, Yesine ngomong bebasane acak-acakan niki, ngomong bahasa indonesia bae boten nape-nape tah ? hehehe

(Itu bisa berbicara bahasa Jawa Serang, iya kan kang makmun?) Makmun : Lah enggeh, cuma seemet bisane kuen nong yesi meh hehehe

(Iyah, tapi hanya sedikit sajanya dek Yesi mah)

Yesi : Nah enggeh mengkoten kang, Yesi mah acak-acakan bahasane haduh (Iya seperti itu, Yesi mah bahasa Jawa Serangnya berantakan)

Makmun : Lah wis gah gageh wawancara, kakang meh nonggoni ning jabe bae yah, embok ane rahasia

(Iya sudah langsung wawancara saja, kaka tunggu diluar rumah saja, takutnya berbicara mengenai rahasia)

Erik : Widih lake rahasia-rahasiaan geh kang, enggeh wis lah. Namanya yesi yah teh ? ambil jurusan apa kuliahnya ?

(Tidak ada rahasia ka, iya sudah kalau begitu)

Yesi : Iya betul sekali. Ambil jurusan Ilmu Komunikasi di UNTIRTA hehe. Yauda kang Erik bisa kan kita wawancara?

Erik : Emang tentang apa yah ?

Yesi : Menyangkut tentang hubungan kang Erik dengan Ranum. Kang Erik uda punya anak kan ?

Erik : Iya uda, Riska (nama samaran) namanya

Yesi : Iya lucu dede Riska mah.. Usia kang Erik sekarang berapa ? Erik : 26 tahun

dia nerima, yauda akhirnya pacaran.

Yesi : Berapa lama waktu itu pacaran sama Ranum ?

Erik : Sekitar 6 apa 7 bulan gitu. Lupa sih saya, belum setahun pacaran saya ngelamar dia Yesi : Dalam jangka waktu sebentar, kang Erik uda ngelamar dia ? Alasannya kenapa

buru-buru ngelamar dia rik ?

Erik : Iya, karna saya sayang sama dia, jadi pengen aja mempersunting dia Yesi : Waktu ngelamar Ranum emang usia berapa ?

Erik : 23 tahun

Yesi : Oh masih sangat muda yah. Ngomong-nomong berbicara tentang kalian saat pacaran, selama pacaran sering ketemu ga ? Bagaimana komunikasi yang terjalin saat ketemu ?

Erik : Engga setiap hari bisa ketemu, karna saya kan kadang buka pameran pasar malam gini dimana-mana. Yah kalau lagi ketemu, suka ngobrol-ngobrol banyak. Kalau dia kan suka curhat, saya dengerin, kadang saya juga cerita tentang kerjaan kedia. Yesi : Ngobrolin apa saja kang kalau lagi ketemu?

Erik : Banyak, ngobrolin masalah saya masalah dia juga, kadang gitaran Yesi : Ngobrolin masalahnya kaya gimana kang ?

Erik : Kaya masalah kerjaan saya, kerjaan dia, masalah pribadi juga, kaya yang suka nanya mantan dia, apa yang dia lakuin sama mantannya, uda pernah ngapain sama mantannya, kepo saya. Dia juga gitu, saling-saling sih.

Yesi : Lurus aja tuh komunikasinya kalau lagi ngomongin maslah mantan ? hehe

Erik : Puguh kadang ribut, cemburu gitu, apalagi kalau uda ngungkit masalah apa yang pernah dilakuin sama mantan pacar, pasti balik-balik dia cemberut hahaha

telponan, lagi kerja smsan, pesan-pesanan difacebook gitu

Yesi : Kalau lagi komunikasi lewat handphone ngomongin masalah apa kang? Erik : Lebih ngomongin kaya uda makan apa belum, gitu.

Yesi : Oh gitu, oke. Nah kang, setelah 6 bulan pacaran, kang Erik kan memutuskan untuk melamar Ranum, ada hambatan tertentu ga ? Karna kan posisinya Ranum saat itu masih dibawah umur ?

Erik : Iya, saat itu orang tuanya Ranum ga setuju saya mau nikahin Ranum Yesi : Kalau boleh tau alasan mereka apa bisa ga ngijinin kalian menikah ?

Erik : Iyah tu, posisinya Ranum masih usia 16 tahun, saya juga masih usia 23 tahun, sama-sama masih muda, jadi diraguin sama-sama orang tuanya Ranum, alasannya seperti itu. Terus ditambah orang tuanya Ranum mandang saya itu sebelah mata, saya ga bisa nafkahin anaknya, karna kerjaan saya yang cuma kerja dipasar malam

Yesi : Oh begitu. Terus sampe akhirnya bisa nikah sama Ranum gimana ?

Erik : Sebenernya saya sakit hati, sama perkataan orangtuanya terhadap saya. Apalagi waktu saya ngelamar Ranum posisinya saya bawa orangtua saya, lamaran saya dan orangtua ditolak mentah-mentah, sakit hati dong saya. Sampe akhirnya saya berpikir buat ngelakuin hubungan layaknya suami istri sama Ranum, biar dia bisa hamil, kalau uda hamil kan pasti mau ga mau orangtuanya nikahin saya sama anaknya gitu.

Yesi : Oh begitu. Terus terlaksana gak untuk melakukan hubungan seksual diluar pernikahan sama Ranum ?

Erik : Iya terlaksana. Pas saya ajak dia mau. Walaupun awalnya sedikit ada keraguan di dia, tapi setelah saya bujuk rayu dia, dia mau

Yesi : Maaf lagi nih, pertanyaannya lebih intim lagi. Ada faktor lain ga yang mempengaruhi kang Erik buat ngelakuin hubungan seksual pranikah sama Ranum selain untuk mendapatkan restu orangtua ranum ?

Erik : Engga bisa dipungkiri sebenernya kalau saya emang pengen banget bisa berhubungan badan sama perempuan. Mungkin karna saya suka nonton video porno. Selama ini cuma hayalan bagi saya buat ngelakuin hubungan kaya gitu sama cewe, gak pernah kebayang sih buat ngelakuin kaya gitu sebelum nikah, mangkannya saya berniat buat nikahin Ranum biar engga ngelakuin hubungan seks sebelum menikah. Tapi malah ga dapat restu, yah akhirnya buat dapat restu orangtuanya terpaksa saya ngehamilin Ranum

Erik : Setelah kang Erik berhubungan badan dengan Ranum, bagaimana komunikasi yang terjalin ?

Erik : Baik-baik aja sih, malah makin mesra. Tapi setelah menjalin rumah tangga, sering cek-cok, sama-sama egois menurut saya. Ranum yang waktu pacaran manis banget, ga pernah marah, sekalinya uda jadi istri marah-marah aja setiap hari. Hampir segala hal diributin. Apalagi masalah ekonomi. Ditambah orangtuanya Ranum sering nyinggung saya. Dengan kondisi itu, saya uda gak kuat lagi. Sampe

Dokumen terkait