• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-jenis Organisasi Internal Kampus di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

DAFTAR PUSTAKA

A. Latar Belakang

3. Jenis-jenis Organisasi Internal Kampus di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Untuk lebih jelasnya dapat diklasifikasikan jenis-jenis Organisasi Internal Kampus yang ada di tingkat Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar sesuai dengan Jurusan yang ada di Fakultas Agama Islam yakni,

a. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Agama Islam, b. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), terbagi atas tiga yakni

1.) HMJ Pendidikan Agama Islam.

2.) HMJ Pendidikan Bahasa Arab.

3.) HMJ Ekonomi Islam.

B. Pengertian Keaktifan Perkuliahan

Keaktifan mahasiswa dalam proses perkuliahan merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Berikut ini dapat dikemukakan oleh para ahli beberapa pengertian dari keaktifan belajar mahasiswa.

Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2000:83) keaktifan adalah kegiatan, kesibukan. Dalam buku bahasa Indonesia,J. S.

Badudu (2001:43), Ada beberapa para ahli yang mengemukakan pendapatnya, yakni :

Sardiman (2001:43) “Aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan”.

Rohani (2001:43) :

Belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah mahasiswa giat dan aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif.

Mahasiswa yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Saat mahasiswa aktif jasmaninya dengan sendirinya ia juga aktif jiwanya, begitu juga sebaliknya.

Hermawan (2001:44) :

Keaktifan mahasiswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran.

Rochman Natawijaya (2001:44) : Belajar aktif adalah Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor.

Jadi, melihat pengertian Keaktifan menurut beberapa ahli diatas maka penulis menarik kesimpulan terkait keaktifan mahasiswa dalam proses perkuliahan. Keaktifan yang dimaksud adalah segala aktivitas,kegiatan dan kesibukan serta perilaku mahasiswa yang berkaitan dengan aktivitasnya dalam melakukan kegiatan di kampus yang berkaitan langsung dengan aktivitasnya sebagai mahasiswa.

C. Pengaruh Organisasi Internal Kampus terhadap Keaktifan Mahasiswa dalam proses Perkuliahan

Mahasiswa merupakan komponen penunjang kemajuan negeri, Mahasiswa diharapkan mampu memberikan sumbangan melalui kapasitas intelektualitasnya, sehingga masa kuliah seharusnya dimamfaatkan dengan sebaik-baiknya. Mengikuti aktivitas pada unit-unit kegiatan mahasiswa bukan berarti meninggalkan tugas belajar kuliahnya.

Menjadi aktivis mahasiswa tidaklah berarti mejadikan aktivitas perkuliahan menjadi menurung atau jarang mengikuti proses perkuliahan, justru menjadi aktivis mahasiswa menjadi ajang pembuktian diri kita bahwa kita adalah mahasiswa yang memiliki nilai lebih dibanding mahasiswa lainnya.

Tidak sedikit pula aktivis organisasi yang tingkat keaktifannya dalam proses perkuliahan rendah dibanding mahasiswa yang pasif.

Hal ini bisa jadi dipengaruhi oleh keterlenaan mereka dalam aktivitas-aktivitas praktis organisasi tanpa diikuti oleh bacaan-bacaan ynag memadai yang dapat menunjang aktivitas mereka sehari-hari.

Berdasarkan hal ini, dapat melahirkan asumsi dikalangan mahasiswa bahwa organisasi kemahasiswaan disatu sisi dapat memberikan konstribusi positif bagi peningkatan proses perkuliahan mahasiswa, sebaliknya disisi lain, organisasi kemahasiswaan khususnya organisasi internal kampus justru menghambat aktivitas perkuliahan mahasiswa yang menjadikan mahasiswa jarang mengikuti proses perkuliahan. Akan tetapi, anggapan bahwa organisasi dapat menghambat aktivitas kuliah dan membuat nilai akademis menurun adalah anggapan yang keliru dan tidak memiliki dasar yang kuat, karena walau bagaimana pun organisasi kemahasiswaan tersebut adalah wadah, media, alat serta sarana trasnpormasi (penyalur) minat, bakat dan potensi-potensi lain yang terpendam dalam diri mahasiswa untuk di kembangkan sehingga

mencapai tujuan yang di ingnkan yaitu tujuan belajar yang mengarah kepada perubahan kognitif, efektif, dan psikomotorik mahasiswa.

Jadi, disini penulis menengaskan bahwa keberadaan organisasi mahasiswa sangatlah penting Karena mamfaatnya justru akan kembali kepada mahasiswa itu sendiri. Mungkin ada yang takut ketika masuk organisasi waktunya untuk belajar akan terganggu yang pada akhirnya berpengaruh pada lamanya kuliah. Penulis memang katakan ada sebagian kecil mahasiswa yang lalai kuliah akibat terlalu sibuk mengurus organisasi. Tapi, kenyataan juga membuktikan, betapa banyak aktivis organisasi yang berhasil lulus tepat waktu, dan dengan indeks prestasi yang sangat memuaskan. Jadi, ini hanyalah masalah menejemen waktu.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan pendekatan penelitian kualitatif dengan mengeksplorsikan data dari lapangan dengan metode analisis deskriftif yang bertujuan memberikan gambaran secara cepat dan tepat tentang Pengaruh organisasi internal kampus terhadap tingkat keaktifan mahasiswa dalam proses perkulihan di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Bogden dan Taylor (1993 : 33) mendefinisikan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data kualitatif yang berupa uangkapan atau catatan orang itu sendiri atauntingkh laku mereka yang terobsesi.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah kampus Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Agama Islam. dengan objek penelitian yakni mahasiswa Fakultas Agama Islam Semester VI, penulis menunjuk lokasi penelitian ini secara langsung. Dimana salah satu pertimbangan memilih tempat penelitian ini karena melihat mahasiswa-mahasiswa di Fakultas Agama Islam berbeda dengan Fakultas lain dalam

keaktifannya beroganisasi. Salah satunya dengan berorganisasi mereka juga tetap aktif dalam kegiatan yang lain baik dalam kampus maupun yang diluar kampus.

Dalam mengukur ada tidaknya pengaruh Organisasi Internal terhadap tingkat keaktifan mahasiswa dalam proses perkuliahan di FAI UNISMUH, penulis mengunakan penelitian kualitatif, untuk mencari pengaruh antara dua variabel yaitu variabel X (organisasi internal kampus) yang merupakan variabel bebas dan variabel Y (keaktifan mahasiswa dalam proses perkuliahan) yang merupakan variabel terikat.

C. Defenisi Operasional Variabel

Untuk menghindari kekeliruan dalam menafsirkan variabel penelitian maka dilakukan defenisi operasional variabel:

1. Organisasi Internal Kampus adalah organisasi kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Makassar yang berfungsi sebagai wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa kearah perluasan wawasan, peningkatan kecendikiawan dan integritas kepribadian untuk mencapai tujuan Perguruan Tinggi Agama Islam.

2. Keaktifan mahasiswa dalam proses perkuliahan adalah segala kegiatan,kesibukan dan aktifitas mahasiswa dalam melakukan aktivitas

perkuliahan terutama kehadirannya dalam proses belajar didalam kelas.

Hal ini berdasar pada kegiatan perkuliahan yang dilakukan setiap harinya berdasarkan jadwal perkuliahan pada mahasiswa semester VI Fakultas Agama Islam.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Setiap kegiatan yang dilakukan di lapangan tidak terlepas dari keadaan subjek yang hendak dijadikan sebagai sumber data yang biasa disebut dengan populasi. Penentuan sumber data tersebut tergantung pada masalah yang akan diteliti.

Untuk mengantar penulis pada pemahaman terhadap suatu objek populasi penelitian dalam proposal ini, maka terlebih dahulu penulis akan memberikan pengertian populasi berdasarkan rumusan para pakar, yaitu:

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130):

Populasi adalah keseluruhan objek populasi penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada didalam wilayah penelitian maka penelitiannya adalah merupakan penelitian populasi studi atau penelitiannya adalah studi sensus.

Menurut Sugiono (2009:80): Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menyimak beberapa pengertian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulakan bahwa populasi dalam sebuah penelitian adalah keseluruhan elemen atau aspek yang menjadi objek penelitian berupa orang, barang, binatang, hal atau peristiwa sesuai kriteria yang ditentukan oleh penulis. Oleh karena itu, populasi yang penulis maksudkan adalah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Agama Islam dalam hal ini mahasiswa semester VI sebagai objek penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel I

1 Pendidikan Agama Islam 97 179 276

2 Pendidikan BHS Arab 12 15 27

3 Ekonomi Islam 9 12 21

Jumlah 118 206 324

Sumber data dari absensi masing-masing jurusan semester VI tahun 2013.

Tabel I di atas menunjukkan jumlah keseluruhan populasi sebanyak 324 dari tiga Jenis Jurusan yang ada di Fakultas Agama Islam yakni,

Pendidikan Agama Islam sebanyak orang 276, Pendidikan BHS Arab sebanyak 27, dan Ekonomi Syariat sebanyak 21 orang, jadi jumlah keseluruhan sebanyak 324 orang.

2. Sampel

Setelah menentukan populasi dalam penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menentukan sampel. Penentuan sampel hanya sebagian kecil yang diambil dari populasi. Jadi, dalam penelitian tidak selamanya perlu meneliti secara keseluruhan populasi, karena hal tersebut membutuhkan biaya yang banyak, waktu yang lama dan pertimbangan keterbatasan yang lainnya. Oleh karena itu, diambil dari sebagian populasi yang ada sebagai wakil (sampel) yang akan diteliti dengan syarat bahwa sampel dapat mewakili seluruh karakteristik populasinya.

Berdasar pada permasalahan diatas Menurut Sugiyono (2009:81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut.

Suharsimi Arikunto, (2006:131) mengemukakan bahwa “sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.

Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menganalisakan hasil penelitian sampel”.

Menurut teori Suharsimi Arikunto (2006:134) bahwa:

Populasi yang objeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga menjadi penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Merujuk pada pendapat para pakar diatas dalam penentuan besarnya sampel, maka penulis dalam hal ini mengambil sampel sebanyak 10% dari jumlah populasi sebagaimana teori Suharsimi Arikunto. Jadi jumlah populasi yang akan diteliti di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar adalah mahasiswa yang semester VI sebanyak 324 orang

Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel pada penelitian ini adalah berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto yaitu 10% dari populasi yaitu 10% x 324 = 32 orang. Penarikan sampel menggunakan Random sampling yaitu, pengambilan wakil atau penentuan sampel yang dilakukan dengan cara mencampur secara acak, sehingga responden dianggap sama.

Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut : Tabel II Keadaan Sampel No Mahasiswa Fakultas

Agama Islam semester VI

Jenis kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan

1 Pendidikan Agama Islam 7 9 16

2 Pendidikan Bahasa Arab 4 6 10

3 Ekonomi Islam 2 4 6

Jumlah 13 19 32

Tabel diatas menunjukan jumlah sampel sebanyak 32 orang yang terdiri dari Mahasiswa Fakultas Agama Islam semester VI.

E. Instrument Penelitian

Dalam hal ini penulis akan mempergunakan instrument penelitian. Hal ini dimaksudkan agar penulis dapat mengumpulkan data-data yang diperlukan sebagai alat untuk menyatakan besaran atau persentase suatu hasil penelitian baik berupa data kualitatif yang berupa angka-angka. Oleh karena itu, instrument yang dimaksudkan adalah alat ukur yaitu alat untuk mengukur dan menyatakan besaran atau persentase serta lebih

kurangnya dalam bentuk kualitatif, sehingga dengan menggunakan instrumen yang dipakai tersebut berguna bagi pengukurnya

Adapun instrument penelitian yang penulis pergunakan dalam pengumpulan data dilapangan sesuai dengan objek pembahasan proposal ini adalah pedoman observasi wawancara, angket dan dokumentasi. Keempat instrumen penelitian tersebut digunakan karena pertimbangan praktis bahwa kemungkinan hasilnya adalah lebih valid dan akurat.

Untuk mengetahui lebih jelas, penulis akan menguraikan secara sederhana keempat bentuk instrument tersebut, sebagai berikut:

1. Pedoman Observasi

Yaitu catatan untuk mengamati secara langsung dengan sumber informasi tentang objek penelitian, keadaan mahasiswa dalam proses perkuliahan secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diingnkan atau suatu studi yang segaja dilakukan untuk mengetahui keadaan sosial atau keadaan psikis dengan jalan mengamati dan mencatat.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara adalah merupakan proses interaksi antara responden dengan pewawancara untuk mendapatkan informasi atau keterangan dengan cara langsung bertatap muka dan bercakap-cakap secara lisan

dengan cara mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan data informasi yang diperlukan.

3. Angket

Angket merupakan pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dan digunakan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai laporan tentang pribadinya atau hal-hal ia ketahui.

4. Catatan Dokumentasi

Dokumentasi yaitu peninggalan tertulis dalam berbagai kegiatan atau kejadian yang dari segi waktu relatif belum terlalu lama. Suharsimi Arikunto (2006:231) mengemukakan bahwa dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penenlitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan beberapa teknik yaitu :

1. Library Resarch (kepustakaan) yakni pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian dengan cara membaca dan menelaah buku-buku, majalah dan karya ilmiahyang ada kaitannya

dengan masalah yang dibahas. Metode pengumpulan data ini terbagi dua bagian yaitu:

a. Kutipan langsung yaitu kutipan yang mengutip pendapat orang lain secara lengkap, kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks aslinya.

b. Kutipan tidak langsung yaitu mengutip pendapat orang lain berupa intinya yang terkadang teks kalimatnya diganti dengan kalimat gaya penulis tanpa merubah maksud kalimat tersebut.

2. Field research (Lapangan) yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung di lapangan tentang objek yang akan diteliti untuk memperoleh data yang lebih akurat yang ada hubungannya dengan masalah yang ada dalam penelitian ini dengan menggunakan metode:

a. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data di mana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala yang diselidiki.

Observasi ini dilaksanakan untuk mengetahui organisasi internal kampus yang ada di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. Mengadakan observasi berupa pengamatan langsung pada hal- hal yang berhubungan dengan penelitian.

b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu bentuk instrument yang sering digunakan dalam penelitian yang tujuannya untuk memperoleh keterangan secara langsung dari instrument. Oleh karena itu, jika teknik ini digunakan dalam penelitian, maka perlu terlebih dahulu mengetahui sasaran maksud dan masalah apa yang dibutuhkan si peneliti, sebab dalam waktu wawancara dapat diperoleh keterangan yang berlainan dan adakalanya tidak sesuai dengan maksud peneliti.

c. Angket

Teknik angket dimaksudkan untuk memperoleh informasi dengan menggunakan daftar pertanyaan yang disusun sedemikian rupa untuk dijawab oleh responden. Angket merupakan instrument dalam teknik komunikasi dengan demikian data yang terhimpun bersifat informasi tanpa penjelasan berupa pendapat, buah pikiran, ungkapan dan lain-lain.

Salah satu media untuk mengumpulkan data dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial yang paling populer digunakan adalah kuesioner ini juga dapat sering disebut sebagai angket dimana dalam kuesioner tersebut terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi dilapangan. Dalam penelitian kualitatif, penggunaan kuesioner adalah yang paling sering ditemui karena jika dibuat secara intensif dan teliti,

koesioner mempunyai keunggulan jika dibandingkan dengan alat pengumpulan data lainnya.

d. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian ini sebagai data pelengkap.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data maka penulis mengunakan metode sebagai berikut :

1. Metode Induktif yaitu analisis bentuk ini merupakan teknik menganalisa data dengan memulai dari masalah khusus.kemudian mengambil kesimpulan bersifat umum.

2. Metode Deduktif adalah teknik analisis berpikir menganalisa data dengan memulai dari hal-hal yang bersifat umum sampai menuju kesimpulan bersifat khusus.

3. Metode komparatif yaitu menganalisis data dengan membandingkan antara satu pendapat dengan pendapat lain kemudian di interprestasikan untuk mendapatkan data yang di inginkan.

Untuk mengelolah data menjadi sebuah pembahasan, maka peneliti menganalisis data dengan teknik analisis deskriftif yaitu berusaha

memberikan gambaran dari data yang diperoleh denga mengunakan rumus persentase sesuai dengan table sebelumnya.

Rumus yang digunakan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:

P= F X 100%

N Keterangan : P = Presentase F = Frekuensi

N = Jumlah sampel yang diambil

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Selayang Pandang Lokasi Penelitian dan Kondisi Objektif Lokasi