• Tidak ada hasil yang ditemukan

OBLIGASI SEBAGAI OBJEK JAMINAN DAN PENJAMINAN PERNYATAAN PENJAMINAN NEGATIF

B. Jenis-jens Obligasi

Obligasi dapat dibedakan dalam beberapa jenis, tergantung pada sudut mana dilihatnya. Berikut penjelasan jenis-jenis obligasi :

1. Obligasi Berdasarkan Definisi

Berdasarkan definisnya obligasi dibagi menjadi 6 (enam) jenis yaitu36 :

a. Debentures, yaitu surat utang jangka panjang yang tidak dijamin

(unsecured) dengan asset tertentu.

35

Sapto Rahardjo. Panduan Investasi Obligasi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2003. h.11

36

b. Subordinated Debentures, yaitu surat utang yang pengakuan klaimnya berada setelah secured-debt dan utang jangka panjang lainya.

c. Mortgage Bonds, yaitu surat utang dengan jaminan properti. Biasanya

nilai properti yang dijaminkan tersebut lebih besar dari Mortgage

Bonds yang dikeluarkan.

d. Zero and Very Low Coupon Bonds, yaitu surat utang yang dikeluarkan

dengan sedikit atau tanpa pembayaran kupon tahunan. Jadi, obligasi ini tidak memberikan pembayaran bunga. Pemegang obligasi menerima secara penuh pokok utang pada saat jatuh tempo.

e. Junk Bonds, yaitu surat utang yang memiliki rating merah, dan

biasanya dikeluarkan oleh perusahaan yang mengaami masalah keuangan. Obligasi ini memiliki peringkat di bawah peringkat investasi yang dikeluarkan lembaga pemeringkat efek.

f. Euro Bonds, yaitu surat utang yang dikeluarkan di Negara dimana

mata uangnya adalah yang tertera pada surat utang, dalam hal ini euro. 2. Obligasi Berdasarkan Bunga

Obligasi berdasarkan bunganya dibagi menjadi 4 (empat) yaitu37 : a. Obligasi dengan Bunga Tetap

Obligasi ini memberikan bunga tetap yang dibayar setiap periode tertentu. Karena bunga tetap, maka pergerakan harga obligasi di pasar

37

M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Prenada Media. Jakarta. 2004. h. 185.

sekunder umumnya berlawanan dengan pergerakan tingkat suku bunga yang berlaku umum.

b. Obligasi dengan Bunga Tidak Tetap

Dalam menentukan suku bunga pada obligasi ini, maka disesuaikan dengan tingkat suku bunga yang berlaku pada bank pemerintah, atau dengan LIBOR (London Inter Bank Offer Rate) dan SIBOR (SingaporeInter Bank Offer Rate).

c. Obligasi Tanpa Bunga

Obligasi ini tidak memiliki bunga, keuntungan yang diperoleh berdasarkan selisih antara nilai pada waktu jatuh tempo dengan nilai harga pembelian.

d. Obligasi Dengan Bunga Mengambang

Obligasi ini memberikan bunga atau kupon secara mengambang.

3. Obligasi Berdasarkan Jaminan

Obligasi dengan jaminan dibedakan menjadi 8 (delapan) yaitu38 :

a. Guaranteed Bond, yaitu obligasi bergaransi, bila perusahaan tidak

mencukupi dalam memberikan jaminan, maka perusahaan tersebut berafilisasi dengan perusahaan lain yang mampu memberikan jaminan terhadap pelunasan utang pokok dan bunga obligasi.

b. Mortgage Bond, yaitu obligasi dengan jaminan real assets.

38

c. Collateral Trust Bond, yaitu obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki emiten dalam bentuk porto folio.

d. Equipment Trust Bond, obligasi dengan jaminan equipment yang

digunakan sehari-hari oleh emiten.

e. Unsecured Bond, yaitu obligasi tanpa jaminan.

f. Debenture Bond, obligasi dengan jaminan karakter si penerbit atau

jaminannya berbentuk kejujuran, nama baik si penerbit obligasi.

g. Subordinate Bond, yaitu obligasi yang memiliki peringkat prioritas

lebih rendah dibandingkan obligasi lainnyayang diterbitkan oleh penerbit obligasi dalam hal terjadinya likuidasi.

h. Efek beragun asset, yaitu obligasi yang pembayaran bunga dan utang pokok dijamin oleh acuan berupa arus kas yang diperoleh dari penghasilan asset. Contoh efek beragun KPR.

4. Obligasi Berdasarkan Konvertibilitas

Obligasi konversi adalah obligasi yang dapat diubah (dikonversi) menjadi saham biasa dan pemilik obligasi konversi memiliki obligasi dan opsi call atas saham perusahaan39.

5. Obligasi Berdasarkan Penerbit

Obligasi ini dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu :

a. Company Bond, yaitu obligasi yang diterbitkan perusahaan

39

Farid Harianto dan Sudomo. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi. Bursa Efek Jakarta. h.586.

b. Government Bond, yaitu obligasi yang diterbitkan pemerintah. Contoh obligasi yang diterbitkan pemerintah Indonesia yaitu obligasi rekap, obligasi ritel Indonesia, Surat Utang Negara, dan Surat Berharga Syariah Negara.

c. Municipal Bond, yaitu obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah

daerah. Contoh obligasi pemerintah provinsi DKI Jakarta. 6. Obligasi Berdasarkan Pemegang

Obligasi ini dibedakan menjadi 2 yaitu40 :

a. Obligasi atas nama, yaitu obligasi yang pokok pinjaman dan bunganya tercantum nama pemilik obligasi.

b. Obligasi atas unjuk, yaitu obligasi yang nama pemilik tidak tercantum pada obligasi. Ciri-ciri obligasi ini adalah :

1) Nama pemilik tidak tercantum dalam warkat obligasi.

2) Setiap warkat obligasi disertai dengan kupon bunga yang dilepaskan setiap pembayaran bunga dilakukan.

3) Sangat mudah untuk dialihkan.

4) Warkat obligasi dibuat dengan bahan yang sama denga uang. 5) Bunga dan utang pokok hanya dibayarkan kepada orang yang dapat

menunjukan kupon bunga dan warkat obligasi.

6) Kupon bunga dan warkat obligasi yang hilang tidak dapat dimintakan penggantian.

40

7. Obligasi Berdasarkan Nilai Pelunasan

Dalam pelunasan obligasi ini terkait dengan indeks harga tertentu, seperti, klausula emas, klausula perak, valuta asing, indeks harga konsumen41.

8. Obligasi Berdasarkan Waktu Jatuh Tempo

Obligasi ini dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu42 : a. Obligasi jangka pendek (sampai dengan 1 tahun) b. Obligasi jangka menengah (sampai dengan 5 tahun) c. Obligasi jangka panjang (lebih dari 5 tahun)

9. Obligasi Lainnya

Selain yang telah disebutkan masih terdapat jenis obligasi lainya, antara lain43:

a. Inflation Linked Bond, yaitu obligasi yang nilai pokoknya mengacu

pada indeks inflasi.

b. Obligasi indeks lainnya, yaitu surat utang berbasis ekuiti (equity linked note) dan obligasi yang mengacu pada indeks indikator bisnis seperti penghasilan, nilai tambah ataupun Produk Domestik Bruto.

c. Obligasi Abadi, yaitu obligasi yang tidak memiliki masa jatuh tempo.

41

M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Prenada Media. Jakarta. 2004. h. 185.

42

M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Prenada Media. Jakarta. 2004. h. 187.

43

d. Obligasi tercatat, yaitu obligasi yang kepemilikannya ataupun peralihannya didaftarkan atau dicatatkan oleh penerbit pada lembaga administrasi efek.

e. Book-entry Bond, yaitu obligasi tanpa warkat. Hal ini terjadi karena

mahalnya biaya pembuatan warkat serta kupon. Obligasi ini menggunakan system elektronik terpadu yang mendukung transaksi efek di pasar modal.

1) Obligasi Syariah (Sukuk)

a) Pengertian Obligasi Syariah

Obligasi syariah adalah obligasi yang ditawarkan dengan ketentuan mewajibkan emiten untuk membayar kepada pemegang obligasi syariah sejumlah pendapatan bagi hasil dan membayar kembali dana obligasi syariah pada tanggal pembayaran kembali dana obligasi syariah44. Di dalam Islam istilah obligasi syariah dikenal dengan sebutan sukuk.

Obligasi syariah menurut fatwa Dewan Syariah Nasioanl Nomor 59/DSN-MUI/V/2007 adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada investor (pemegang obligasi) yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada investor berupa bagi hasil/marjin/fee serta membayar kembali dana investasi pada saat jatuh tempo.

44

Dalam obligasi syariah terdapat beberapa pokok ketentuan yang harus ada, yaitu :

2) Ketentuan umum

a) Obligasi yang tidak dibenarkan menurut syariah, yaitu obligasi yang bersifat utang dengan kewajiban membayar berdasarkan bunga.

b) Obligasi yang dibenarkan menurut syariah, yaitu obligasi yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

c) Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada investor (pemegang obligasi) yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada investor berupa bagi hasil/marjin/fee serta membayar kembali dana investasi pada saat jatuh tempo.

3) Ketentuan khusus

a) Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara lain :

(1) Mudharabah (Muqaradhah/Qiradh). (2) Musyarakah. (3) Murabahah. (4) Salam. (5) Istishna. (6) Ijaroh.

b) Jenis usaha yang dilakukan emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, sesuai dengan arahan DSN MUI lewat fatwa nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah.

c) Pendapatan investasi yang dibagikan emiten kepada pemegang obligasi syariah Mudharabah harus bersih dari unsur nonhalal. d) Pendapatan yang diperoleh pemegang obligasi syariah sesuai

akad yang digunakan.

e) Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang digunakan.

4) Karakteristik Obligasi Syariah Karakteristik obligasi syariah yaitu :

a) Obligasi syariah menekankan pendapatan investasi bukan berdasar tingkat suku bunga yang telah ditentukan sebelumnya. Tingkat pendapatan dalam obligasi syariah berdasar pada tingkat rasio bagi hasil (nisbah) yang besarnya telah disepakati oleh pihak emiten dan investor.

b) Dalam sistem pengawasannya selain diawasi oleh pihak Wali Amanat, mekanisme obligasi syariah juga diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah. Dengan sistem ini maka prinsip kehati-hatian dan perlindungan kepada investor obligasi syariah diharapkan terjamin.

c) Jenis industri yang dikelola oleh emiten serta hasil pendapatan perusahaan penerbit obligasi harus terhindar dari unsur nonhalal. Lembaga tempat transaksi obligasi syariah adalah di pasar modal syariah.

5) Jenis-jenis Obligasi Syariah

Ada beberapa jenis obligasi syariah yaitu : a) Obligasi Syariah Mudharabah

Obligasi syariah Mudharabah adalah obligasi syariah yang berdasarkan akad Mudharabah dengan memperhatikan substansi fatwa DSN-MUI No.7/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan Mudharabah. Pendapatan hasil investasi yang dibagikan emiten kepada pemegang obligasi syariah

Mudharabah harus bersih dari unsur nonhalal, dibagikan sesuai

kesepakatan sebelum emisi obligasi serta dibayarkan secara periodik.

Dalam Al Quran ayat yang berkenaan dengan Mudharabah ada dalam surat Al Baqarah ayat 198 :

َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ٌح َ ُ نَأ ا ُ َ ْ َ ً ْ َ ْ ُ ﱢ ﱠر ۚ◌ اَذِ'َ ُ ْ َ َأ ْ ﱢ ٍت َ َ*َ اوُ*ُ,ْذ َ َ ﱠﷲ َ. ِ َ/ْ0َ1ْ ا ِر ِماَ*َ3ْ ا ۖ◌ ُهوُ*ُ,ْذاَو َ1َ, ْ ُ,اَ.َھنِإَو ُ ُ, ِ8ِ ْ َ9 َ ِ1َ َ ﱢ ﱠ ا Artinya :

Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ´Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy´arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang

ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.

Selain itu pada surat Al Muzammil ayat 20 :

َ:َ/َ َ ;ِ<ﱠ ا َ ِ ٌ=َ>ِ? َطَو ُ8َAُ ُBَو ُ8َ>ْCِDَو ِEْ ﱠ ا ِFَAُ ُB ْ ِ ٰHَDْدَأ ُم ُJَ َ:ﱠDَأ ُ َ ْ/َ; َ:ﱠ َر ﱠن ۚ َر َKﱠ اَو َEْ ﱠ ا ُرﱢ.َJُ; ُ ﱠﷲَو ۚ◌ ُJْ ا َ ِ َ*ﱠLَ َ َ اوُءَ*ْ9 َ ۖ ْ ُ ْ َ َ َب َ َ ُه ُC ْ3ُ ْ َ ْنَأ َ ِ َ َنوُ*َOآَو ۙ ٰHَRْ*َ ْ ُ ْ ِ ُن ُ َ َS ْنَأ َ ِ َ ۚ ِنآْ* ََ َ اوُءَ*ْ9 َ ۖ ِ ﱠﷲ ِE ِ َS Fِ َن ُ ِ َJُ; َنوُ*َOآَو ۙ ِ ﱠﷲ ِEْ َ ْ ِ َن ُ َ ْ َ; ِضْرَ ْUا Fِ َن ُ ِ*ْ َ; ا ُ1 ِ9َأَو ۚ ُ8ْ ِ َ*ﱠL ُRِ*ْ9َأَو َة َ,ﱠW ا ا ُ آَو َة َ ﱠC ا اً*ْ َO َ ُھ ِ ﱠﷲ َ.ْ ِ ُهوُ.ِXَ ٍ*ْ َO ْ ِ ْ ُ ِLُ>ْDَ ِU ا ُ ﱢ.َJُ َ َو ۚ ً َLَY ًRْ*َ9 َ ﱠﷲ ا ٌ ِYَر ٌر ُ>َZ َ ﱠﷲ ﱠنِإ ۖ َ ﱠﷲ اوُ*ِ>ْ َ ْSاَو ۚ اً* ْ َأ َ َ[ْ َأَو Artinya :

Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

b) Obligasi Syariah Ijarah

Obligasi Syariah Ijarah adalah obligasi syariah yang berdasarkan akad Ijarah dengan memperhatikan susbtansi fatwa DSN-MUI No.09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan Ijarah. Pemegang obligasi ini dapat bertindak sebagai Musta’jir (penyewa) dan sebagai

Mu’jir (pemberi sewa). Objek ijarah harus berupa manfaat yang

Dalam Al Quran surat yang berkenaan dengan Ijarah adalah surat Al Qhashas ayat 26-27 :

ْ\َ َ9 ِ\َ َأ َ; َ1ُھ. ْYِءا ُهْ*ِXْ]َ ْSا ﱠنا َ*ْ َO^ َ َت ْ*ِ ْ َ ْSاث<;ِ َJ ا ْ ِ َUا. َل َ9FﱢDِا ُدءيِرُأ ْنَا َ: َ3ِ ْDُأى. ْYاHَ َDا ِ ْ َ َھHَ َ ْنَأHِDَ*ُ ْ َ َFِD 1َB ٍc َXِY ْن'َ َ\ْ1َ1ْ أاً*ْ0 ْ ِ1َ َكِ.ْ ِ َ َو ُ.ْeِرُأ ْنأ ُfَأﱠg َ:ْeَ َ HِD ْوُ.ِXَ َS ْنإ ُ َﷲءّ f َ ِ َ ْ ِ3ِ ﱠC ا Artinya :

Salah seorang dari dua wanita itu bekata:ambilah sebagian orang yang bekerja pada kita,karena sesungguhnnya orang yang paling baik kamu ambil untuk bekerja ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. Berkata ia (Nabi syuaib): sesungguhnya kami bermaksud menikahkan kamu dengan salah satu dari dua orang anakku ini atas dasar kamu bekerja denganku delapan tahun, dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka hal itu adalah suatu kebaikan darimu, dan aku tidak bermaksud memberatkan kamu, dan insyaAlloh kamu akan mendapatkan aku termasuk ke dalam orang-orang yang baik.

c) Obligasi Syariah Salam

Salam adalah kontrak jual beli suatu barang yang jumlah dan

kriterianya telah ditentukan secara jelas, dengan pembayaran dilakukan dimuka sedangkan barangnya diserahkan kemudian pada waktu yang disepakati bersama. Obligasi syariah Salam adalah obligasi syariah yang diterbitkan dengan tujuan untuk mendapatkan dana untuk modal dalam akad Salam, sehingga barang yang akan disediakan melalui akad Salam menjadi milik pemegang obligasi syariah45.

45

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara). (Jakarta : Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, 2010 ) h.13

d) Obligasi Syariah Istishna

Istishna adalah akad jual beli aset berupa obyek pembiayaan antara

para pihak dimana spesifikasi, cara dan jangka waktu penyerahan, serta harga aset tersebut ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak. Obligasi syariah Istishna adalah obligasi syariah yang diterbitkan dengan tujuan mendapatkan dana yang akan digunakan untuk memproduksi suatu barang, sehingga barang yang akan diproduksi tersebut menjadi milik pemegang Obligasi syariah46.

e) Obligasi Syariah Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih

untuk menggabungkan modal, baik dalam bentuk uang maupun bentuk lainnya, untuk tujuan memperoleh keuntungan, yang akan dibagikan sesuai dengan nisbah yang telah disetujui, sedangkan kerugian yang timbul akan ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak. Obligasi syariah Musyarakah adalah Obligasi Syariah yang diterbitkan dengan tujuan memperoleh dana untuk menjalankan proyek baru, mengembangkan proyek yang sudah berjalan, atau untuk membiayai kegiatan bisnis yang dilakukan berdasarkan akad musyarakah, sehingga pemegang sukuk menjadi

46

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara). (Jakarta : Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, 2010 ) h.14

pemilik proyek atau aset kegiatan usaha tersebut, sesuai dengan kontribusi dana yang diberikan. Obligasi syariah musyarakah tersebut dapat dikelola dengan akad musyarakah (partisipasi), mudharabah atau agen investasi (wakalah)47.

f) Obligasi Syariah Muzara’ah

Muzara’ah adalah akad kerjasama di bidang pertanian, dimana

pemilik lahan memberi hak pengelolaan lahan kepada pihak lain (petani). Keuntungan yang diperoleh dari hasil lahan dibagi bersama sesuai kesepakatan. Obligasi syariah Muzara’ah adalah obligasi syariah yang diterbitkan dengan tujuan mendapatkan dana untuk membiayai kegiatan pertanian berdasarkan akad Muzara’ah, sehingga pemegang obligasi syariah berhak atas bagian dari hasil panen sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian48.

g) Obligasi Syariah Musaqah

Musaqah adalah akad kerjasama di bidang irigasi tanaman

pertanian, dimana pemilik lahan memberikan hak pengelolaan lahan kepada pihak lain (penggarap) untuk melakukan penyiraman (irigasi)

47

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara). (Jakarta : Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, 2010 ) h.14

48

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara). (Jakarta : Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, 2010 ) h.15

dan pemeliharaan tanaman. Keuntungan yang diperoleh dari hasil pertanian dibagi bersama sesuai kesepakatan.

Obligasi syariah Musaqah adalah obligasi syariah yang diterbitkan dengan tujuan menggunakan dana hasil penerbitan sukuk untuk melakukan kegiatan irigasi atas tanaman berbuah, membayar biaya operasional dan perawatan tanaman tersebut berdasarkan akad

musaqah, dengan demikian pemegang sukuk berhak atas bagian dari

hasil panen sesuai kesepakatan49. h) Obligasi syariah Murabahah

Murabahah Akad atau perjanjian jual–beli atas suatu barang

dimana harga dan keuntungannya (profit margin) disetujui oleh semua pihak yang terlibat. Pembayarannya dapat dilakukan secara tunai, cicil atau tangguh, sedangkan penyerahan barang dilakukan di awal pada saat dilakukannya transaksi. Murabahah juga disebut cost plus financing. Obligasi syariah yang diterbitkan dengan akad ini disebut dengan Obligasi syariah Murabahah50.

49

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara). (Jakarta : Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, 2010 ) h.15

50

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara). (Jakarta : Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, 2010 ) h.15

Dokumen terkait