• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keaktifan Mahasiswa dalam proses perkuliahan di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

DAFTAR PUSTAKA

C. Keaktifan Mahasiswa dalam proses perkuliahan di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Proses pembelajaran yang dihadapai mahasiswa dalam proses perkuliahan tentu berbeda dengan apa yang di hadapi para siswa yang ada di sekolah dimana dalam pembelajaran yang di alami mahasiswa ini proses pembelajarannya yakni dua arah. Proses perkuliahan dikembangkan melalui bentuk komunikasi dua arah antara Dosen dan Mahasiswa melalui kegiatan Tanya Jawab, pembuatan makalah, dan diskusi kelas. Guna menunjang pemahaman terhadap materi perkuliahan, mahasiswa diminta untuk mencari informasi dan referensi melalui buku dan internet sekalipun. Hal ini memang sangat menarik dan menjadi corak pembeda antara pendidikan di Sekolah Menengah Atas dengan Bangku Kuliah. Mengajarkan dan senantiasa menuntuk mahasiswa untuk mampu berbicara dan aktif dalam kelas, tentunya untuk membuat hangatnya perkuliahan dan tidak menjenuhkan mahasiswa maupun para dosen itu sendiri.

Demikian halnya dengan mahasiswa yang ada di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar, yang mana di Fakultas ini berbeda dengan Fakultas lain, bukan hanya karena perbedaan Fakultas tetapi juga dari keaktifan Mahasiswanya dalam mengikuti proses perkuliahannya dalam sehari-hari. Dimana para mahasiswanya bukan

hanya banyak yang aktif di dalam berbagai Organisasi tetapi juga begitu aktif dalam proses perkuliahan.

Hal ini dapat dilihat melalui hasil tabulasi angket tentang Mahasiswa yang aktif mengikuti proses perkuliahan di Fakultas Agama Islam.

Tabel VI

Daftar Distribusi Frekwensi tanggapan Mahasiswa yang aktif mengikuti proses Perkuliahan di Fakultas Agama Islam

No. Uraian Jawaban Frekwensi Persentase (%)

1. Sangat Aktif -

-2. Aktif 30 93,75%

3. Kurang Aktif 2 6,25%

4. Tidak Aktif -

-Jumlah (N) 32 100%

Dari data diatas menunjukkan bahwa dari 32 Responden terdapat 30 dari 32 responden atau 93,75% menjawab Ya, menjawab kadang-kandang terdapat 2 dari 32 Responden atau 6,25%, sedangkan yang menjawab tidak pernah tidak ada Responden yang menjawab. Ini menandakan bahwa tingkat keaktifan mahasiswa dalam mengikuti proses perkuliahan sangat tinggi.

Mahasiswa yang ada di Fakultas Agama Islam memang sangat berbeda dengan fakultas lain dengan melihat persentase keaktifannya dalam proses perkuliahan dengan angka yang mencapai 93,75.

Aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi lingkungan belajar, dosen, materi, pola interaksi, media pembelajaran, teknologi, dan situasi belajar. Sedangkan faktor internal adalah berbagai kemampuan dasar yang ada dalam diri mahasiswa sebagai pembelajar. Kemampuan dasar ini antara lain meliputi: kemampuan berpikir verbal, kemampuan bekerja dengan bilangan, kemampuan berpikir abstrak, kemampuan berpikir logis, kemampuan belajar mandiri. Di samping itu, ada juga hal yang tak kala pentingnya yang mempengaruhi Mahasiswa dalam melakukan aktivitasnya sebagai anak kuliahan, yakni Organisasi Internal Kampus. Tidak sedikit mahasiswa yang terlena dalam aktifitas Organisasi ini sampai-sampai masalah Kuliah di kesampingkan. Tetapi banyak pula mahasiswa yang aktif dalam organisasi tetapi lebih aktif lagi dalam proses perkuliahan hingga selesai tepat waktu dengan nilai yang bisa di bilang sangat memuaskan. Hal dikembalikan lagi kepada masing-masing individu mahasiswa itu sendiri.

Menurut sebagian pendapat bahwa aktif dalam Organisasi sering membuat mahasiswa malas mengikuti proses perkuliahan dalam kelas dengan alasan sibuk di Organisasi. Pendapat ini peneliti jadikan sebagai

salah satu pernyataan dalam angket, dengan demikian kita dapat melihat melalui tabel tabulasi angket tentang pernyataan tersebut.

Tabel VII

Daftar Distribusi Frekwensi tanggapan Mahasiswa tentang pendapat yang menyatakan bahwa aktif dalam Organisasi sering membuat

mahasiswa malas mengikuti proses perkuliahan dengan alasan sibuk di organisasi

No. Uraian Jawaban Frekwensi Persentase (%)

1. Sangat Setuju -

-2. Setuju 6 18.75%

3. Kurang Setuju 10 31,25%

4. Tidak Setuju 16 50%

Jumlah (N) 32 100%

Berdasarkan hasil data diatas yang menunjukkan bahwa 6 dari 32 atau 18,75% Responden yang setuju tetang pernyataan tersebut, 10 dari 32 responden atau 31% mengatakan kurang setuju sedangkan yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut terdapat 16 dari 32 responden atau 50%. Berdasarkan hasil penilaian dapat diketahui bahwa tidak selamanya aktif di Organisasi maka Mahasiswa tersebut menjadi malas mengikuti proses perkuliahan dapat dilihat dengan angka persentase (50%).

Sebagian mahasiswa menganggap perannya hanya mengerjakan tugas kuliah, belajar, dan duduk manis di kelas sembari memperhatikan penjelasan dosen. Jika mendapatkan Indeks Prestasi (IP) yang tinggi, maka akan menjadi kebanggaan tersendiri baginya. Hal itu kelak akan berguna ketika bersaing di dunia kerja, namun juga ada mahasiswa yang beranggapan nilai tidaklah begitu penting. Ilmu dapat diperoleh dimanapun, salah satunya melalui kegiatan-kegiatan diluar perkuliahan.

Oleh karenanya, beberapa mahasiswa memlilih mengikuti organisasi-organisasi kemahasiswaan sebagai ajang peningkatan softskill dan juga penambah pengalaman.

D. Pengaruh Organisasi Internal Kampus terhadap Tingkat Keaktifan Mahasiswa dalam Proses Perkuliahan di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Sangatlah miris jika seseorang yang berpredikat mahasiswa, namun masih kesulitan dalam berkomunikasi. Mahasiswa, merupakan golongan yang selama ini diunggulkan di dalam masyarakat, sehingga dituntut mampu dan mahir berkomunikasi untuk mencurahkan pemikirannya.Untuk melatih kemampuan berkomunikasi, tentu juga terdapat tahapan atau proses pembelajarannya. Biasanya seorang mahasiswa belajar cara berkomunikasi di kelas mulai dari kelompok terkecilnya, seperti di kelas atau dalam organisasi. Dengan pembiasaan yang baik untuk

berkomunikasi, secara berlahan mahasiswa akan mahir tata bahasa dalam berkomunikasi. Selain itu, mental atau keberaniannya juga akan terbentuk dengan sendirinya.

Lanjut dari itu, semua kembali kepada pilihan mahasiswa itu sendiri apakah ingin bergabung didalam organisasi atau hanya sekedar ingin berbagi ilmu dengan mahasiswa-mahasiswa yang ada didalam organisasi tersebut.

Seperti yang kita ketahui bahwa sebuah Organisasi Internal Kampus mempunyai segudang aktifitas atau kegiatan yang terkadang searah atau bersamaan dengan jadwal perkuliah. Mungkin bagi mahasiswa yang tidak mau pusing dengan keadaan Kampus tidak ada pengaruhnya sama sekali tapi bagi mahasiswa yang aktif di organisasi mungkin mempunyai penilai tersendiri dengan hal tersebut. Dan dari sinilah keaktifan mahasiswa dalam proses perkuliahan di pertaruhkan. Dengan ikut organisasi, memang waktu yang biasa digunakan untuk belajar dan mengerjakan tugas akan berkurang.

Sementara itu, kuantitas tugas kuliah tetap sama saja antara yang ikut organisasi dan lain yang tidak ikut organisasi. Agar keduanya dapat berjalan sama-sama lancar dan tidak ada yang terbengkalai, manajemen waktu yang baik mutlak harus dilakukan. Mungkin pada awalnya, akan sedikit kewalahan membagi waktu untuk kuliah dan organisasi. Tapi, lama-lama akan semakin terbiasa. Selanjutnya, kebiasaan ini dapat terus terbawa sepanjang sisa hidup kita. Setelah bekerja di kantor nanti, akan lebih terlatih dalam

mengelola tugas-tugas yang jumlahnya tidak sedikit dan menetapkan prioritas tugas mana yang harus lebih dulu dikerjakan.

Dalam hal ini, dapat dilihat melalui tabel tabulasi angket tentang pengaruh Organisasi Internal Kampus terhadap tingkat keaktifan mahasiswa dalam proses perkuliahan.

Tabel VIII

Daftar Distribusi Frekwensi tanggapan Mahasiswa tentang Pengaruh Organisasi Internal Kampus terhadap keaktifan mahasiswa dalam

proses perkuliahan di Fakultas Agama Islam

No. Uraian Jawaban Frekwensi Persentase (%)

1. Sangat Berpengaruh -

-2. Berpengaruh 14 43,75

3. Kurang Berpengaruh 8 25%

4. Tidak Berengaruh 10 31,25

Jumlah (N) 32 100%

Dari tabel diatas terdapat 14 dari 32 Responden atau 43,75%

mengatakan bahwa organisasi internal kampus memang mempengaruhi tingkat keaktifan mahasiswa, 8 dari 32 atau 25% responden mengatakan kurang berpengaruh tentang ada tidaknya pengaruh organisasi internal kampus, sedangkan 10 dari 32 responden atau 31,25% mengatakan bahwa Organisasi internal kampus mempengaruhi tingkat keaktifan

mahasiswa dalam proses perkuliahan. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa Organisasi Internal Kampus mempengaruhi tingkat keaktifan mahasiswa dalam proses perkuliahan.

Hal senada juga dikatakan oleh salah satu mahasiswa yang peneliti wawancarai yakni mahasiswa jurusan Pendidkan Agama Islam, bernama Amal Fitra (wawancara,19 juni 2013) mengatakan bahwa Organisasi Internal Kampus sangat mempengaruhi tingkat Keaktifan mahasiswa dalam proses perkuliahan dan bisa dibilang Organisasi Internal Kampus banyak membantu mahasiswa untuk belajar, mengali Ilmu, berdiskusi, membentuk kemandirian serta memberikan banyak informasi tentang bagaimana berorganisasi. Dengan kata lain menurutnya Organisasi Internal Kampus membuat mahasiswa lebih aktif lagi dalam proses perkuliahan. Keaktifan Mahasiswa yang saya maksud disini adalah, kondisi dimana terdapat partisipasi Mahasiswa di dalam kelas ketika dosen menjelaskan, atau, ada respon dari Mahasiswa terhadap penjelasan dosen tersebut. Misalnya, mahasiswa mengajukan pertanyaan, sanggahan, ataupun share pengalaman ketika dosen selesai menjelaskan materinya. Mahasiswa tidak hanya diam dan mencatat apa yang dijelaskan dosen. Menjadi seorang mahasiswa bukanlah hal mudah, namun bisa dipermudah jika kita mau untuk menjalaninya dengan baik.

Caranya, kita harus menjalankan kewajiban kita sebagai mahasiswa dengan semestinya. Menjadi mahasiswa jangan hanya sebatas

mahasiswa biasa. Kita harus mengikuti arus pergaulan kampus, tentunya pergaulan yang memberikan dampak positif bagi perkuliahan kita. Dan ditambahkan pula bahwa mahasiswa yang aktif di organisasi juga mampu untuk aktif mengikuti proses perkuliah seperti mahasiswa yang lainnya.

Dengan melihat beberapa hasil penelitian diatas dapat dikatakan bahwa Organisasi Intenal Kampus banyak memberikan motivasi dan ruang untuk aspirasi mahasiswa. Terkadang juga ada mahasiswa karena aktif di organisasi mereka begitu aktif mengikuti proses perkuliah akan tetapi ada juga yang sebaliknya dengan berbagai alasan. Dan dengan adanya kegiatan-kegiatan internal yang dilakukan oleh Organisasi Internal Kampus maka banyak mahasiswa yang tertarik dengan kegiatan tersebut.

Walaupun mahasiswa tersebut tidak aktif secara langsung dalam Organisasi tersebut tetapi menurut mereka dengan adanya kegiatan tersebut sangat membantu untuk pengembangan pengetahuan mereka.

Dengan adanya Organisasi Internal Kampus dengan berbagai kegiatan maka mahasiswa juga begitu aktif mengikuti proses perkuliahan, maka hal ini dapat dilihat dari hasil tabulasi angket yang telah isi.

Tabel IX

Daftar Distribusi Frekwensi tanggapan Mahasiswa tentang keaktifan mahasiswa dalam proses perkuliahan dipengaruhi oleh

kegiatan-kegiatan Organisasi Internal Kampus

No. Uraian Jawaban Frekwensi Persentase (%)

1. Sangat Dipengaruhi -

-2. Dipengaruhi 14 43,75%

3. Kurang Dipengaruhi 6 18,75

4. Tidak Dipengaruhi 12 37,5

Jumlah (N) 32 100%

Tabel menunjukkan bahwa 14 dari 32 responden atau 43,75%

mengatakan bahwa keberadaan Organisasi Internal Kampus dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan maka mempengaruhi keaktifan sebagian mahasiswa dalam proses perkuliahan, 6 dari 32 Responden atau mengatakan 18,75% mengatakan kurang dipengaruhi, sedangkan 12 dari 32 responden atau 37,5% mengatakan tidak mempengaruhi keaktifan mahasiswa dalam proses perkuliahan. Ini menandakan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Organisasi Internal Kampus mempengaruhi keaktifan mahasiswa dalam proses perkuliahan dengan persentase mencapai 43,75%.

Oleh sebab itu tergantung mahasiswa sendiri mau memilih dan menyikapinya tapi biasanya disesuaikan dengan latar belakang, minat dan bakat masing-masing. Di samping itu masing-masing organisasi tersebut mempunyai kegiatan yang berbeda-beda dan dasar organisasi

yang berlainan pula. Walaupun pada kenyataannya memang tidak semua mahasiswa mau menjadi aktivis dan mempunyai kepedulian terhadap perkembangan yang terjadi di dalam maupun luar kampus, tapi gerakan aktivis yang peduli sudah mampu mewarnai dinamika kehidupan mahasiswa di kampus. Cukup banyak kontribusi mahasiswa, melalui organisasi kemahasiswaannya, dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai disiplin ilmunya masing-masing atau menjadi motivator, mediator dan akselerator dalam menyikapi perubahan dan perkembangan yang terjadi di tengah masyarakat. Baik itu menyangkut masalah sosial, ekonomi maupun politik.

Di samping itu tidak sedikit mahasiswa aktivis organisasi yang relatif lebih kritis, analitis dari pada mahasiswa fasif. Hal ini bisa jadi dipengaruhi tingginya intensitas kegiatan yang mengarah kepada pengembangan intelektual dan kretivitas yang mereka geluti di luar kurikuler atau waktu kuliah formal. Karena itu mereka menjadi lebih terlatih dalam berbicara, menulis, dan meluangkan waktunya untuk belajar. Jadi bagi mereka, organisasi adalah kampus kedua yang dapat menunjang belajar tersendiri. Sebaliknya bagi mahasiswa yang apatis terhadap kegiatan organisasi kemahasiswaan tentu saja merupakan sosok mahasiswa yang hanya memikirkan aktifitas perkuliahannya saja. Segala sesuatunya selalu diukur dengan pencapaian kredit mata kuliah dan indeks prestasi yang tinggi serta berupaya menyelesaikan kuliah dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya. Namun biasanya sosok mahasiswa seperti ini, justru akan mengalami kelemahan dan masalah dalam hal sosialisasi diri dengan lingkungannya, sesama mahasiswa dan masyarakat. Yang dampak negatifnya bisa saja dirasakan ketika sudah menjadi sarjana dan siap terjun ke masyarakat memasuki dunia kerja.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya dapat penulis simpulkan bahwa bahwa Organisasi Mahasiswa Internal kampus merupakan sebuah wadah aktivitas kemahasiswaan untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu bagi para aktivis yang ada di dalam organisasi sehingga organisasi sangat penting guna memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk lebih berkreativitas sekaligus wahana dan sarana pengembangan diri bagi mahasiswa dalam rangka memperoleh pengetahuan yang lebih ekspansif di luar bangku kuliah.bahwa keberadaan organisasi mahasiswa menjadi penting karena manfaatannya justru akan kembali kepada mahasiswa itu sendiri.

Kenyataan juga membuktikan, betapa banyak penggiat organisasi yang berhasil lulus tepat waktu, dan dengan indeks prestasi yang sangat memuaskan.

Selain itu yang terpenting adalah dalam melakukan kegiatan perkuliahan dan organisasi tersebut mahasiswa harus mampu membagi waktu dan dengan cermat menentukan prioritas dari kegiatan-kegiatan yang akan dijalaninya sehingga kelak lulus menjadi sarjana plus, yaitu sarjana yang tidak hanya pintar dalam keilmuannya tapi juga mampu

bersosialisasi dan berorganisasi dengan baik. Keaktifan Mahasiswa yang saya maksud disini adalah, kondisi dimana terdapat partisipasi Mahasiswa di dalam kelas ketika dosen menjelaskan, atau, ada respon dari Mahasiswa terhadap penjelasan dosen tersebut. Misalnya, mahasiswa mengajukan pertanyaan, sanggahan, ataupun share pengalaman ketika dosen selesai menjelaskan materinya. Mahasiswa tidak hanya diam dan mencatat apa yang dijelaskan dosen.

Dengan kata lain, keberadaan Organisasi Internal Kampus sangat berpengaruh dalam proses perkuliahan Mahasiswa karena kebanyakan mahasiswa yang aktif di Organisasi Internal Kampus juga aktif di dalam proses perkuliahan jika di bandingkan dengan Mahasiswa yang tidak aktif di Organisasi.

B. Saran

Diakhir tulisan ini, penulis menganggap perlu untuk memberikan beberapa saran-saran sebagai berikut ;

1. Kepada Organisasi Internal Kampus, agar supaya kebijakan, dukungan dan partisipasi yang sudah terlaksana kiranya dapat ditingkatkan sehingga kemudian setiap kreatifitas dan kegiatan mahasiswa yang dilaksanakan berjalan dengan lancar.

2. Kepada Bapak/Ibu Dosen agar selalu mengarahkan mahasiswa untuk kreatif dan mendorong mahasiswa lebih aktif, baik waktu

diskusi, presentasi maupun melakukan tugas dan kewajiban mahasiswa serta keaktifannya dalam proses perkuliahan.

3. Kepada mahasiswa yang bergelut dalam Organisasi Internal Kampus, agar kiranya menyeimbangkan perkuliahan dengan kegiatan-kegiatan yang ada di organisasi kemahasiswaan sehingga nantinya menjadi mahasiswa yang berprestasi baik di akademik maupun di organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an Nul Karim

Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. Rineka Cipta.

Jakarta. Ahmadi Abu dan Sholeh Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan. Cetakan I. Rineka Cipta. Jakarta.

Al Hassan Muhammad Yusuf. 1997. Pendidikan Anak Dalam Islam. Cetakan I. Yayasan Al Sofwa. Jakarta.

An Nahlawi Abdurrahman. 1995. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat. Cetakan I. Gema Insani Press. Jakarta.

Arifin Muzayyin. 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bumi Aksara.

Burhanuddin. H. 2010. Psikologi Pendidikan. Cetakan III. Ar-Ruzz Media. Jogjakarta

Badudu. J.S. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. 2001.

Darajat Zakiah. 1982. Pembinaan Remaja. Bulan Bintang. Jakarta

Depag RI. 2005. “Alquran dan Terjemahan”, Syamil Cipta. Media Bandung Emang Muh. Ruddin, Psikologi Agama. 2008.

Hasibuan Melayu S. P. Organisasi dan Motivasi. 1996. Bumi Aksara. Jakarta.

Hamalik Oemar. 2004. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Cetakan VI. Bumi Aksara. Jakarta.

Jaya, Yaya. 1994. Spiritualisasi Dalam Menumbuhkembangkan Kepribadian dan Kesehatan Mental. Ruhaa. Jakarta.

Koswara E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Eresco. Bandung

LN Yusuf Syamsul. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Cetakan IX.

Remaja Rosdakarya. Bandung

Mansur Hasan Hasan Syaikh. 2002. Metode Islam Dalam Mendidik Remaja.

Cetakan I. Mustaqim Jakarta Selatan.

Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi. 1995. Bumi Aksara. Jakarta.

Mahfuzh Jamaluddin. M syaikh. 2003. Psikologi Anak Dan Remaja Muslim.

Cetakan II. Pustaka Al Kautsar. Jakarta Timur.

Nailul Authar, himpunan Hadist-hadist Hukum. 2005. Bina Ilmu. Jakarta.

P. Joko Subagyo. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta, 2004.

Shaiful Bahri Djamarah. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:

Usaha Nasional,1994.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003.

Sugiono, metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. 2009. Afabeta.

Bandung.

Thoha Miftah, Perilaku Organisasi. 2002. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia.Nomor: 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen 2008 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Mentri Buku Teks Pelajaran. cetakan I. Citra Umbara . Bandung Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh-mks). 2008. Pedoman

Penulisan Skripsi. Makassar.

Universitas Muhammadiyah Makassar . 2010. Pola Umum Pembinaan.

Makassar.

Yayat Djadmiko, Perilaku Organisasi. Bandung: PT. Alfabeta, 2004.

Zuhairini. Abdul Ghofir & Slamet As. Yusuf. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional, 1977

.Zakiyah Daradjat. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1992.

---. 1987. Problema Remaja Dan Pemecahannya. Angkasa.

Bandung.