• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III FAKTOR PENDORONG DARI PEGAWAI UNTUK

B. Jenis-jenis Kredit

Dalam kebijakan perkreditannya PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) mengelompokan kredit menurut ciri dan tujuan penggunaan menjadi 8 jenis kredit, yaitu :

1. Kredit modal kerja (KMK)

KMK adalah fasilitas Kredit yang dipergunakan untuk membiayai aktiva lancar dan atau menggantikan hutang dagang, serta membiayai kegiatan rutin perusahaan, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung.

2. Kredit transaksi khusus

Fasilitas kredit yang hanya sekali pakai yang disetujui untuk satu atau beberapa tujuan tertentu.

3. Kredit tidak langsung

Fasilitas kredit jenis ini tidak memerlukan disposisi dana secara langsung pada saat kredit itu disetujui. Bank mendistribusikan kredibilitasnya bagi pemohon, misalnya aksep, L/C (letter oc credit), PJI (penangguhan jaminan import), jaminan pelaksanaan (performance bond), garansi pengapalan (shipping

guarantee).

4. Kredit investasi

Fasilitas kredit yang diberikan untuk membantu pembiayaan pemohon dalam memperoleh barang modal selain tanah yang tercermin dalam aktiva tetap.

5. Kredit dalam rangka membantu program pemerintah

Merupakan fasilitas kredit yang ditujukan guna membantu kebijaksanaan strategis yang ditetapkan pemerintah, yang syarat dan ketentuannya ditetapkan berdasarkan ketentuan bersama dengan instansi pemerintah terkait.

6. Kredit konsumtif

kredit yang diperuntukkan bagi pegawai atau pensiunan untuk membiayai kebutuhan konsumtif yang diperlukan pemohon dan sumber pembayaran kembali kreditnya berasal dari penghasilan/gaji/pensiunan pemohon.

7. Kredit dengan agunan kas

Fasilitas kredit yang seluruh atau sebagian jaminan tambahannya berupa agunan kas, dimana jika debitur wanprestasi agunan kas tersebut dapat dicairkan bank untuk mengurangi/melunasi kewajibannya.

8. Kredit umum pedesaan (kupedes)

Kredit yang disalurkan melalui Bank Rakyat Indonesia Unit, baik dalam bentuk kredit investasi, modal kerja maupun untuk keperluan yang bersifat konsumtif.41

41

Dari penjelasan diatas dapatlah diuraikan hal-hal apa saja yang terkandung dalam pemberian kredit. Atau dengan kata lain pengertian kata kredit jika dilihat secara utuh mengandung makna apa saja, sehingga jika kita bicara kredit maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung didalamnya.

Adapun unsur-unsur yang terkandung didalam pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut :

1. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan olch bank, dimana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.

2. Kesepakatan

Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya.

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.

4. Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya / macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yang tidak disengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.

5. Balas jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga.

Mengingat sumber pembayaran/pengembalian kredit konsumtif tidak bersumber dari hasil penggunaan kreditnya, maka jaminan kredit konsumtif diutamakan berasal dari penghasilan debitur sebagai jaminan pokok. Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara dengan Kepala Bagian Kredit Kantor PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Iskandar Muda Medan, diperoleh informasi hal- hal sebagai berikut :

1). Untuk menilai dan memastikan kelayakan calon debitur kredit pegawai dan pensiunan (konsumtif), harus diketahui status/kondisi calon debitur, status kepegawaian/pensiun calon debitur dan usia calon debitur. Maksimum kredit yang dapat diberikan kepada debitur, didasarkan pada kemampuan membayarnya setiap bulan.

2). Jaminan pokok berupa penghasilan (gaji/pensiun) tersebut tidak diikat dengan lembaga jaminan berupa gadai. Debitur cukup memberikan surat kuasa memotong gaji untuk membayar kepada BRI sejumlah yang ditetapkan oleh bank dalam rangka memenuhi kewajiban angsuran pinjamannya sampai dengan lunas.

3). Untuk memperkecil risiko, BRI mengasuransikan atau juga

mempertanggungkan jiwa semua debitur kredit konsumtif, dengan biaya premi atas beban BRI dna debitur yang bersangkutan.

4). Meskipun tidak dipersyaratkan adanya ”agunan tambahan”, tingkat pengembalian kredit konsumtif relatif baik. Portofolio kredit pegawai (konsumtif) yang disalurkan oleh BRI secara nasional posisi bulan Maret 2009 adalah sebagai berikut :

Tabel 7 : Kredit Pegawai Kantor Cabang Iskandar Muda Medan Kretap Keterangan Orang Rp Kolektibilitas : Lancar Macet 1.067.801 27.835 6.200.411 88.302 Jumlah 1.095.636 6.288.713

Sumber : Hasil Wawancara dengan PICA PT. Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk,

Tabel 8 : Jenis Kredit Yang Disalurkan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Kantor Cabang Iskandar Muda Medan

No. Jenis Kredit Jumlah

Debitur

Saldo per 31-3-2009

1. Kredit Komersial 1..539 47.153.000.000

2. Kredit Konsumtif (Kretap) 10.529 67.365.365.000

3. Kredit Program Pemerintah 2 70.000.000

Jumlah 12.070 114.588.365.000

* Sumber : Data PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Tahun 2009, Divisi Sekretariat Perusahaan BRI, Iskandar Muda Medan

Dari data tersebut di atas, diketahui bahwa jumlah peminjam (debitur) kredit konsumtif yang terdiri dari “Kredit Kepada Golongan Berpenghasilan Tetap” disingkat "Kretap", menempati urutan tertinggi. Debitur tersebut adalah pegawai yang tercatat pada instansi/perusahaan yang dilayani dengan Kretap oleh Kantor Cabang BRI Iskandar Muda Medan. Debitur Kretap dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar, yaitu Pegawai Negeri (guru/dosen dan non guru/dosen), Pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) serta Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI).

Alasan/faktor-faktor yang ”mendorong” pegawai (calon debitur/debitur lama) mengajukan permohonan kredit konsumtif kepada BRI.

Tabel 9 : Motivasi Calon Debitur Kredit Pegawai

(n = 261 debitur)

No. Jawaban Debitur Debitur

(f)

%

1. Menghindari rentenir (pelepasan uang) 200 orang 76, 63

2. Suku bunga pinjaman relatif

murah/terjangkau

50 orang 19, 16

3. Lain-lain 11 orang 4, 21

n : 261 orang 100 %

*) Sumber : Hasil Kuesioner dengan para debitur yang diambil secara acak

di Dinas Bina Marga, Dinas Pertamanan dan Dinas Infokom

Pemprovsu, tahun 2009.

Dari hasil wawancara lebih lanjut dengan debitur yang bersangkutan, diperoleh informasi bahwa apabila harus meminjam uang kepada pelepas uang (rentenir), bunga yang harus dibayar kurang lebih sekitar 5% perbulan (flat rate), sehingga lebih memilih meminjam uang di BRI yang hanya mengenakan bunga sebesar 1,5% perbulan (flat rate) yang relatif murah dan dapat terjangkau. Responden yang menjawab “lain-lain”, dapat dirinci sebagai berikut :

a. Dengan sengaja meminjam uang ke BRI untuk “ditabung/kesejahteraan”, karena kalau tidak dengan jalan meminjam, yang bersangkutan tidak mungkin bisa menabung (uang yang ditabung tidak bisa terkumpul sebesar pinjaman yang diterima dari bank).

b. Tertarik meminjam ke BRI karena ikut-ikutan teman-teman dalam satu instansi dimana mereka bekerja banyak yang meminjam ke BRI.

c. Karena debitur yang sekaligus juga menjabat bendaharawan gaji, alasan mengambil kredit agar feelinsentif yang didapat dari BRI semakin besar. Bendaharawan gaji berharap insentif yang akan diterima semakin besar.

Sejalan dengan jawaban responden tersebut di atas, pendapat tentang besarnya pembebanan bunga kredit konsumtif adalah sebagai berikut :

Tabel 10 : Pembebanan Bunga Kredit Pegawai

(n = 261 debitur)

No. Jawaban Debitur Debitur

(f)

%

1. Sesuai dengan wajar 100 orang 38, 31

2. Terlalu tinggi dan perlu diturunkan 150 orang 57, 47

3. Tidak tahu 11 orang 4, 21

n : 261 orang 100 %

*) Sumber : Hasil Kuesioner dengan para debitur yang diambil secara acak

di Dinas Bina Marga, Dinas Pertamanan dan Dinas Infokom

Pemprovsu, tahun 2009.

Mengenai manfaat dari adanya kredit konsumtif yang disalurkan oleh BRI, dari jawaban responden dapat diperoleh gambaran sebagai berikut :

Tabel 11 : Manfaat Kredit Pegawai

(n = 261 debitur)

No. Jawaban Debitur Debitur

(f)

%

1. Sangat Bermanfaat 161 orang 61, 69

2. Bermanfaat 100 orang 38, 31

3. Tidak Bermanfaat 0 orang -

4. Tidak Tahu 0 orang -

n : 261 orang 100 %

*) Sumber : Hasil Kuesioner dengan para debitur yang diambil secara acak

di Dinas Bina Marga, Dinas Pertamanan dan Dinas Infokom

Responden yang menjawab “sangat bermanfaat” (161 orang responden / 61, 69%) dan ”bermanfaat” (100 orang responden / 38, 31%) mempunyai alasan yang sama, yaitu apabila tidak ada fasilitas kredit konsumtif tersebut, maka responden akan mengalami kesulitan dalam mengatur keuangan keluarga. Dengan adanya kredit konsumtif, secara periodik responden dapat memproyeksi dan memprediksikan pengeluarannya sesuai kebutuhan.

Sedangkan manfaat yang dirasakan oleh nasabah peminjam umumnya berfariasi. Hal tersebut tampak dari jawaban responden sebagai berikut :

Tabel 12 : Peruntukan Kredit Pegawai

(n = 261 debitur)

No. Jawaban Debitur Debitur

(f)

%

1. Menutupi kebutuhan yang mendesak 99 orang 37, 93

2. Dapat membeli barang penunjang RT 115 orang 44, 06

3. Untuk tambah modal usaha 40 orang 15, 33

4. Lain-lain 7 orang 2, 68

n : 261 orang 100 %

*) Sumber : Hasil Kuesioner dengan para debitur yang diambil secara acak di Dinas

Bina Marga, Dinas Pertamanan dan Dinas Infokom Pemprovsu, tahun

2009.

Manfaat dan peruntukan kredit konsumtif yang diterima dari BRI sebagian besar (115 orang responden/44,06%) menjawab agar dapat membeli barang-barang keperluan rumah tangga, misalnya mobil, sepeda motor/sepeda, televisi/parabola, meubelair, komputer dan sebagainya. Mereka berpendapat, apabila tidak mengambil kredit maka tidak akan mungkin dapat membeli barang-barang tersebut, karena biasanya mereka tidak bisa mengumpulkan uang sebesar fasilitas kredit yang diterima.

Disamping itu, kredit yang diterima dipergunakan untuk menutupi kebutuhan yang mendesak (99 orang responden / 37,93%), yaitu untuk membayar uang kuliah/sekolah, mengawinkan anak, mengkhitankan anak, keperluan hari raya keagamaan. Sebanyak 40 orang responden atau 15,33 % menjawab untuk kepentingan tambah modal usaha (kerajinan tangan, pracangan, angkutan umum, persewaan “Compac disk”) yang dikelola oleh suami atau isteri dari debitur yang menikmati fasilitas kredit konsumtif dari BRI. Yang menjawab “lain-lain” (7 orang responden/2,68 %) adalah untuk menambah uang saku dalam rangka naik gaji, dengan harapan agar lebih khusuk dalam melaksanakan rukun haji.

Terhadap kaitan antara kredit konsumtif dengan tingkat produktifitas kerja, diperoleh informasi sebagai berikut :

Tabel 13 : Keterkaitan Antara Kredit Pegawai Dengan Produktivitas Kerja (n = 261 debitur)

No. Jawaban Debitur Debitur

(f)

%

1. Dapat meningkatkan produktivitas kerja 141 orang 54, 02 2. Tidak berpengaruh kepada produktivitas 90 orang 34, 48

3. Lain-lain / tidak tahu 30 orang 11, 49

n : 261 orang 100 %

*) Sumber : Hasil Kuesioner dengan para debitur yang diambil secara acak di

Dinas Bina Marga, Dinas Pertamanan dan Dinas Infokom Pemprovsu, tahun 2009.

Dari responden sebanyak 261 orang debitur, menikmati fasilitas kredit pegawai kepada golongan berpenghasilan tetap (kretap), sebanyak 141 orang debitur (54,02 %) mengaku bahwa dengan adanya fasilitas kredit konsumtif yang

diterimanya, dapat meningkatkan produktifitas kerja (lebih profesional), dengan alasan :

1). Dapat memfokuskan pikiran dan tenaganya untuk pekerjaan, tanpa harus memikirkan kebutuhan keungan keluargannya yang mendesak.

2). Kredit konsumtif tersebut dipergunakan untuk membeli kendaraan atau komputer, yang pada gilirannya dapat memperlancar pelaksanaan tugas pekerjaanya.

Sedangkan sebanyak 90 orang (34,48 %) mengaku tidak ada korelasi antara penerimaan kredit konsumtif dengan produktivitas kerja. Tanggapan debitur tentang pelayanan BRI dalam memberikan fasilitas Kretap, tergambar sebagai berikut :

Tabel 14 : Pelayanan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

(n = 261 debitur)

No. Jawaban Debitur Debitur

(f)

%

1. Baik sekali 80 orang 30, 65

2. Baik 120 orang 45, 98

3. Cukup Baik 61 orang 23, 37

4. Jelek 0 orang -

5. Jelek Sekali 0 orang -

n : 261 orang 100 %

*) Sumber : Hasil Kuesioner dengan para debitur yang diambil secara acak di

Dinas Bina Marga, Dinas Pertamanan dan Dinas Infokom Pemprovsu, tahun 2009.

Responden yang menyatakan ”baik sekali” sebanyak 80 orang (30,65%), dengan alasan pelayanannya ramah, cepat lancar dan tepat waktu. Yang menyatakan ”baik” sebanyak 120 orang responden (45,98%), memberikan alasan karena apabila dibandingkan dengan bank lain (penyalur kredit konsumtif), pelayanan BRI relatif lebih baik jawaban ”cukup baik” sebanyak 61 orang (23,37%), berharap meski

pelayanan BRI sudah cukup baik, namun perlu ditingkatkan lagi terutama di bagian Teller (kewalahan dalam melayani nasabah sehingga perlu ditambah personil).

Menurut ketentuan perundang-undangan bahwa perbankan yang berasaskan demokrasi ekonomi dengan fungsi utamanya sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat, memiliki peranan yang strategis untuk menunjang pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

Dokumen terkait